Perub.lingk.2012 (2) - Ilmu Lingkungan UNS

Download Report

Transcript Perub.lingk.2012 (2) - Ilmu Lingkungan UNS

MANUSIA DAN BIOSFER
LINGKUNGAN
IMMANEN
MANUSIA MERASA
BAGIAN DARI
LINGKUNGAN
manusia
LINGKUNGAN
manusia
TRANSENDEN
MANUSIA MERASA
DILUAR
LINGKUNGAN
MANUSIA IMMANEN
SANGAT MENJAGA LINGKUNGAN BERAKIBAT PADA KEMAJUAN (TERUTAMA
TEKNOLOGI) BERJALAN LAMBAT
MANUSIA TRANSENDEN
MENGEKSPLOITASI LINGKUNGAN SEDEMIKIAN RUPA DENGAN MENGERAHKAN
SEGALA KEMAMPUAN (TEKNOLOGI)
Atur Diri Sendiri (Soemarwoto, 2001)
1. Pengertian deplesi (1970 an) berkembang menjadi
penurunan kemampuan lingkungan sebagai rosot (sink)
karbon (1972): sebagai penampung (biomass tumbuhan
dan hewan di hutan) mengalami kemunduran, tidak
mampu menetralkan daya rusak limbah dll
2. Persetujuan internasional: konvensi Wina (protokol
Montreal: mengatur penggunaan zat perusak ozon),
Konvensi Rio (protokol Kyoto: Kerangka konvensi
perub.iklim global, mengatur emisi karbon)
3. Cegah penurunan Keanekaragaman hayati .
NAMUN DEMIKIAN BAIK PADA MANUSIA IMMANEN MAUPUN TRANSENDEN
TIMBUL MASALAH LINGKUNGAN YANG MAKIN MERESAHKAN SEHINGGA PBB
PADA TAHUN 1972 MEMPRAKARSAI KONFERENSI LINGKUNGAN HIDUP
(PERTAMA) DI STOCKHOLM (SWEDIA)
HASIL KONFERENSI TERTUANG DALAM DOKUMEN COCOYOC
ANTARA LAIN MEMUAT:
• PBB MEMBENTUK UNITED NATION ENVIRONMENT PROGRAM (UNEP)
• MARKAS BESAR UNEP DI NAIROBI KENYA DAN KENYA DITETAPKAN
SEBAGAI TAMAN DUNIA
• TGL 5 JUNI (HARI KONFERENSI DIBUKA) DITETAPKAN SEBAGAI HARI
LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA
• ISU MASALAH LINGKUNGAN SAAT ITU: KEPADATAN PENDUDUK,
KEMISKINAN, BUTA HURUF, KELANGKAAN ENERGI DAN
PENCEMARAN
WORLD COMISSION ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT
(WCED 1987)
LAPORAN
OUR COMMON FUTURE
TELAH TERJADI KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG RADIKAL:
• LAJU DESERTIFIKASI SKALA TINGGI
• LAJU DEFORESTASI SKALA TINGGI
• LAJU PENIPISAN OZON SKALA TINGGI
• PENCEMARAN AIR PERMUKAAN DAN TANAH
AKIBAT DARI PEMBANGUNAN TERFOKUS PADA EKONOMI
UNITED NATIONS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND
DEVELOPMENT DI RIO De JANEIRO (BRAZIL)
DIHADIRI 110 KEPALA PEMERINTAHAN MENGHASILKAN 5
DOKUMEN:
(TERMASUK KONFERENSI N G O TERSELENGGARA SECARA
PARALEL)
1. KONVENSI IKLIM (TERUTAMA TENTANG EMISI CO2): JI, CDM, IET
2. KONVENSI BIODIVERSITAS
3. ASAS KEHUTANAN (USAHA PENCEGAHAN DEFORESTASI)
4. DEKLARASI RIO (KESEPAKATAN UNTUK MELAKUKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN)
5. AGENDA 21 (PETUNJUK PRAKTIS TENTANG PROTEKSI
LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN)
DEKLARASI RIO (1992)
REKOMENDASI UNTUK MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (BERWAWASAN LINGKUNGAN ) BAGI SEMUA
NEGARA (TERUTAMA PESERTA KTT BUMI)
PROTOKOL KYOTO (1997)
PENENTUAN TARGET DAN JADUAL PENURUNAN EMISI
KARBON YANG HARUS DILAKUKAN NEG.INDUSTRI
DAN NEG.EKONOMI TRANSISI (Rusia) SEBESAR 5,2%
DARI TINGKAT GRK PADA TH.1990.
HARUS DICAPAI PADA TAHUN 2008-2012
NUSA PENIDA BALI, 2007
PEDOMAN NEGOSIASI YANG MENGHASILKAN
PERJANJIAN MULTI LATERAL:
1). Menstabilkan konsentrasi GRK pada tingkat ttt
2).Tingkat ini harus dicapai dalam kerangka tertentu saat
ekosistem mampu beradaptasi dengan perubahan iklim
1) Neg.industri hrs menurunkan emisi GRK hingga
5,2% dari tingkat emisi 1990,
2) Melaporkan kegiatan alih teknologi,
3) Melaporkan bantuan finansial yang diberikan
