Talk Show Lokakarya Exit Strategy & Pembelajaran Waspola

Download Report

Transcript Talk Show Lokakarya Exit Strategy & Pembelajaran Waspola

Lokakarya Exit Strategy
dan Pembelajaran Waspola Facility
Mercure Convention Center, 8 Desember 2014
DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
Outline
1. Tantangan Pengembangan SPAM
2. Skenario Pencapaian Target 2019
3. Kebijakan Pengembangan SPAM
4. Skenario Pendanaan Air Minum Periode 2015-2019
5. Isu/Permasalahan Pencapaian 100% Akses Air Minum
6. Resiko Internal dan Eksternal PDAM
7. RPAM Operator
8. RPAM Indonesia
9. PelaksanaanRPAM Operator
10.RPAM Kedepan
2
Tantangan Pengembangan SPAM
Tantangan
Indonesia berkomitmen untuk mencapai target
MDGs “Mengurangi separuh jumlah penduduk
yang belum mendapatkan pelayanan air minum
yang aman dan sanitasi dasar pada tahun 2015.”
Goal 6 SDGs “Menjamin tersedianya dan pengelolaan air
minum dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.”,
melalui diantaranya:
1. Penyediaan air minum yang aman dan terjangkau untuk
semua pada tahun 2030;
2. Peningkatan kualitas air melalui pengendalian
pencemaran air, B3, serta menurunkan separuh dari air
limbah yang tidak diolah dan mendorong penerapan daur
ulang air buangan pada tahun 2030.
RPJMN 2015-2019 menargetkan pelayanan
air minum 100% pada tahun 2019.
Pemenuhan Jaminan Keamanan Air Minum
 PP 16/2005 (pasal 1):
kewajiban pemenuhan air minum yang
memenuhi syarat
 UU SDA 7/2004: pengembangan SPAM harus
terpadu dengan pengembangan sanitasi
3
Skenario Pencapaian Target Tahun 2019
Akses 100% tahun 2019. Percepatan 5 tahun dari Rencana 2025
Target Perpipaan
(Jakstra)
4
Kebijakan Pengembangan SPAM
Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat di
1. perkotaan dan perdesaan melalui jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi
2.
Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan
pengembangan alternatif sumber pembiayaan
3.
Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan
pengembangan SPAM
4.
Pengembangan dan penerapan NSPK di Pusat dan di daerah
5.
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara
berkelanjutan
6.
Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat
7.
Pengembangan inovasi teknologi SPAM
5
Skenario Pendanaan Air Minum
2015-2019
Akses Air Minum Layak 100% di tahun 2019
11%
12%
Sumber Pembiayaan
7%
PDAM + Perbankan
28%
APBN (CK+SDA)
KPS+CSR
34%
8%
APBD
DAK
Masyarakat
Akses aman 100% 2019, meliputi:
- 59,4% SPAM jaringan perpipaan
- 40,6% SPAM bukan jaringan perpipaan
(sesuai Permen PU 13/2013 tentang KSNP-SPAM)
Sumber
Kebutuhan Biaya Persentase
Pembiayaan
(Rp Triliun)
Pembiayaan
PDAM +
Perbankan
32,928
12%
APBN (CK+SDA)
75,412
28%
KPS+CSR
20,649
8%
APBD
93,506
34%
DAK
19,095
7%
Masyarakat
30,5689
11%
TOTAL
272,160
100%
Catatan: APBN Rp 75,4 T, terdiri dari:
- APBN CK: Rp 51,4 T
- APBN SDA: Rp 24,0 T
Investasi Pembangunan Air Minum sangat bergantung pada kesiapan Pemda untuk
mengembangkan dan menjaga keberlanjutan fasilitas
Sumber : Hasil Perhitungan 2013
6
Isu/Permasalahan Pencapaian 100% Akses
Air Minum
Permasalahan di Pusat
o Sumber pembiayaan air minum adalah dari Belanja Barang-Jasa & Modal dalam
APBN 2010-2014 rata-rata tumbuh 22,2%. Proporsinya rata-rata 22% dari APBN.
Nilainya sekitar Rp.409,5 T tahun 2014 .
o Proporsi dana perimbangan terhadap APBN rata-rata 35,1%. Tahun 2014
=Rp.586 T. Di dalamnya terdapat DAK yang tumbuh 42% per tahun, nilai tahun
2014 = Rp.104 T.
o Rata-rata APBN tumbuh 14,5% per tahun.
o Alokasi Bidang Air Minum (Ditpam), tahun 2014 sebesar Rp.5,5 T atau sekitar
0,33% dari APBN. Dengan estimasi kebutuhan APBN 2019 sebesar Rp.50 T,
maka perkirakan rata-rata alokasinya menjadi 0,6% dari APBN.
7
Isu/Permasalahan Pencapaian 100% Akses
Air Minum
Permasalahan di Daerah
