Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 1 Pertemuan 6

Download Report

Transcript Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 1 Pertemuan 6

PROGRAM STUDI DIII
REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
Mata kuliah
Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait
KKPMT - 1
6 SKS
Semester 1
Dr.Noor Yulia
Kuliah 5
Uraian dan Tujuan Mata Kuliah
• Pembahasan mata kuliah ini diselenggarakan secara
blok yang mengintegrasikan aspek anatomi , fisiologi
, patofisiologi ,terminologi medis serta klasifikasi
kodefikasi penyakit dan tindakan medis meliputi
sistim Respirasi sebagai dasar untuk mencapai
kompetensi clinical coder .
Tujuan Instruksional
• Mampu memahami hubungan Struktur dan fungsi sistim Respirasi
• Memahami Proses terjadinya gangguan funfsi dan berbagai
penyakit pada sistim Respirasi.
• Memahami istilah dan singkatan medis yang terkait dengan sistim
Respirasi meliputi kondisi klinis , pemeriksaan penunjang ,
diagnosis dan terapi
• Istilah , singkatan dan simbol yang digunakan oleh staf medis
dalam mendiagnosa pasien yang digunakan dalam
pendokumentasian layanan kesehatan meliputi pembentukan dan
penggunaannya
• Jenis dan fungsi klasifikasi & kodefikasi terutama ICD 10 meliputi
struktur, cara penggunaan , dan tatacara pengkodean secara
umum
• Tatacara penentuan kode diagnosis sistim Respirasi berdasarkan
ICD 10.
• Tatacara penentuan kode Tindakan medis sistim Respirasi
berdasarkan ICD 9 CM
Daftar Pustaka
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ganong William F 2003 REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21st Ed.McGraw – Hill Companies ,San
Francisco
Guyton Arthur C 2007 Buku ajar Fisiologi Kedokteran EGC Jakarta
Hazelwood,Anit & Venable,Carol,2006,ICD-9-CM DIAGNOSTIC CODING AND REIMBURSEMENT FOR
PHYSICIN SERVICES AHIMA,Illionis
ICD-10 general & morbidity coding online training packagr,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
ICD-10 mortality coding online training package,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD10%20Death%20Certificate/html/index.html
Marie A,Moisio & Elmer W,Moisio 2002,MEDICAL TERMINOLOGY-a Student centered
approach.Delmar Thomson Learning Canada
Sudarto Pringgoutomo dkk,2002 , BUKU AJAR PATOLOGI 1 ( UMUM) Sagung Seto Jakarta
Syaifuddin 2006 ANATOMI FISIOLOGI untuk mahasiswa keperawatan EGC Jakarta
Genevieve love smith ,Phyllis E Davis 1967 MEDICAL TERMINOLOGY a programmed text 2nd John
Wiley & Sons Inc.New York
MEDICAL TERMINOLOGY an illustrated Guide 4th ed ,Schraffenberger,Lou Ann,2006.BASIC ICD-9-CM
CODING,AHIMA Illionis
The Centers for Medicare and Medicaid services (CMS) and the National center for Health Statistics
(NCHS)2006 .ICD-9-CM OFFICIAL GUIDELINES FOR CODING AND REPORTING
Wedding Mary Ellen,2005,MEDICAL TERMINOLOGY SYSTEMS,A Body systems Approach F.A.Davis
Company .Philadelphia
World Health Organization,2004 ICD-10 2ND ed Vol 1,2,3 Geneva
Substansi Kajian :
•
•
•
•
•
Anatomi
Fisiologi
Patofisiologi
Terminologi Medis
Klasifikasi dan kodefikasi
PATOFISIOLOGI
SISTIM RESPIRASI
Kuliah 6
GANGGUAN PERNAFASAN
• Dibagi menjadi 2 golongan yaitu
– Gangguan irama pernafasan
– Gangguan pernafasan
• Gangguan irama pernafasan :
– Serangan Apneu
– Pernafasan periodik
GANGGUAN POLA PERNAFASAN
•
•
•
•
•
•
Bradipnea : Frekwensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur
Takipnea: Frekwensi pernapasan cepat yang abnormal
Hiperpnea: Pernafasan cepat dan dalam
Apnea: Berhenti bernapas
Hiperventilasi: Sesak nafas yang diakibatkan dari kegagalan vertikel kiri
Hipoventilasi: Pernafasan tampak sulit dan tertahan terutama saat
akspirasi
• Pernapasan kussmaul: Nafas dalam yang abnormal bisa cepat, normal
atau lambat pada umumnya pada asidosis metabolik
• Pernapasan biok: Tidak terlihat pada kerusakan otak bagian bawah dan
depresi pernapasan
• Pernapasan Cheyne – stokes: Periode pernapasan cepat dalam yang
bergantian dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan anak selama
tidur terasa nyenyak, depresi dan kerusakan otak.
APNEU
• Serangan apneu dinyatakan abnormal pada bayi prematur bila berlangsung
lebih dari 20 detik disertai sianosis dan bradikardia
• Etiologi
– Imature pusat pernafasan
– Obstruksi jalan nafas oleh lendir / susu
• Misal ; penyakit hialin membran , pneumonia, perdarahan paru
– Gangguan SSP
• Misal : perdarahan intra kranial , Kern icterus
– Gangguan metabolik
• Misal : hipoglikemia , perubahan keseimbangan asam basa , cairan
dan elektrolit tubuh
– Sikap dan Tindakan
• Lakukan rangsangan mekanis dengan mengubah letak bayi atau memukul telapak kaki
bayi
• Bersihkan saluran nafas
• Beri oksigen intra nasal dan lakukan frog breathing
• Cari etiologi dan therapi sesuai etiologi
PERNAFASAN PERIODIK
• Tampak ventilasi diikuti periode apneu yang
berlangsung kurang dari 10 detik pada bayi
• Keadaan ini tidak disertai sianosis, bradikardi
atau hipotermia
• Pernafasan ini timbul karena maturitas SSP
belum sempurna
• Terapi ;
– Beri Oksigen dengan konsentrasi tertentu dapat
mengurangi periode apneu
– Perbaiki ventilasi paru dan rangsang timbulnya
pernafasan teratur
SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN
• Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari :
– Dyspneu / hiper pneu
– Sianosis
– Expiratory grunting
– retraksi didaerah epigastrium , suprasternal,
intercostalpada saat inspirasi
– Terdapat penurunan air entry dalam paru
• Dapat terjadi oleh bermacam kelainan baik didalam paru
maupun diluar paru
• Kelainan didalam paru misal ;; Pneumothoraks ,
pnumomediastinum , penyakit membran hyalin, pneumonia
aspirasi , sindrom Wilson Mikity
• Tindakan harus sesuai dengan penyebab syndrom tersebut
SESAK NAFAS
• Sesak nafas merupakan terganggunya saluran nafas yang
mengakibat kan seseorang kesulitan untuk bernafas
• Terjadi karena penyempitan saluran nafas
• Gejala :
– Dada terasa sesak
– Nafas berbunyi
• Pemicu terjadinya penyempitan adalah :
– Debu
– Asap
– Bulu binatang
– Kelelahan fisik
– Perubahan cuaca
– Marah yag ditahan / stress
Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan
•
•
•
•
•
•
Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan
karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat
menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan
merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paruparu.
Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding
alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan
sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut
menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi.
Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang
menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini
timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
RIWAYAT GANGGUAN DAN PENYAKIT SISTIM
PERNAFASAN
– Merokok  memperhebat penyakit – penyakit sistim
pernafasan
– Misal : bronkhitis kronik , Emfisema pulmonum , Karsinoma
bronkogenik
– Riwayat pekerjaan -->
– Dispnea : perasaan subyektif ketidaknyamanan yang dirasa
berhubungan dengan nafas pendek
– Batuk :
– Sputum
– Hemoptisis
– Sianosis
GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN
• Gangguan Genetik
– Jarang dijumpai , Fistula Trakeoesofageal pada bayi yang baru lahir ,
Fibrosis kistik
• Infeksi
– Pneumonia , dapat menyerang semua umur ,KU memburuk , PPOK (
Penyakit Paru Obstruktif Kronik ), Tuberkulosis , Infeksi pulmoner anaerob
• Gangguan traumatik / degeneratif
– Bronkitis kronik, Emfisema Obstruktif, Ektasia
• Gangguan Toksik / Metabolik
– Udema paru , Penyakit paru restriktif kronik
• Gangguan Vaskular
– Hipertensi pulmoner
• Gangguan Imunologik
– Asma Bronkhiale
• Gangguan Fungsional
– Tumor : Karsinoma paru – paru
GAGAL NAPAS (RESPIRATORY FAILURE)
• Ketidakmampuan paru mempertahankan pernapasan normal.
• Ini bisa diakibatkan oleh blokade saluran napas atau gagal paru
dalam melaksanakan pertukaran gas di dalam kantung paru.
• Gagal napas bisa disebabkan karena kurang O2(hypovolumic failure)
atau masalah transfer gas-2 (ventilatory failure) .
• Suatu tanda hypoxemia failure adalah hyperventilasi (excess
breathing) yang bisa timbul pada penyakit-2 emphysema, infeksi
fungal, leukaemia, pneumonia, kanker paru, atau Tb.
• Ventilatory failure pada penyakit paru jangka panjang bisa
disebabkan oleh tambahan stress, seperti juga pada gagal jantung,
operasi, anestesia, atau infeksi saluran napas atas.
• Terapi:
mempertahankan kebersihan saluran napas dengan suction,
bronchodilatotor, tracheostoma.
• Terapi untuk mempertahankan/ meningkatkan fungsi saluran
napas.
PENYAKIT SISTIM PERNAFASAN
• Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih
sering dibanding infeksi pada organ lain misal
common cold
• Kanker paru merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker pada pria dewasa
• Insiden penyakit pernafasan kronis terutama
emfisema paru-paru dan bronkitis kronis
merupakan penyebab utama gangguan serta
cacat kronis pada pria
INFEKSI
• Infeksi hidung sering disebabkan oleh virus influenza dengan gejala hidung
tersumbat akibat pembengkakan selaput lendir rongga hidung dengan banyak
keluarnya lendir.
• Bila infeksi meluas kebelakang sampai nasofaring kadang dapat menyumbat
muara saluran eustakhius yang berhubungan dengan rongga telinga tengah
• Bila menyerang laring atau pangkal tenggorok dengan gejala utama sakit
tenggorok terutama pada waktu menelan .batuk dan mengganggu bergetar nya
pita suara sehingga mengubah suara menjadi parau.
• Bila infeksi menyerang bronkus maka dinamakan Bronkitis
• Memberi gejala batuk disertai infeksi
• Infeksi yang menyerang paru-paru sering disebabkan oleh bakteri kokkus dan
TBC
• Radang paru-paru dinamakan pneumonia , alveolus banyak terisi lendir ,
sehingga penderita mengeluh sesak nafas .
• Kurangnya oksigen dapat menimbulkan warna biru pada wajah penderita
NASOPHARINGITIS
• Dapat terjadi ;
– Akut : ACUT NASOFARINGITIS
• Common cold : coryza
• Gejala ; Acute nasal cattarh ( banyak cairan/ lendir
keluar dari hidung ), Nasopharingitis , Rhinitis acut ,
infektive
– Kronik
PENYAKIT PADA HIDUNG
• Dibagi 2 :
1. Penyakit vestibulum nasi
– Vestibulitis / folikulitis ; bisul
– Furunkulosis
– Fissura
– Papiloma squamosa
2. Penyakit cavum nasi
– Rhinitis akut
– Rhinitis alergika
– Concha hipertrofi
– Polip nasal
– Rhinitis atroficans
– Erisipelas
– Rhinitis vasotropika
• Keluhan umum penyakit pada hidung :
– Ada sumbatan dihidung
– Timbul sekret / ingus
– Timbul bersin- bersin
– Gangguan indra penciuman
– Sakit kepala
– Perasaan tidak enak pada muka
• Peradangan pada mukosa hidung biasanya difus tapi tidak
menimbulkan peradangan kulit pada vestibulum nasi
• Infeksi kulit didaerah muka dilarang dipencet – pencet karena
dapat terjadi trombosis sinus cavernosus
RHINITIS ALERGIKA
• Ozena : Season alergic rhinitis
• Muncul akibat reaksi alergi dimana tubuh bereaksi terhadap zat
asing
• Tidak mengancam jiwa namun cukup mengganggu
• Dapat muncul pada segala usia
• Radang pada membran nasal ( bagian dalam hidung) dengan
gejala : bersin, hidung tersumbat, hidung terasa gatal, keluar
cairan dari hidung
• Manifestasi ditempat lain: mata, telinga , tenggorok , sinus wajah .
• Gejala lain terjadi perubahan rasa dan penciuman , bengkak pada
kulit dibawah mata, cekung dan berwarna kebiruan.
• Dapat terjadi : Akut Rhinitis , Kronik Rhinitis
• Pada kasus kronik rhinitis dapat ditandai oleh Atrofi, granuloma
tousa, hipertropik, obstruktif , purulent, ulseratif
RHINITIS ALERGIKA
• Pemeriksaan :
– Skin test,
– Foto sinus
– Kadar Imunoglobulin E dan kadar eosinofil meningkat
• Komplikasi :
– dapat memicu serangan asma, otitis media , sinusitis, polip
hidung, konjungtivitis alergi , dermatitis atopik
– Juga dapat mengakibatkan gangguan tidur , kesulitan
belajar, badan terasa lemah, kulitas hidup terganggu
• Pengobatan :
– Kortikostiroid
- Antihistamin
– Dekongestan
- Nasal atropin
BEDA RINITIS ALERGIKA DENGAN INFLUENZA
RINITIS ALERGIKA
Tanda dan
gejala
Awitan
Lama
serangan
INFLUENZA
Hidung berlendir
Lendir berwarna putih cair
encer , tanpa disertai , berubah menjadi kuning
demam
kental , tubuh agak
demam
Sesaat setelah
1- 3 hari setelah terpapar
terpapar alergen
virus penyebab influenza
Sepanjang tubuh
terpapar dengan
alergen tidak diobati
5-6 hari , tergantung
kondisi tubuh dan
pengobatan yang
diberikan
PILEK / RHINITIS AKUT
• Suatu alergi dan bukan penyakit turunan
• Rhinitis simpleks : common cold
• Ditandai dengan adanya cairan encer atau kental keluar dari
hidung
• Penyebab :
– Reaksi alergi : alergen
– Infeksi : virus atau bakteri
• Ditularkan melalui kontak percikan dari bersin ; droplet infection
• Terapi
– Suatu penyakit self limiting disease ; dapat sembuh sendiri
– Symptomatis ; istirahat , cukup cairan
– Anti histamin : ctm , Dekongestan : Pseudoefedrin ,
fenilpropanolamin
SELESMA/ INFLUENZA
• Penyakit yang disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran
pernafasan atas ( hidung, faring, laring dan bronkus)
• Etiologi ; Virus , Golongan virus influenza dapat menyebabkan
pneumonia khas disertai menggigil , demam dan tanda
konsolidasi.
