Transcript Slide 4
”SUSUSAYA” MELAMPAUI
PARADIGMA-PARADIGMA
METODOLOGI PENELITIAN
Iwan Triyuwono
Jurusan Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
[email protected]; [email protected]
Pengantar
PARADIGMA (yang sering juga disebut
Perspektif atau Pandangan Dunia)
adalah sudut pandang yang digunakan
oleh seseorang untuk melihat sebuah
simbol
Paradigma juga merupakan kristalisasi
dari beberapa pikiran yang sama atau
mirip dari kelompok masyarakat ilmiah
Contoh: Paradigma Akuntansi Positif
mendefinisikan akuntansi sebagai:
› sebuah aktivitas yang dirancang untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan informasi tentang
entitas ekonomi yang dimaksudkan dapat
berguna dalam membuat keputusankeputusan ekonomi
Contoh: Paradigma Akuntansi Kritis
mendefinisikan Akuntansi sebagai:
› teknik-teknik yang digunakan untuk
mengeruk kesejahteraan [wealth], dalam
rangka mendukung kelompok elit tertentu
dengan mengorbankan Mother Nature dan
orang-orang yang dipekerjakan untuk
melayani kepentingan orang lain
Contoh: Paradigma Akuntansi Syari’ah
mendefinisikan Akuntansi sebagai:
› seni dan ilmu meracik informasi yang
berfungsi sebagai doa dan dzikir dalam
rangka memenuhi kebutuhan ekonomi,
mental, dan spiritual manusia untuk
membangkitkan rasa kesadaran ketuhanan
dan kembali pada Allah dengan jiwa yang
suci dan tenang
Definisi akuntansi sangat bervariasi.
Bahkan variasi ini sebanyak pikiran
manusia yang ada di bumi ini
Ragam Paradigma
Paradigma Positivis
Paradigma Interpretivis
Paradigma Kritis
Paradigma Posmodernis
Paradigma Spiritualis
Paradigma positivis
Realitas sosial (social reality) dipahami
secara obyektif, terpisah dengan
subyek, ditemukan, diindra, seragam,
hukum universal, cocok untuk semua
Hakikat manusia (human nature) pada
dasarnya manusia adalah makhluk
rasional, tunduk pada hukum di luar
dirinya, dan tanpa kehendak bebas
(free will)
Ilmu pengetahuan (science) dibangun
berdasarkan prosedur dan peraturan
yang ketat, deduktif, nomotetis, dan
bebas nilai
Tujuan penelitian (the purpose of
research) adalah menjelaskan (to
explain) dan meramalkan (to predict)
Paradigma interpretivis
Realitas sosial dipahami secara subyektif,
dibangun melalui proses interaksi sosial,
dan diinterpretasikan
Hakikat manusia: manusia adalah
pencipta dan pemberi makna pada
dunianya, pencipta sistem makna, dan
tidak dibatasi oleh hukum yang ada di
luar dirinya
Ilmu pengetahuan adalah akal sehat,
induktif, ideografis, tergantung pada
penafsiran, dan sarat nilai (value-laden)
Tujuan penelitian adalah untuk
menafsirkan (to interpret) dan untuk
memahami (to understand)
Paradigma kritis
Realitas sosial bersifat sangat kompleks,
diciptakan melalui interaksi sosial, selalu
dalam tekanan, penuh dengan
kontradiksi, opresi, dan eksploitasi
Hakikat manusia: makhluk yang dinamis,
pencipta nasibnya sendiri, ditekan,
dieksploitasi, disimpangkan, diasingkan,
dan dikondisikan, serta tertekan dalam
merealisasi potensi dirinya
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang
digunakan untuk membebaskan,
memberdayakan, mengubah, dan sarat
nilai
Tujuan penelitian adalah untuk
membebaskan (to emancipate) dan
mengubah (to transform)
Paradigma posmodernis
Realitas sosial bersifat sangat kompleks,
majemuk, dan saling-bergantung,
dibangun berdasarkan pada interaksi
sosial yang kompleks
Hakikat manusia: manusia memiliki
kecerdasan yang kompleks, kreatif, kritis,
dan berkehendak bebas
Ilmu pengetahuan merupakan refleksi
dari sinergi pengetahuan rasional dan
intuitif
Tujuan penelitian adalah untuk
melakukan dekonstruksi (to deconstruct)
terutama pada sesuatu yang dianggap
tunggal
Paradigma spiritualis
Realitas sosial merupakan refleksi roh
(spirit) dari masing-masing individu
anggota masyarakat
Hakikat manusia: manusia adalah
makhluk spiritual yang mengalami
kehidupan fisik, perwujudan Tuhan,
memiliki tubuh fisik, mental, dan spiritual
Ilmu pengetahuan merupakan
pancaran dari ilmu Tuhan yang bersifat
rasional, rasional-superrasional, dan
superrasional
Tujuan penelitian adalah untuk
membangkitkan kesadaran ketuhanan
(to awaken God consciousness) pada
diri manusia
No Paradigma penelitian
1
Paradigma positivis
2
Paradigma interpretivis
3
Paradigma kritis
4
Paradigma posmodernis
5
Paradigma spiritualis
Tujuan penelitian
Menjelaskan dan
meramalkan
Menafsirkan dan
memahami
Membebaskan dan
mengubah
Mendekonstruksi
Membangkitkan
kesadaran ketuhanan
Lalu, bagaimana dengan
“sususaya?”
