eksistensi small claim court dalam sistem hukum acara perdata

Download Report

Transcript eksistensi small claim court dalam sistem hukum acara perdata

Dr. Efa Laela Fakhriah, S.H., M.H
(Anggota Tim Peneliti)
Latar Belakang Pentingnya SCC
Berdasarkan penelitian Bank Dunia, salah satu faktor
penghambat dalam penyelesaian sengketa bisnis di
Indonesia adalah:
 Penyelesaian sengketa pada pengadilan tingkat
pertama yang tidak efisien
 Jangka waktu penyelesaian yang lama
 Biaya perkara yang tinggi
 Serta biaya pengacara yang tinggi
 Beberapa jenis sengketa perdata, terutama sengketa
bisnis memerlukan penyelesaian secara cepat dan
sederhana, namun tetap menghendaki diperoleh
nya keuatan hukum mengikat dari hasil penyele
saian tersebut berupa putusan hakim
 Penyelesaian sengketa melalui pengadilan (litigasi)
dirasakan tidak efisien dan tidak efektif, sehingga
akan mengganggu atau menghambat kegiatan
bisnis
 Penyelesaian sengketa melalui cara Alternative
Dispute Resolution yang didasarkan pada
kesepakatan para pihak, tidak secara otomatis
memberikan daya paksa (kekuatan mengikat)
bagi para pihak, akan tetapi hanya didasarkan
pada itikad baik.
 Tidak memberikan kepastian hukum.
 Dirasakan perlu adanya suatu bentuk prosedur penyelesaian
sengketa (bisnis), seperti yang dikenal di negara-negara lain ,
yang mudah, murah dan cepat tetapi mempunyai kekuatan
mengikat seperti putusan hakim
 Memberikan
kewenangan
pada
pengadilan
untuk
menyelesaikan perkara didasarkan pada besar kecilnya nilai
objek sengketa,
 Sehingga dapat tercapai penyelesaian sengketa secara cepat,
sederhana dan murah, tetapi tetap memberikan kekuatan
hukum,
 Melalui mekanisme small claim court
.
 Small Claims Court telah lama berkembang pada
banyak negara di dunia, baik di negara dengan sistem
hukum common law maupun civil law.
 Small
Claims Court tidak hanya tumbuh dan
berkembang di negara-negara maju seperti misalnya
Amerika, Kanada, Inggris, Jerman, Belanda, tetapi juga
di negara-negara berkembang baik di benua Amerika
Latin, Afrika juga Asia seperti Singapura, dan Malaysia
 Pembentukan suatu forum penyelesaian sengketa
bisnis melalui pengadilan secara efisien, cepat dan
biaya perkara murah, bagi perkara yang nilai
gugatannya kecil khususnya sengketa bisnis, sangat
dibutuhkan oleh dunia bisnis, terutama bagi Indonesia
Pengertian Small Claim Court
Suatu mekanisme pengadilan yang
bersifat informal (di dalam pengadilan
tetapi mekanismenya di luar mekanis me
pengadilan pada umumnya) dengan
pemeriksaan perkara yang cepat untuk
mengambil keputusan atas tuntutan
ganti kerugian atau utang piutang yang
nilai gugatannya kecil.
Ciri-ciri Small Claim Court
 pemeriksaan perkara bersifat informal,
 dilakukan dengan cepat dan efisien,
 nilai tuntutan ganti kerugiannya kecil,
 lebih banyak digunakan untuk perkara perdata
berskala kecil yang dapat diselesaikan dengan
cara sederhana, cepat dan biaya murah
 Hasilnya tetap memberikan kekuatan mengikat
sebagai putusan pengadilan
Tujuan Small Claim Court
 Untuk
dapat menyelesaikan perkara gugatan
dengan waktu yang cepat, biaya murah dan proses
pembuktian yang sederhana; tetapi hasil
penyelesaian sengketanya berupa putusan hakim
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
mengikat bagi para pihak.
 Dengan mekanismenya yang sederhana, dianggap
mampu mengurangi beban perkara di pengadilan,
memangkas proses beracara yang rumit dan
memakan waktu yang lama, serta mempermudah
masyarakat untuk mendapatkan keadilan.
Posisi Small Claims Court
Merupakan jalan tengah antara
mekanisme Alternative Dispute
Resolution (non litigasi) yang
simple dan fleksibel dengan sebuah
lembaga yang memiliki otoritas
sebagai
pengadilan,
sehingga
keputusan yang diambil dapat
mempunyai kekuatan mengikat.
 Small Claims Court dianggap sebagai pengadilan
dengan prosedur yang cepat, yang pada umumnya
dipisahkan tetapi tetap di bawah yurisdiksi pengadilan
tingkat pertama
 Small Claim Court merupakan pelayanan yang
dijalankan oleh Pengadilan Negeri (sengketa perdata),
mengenai gugatan yang diajukan oleh penggugat
terhadap tergugat dengan nilai tuntutan yang kecil
Sengketa Dalam Small Claim Court
Pemeriksaan perkara dlm SCC:
 perkara gugatan perdata dengan nilai gugatannya