• Dapat terjadi ; ISPA , Laringitis, Pharingitis, Pleural infeksi ,
Enchephalopathy , gastroenteritis dan myocarditis
• Masa inkubasi 1-3 hari
• Gejala berupa lesu, pilek, perasaan tidak enak ditenggorokan ,
suhu normal atau meningkat , Pilek mula mula bersifat cair
kemudian menjadi kental dan kehijauan, Batuk berdahak sering
timbul , Kadang diikuti infeksi bakteri sekunder yang
menimbulkan penyakit sinusitis, otitis media dan bronkitis.
• Penularan melalui udara pernafasan : bersin, batuk , percikan
ludah, kontak dari tangan yang terkontaminasi hidung
POLIP NASAL
• Polip pada cavitas nasal
– Polip choana
– Polip nasopharingeal
• Polipoid sinus degeneration
• Polip disinus accessories
• Polip disinus ethmoidalis
• Polip disinus maxilaris
• Polip Sinus Sphenoidalis
• Sering terdapat pada pasien Rhinitis alergika
• Tampak tumor bulat bertangkai multipleks dan dapat
digerakkan , bila dibiarkan dapat membesar
• Terapi ; pembedahan tapi cenderung kambuh kembali
Gangguan lain didaerah sinus nasal
• Abses , furunkel dan karbunkel pada hidung
dapat terjadi Cellulitis, nekrosis, ulserasi
• Dapat juga terjadi kista ataupun mukokel pada
sinua nasalis
• Gangguan lain Deviasi septum pada nasal
• Hipertrofi nasal turbinates
RHINITIS ATROFICANS
• Hidung terasa kering , berisi kerak / krusta
berwarna hijau , cavum nasi lapang , tapi
mucosa cavum nasi dan concha menyempit /
atrofi
• Penderita mengeluh hidung tersumbat
walaupun cavum nasi lapang
• Penderita tidak mengeluh sakit
• Hidung tercium bau busuk karena proses
pembentukan crusta dan jaringan mati
SINUSITIS
• Akibat peradangan mukosa sinus paranasalis
• Gejala berupa hidung tersumbat, Ingus berbau , berwarna
kuning hijau , sakit pada daerah sinus yang terserang
• Dapat terjadi abses , empyema, infeksi , inflamasi dan
supurasi
• Berdasarkan peradangan dibagi :
– Sinusitis supurativa ( stadium akut ,
sub akut , kronika )
– Sinusitis alergika
– Sinusitis hiperplastika
• Berdasarkan lokasi :
– Sinusitis maxilaris akut / kronik
– Sinusitis frontal akut / kronik
– Sinusitis ethmoidalis akut / kronik
– Sinusitis Aphenoidalis akut / kronik
– Pan sinusitis akut / kronik
Komplikasi sinusitis
• Tanda – tanda
– Sakit kepala yang umum dan menetap
– Muntah , Kejang , demam
– Odem didahi dan
– odem kelopak mata , Penglihatan kabur / diplopia , sakit
menetap diretroocular
– Tanda – tanda peningkatan tekanan intra kranial
– Perubahan sikap/ tingkah laku / perasaan sensorik
• Komplikasi
– Selulitis orbita , abses periorbita, trombosis sinus
cavernosus, meningitis, abses epidural, abses subdural ,
abses otak , osteomyelitis tulang tengkorak , osteomyelitis
maxila superior , fistula oroantral , mucocele, pyocele
ISPA
• Infeksi saluran pernafasan atas : Upper Respiratory Infections
acuta
• Contoh ;
– Pilek , Influenza
– Rhinitis alergika / vasomotor : Hay fever , Polinosis , alergi
zat pollen , Rhinitis perennial alergik
– Rhinitis kronika
– Nasopharingitis
– Laringopharingitis akuta
– Pharingitis
– Pneumonia
– Bronchopneumonia
PHARINGTIS
• Sore throat
• Etiologi : Streptococcus
• Perjalanan penyakit dapat ;
– Akut
– Kronik : atropik , granular , hipertropik
– Tonsil mengalami pembesaran , hiperemis, cripta
melebar , debritus, diikuti pembesaran kelenjar
getah bening dileher
TONSILITIS
• Etiologi ; Streptoccocus
• Dapat terjadi Tonsilitis Akut -> peritonsilitis -> peritonsiler
infiltrat -> peritonsiler abses
– Kronik
• Interpretasi :
– Normal : T0/T0 , tidak hiperemis, cripta tidak melebar, tidak ada tanda
debritus,tidak ada pembesaran kelenjar
– T0 : tidak ada tonsil sama sekali , terjadi post operasi , tidak tumbuh
– T1 : tidak melewati arcus anterior
– T2 : tidak melewati arcus posterior
– T3 : tidak melewati linea media
– T4 : melewati linea media
• Peritonsiler abses : Suatu abses pada tonsil
LARINGITIS
• Disebabkan oleh infeksi mikroorganisme atau oleh asap rokok.
• Sering menimbulkan suara parau karena pembengkakan dari
pita suara
• Gejala khas : oedematous , supurative
,
ulseratif , di subglotic
• Pada laringitis dapat terjadi
– Akuta
– Kronika
• Manifestasi Chatarhal , hipertrofik, sicca
• Pda kasus laringotracheitis terjadinya dapat berupa ;
– Laringitis kronik dengan tracheitis atau Tracheitis kronik
dengan laryngitis
Vocal cord
• Gangguan vocal cord adalah
– Paralysis vocal cord , dapat terjdi pada
laryngoplegia , paralysisi glotis
– Adanya polip pada vokal cord
– Adanya nodule pada vocal cord ; pada kasus
chorditis , singer`s nodes, teachers nodes
– Penyakit lain abses, cellulitis, granuloma ,
leukokeratosis, leukoplakia
EPIGLOTITIS
• Normal epiglotis tenang , hiperemis.