o Alokasi anggaran untuk Bidang Air Minum selama ini relatif kecil (0,04% dari
APBD)
o Keterbatasan APBD untuk belanja langsung (khususnya utk belanja barang/jasa
dan belanja modal). Tahun 2013 nilainya Rp.94T (provinsi) dan Rp.230 T
(kab/kota).
o SDM sering berganti dan bukan pada bidangnya. PDAM kerap dipandang
sebagai Dinas yang mengurus air minum
o Keterbatasan data dan informasi untuk mengidentifikasi sasaran pembangunan.
o Persoalan tenaga teknis rancang bangun
o Banyak PDAM belum sehat dan keberlanjutan-nya pelayanannya relatif masih
banyak yang belum memadai. Kehilangan air dan idle capacity masih cukup
tinggi.
o Persoalan penyediaan air baku yang umumnya bersifat lintas wilayah sehingga
8
kesepakatan antar daerah terkadang sulit ditetapkan.
Resiko Internal & Eksternal PDAM
Resiko Internal PDAM
 Minimnya Sumber Daya Manusia
 Tidak tersedia dan tidak dilaksanakannya Standard Operating Procedures
(SOP)
 Manajemen keuangan PDAM yang kurang baik
Resiko Eksternal PDAM
 Lokasi sumber air baku
 Tercemarnya sumber air baku
 Tidak mencukupinya debit air baku, terutama pada saat musim kemarau
 Tidak handalnya suplai energi listrik
9
RPAM Operator
Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) – Operator
adalah upaya pencegahan , perlindungan serta pengendalian layanan air minum dari sumber air
minum hingga ke Sambungan Rumah, melalui pendekatan kerangka manajemen resiko , untuk
menjamin tercapainya 4 K (Kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan)
Kualitas
Kuantitas
Kontinuitas
Keterjangkauan
Sesuai dengan
Permenkes No.
429/Menkes/Per
/IV/2010 tentang
Persyaratan
Kualitas Air
Minum
Memenuhi
Standar
Kebutuhan Pokok
Air Minum, yaitu
sebesar 10 m3
(60 l/org/hari)
Layanan air
minum tersedia
secara kontinyu
selama 24 jam
per hari
sepanjang tahun
Air minum dapat
diakses
masyarakat
pengguna dengan
harga yang layak
(tidak melampaui
4% dari
pendapatan
keluarga).
10
RPAM Indonesia
1 RPAM -Sumber
alternative sumber
(daur ulang air, air
hujan)
Wilayah
Tangkapan Air
Sumber konvesioanl (air
permukaan dan air tanah)
WASPOLA/POKJA AMPL
(DAS Cikapundung (WASPOLA
Facility, POKJA AMPL)
Air baku
2a RPAM-OPERATOR
Pengoperasian
IPA
Operator PDAM
Distribusi
2b RPAM-KOMUNITAS
Pengoperasian IPA
Kem PU (PDAM Bandarmasih,
PDAM Kota Malang, PDAM Kota
Salatiga, PDAM Kota
Payakumbuh, PDAM Kota
Denpasar, PDAM Kota
Palembang, PDAM Kab.
Bandung)
WASPOLA (PDAM Kota Bandung)
Operator Komunitas
Kemkes & WHO (Kab.
Distribusi
Malang dan Kab. Sumba
Barat)
WASPOLA (IKK Bakam)
3 RPAM-Konsumen
PHBS
Air Minum
Rumah tangga
Penyimpanan & pengolahan
air minum
Kementerian Kesehatan
(Kawasan DAS Cikapundung)
11
Pelaksanaan RPAM Operator
Kriteria Lokasi
2012
Pendampingan
PDAM Sehat
(Target 171 PDAM)
Memiliki cakupan
≥ 60% pelayanan
Manual
Penyusunan RPAM
Penyusunan RPAM
PDAM Bandarmasih
2013
Pendampingan
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Malang
Pendampingan
Evaluasi Pelaksanaan
RPAM PDAM Kota Malang
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Surabaya
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Payakumbuh
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Palembang
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Denpasar
Penyusunan RPAM PDAM
Kota Salatiga
Memiliki
komitmen
2014
Modul Pengajaran RPAM
untuk COE
Manual RPAM Komunitas
dengan ujicoba di 7 lokasi
Rancangan Permen PU
tentang RPAM
Template RPAM
12
RPAM Kedepan
Menetapkan RPAM kedalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Mewajibkan seluruh PDAM, khususnya PDAM sehat, untuk menyusun
serta menerapkan RPAM. Dalam pelaksanaannya diperlukan dukungan
Perpamsi dan Pemerintah Daerah.
Memasukkan RPAM kedalam kurikulum Center of Excellent (COE)
Melaksanakan pemantauan yang dan evaluasi secara berkelanjutan oleh
semua pihak.
13
14