kepada neg.berkembang
CLEAN DEVELOPMENT
MECHANISM (CDM)
CDM adalah mekanisme
dimaksudkan untuk membantu
negara maju/industri memenuhi
sebagian kewajibannya
menurunkan emisi gas rumah kaca
dan membantu negara berkembang
dalam upaya menuju
pembangunan berkelanjutan.
Sosial
Teknologi
CDM
Pembangunan
Berkelanjutan
Ekonomi
Lingkungan
Kerjasama antar bangsa
CDM
penurunan gas efek rumah
kaca
Joint Implementation
Mekanisme Kerjasama International
Negara-negara memiliki
aktivitas untuk menurunkan emisi
kerjasama dengan negara lain baik berupa
investasi dalam emission reduction project
maupun carbon trading
Perdagangan Karbon
(Carbon Trading)
• Mekanisme berbasis pasar untuk
membantu membatasi peningkatan
CO2 di atmosfer.
• Negara-negara emisi memberikan
kompensasi dana untuk
pembangunan bagi negara-negara
yang telah mempertahankan karbon
mereka (sequestration).
Perdagangan karbon
• adalah mekanisme berbasis pasar untuk
membantu membatasi peningkatan CO2 di
atmosfer.
• Pasar perdagangan karbon sedang
mengalami perkembangan yang membuat
pembeli dan penjual kredit karbon sejajar
dalam peraturan perdagangan yang sudah
distandardisasi.
Pembeli
• Pemilik industri yang menghasilkan CO2 ke
atmosfer memiliki ketertarikan atau
diwajibkan oleh hukum untuk
menyeimbangkan emisi yang mereka
keluarkan melalui mekanisme sekuestrasi
karbon.
• Fasilitas pembangkit tenaga bisa termasuk ke
dalam industri ini
Penjual
• Pemilik yang mengelola hutan atau lahan
pertanian bisa menjual kredit karbon
berdasarkan akumulasi karbon yang
terkandung dalam pepohonan di hutan
mereka.
• Atau bisa juga pengelola industri yang
mengurangi emisi karbon mereka menjual
emisi mereka yang telah dikurangi kepada
emitor lain.
Jenis perdagangan karbon
Ada dua jenis perdagangan karbon.
• Pertama adalah perdagangan emisi (emission
trading).
• Yang kedua adalah perdagangan kredit
berbasis proyek (trading in project based
credit).
• Seringkali dua kategori tersebut disatukan
menjadi sistem perdagangan hibrida.
Carbon Sinks
Sink (penyerapan) mengacu pada penggunaan:
• pohon,
• tanah, dan
• laut
untuk menyerap karbon dari atmosfer.
Kajian ilmiah tentang sink masih belum tuntas dan pasti,
tetapi ada semacam konsensus bahwa penampung
karbon (carbon storage) sementara seperti pepohonan
memiliki daur usia tertentu yang jika habis akan melepas
seluruh karbonnya ke atmosfer.
Peran Hutan dalam Perdagangan Karbon
Hutan sebagai “paru-paru dunia” karena masuk
dalam hutan tropis, dimana dalam proses fotosintesis hutan
menghasilkan O2 dan menyerap CO2,
Hutan yang seperti apa yang layak untuk dilakukan
kompensasi. (Peraturan Menteri Kehutanan No. P 14 Th 04)
1. Luas hutan minimal 0,25 Ha
2. Persentase penutupan tajuk 30 %
3. Tinggi pohon minimal 5 meter
AKTIVITAS PERDAGANGAN KARBON DI INDONESIA
Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkhifli menegaskan
luas kawasan hutan Indonesia saat ini mencapai
sekitar 138 juta hektare.
Aktivitas perdagangan karbon telah dilakukan di
Wana Riset Semboja (kalimantan), kerjasama Gibon
Indonesia dan BOS
(Balikpapan Orang Utan Surfife Foundation),
dimana terdapat areal hutan seluas 100 ha, yang
telah disertifikasi dan di jual ke Jerman dengan
harga USD 5 /ton. Jumlah karbon per hektar adalah
25 ton. Kompensasi yang dihasilkan pertahun
adalah kurang lebih Rp. 125.000.000,-/tahun.
CDM
Carbon Trading
Joint Implementation