• Gangguan palatum mole :
– Dysphagia ; gangguan menelan
• Akut : nyeri menelan
• Kronis : rasa mengganjal
– Nasolalia / Rhinolalia : suara sengau , dapat karena :
• Karena parese palatum mole ; infeksi / parese IX /X
• Gangguan hidung ; obstruksi cavum nasi
• Tumor : jinak , ganas ( ca nasofaring )
• Corpus alienum : tampon
• Trauma
• Kongenital ; palatoschisis
TENGGOROKAN
• Gejala umum pada gangguan tenggorokan
– Sakit / dysphagia
– Banyak / tidak ada reak
– Batuk
– Suara parau , sengau , serak-serak
BATUK
• Adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran nafas
• Batuk juga membantu melindungi paru – paru dari aspirasi ( masuknya benda
asing )
• Penyebab batuk :
– Penyakit infeksi : bakteri , virus , misal tuberkulosa, influenza, campak,
batuk rejan
– Bukan infeksi : misal : debu, asma, alergi , makanan yang merangsang
tenggorokan, batuk pada perokok dsb
• Batuk dapat dibedakan menjadi :
– Batuk berdahak ; ada sekret ditenggorokan ,
– Batuk tidak berdahak : batuk kering :tidak ada sekresi , terjadi iritasi
tenggorokan timbul rasa sakit
• Terapi :
– Obat batuk untuk batuk berdahak : Ekspektoran : Gliseril guaikolat,
Bromheksin, OBH
– Obat batuk untuk batuk tidak berdahak : Antitusif : Dekstrometorfan HBr,
Difenhidramin HC
PNEUMONIA
• Etiologi :
– Virus , dapat timbul ; Bronchopneumonia karena virus
• adenoviral , para influenza, streptococcus ,haemofilus
influenza
– bakteri
• Bakteri Klebsiella, pseudomonas, staphyloccocus , strepto
coccus group B , eschericia coli ,bakteri gram negative
aerob (Serratia marcescens) , micoplasma , clamidia
– Mycosis ;
• Aspergillosis , Candidiasis ,cocsidioidomycosis,
histoplasmosis
– Parasit ;
• Ascariasis , shcistosomiasis, toxoplasmosis
– Penyebab lain :
• Ornithosis, Q fever, Rheumatic fever , Spirochaeta
• Penderita bakterial pneumonia biasanya kelihatan benarbenar sakit , demam dan takipnea .
• Sputum purulen , kadang mengandung guratan darah ;
– sputum berkarat (khas infeksi oleh pneumokokkus)
– Sputum seperti bubur kismis ( pneumonia klebsiela)
– Sputum kotor dan bau busuk ( infeksi an aerob)
• Manifestasi klinik pneumonia
• demam tinggi, menggigil, sakit kepala, batuk hebat non
produktif , kadang disertai hemoptisis ,nyeri dada pleurritik
dan dyspnea, kadang didahului oleh nausea, muntah, diare
• Pemeriksaan fisik : ronki basah tersebar , bradikardi relatif
ISPB AKUT
• Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut
• Penyakit :
– Bronchitis akuta
– Bronkhiolitis akuta
BRONKHITIS
• Banyak ditemukan pada anak – anak usia kurang dari 15 tahun
• Dapat terjadi ; Akut atau sub akut dengan ;
– Bronkhospasme , fibrinous , membraneus, purulent ,
septik ataupun tracheitis ( tracheo bronkhitis akuta )
• Etiologi ;
– Mycoplasma pneumoniae , Haemophilus influenza,
Streptococcus, Coxsakie virus, para influenza virus,
respiratory syncitial virus, Rhinovirus, Echo virus,
BRONKITIS AKUT
• Merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut bawah yang
sering dijumpai
• Penyebab utama virus
• Gejala yang menonjol adalah batuk
• Mengenai organ laring , trakea dan bronkus
• Etiologi :
– Rhinovirus , Respiratory sincytial virus(RSV) virus
influenza, virus para influenza, adenovirus , Cox sackie
virus
• Bronkitis akut selalu terdapat pada anak yang menderita
Morbili, Pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia
• Faktor predisposisi
– Alergi , cuaca, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas
kronik
• Gejala klinis
– Dimulai dengan ISPA oleh virus,
– Batuk mula-mula kering , setelah 2-3 hari mulai berdahak
mukoid , Pada anak mulai mengeluh sakit retrosternal ,
kadang sesak nafas ,Wheezing(mengi)
– Timbul ronki basah kasar dan suara nafas kasar
– Batuk biasanya hilang setelah 1 – 2 minggu , Bila setelah 2
minggu batuk menetap kemungkinan terdapat kolaps paru
segmental atau infeksi sekunder paru
• Penata laksanaan :
Banyak minum air buah- buahan
Obat penekan batuk tidak boleh diberikan pada batuk yang
banyak lendir
Bila dalam 2 minggu batuk tidak berkurang  dapat diberikan
antibiotika karena kemungkinan ada infeksi sekunder
• Prognosis umumnya baik
• Pada bronkitis akut yang berulang dan disertai merokok terus
menerus cenderung dapat menjadi bronkitis kronis
BRONKITIS KRONIK dan BATUK BERULANG (BKB)
• Keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan
gejala batuk yang berlangsung sekurang- kurangnya selama 2
minggu berturut – turut dan/ berulang paling sedikit 3 kali
dalam 3 bulan dan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan
non respiratorik lainnya
• Patologi :
– Penebalan dinding bronkus , hipertrofi kelenjar mukosa,
hipertrofi sel goblet, epitel mengalami metaplasi
squamosa dan inflasi kronik.
BRONKITIS KRONIK
• Gangguan klinik berhubungan dengan pembentukan sputum
paling sedikit 3 bulan dalam waktu 2 tahun berturut – turut
• Faktor patogenik yang paling sering : merokok
• Bronkitis kronik mengakibatkan peradangan bronkiolus dan
PPOK (penyakit patu obstruktif kronik) yang membentuk
jaringan parut
• Gambaran klinik :
– Dyspnea progresif , ada penyumbatan saluran nafas yang
tidak spesifik dan dapat dipulihkan oleh bronkodilator
– Batuk bersifat produktif dengan sputum yang kental dan
lengket
– Infeksi paru-paru oleh bakteri yang berulang
– Cor pulmonale
– Berakhir dengan kegagalan pernafasan dan payah jantung
Bronkiektasis
• Secara khas dimanifestasikan oleh sputum
yang banyak dan
• berlangsung kronik dan pneumonia rekuren
BRONKHIOLITIS AKUTA
• Bisa terjadi bronkospasme
• Etiologi dapat virus atau organisme lain
TUBERKULOSA
• Nama lain TBC / KP
• Dapat :
– menyerang paru – paru ( Tuberkulosa paru ),batuk dengan
sputum mukopurulen, hemoptisis, perasaan berat dan ketat
didada, demam pada tengah malam , banyak keringat pada
malam hari,eritema nodosum kadang ditemukan, atau tanda
– tanda fisik infeksi bronko pulmoner , efusi pleura atau
keduanya , penurunan fremitus dan redup pada perkusi.
