Periode Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Download Report

Transcript Periode Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Persentasi Kelompok 2

Mata Kuliah Kebudayaan dan Peradaban Timur Tengah dan Islam Pusat Kajian Timur Tengah Islam Universitas Indonesia

Ilmu Pengetahuan & Pendidikan Di Kawasan Timur Tengah

Dipersentasikan Oleh : Han Gitra Massinggih Murniati Sri Lestari (1106123722) (1106044011) (1106044296)

Penemuan Cendekiawan Muslim di bidang sains, pengembangan ilmu sosial, dll Bidang ilmu yang digeluti, lembaga pendidikan, hubungan guru dan murid, manuskrip dan penggandaan buku, dll.

Penemuan Cendekiawan Muslim di bidang sains, pengembangan ilmu sosial, dll

Periode Perkembangan Ilmu Pengetahuan

1. Periode Filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M) 2. Periode Kelahiran Nabi Isa (Abad 0-6 M) 3. Periode Kebangkitan Islam (Abad 6-13 M) 4. Periode Kebangkitan Eropa (Abad14-20) Sumber : History and Philosophy of Science karangan L.W.H. Hull (1950)

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya.

Merekalah Para Ilmuwan-Ilmuwan Muslim

Jabir Ibnu Hayyan – Irak (750-803 M)

Membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.

Dikenal sebagai “Bapak Kimia Modern” Karyanya yang paling masyhur adalah

Kitab Al-Kimya

(The Book of the Composition of Alchemy)

Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi – Persia (780-846 M)

Memperkenalkan pada dunia, sistem perhitungan desimal dan penyusunan daftar logaritma dalam sebuah tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, tangen dan kotangen serta konsep diferensiasi.

Dijuluki sebagai “Bapak Aljabar & Algoritma” Karyanya, al-Jabr wal-Muqabala digunakan sebagai buku matematika rujukan berbagai perguruan tinggi di Eropa.

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi – Iran (864-930 M)

Ilmuwan yang menemukan penyakit “ alergi asma ” , dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar.

Buku tulisannya berjudul

Al-Judari wal Hasbah

(Cacar dan Campak)

Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az Zahrawi – Spanyol (936-1013 M)

Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama Umayyah. Bukunya kedokteran di Eropa.

“ El Zahrawi Al-Hakam II dari kekhalifahan

Al-Tasrif

” . Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah berisi berbagai topik mengenai kedokteran (ilmu bedah), termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang

Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham – Irak (965-1039 M)

Memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti

Boger, Bacon,

dan

Kepler

cahaya dan pembalikan cahaya.

dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.

Dalam kajiannya, beliau juga telah berjaya menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ terciptalah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia

Abu Raihan Al-Biruni – Persia (973-1045 M)

Biruni menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.

Beliau juga membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)

Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina – Bukhara (980-1037 M)

"Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.“

(Ibnu Sina)

Kitabnya yang terkenal adalah

Al Qanun fiTibb

(yang dalam bahasa Inggris disebutThe Canon of Medicine),

An Najad

, dan

Asy Syifa

.

Dan masih banyak Ilmuwan2 Muslim lainnya yang memiliki andil besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sakarang ini !!

Serius amat sih,, Qta Nonton dulu Yuukkzz!!

Bidang ilmu yang digeluti, lembaga pendidikan, hubungan guru dan murid, manuskrip dan penggandaan buku, dll.

Bidang-Bidang Ilmu yang Dikaji

Hampir semua bidang ilmu dikaji dan dikembangkan oleh cendekiawan-cendekiawan Muslim pada masa itu (Periode 600-1300 Masehi), diantaranya : Kedokteran, Matematika, Kimia, Fisika, Ilmu Alam, Falak, Filsafat, Kesastraan, hingga Pengembangan Teknologi.

Lembaga-Lembaga Pendidikan

Suffah Kuttab Halaqah Majlis Masjid Khan Ribath Rumah Ulama Toko Buku & Perpustakaan Rumah Sakit Baadiah

Kurikulum

Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al- Qur`an, agama, membaca, menulis, dan syair.

Di istana-istana biasanya ditegaskan pentingnya pengajaran khittabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, ilmu-ilmu pokok seperti al Qur`an, syair dan fiqh.

Metode Pengajaran

Metode pengajaran yang dipakai pada masa dinasti Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Metode Lisan 2. Metode Hafalan 3. Metode Tulisan

Hubungan Guru & Murid

Sikap Guru terhadap Murid :

1. Keikhlasan 2. Kekeluargaan 3. Kesederajatan 4. Uswah Hasanah

Sikap Murid terhadap Guru :

1. Ketaatan 2. Kasih Sayang 3. Komunikasi Keduanya (satu arah dan banyak arah)

Manuskrip

Lanjutan Manuskrip:

Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Baqarah : 134)

This is a Conclusions !!

Dari pembahasan paper ini penulis menyimpulkan bahwa Pendidikan Islam sudah mulai terbentuk sejak masa daulah umayyah hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (786 809 M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M).

Pendidikan pada masa ini memiliki tujuan keagamaan dan ahlak, tujuan kemasyarakatan, dan cinta ilmu pengetahuan. Kejayaan pada masa ini ditandai dengan berkembangnya berbagai lembaga pendidikan, baik formal yaitu berupa madrasah (sekolah) dan nonformal yang berupa kutab, pendidikan di istana, toko-toko buku, rumah-rumah ulama, majelis kesusasteraan, badiah, rumah sakit, perpustakan, dan ribath. Selain itu juga berkembang ilmu pengetahuan sebagai mercusuar bagi pendidikan Islam di masa yang akan datang.