Puasa Ramadlan - LPSI

Download Report

Transcript Puasa Ramadlan - LPSI

PUASA
Disusun oleh:
Tim Pengampu AIK
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
TA. 2012/2013
Pengertian Puasa





Kata ‘puasa’ bentukan dari Bahasa Sangsekerta ‘upawasa’,
berasal dari dua kata yaitu upa yang berarti dekat dan
wasa yang berarti Yang Kuasa.
Sebuah perbuatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Secara bahasa al-shiyâm, al-shaum merupakan bahasa Arab
yang berarti ‘menahan’, ‘al-imsâk’
Jadi secara istilah shiyam adalah upaya menahan diri dari
makan, minum, hubungan seksual suami isteri dan segala
yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan niat karena Allah.
Puasa secara umum dibagi menjadi dua; 1) puasa fardlu
dan 2) puasa tathawwu’ (sunnat).
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Puasa Fardlu (Wajib)
1.
2.
3.
4.
Puasa Ramadlan, (QS. Al-Baqarah/2: 183)
Puasa Qadla, yaitu puasa untuk mengganti puasa Ramadlan
yang ditinggalkan. Seorang anak boleh mengqadlakan puasa
orang tuanya yang sudah meninggal yang belum sempat
berpuasa. (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Puasa Nadzar, yaitu puasa yang dikerjakan karena nadzar
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa Kafarat, yaitu puasa yang diberlakukan sebagai akibat
pelanggaran-pelanggaran tertentu seperti:
a)
b)
c)
Sumpah palsu 3 hari
Melakukan hubunga seks pada siang hari di bulan Ramadlan, sangksinya
berpuasa dua bulan berturut-turut tidak boleh diselingi.
Melakukan dhihar (mengharamkan isteri dan mempersamakan isteri
dengan ibu sendiri) masing-masing 60 hari puasa terus-menerus
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
5.
Puasa Fidyah, yaitu pengganti dari kewajiban
membayar dam karena melanggar peraturan ibadah haji,
yaitu pada 3 hari di kota suci, dan 7 hari (lagi) di negeri
sendiri. (QS. Al-Baqarah/2: 196)
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Puasa Sunnah Tathawwu’
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Puasa tiga hari pada tiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan
Qomariah
Puasa Senin Kamis
Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa bulan Sya’ban, Muharram, dan Bulan-Bulan Hurum
(Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab)
Puasa 6 hari bulan Syawwal
Puasa ‘Asyura’/Tasu’a (9 Muharram)
Puasa Nabi Dawud (sehari berpuasa sehari berbuka)
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Puasa yang Dilarang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Puasa Dahri (puasa sepanjang masa)
Puasa pada Dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul
Adaha)
Puasa Wishol (menyambung puasa tanpa
berbuka)
Puasa Satu atau Dua Hari Mendahului Puasa
Ramadhan (kecuali yang sudah terbiasa puasa
sunnah)
Puasa Pada Hari Tasyri’ (10, 11, 12, 13 Dzulhijah)
Puasa Khusus Hari Jumat
Puasa Istri yang Suaminya di Rumah (bisanya
bepergian selama berbulan-bulan), Kecuali Seizin
Suami
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Tata Cara Puasa Ramadlan
1.
2.
3.
Menentukan Awal dan Akhir Ramadlan, dengan
cara: Pertama, ru’yah (ru’yat al-hilal), yaitu melihat
dengan mata kepala atau menggunakan alat tertentu
terhadap wujudnya hilal (bulan sabit) awal bulan. Kedua,
hisab, yakni menghitung posisi hilal dengan bantuan ilmu
Falak/Hisab/Astronomi. (QS.Yunus/10: 5); (QS.Yasin/36:
39-40).
Niat pada Malam Harinya
Makan Sahur
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
4.
6.
Meninggalkan Segala yang
Membatalkan Puasa, seperti:
 Perkataan kotor, dusta dan omong
kosong
 Pembicaraan yang membuat gaduh
suasana
 Bertengkar atau memaki-maki
teman
 Berkata dan berperilaku dusta
Segera Berbuka Ketika Maghrib
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Rukhsah Tidak Berpuasa Ramadhan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Karena datang bulan (haidl) atau sedang nifas
Karena Sakit (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Karena Safar (Bepergian)
Karena Tua (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Karena Kerja Berat (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Karena Hamil atau Menyusui
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Membatalkan Puasa

Ada dua macam hal-hal yang membatalkan
puasa seseorang, yaitu: pertama, yang
membatalkan puasa dan berakibat untuk
mengganti di hari lain sebanyak yang
ditinggalkan, dalam hal ini dikarenakan makan,
minum, datang bulan (haidl), atau nifas. Dan
yang kedua yang berakibat selain mengganti
juga harus (wajib) membayar kafarat, hal ini
disebabkan karena melakukan seksual pada
siang hari pada bulan Ramadlan itu.
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //
Terimakasih...wassalamu’alaikum...
Kunjungi situs kami http://lpsi.uad.ac.id/
Lembaga Pengembangan dan Studi Islam //
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta //
kunjungi situs kami lpsi.uad.ac.id //