– Dapat tersebar keseluruh tubuh ( Tuberkulosis Miliar ),
keluhan berat badan menurun, malaise,demam, sakit
kepala, batuk,dispnea, perasaan tidak enak diperut,hati,
limpa dapat membesar, pada funduskopi terlihat tuberkel tuberkel
TUBERKULOSA
• Dapat menyerang organ lain (Tuberkulosa ekstra pulmoner ) misal :
– sistim limfatik : Lomfadenitis tuberkulosa/ skrofulo kelenjar getah
bening leher ,
– tulang, sendi( Tuberkulosis tulang dan sendi ),terjadi penghancuran
tulang belakang dan abses dingin jaringan paravertebra disebut Pott
disease ( Gibus )
– sistim genitourinarius,mengakibatkan epididimitis, disuria , hematuria
tanpa disertai perasaan nyeri dan nyeri tumpul daerah panggul
– perikardium,menimbulkan efusi perikardial akut atau perikarditis
adesiva kronik
– mening , Meningitis tuberkulosa , sakit kepala,mudah
marah,perubahan kepribadian,kelumpuhan saraf kranial, kaku kuduk .
– Usus dan peritoneum ,Tuberkulosis peritoneum , demam, perasaan
nyeri abdomen ,terjadi pembentukan ascites
INFEKSI PULMONER AN AEROB
• Kemungkinan terjadi karena aspirasi setelah
muntah, serangan kejang atay setelah
mendapat anestesi atau sepsis orofaring /
disfungsi oesofagus.
• Manifestasi berupa abses paru
• Dapat diikuti empyema bila abses mengalami
perforasi kerongga pleura
PPOK
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Penyakit paru yang membentuk jaringan parut
• Gambaran klinik :
– Kebanyakan riwayat merokok
– Dispnea progresif
– Penyumbatan saluran pernafasan yang tidak sepenuhnya
dapat dipulihkan oleh bronkodilator
– Batuk produktif, sputum kental dan lengket
– Infeksi paru berulang oleh bakteri
– Kor pulmonale
– Kegagalan pernafasan / payah jantung
• Penyebab utama : Emfisema obstruktif ,Bronkhitis kronik
• Hilangnya elastisitas paru mengakibatkan beban kerja
pernafasan meningkat
• Penderita dengan PPOK yang disebabkan oleh bronkitis kronik
kadang digambarkan sebagai “ blue bloasters” karena sering
dijumpai sianosis dan payah jantung .Umumnya gemuk
• Emfisema obstruktif adalah penyebab utama PPOK, biasanya
kurus dan tidak sianotik dijuluki ‘ pink puffers”
• Ditemukan destrukti progresif dinding alveolus disertai
penggabungan alveolus – alveolus membentuk ruangan yang
lebih besar berukuran bula atau gelembung
• Hilangnya elastisitas paru mengakibatkan beban kerja
pernafasan meningkat
Ektasia
• Pelebaran bronkus abnormal yang menetap
• Dapat terjadi akibat infeksi bronkus rekuren
• Timbul pada penderita mukovisidosis,
agammaglobulinemia atau penderita
sindroma kartagener
• sindroma kartagener suatu gangguan
herediter yang terdiri dari bronkiektasis,
bronkitis kronik, sinusitis dan situs inversus
GANGGUAN IMUNOLOGIK
• Asma bronkhiale
– Merupakan gangguan imunologik utama yang
menyerang paru-paru
– Bersifat reversibel
– Timbul wheezing yang tiba- tiba waktu ekspirasi
– Disebabkan respon imunologik type I ,
diperantarai Ig E
• Sindoma Goodpasteure
– Gangguan imunologik yang melibatkan jaringan
parenkim paru-paru dan ginjal
– Gambaran klinik berupa batuk , hemoptisis,
dyspnea, hematuria dan payah ginjal
ASMA
• Ditandai 3 kelainan utama pada bronkus yaitu : Bronko
konstriksi otot bronkus, inflamasi mukosa dan bertambahnya
sekret yang berada pada jalan nafas
• Serangan asma berupa sesak nafas ekspiratoir yg paroksismal ,
berulang dengan mengi ( whezing) dan batuk yang disebabkan
oleh konstriksi atau spasme otot bronkus , inflamasi mukosa
bronkus dan produksi lendir kental yang berlebihan
• Merupakan penyakit familier , diturunkan secara poligenik dan
multifaktorial
• Reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus ( hiperreaktivitas
bronkus) karena adanya hambatan sebagian sistim adrenergik ,
kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus sistem
parasimpatik .menyebabkan mudah terjadinya kelebihan tonus
parasimpatik kalau ada rangsangan sehingga terjadi spasme
bronkus
ASMA BRONKHIALE
• Akibat gangguan Imunologik utama yang menyerang paru –
paru
• Ditandai oleh penyumbatan saluran udara reversibel
• Menyerang cabang – cabang halus bronkus yang sudah tidak
memiliki cincin- cincin tulng rawan sehingga terjadi penyempit
an yang mendadak akibatnya penderita sesak nafas.
• Timbul wheezing tiba – tiba pada saat ekspirasi
• Ada tanda nyata meningkatkan pernafasan dengan bantuan
otot - otot leher akibat penderita sesak nafas pernafasan
dibantu oleh otot pernafasan
• Sekitar separuh penderita mendapat serangan pertama pada
masa kanak – kanak dan menghilang pada usia akil baliq
• pria > wanita
• Penyebab ;
– respon imunologik Tipe I diperantarai Ig.E terhadap alergen
yang mengganggu ( faktor ekstrinsik)
• Asma yang baru timbul pada usia dewasa sering disebabkan oleh
faktor intrinsik , lebih sulit diobati karena penyebabnya tidak jelas.
• Terjadi konstriksi bronkus akibat menghirup bahan – bahan yang
merangsang
• Analisis darah :
– Hipoksemia, Alkalosis respiratorik,dengan PaCO2 rendah ,
dehidrasi, Hipoksemia lebih hebat
• Saluran nafas menjadi kejang dan menyempit
• Penyempitan saluran nafas terjadi antara lain :
– Radang saluran nafas
– Sembab atau bengkak selaput lendir saluran nafas
– Penyumbatan saluran nafas oleh dahak atau lendir berlebih
PATOFISIOLOGI ASMA BRONKHIALE
• Ventilasi relatif mendekati normal.
• Kondisi ini ditimbulkan oleh berbagai rangsangan.suatu hiperaktivitas
dari bronkus
• Perubahan jaringan tanpa komplikasi terbatas pada bronkus dan
terdiri dari spasme otot polos , edema paru-paru, infiltrasi sel – sel
radang dan hipersekresi mukus yang kental.
• Mobilisasi sekret pada lumen dihambat oleh penyempitan dari
saluran pernafasan dan pengelupasan sel epitel bersilia. Yang dalam
keadaan normal silia membantu membersihkan mukus.