relatif kecil,
 gugatannya langsung diajukan oleh masyarakat
pencari keadilan tanpa bantuan pengacara,
 dapat diselesaikan dalam waktu singkat dengan
ditangani oleh hakim tunggal,
 dan tidak memerlukan proses administrasi
perkara serta pembuktian yang kompleks
Jenis Sengketa
Jenis sengketa perdata yang menjadi kompetensi
Small Claim Court antara lain seperti:
 Klaim atas utang piutang (money debts)
berdasarkan perjanjian, misalnya:
- rekening yang belum dibayar atas barang atau
jasa yang dijual
- pinjaman yang belum dibayar
- sewa yang belum dibayar
- upah yang belum dibayar
Jenis Sengketa (2)
 Klaim atas ganti rugi kerusakan, seperti:
- kerusakan property
- pengembalian property
- cedera pribadi
 Gugatan ganti rugi konsumen
 Pelanggaran kontrak/wanprestasi
 dll
Hakim dalam Small Claim Court
 Hakim tunggal
 Seorang hakim yang profesional, memiliki
pengetahuan hukum dan pengalaman. Sehingga
hakim tsb bisa saja hakim pensiun atau pengacara
senior
 Hakim tidak hanya mengadili tapi juga harus aktif
mencari kebenaran dan menemukan hukum
 Tanpa keterlibatan Juri
 Hakim harus mengkonsiliasikan terlebih dahulu
dengan para pihak sebelum memutus
Putusan Hakim Dalam Small Claim Court
 Hakim mendasarkan putusannya pada hasil
pembuktian, serta hukum dan fakta yang terungkap
dipersidangan
 Keputusan hakim adalah final, tidak ada banding
 Kalaupun ada appeal / banding, hanya mengenai
pemeriksaan terhadap kesalahan dalam menerapkan
hukum oleh hakim yang memutus
Small Claims Court
Dalam Hukum Acara Perdata Indonesia
 Hukum Acara Perdata yang berlaku saat ini (HIR/RBg
dan peraturan perundangan lainnya yang mengatur
acara perdata) tidak mengenal kelembagaan small claim
court,
 Untuk memenuhi kebutuhan praktik seiring dengan
perkembangan kebutuhan hukum masyarakat pencari
keadilan (accsess to justice), khususnya penyelesaian
sengketa
bisnis
dengan
mengingat
semakin
menumpuknya perkara yang belum ditangani di
pengadilan, maka keberadaan prosedur pemeriksaan
perkara melalui small claim court didasarkan pada
jumlah nilai gugatan , menjadi penting.
Konsep Small Claims Court
di Indonesia
Posisi Small Claims Court:
 Secara kelembagaan, mekanisme small claim court
berada di Pengadilan Negeri, akan tetapi acara
pemeriksaan perkaranya berbeda dengan pemeriksaan
perkara secara kontradiktoir (acara pemeriksaan
perkara biasa)
 Menggunakan prosedur beracara yang berbeda
dengan proses pemeriksaan perkara perdata biasa,
dalam small calims court menggunakan acara singkat
(sederhana).
Jenis Perkara
Perkara perdata yang nilai ekonomi gugatannya relatif
kecil dan tidak memerlukan proses administrasi
perkara serta pembuktian yang kompleks serta dapat
diselesaikan dengan hukum acara singkat/sederhana,
seperti a.l.:
 sengketa konsumen
 utang piutang
 jual beli barang
 klaim kerusakan barang
 klaim jasa pelayanan
 sengketa UMKM
Nilai Gugatan Small Claims Court
 Nilai gugatannya kecil/sedikit
 Tolok ukur nilai gugatan yang kecil tidak dapat
disamakan untuk setiap wilayah hukum di Indonesia,
tergantung keadaan sosial ekonomi masyarakat
 Perkiraan nilai gugatan yang dapat diajukan melalui
Small Claims Court diberikan kebebasan pada masingmasing pengadilan untuk menentukan besaran nilai
gugatan yang dapat diajukan melalui Small Claims
Court.
Bentuk Pengaturan
 Idealnya diatur dalam bentuk undang-undang
yang secara khusus mengatur tentang acara
perdata, dalam hal ini UU Hukum Acara Perdata
(masih dalam bentuk RUU)
 Diusulkan pengaturan dalam bentuk lain
 Pengaturan dalam bentuk Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) dianggap lebih tepat dengan
berpijak pada Pasal 2 ayat (4) UU Kekuasaan
Kehakiman tentang asas peradilan sederhana,
cepat dan biaya ringan, atau Pasal 130 HIR
Kompetensi Pengadilan
 Berlaku asas actor sequitor forum rei
 Pengadilan yang berwenang mengadili perkara
perdata dengan mekanisme Small Claim Court
adalah Pengadilan Negeri di wilayah hukum
mana Tergugat bertempat tinggal, atau
Pengadilan Negeri tempat di mana perbuatan
hukum dimaksudkan dilakukan
Mekanisme Pembuktian
 Pembuktian dilakukan secara sederhana
 Alat bukti yang digunakan:
- surat
- saksi
- pengakuan
- sumpah, dan
- keterangan saksi ahli
sekian
dan
terimakasih