Suka-sukaku
Seberkas cahaya terjatuh lepas
Dari bilik langit dan kedip kelopak bintang
Tersungkur rapuh dalam pelukan bumi nan berjarak waktu
Kukira, engkau wahyu
Kau tak lebih dari seberkas nur Ilahi
Terangi sunnah Tuhan dalam kefanaan segores kalam
’antara remang kejahilan
Mengapa engkau takabur?
Bukankan engkau hanya secercah cahaya?
’kau selamanya dalam kubangan peluh bumi
Dan dalam kerontangnya yang membakar
Taatlah pada syari’ah bumi, temukan diri dalam kebumianmu!
Kau tak bisa susa-suka, tunduklah pada kebumianmu!
Dan ingat: ”santunlah pada semua!”
Akulah tajalliMu!
Siapa engkau? Aku, tajalliMu
Aku, dengan ijinMu, ’tlah transendental
Biarkan aku beramal suka-sukaku
Tali rahimMu ’tlah membuatku melintas batas
Biarkan aku bertafakkur suka-sukaku
Getar suci rohMu ’tlah lemparkan aku ke alam tanpa ruang dan waktu
Biarkan aku bersujud suka-sukaku
Rona senyumMu ’tlah hanyutkan aku dalam arus cinta
Biarkan aku bermanja suka-sukaku
Sobeklah hijab kebumianku! dan
Leburkan aku dalam suka-sukaMu yang universal dan abadi
_______________________________________________________
Malang, 4 Desember 2011
Iwan Triyuwono
Diri (Self) Peneliti
Peneliti memiliki tiga macam Diri (Self),
yaitu:
› Diri Lokal,
› Diri Transendental, dan
› Diri Universal
Diri Lokal
› Diri yang dibentuk oleh lingkungan sosial
› Sifatnya lokal, temporer, dan dinamis
› Memerlukan input (ilmu pengetahuan)
› Di dalam diri bisa jadi ada single paradigm
atau multiparadigm (dalam pengertian
terpisah atau menyatu)
Diri Transendental
› Pengalaman dari Diri Lokal mengendap dan
berfusi dengan (se)bagian dari Diri Universal
Diri Universal
› Tidak memerlukan input apapun
› Diri adalah sumber ilmu pengetahuan dan
yang mengetahui
› Terbebas dari ruang dan waktu
Aksi ilmiah
No
Diri
Aksi Ilmiah
Tidak sukasukanya (tidak
susunya)
2 Diri
Suka-suka
Transenden
saya
tal
(sususaya)
Kecerdasan
1 Diri Lokal
Kecerdasan
Intelektual
3 Diri
Universal
Fusi dari
Kecerdasan
intelektual, mental,
spiritual, dan ilahi
Suka-sukaNya Melampaui semua
(susuNya)
bentuk kecerdasan
Semua Diri berada dalam satu kesatuan
yang tidak terpisahkan
Diri Lokal dan Diri Transendental
merupakan perwujudan (tajalli) dari Diri
Universal
Namun,…
Semua karya ilmiah yang dihasilkan oleh
Diri (baik yang Lokal dan yang
Transendental maupun yang Universal)
berjarak dengan realitas yang
sebenarnya
Semua karya ilmiah tidak akan pernah
menunjukkan realitas sebenarnya
Semua karya ilmiah adalah relatif
Lalu,…
… buat apa diperbudak kecerdasan
intelektual]?
Thank God!