• Gejala : Serangan spontan / tiba – tiba yang timbul pada waktu
istirahat / waktu sedang tidur
Penanggulangan :
•
•
•
•
Beri penjelasan mengenal gejala awal
Atur kegiatan aktifitas fisik , Latihan pernafasan , perbaiki keadaan kejiwaan
Kenali faktor pencetus dan hindari
Beri obat untuk mengatasi / mencegah penyempitan saluran nafas
Diagnosa banding Asma
• Ketegangan psikis bernafas berlebihan
• Anak dengan adenoid membesar, leher pendek atau epiglotis
terkulai kadang bernafas dengan suara keras
• Disfungsi otot laring yang menyempitkan saluran pernafasan
• Adanya benda asing / tumor disaluran pernafasan bronkus/
laring dapat mengakibatkan mengi difus seperti asma
• Vaskulitis ( radang vaskular difus)
• Tumor karsinoid yang mengeluarkan sekret jika tumor
metastasis ke hati
• Gangguan obstruksif saluran pernafasan lain
– Bronkhitis : obstruksi berat saluran nafas ,
– Pertumbuhan jamur aspergilus fumigatus pada lumen
bronkiolus
PENGOBATAN ASMA
• Jika Ig E mempengaruhi : Kurangi kontak alergen dan pemberian Imunoterapi
• Hindari faktor iritan : asap tembakau, cat, kosmetika, parfum, pembersih
aerosol dll
• Pengobatan segera pada infeksi bakteri dengan antibiotika
• Hindari udara dingin, pakai syal, kasa penutup hidung dan mulut untuk
menghangatkan
• Suntikan Subkutan Epinefrin untuk serangan asma akut.
• Aerosol Beta adrenergik yang dihisap/ inhaler ( metaproterenol, Albuterol,
terbutalin ) dapat diberikan pada serangan akut
• Kortikosteroid adrenal sistemik
• Pengobatan jangka panjang saat ini dengan mempertahankan kadar teofilin
didalam darah agar tetap memadai merupakan suatu penatalaksanaan
farmakologik yang bermanfaat, Efek teofilin adalah menghambat enzim – enzim
intraseluler untuk kerja siklus AMP sehingga terjadi peningkatan relaksasi yang
nyata pada otot polos bronkus dan mengurangi pembebasan mediator
peradangan oleh alergen , efek yang lain dari teofilin adalah meningkatkan
kontraksi diafragma .
Status asmatikus
• Merupakan suatu kondisi serangan Asma berat yang
mengancam jiwa
• Terapi hiperventilasi dengan pemberian oksigen yang sudah
dilembabkan
• Beri epinefrin , Bila tidak ada perbaikan dalam 1 jam atau
kurang harus diambil langkah tindakan lain
• Aminofilin Intra vena
• Berikan infus cairan
• Antibiotika,
• Hidrokortison / metylprednisolon infus intravena
• Fisioterapi : perkusi manual dada secara berulang dan
drainage postural
KOMPLIKASI ASMA
•
•
•
•
•
•
•
Pneumotoraks
Pneumomediastinum
Aspirasi
Keracunan obat
Idiosinkrasi
Gagal jantung
Gagal irama jantung
ASPERGILOSIS BRONKOPULMONEL ALERGIK
• Etiologi : Aspergilosus fumigatus
• Jamur tumbuh didalam lumen bronkiolus
• Jamur tidak / sedikit mengadakan invasi ke jaringan namun dapat
menimbulkan reaksi radang disertai demam hebat yang bersifat
imunologis .
• Pada Radiogram Thoraks ditemukan infiltrat di paru
• Ditemukan banyak eosinofil di jaringan dan darah perifer , kadar Total
IgE serum sangat tinggi , Antibodi pengendap IgG yang spesifik lebih
dari 70%
• Gejala : penderita merasa lelah , berat badan menurun, asma berat,
mengeluarkan mukus bronkus yang dapat menunjukkan adanya jamur
( titik-titik pertumbuhan yang gelap ) reaksi kulit melepuh dan merah
• Terapi : Kortikosteroid adrenal dalam dosis yang cukup dapat
menekan penyakit dan mencegah teradinya bronkiektasis yang
ireversibel
ODEM PARU
• Odem paru – paru dapat terjadi akibat peningkatan tekanan
hidrostatik kapiler ( payah jantung ) , peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan epitel ( Adult Respiratory
Disstress Syndrome : ARDS)
• Kebocoran cairan kedalam ruang interstitial alveolus
mengakibatkan pembatasan volume dan mekanik paru –
paru.
• Gambaran klinik ARDS adalah :
– Kegagalan pernafasan akut pada orang yang sebelumnya
mempunyai paru-paru normal setelah shock( trauma,
sepsis, influenza atau perdarahan, Embolisme lemak,
Pankreatitis akuta, Menghirup asap/ panas,
– Lesi infiltrat difus , gambaran putih pada paru
Penyakit paru paru restriktif kronik
• Dapat disebabkan oleh infiltrasi jaringan interstitial
oleh sel sel radang , neoplastik atau fibrokistik
• Manifestasi utama : dispnea, batuk non produktif ,
takipnea, penurunan pengembangan dada dan
adanya ronki basah pada waktu inspirasi
• Dapat terjadi pneumothoraks dan korpulmonale
GANGGUAN LAIN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pneumnia lobaris
Bronkhitis
Laringitis
Emfisema
Sinusitis
Selesma
Kanker paru
Pneumotorak
Sianosis
Polisitemia
Oskoartropati
PNEUMONIA LOBARIS
• Daerah yang terkena tampak terbendung dan
difusi tak berjalan .
• Kecepatan pernafasan bertambah dalam
usaha jaringan paru – paru untuk mengisi
kekurangan dari kegagalan pada bagian yang
terkena kongesti.
BRONKHITIS
• Pembengkakan lapisan membran menghalangi udara masuk
kedalam paru-paru
• Pada bronkitis kronis bila udara tertahan dijaringan paruparu dapat menimbulkan emfisema
• Merupakan obstruksi berat saluran pernafasan yang mampu
menimbulkan gagal nafas
• Radang lokal yang berat menimbulkan obstruksi pada bagian
distal saluran nafas kecil
• Mekanisme humoral juga dapat mempengaruhi proses ini.
• Etiologi :
– sering timbul akibat infeksi pernafasan dengan virus
syncytial
BRONKHITIS KRONIK
• Merupakan keadaan peradangan dan dan
hipersekresi bronkus yang lama dan sering berjalan
progresif lambat
• Manifestasi :
– Batuk berdahak yang berlangsung lama ,
– berbulan – bulan sampai bertahun – tahun
– Kadang serangan obstruksi pernafasan setelah
penyakit berjalan lama ( bentuk asma idiopatik)
EMFISEMA PULMONALIS
• Terjadi perubahan anatomis nyata yang ireversibel, disertai kehilangan
dinding alveoli yang normal menekan keluar bronkus dikelilingi .
• Alveoli menjadi kaku , mengembang dan terus menerus terisi udara
walau setelah ekspirasi sehingga pertukaran udara akan terganggu
• Alveoli – alveoli sering bersatu menjadi satu alveoli yang lebih besar
• Saluran pernafasan cenderung menutup pada waktu ekspirasi jika
tekanan diluar dinding melebihi tekanan didalam dinding
• Faktor – faktor yang mempermudah terjadinya emfisema adalah : polusi
udara , asap rokok
• Gejala :
– suatu periode dispnea , dan whezing / mengi setiap saat penderita
berusaha untuk bernafas ( biasanya waktu kerja keras )
• Prognosis :
– kurang baik karena terjadi ketidak mampuan bernafas normal yang
semakin lama semakin bertambah
HEMATOTHORAKS
• Suatu penyakit akibat cedera pada dada
• Dapat menyebabkan kematian mendadak atau cacat
• Gejala :
– respiratory distress syndrome yaitu bunyi nafas hilang dan dullness
pada perkusi
• Pemeriksaan :
– Rontgen dan Torakokinesis dapat ditemukan darah didalam rongga
pleura
• Pemeriksaan penunjang diagnosa :
– Radiologi ,
– Auskultasi dan
– perkusi paru
• Cedera hebat menyebabkan kontusio pulmoner dapat menyebabkan
gagal nafas dan menimbulkan kematian
• Kontusio pulmoner ditandai dengan perdarahan intra alveolar, edema
intertisial paru, penurunan compliance paru dan luas membran difusi
berkurang
HEMATOTHORAKS
• Patofisiologi :
– Biasanya disebabkan oleh trauma tumpul rongga dada dan organ – organ
didalamnya
– Cedera menyebabkan fraktur tulang rusuk , yang dapat melukai jaringan
paru
– Pasien mengalami nyeri yang sangat pada pergerakan dada, ventilasi
terganggu, sekresi trakea bronkus meningkat, pergerakan dada tidak
simetris ( flail chest bila mengenai lebih dari 2 tulang rusuk) sering pada iga
ke 5 – 9
– Perdarahan dapat masuk rongga thoraks, terjadi simple hemotoraks( darah
kurang dari 1500 ml ) atau hemotoraks masif ( lebih ).
• Terapi :
– Beri Oksigen , Atasi syok, Pasien diposisikan semi fowler
– Tanggulangi nyeri dengan beri obat injeksi morphin
– Tingkatkan ekspansi paru dengan latihan nafas dalam
– Bimbing batuk efektif dan aspirasi sekret bila perlu trakeostomi
– Atasi gagal nafas dengan ventilasi mekanik
– Pasang perban elastis untuk fungsi fiksasi
PNEUMOTORAKS
• Adanya udara bebas didalam
rongga pleura ,
dalam keadaan normal rongga
pleura tidak berisi udara, supaya
paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga thoraks
• Faktor predisposisi pada prematur ialah karena pengembangan
paru yang berlebihan akibat resusitasi yang berlebihan ,
pemberi an oksigen dengan tekanan yang berlebihan , terdapat
aspirasi mekonium yang masif , komplikasi perjalanan penyakit
paru berat penyakit membran hyalin dsb ,
• Pada yang lebih besar ( anak atau dewasa) disebabkan karena
trauma dada dengan luka yang menembus pleura sehingga
udara atmosfer masuk kepleura melalui luka tadi
• Secara umum pneumothorax terjadi karena pecahnya selubung atau
lapisan luar paru-paru akibat tekanan di dalam dada atau intratorak
yang sangat tinggi.
• Tekanan rongga pleura akan naik dan paru paru akan colaps
• Alveolus pecah atau robekan dinding mediastinum hingga udara
mengisi rongga pleura/ mediastinum
• Pneumothorax berhubungan dengan berbagai macam kelainan paru
meliputi emfisema, trauma, tuberculosis
• Pneumothoraks dibagi atas:
– Pneumothoraks Terbuka: Jika udara dapat keluar masuk dengan
bebas rongga pleura selama proses respirasi
– Pneumothoraks Tertutup: Jika tidak ada pergerakan udara. disini
tidak terdapat aliran udara antara rongga pleura dengan bronkus atau
dunia luar karena fistel atau saluran sudah tertutup
– Pneumothoraks Valvular/ventil : Jika udara dapat masuk kedalam
paru pada proses inspirasi tetapi tidak dapat keluar paru ketika proses
ekspirasi. Akibat nya terjadi peningkatan tekanan intrapleural->
tension pneumothoraks. : paling bahaya
• Gejala bervariasi , seperti sesak mendadak,
nyeri dada, dan sesak semakin lama kian
memberat terutama jenis ventil, disebabkan
udara kian lama makin banyak sehingga
mendesak organ-organ yang ada di rongga
dada seperti jantung dan pembuluh darah
• pada kelainan berat ditemukan gangguan
pernafasan , sianosis, takipneu , grunting
dan retraksi suprasternal , epigastrium,
Kadang terdapat penonjolan dinding thoraks
( bulging)
• Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit
yang tiba-tiba dan bersifat unilateral serta
diikuti sesak nafas
• Pada lesi yang lebih besar atau pada tension
pneumothoraks, trakea dan mediastinum
dapat terdorong kesisi kontralateral.
Diafragma tertekam ke bawah, gerakan
pernafasan tertinggal pada sisi yang sakit.
Fungsi respirasi menurun, terjadi hipoksemia
arterial dan curah jantung menurun
•
•
•
Diagnostik fisik :
– Inspeksi : dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakan nafas,
tertinggal pada sisi yang sakit
– Palpasi : Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat
normal atau melebar, iktus jantung terdorong
kesisi thoraks yang sehat.Fremitus suara
melemah atau menghilang
– Perkusi : Suara ketok hipersonor sampai tympani
dan tidak bergetar, batas jantung terdorong ke
thoraks
yang sehat, apabila tekanannya tinggi
– Auskultasi : suara nafas melemah sampai
menghilang, nafas dapat amforik apabila ada
fistel yang cukup besar
Diagnosis pasti :
– Pemeriksaan radiologis : Rontgen Thoraka AP & Lateral , CT Scan
Pengobatan
– Awasi pernafasan dan nadi , beri O2 ,Perbaiki hipoksia dan asidosis yang terjadi ,
Sedative luminal dapat diberikan untuk mengurani gelisah
– Antibiotika diberikan sebagai profilaksis , Beri minum dengan frekuensi lebih
sedikit dengan volume rendah
– Bila perlu lakukan tindakan operative
Masuknya udara ke dalam rongga pleura dibedakan atas:
1.
–
Pneumothoraks spontan:
Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak
ditemukan penyakit paru-paru.Pneumotoraks ini diduga disebabkan
oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang
disebut bleb atau bulla. sering menyerang pria berpostur tinggikurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok dan
riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. dapat terjadi
berulang kali -> kronis.
– Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari
penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun,
asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat
menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada
kecelakaan kendaraan bermotor).
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN
SYNDROM GANGGUAN NAFAS IDIOPATIK
• Etiologi belum jelas
• Menyerang bayi prematur dengan ibu menderita gangguan perfusi
darah uterus selama kehamilan , misal ibu Diabetes, toksemia
gravidarum , hipotensi , sectio caesaria, perdarahan ante partum
• Patofisiologis : akibat pembentukan substansi surfaktan paru yang
kurang sempurna pada paru yang dibutuhkan supaya paru tidak
kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsionil pada akhir
ekspirasi .
• Alveolus akan kolaps pada akhir ekspirasi mengakibatkan terjadi
hipoksia , retensi CO2 dan asidosis
• Akibat hipoksia terjadi penurunan oksigen yang diperlukan
jaringan sehingga terjadi metabolisme anabolik metabolik .
• Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris menyebab
kan transudasi kedalam alveoli dan terbentuk fibrin
• Fibrin bersama jaringan epitel yang nekrotik membentuk
suatu lapisan yang disebut membran hyalin
• Gambaran klinis :
– Dyspneu / hiperpneu , sianosis, retraksi , expiratory grunting
,bradikardia, hipotensi, kardiomegali, pitting odem pada daerah
daorsum tangan / kaki , hipotermia, tonus otot menurun
• Pada gambaran rontgen tampak bercak difus berupa infiltrat
retikulogranuler
• Laboratorium asam laktat meningkat ,bilirubin meningkat , p
H darah menurun dan defisit basa meningkat ( terjadi asidosis
respiratorik dan metabolik dalam tubuh
• Histopatologis ; adanya atelektasis dan membran hyalin
didalam alveolus / duktus alveoli , emfisema
• Prognosis tergantung tingkat prematuritas bayi dan beratnya
penyakit
PNEUMONIA ASPIRASI
• Terjadi bila cairan amnion yang mengandung mekonium
terinhalasi oleh bayi .
• Dikenal juga sebagai sindrom aspirasi mekonium
• Klinis tanda syndrom gangguan pernafasan , ronki paru,
emfisema , atelektasis
• Rontgen : gambaran infiltrat kasar dikedua lapangan paru
disertai bagian yang mengalami emfisema
• Kematian dapat terjadi akibat kegagalan pernafasan atau
asidosis berat
• Pengobatan :
– Perawatan umum ; bersihkan jalan nafas,pasang intubasi , keluarkan
cairan lambung untuk mencegah aspirasi , beri oksigen , atur
keseimbangan asam basa
– beri antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
SINDROM WILSON MIKITY
•
•
•
•
Merupakan suatu bentuk insufisiensi paru pada bayi prematur
Penyakit ini berlangsung lama / kronik
Terdapat sianosis yang menetap
Rontgen fotogambaran difuse infiltrat retikulogranular dan
tampak bagian paru yang hiper aerasi / air bronchogram pada
kedua paru
• Klinis ; sianosis, sesak nafas dan retraksi dinding thorakspada
pernafasan , kadang pernafasan periodikm dengan episode
apneu , ronki pada basal paru ,
• Prognosis : dapat mati mendadak karena kegagalan
pernafasan . Perbaikan berangsur – angsur dalam waktu yang
lama (6-12 bulan)
• pe ngobatan tidak ada yang spesifik , pemberian oksigen
teratur , pengawasan keseimbangan asam basa
PULMONARY EDEMA
Mekanismenya sedikit berbeda. Umumnya pada kegagalan
jantung kiri (left heart failure).
Edema paru timbul akibat naiknya tekanan atrium kiri dan
menimbulkan tekanan balik ke bantaran kapiler paru, filtrasi
memenuhi spatium alveoli paru.
Perubahan permeabilitet terjadi di sirkulasi paru dan bila yang
severe akan terjadi edema pulmoner, walau tekanan atrial kiri
rendah  ini biasa terjadi pada kondisi sepsis bakteri Gramnegatif septicaemiaparu > permeable terhadap cairan tubuh 
cairan akan meng genangi alveoli paru dan  hypoxia  sesak
napas.
Perubahan permeabilt juga bisa terjadi tanpa cedera langsung.
Contoh: Edema pulmoner terjadi post cedera kepala atau
neurosurgery ( penyebabnya belum jelas)
84
GANGGUAN VASKULAR
• Peredaran darah paru secara sekunder akibat
penyakit jantung ,spasme arteriol progresif
dan kerusakan kapiler mengakibatkan
Hipertensi pulmoner dan hipertrofi ventrikel
kanan ( Cor Pulmonale )
• Hipertensi pulmoner primer
• Embolisme arteria pulmonalis
• Trombosis vena cava inferior
KANKER PARU
• Merupakan penyebab kematian akibat keganasan yang paling
utama pada pria
• Bronkogenik Karsinoma : neoplasma sel skuamosa bronkogenik
• Berasal dari sel-sel epitelium bronkus
• Polutan penyebab kanker yang paling sering adalah asap rokok,
asap/ debu yang berhubungan dengan pekerjaan , misal asbes,
krom, nikel, gas racun, eter , asap batubara
• Adenokarsinoma
• Karsinoma small cel un differentiated
• Karsinoma oat cell ; agresif, tidak berespon terhadap radiasi dan
kemoterapi
• Manifestasi kanker paru tergantung pada tempat asal kanker dan
derajat penyumbatan pada bronkus
• Gejala klinis Ca paru ;
– Batuk sering disertai hemoptisis
– Pneumonia rekuren
– Penurunan berat badan
– Malaise
• Beberapa tumor memberikan efek endokrin terutama
hiperkalsemia , efek ACTH dn sindroma sekresi ADH
• Tumor karsinoid berhubungan dengan sekresi serotonin
• Ditemukan clubbing finger
• Osteoartropati pulmoner hipertrofik
• Neuropati perifer
• Sindrom Horner pada sisi lesi : nyeri pada bahu dan
kelemahan lengan akibat penekanan atau invasi tumor ke
pleksus brakialis , iga , atau tulang belakang
• Banyaknya suplai kelenjar getah bening dan
darah ke paru-paru membuat paru – paru
menjadi tempat invasi metastasik tumor visera
termasuk tumor payudara dan limfoma
• Jika invasi bersifat fokal , manifestasinya
sebagian besar tergantung derajat
penyumbatan bronkus yang diakibatkannya
• Sebaliknya penyebaran limfatik difus
GANGGUAN LAIN-LAIN
• Pembatasan pengembangan paru-paru dapat
juga terjadi sebagai akibat adanya gangguan
toraks dan neuromuskular seperti
kifoskoliosis, ankilosis spondilitis , fibrosis
pleura, kelumpuhan nervus frenikus ,
miastenia gravis dan sindroma Guillan Barre
RESPIRATORY THERAPY (RT)
• IPPB: (Intermittent positif pressure breathing)
Suatu bentuk bantuan pernapasan dengan ventilator yang
memampatkan gas masuk saluran napas sampai dengan
tekanan mencapai batas yang ditentukan.
Pasien mengatubkan bibir (pakai mouthpiece) agar darah
tidak keluar merembes hidung atau mulut saat inspirasi.
Paru agar terisi udara oleh mesin. Exhalasi dengan pasif
dilaksanakan melalui katub (valve), dan diulang-ulang lagi.
Ventilasi bisa diperbaiki dengan cara ini.
Sekresi jadi berkurang dan saluran jadi bersih, dan udara
terlembabkan (humidifired). Teknik disebut juga IPPV
(Intermittent positive pressure ventilation).
• Respirasi terapi technisian certified: CRTT
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
• Biopsi
• Radiologi :
– Rontgen AP
– Rontgen Lateral
• CT Scan
• Laboratorium
– Rutine, bakteriologis, serologis, citologis
• Laringoscop
•
LANJUT KULIAH MENDATANG
• Sistim imunologis
• Quiz
– Sistim Kardiovaskular
– Sistim respirasi