Chi Square - Rahmad Wijaya blog

Download Report

Transcript Chi Square - Rahmad Wijaya blog

Chi Square
(
2
X )
Rahmad Wijaya
© Rahmad Wijaya, 2003
1
Uji Goodness of Fit
 Seberapa tepat frekuensi yang teramati
(observed frequencies) cocok dengan
frekuensi yang diharapkan (expected
frequencies).
 Dapat dipergunakan untuk data skala
nominal, ordinal, interval, maupun rasio.
© Rahmad Wijaya, 2003
2
Ciri-ciri distribusi Chi Square
 Selalu positif
 df = k – 1, dimana k adalah jumlah
katagori. Jadi bentuk distribusi chi
square tidak ditentukan banyaknya
sampel, melainkan banyaknya derajat
bebas.
 Bentuk distribusi chi square menjulur
positif. Semakin besar derajat bebas,
© Rahmad Wijaya,
2003
semakin mendekati
distribusi
normal.
3
Pokok Bahasan
1. Uji Goodness of Fit : Frekuensi yang
diharapkan sama
2. Uji Goodness of Fit : Frekuensi yang
diharapkan tidak sama
3. Keterbatasan statistik Chi Square
4. Uji Goodness of Fit untuk menguji
kenormalan suatu distribusi
5. Analisis Tabel Kontingensi
© Rahmad Wijaya, 2003
4
1. Uji Goodness of Fit : Frekuensi yang
diharapkan sama
Contoh :
Manajer Personalia ingin melihat apakah pola absensi terdistribusi secara
merata sepanjang enam hari kerja. Hipotesis nol yang akan diuji adalah
“Absensi terdistribusi secara merata selama enam hari kerja. Taraf nyata
yang digunakan adalah 0,01. Hasil dari sampel ditujukan sebagai berikut :
Hari
Jumlah Absen
Senin
12
Selasa
9
Rabu
11
Kamis
10
Jum’at
9
Sabtu
9
Ujilah hipotesis tersebut !
© Rahmad Wijaya, 2003
5
Langkah-langkah yang dilakukan sbb :
a. Buat formulasi hipotesis :
Ho : tidak ada perbedaan antara frekuensi yang teramati dengan
frekuensi yang diharapkan.
H1 : ada perbedaan antara frekuensi yang teramati dengan frekuensi
yang diharapkan.
b. Tentukan taraf nyata yang akan digunakan dalam pengujian.
Misalnya : 0,05
c. Pilih uji statistik yang sesuai dengan hipotesis. Dalam kasus diatas
dipergunakan rumus :
2
 ( fo  fe ) 
X  

fe


2
dimana :
fo = besarnya frekuensi yang teramati.
fe = besarnya frekuensi yang diharapkan.
© Rahmad Wijaya, 2003
6
d. Buat aturan pengambilan keputusan dengan jalan membandingkan nilai
X2 dengan nilai kritis (X2 tabel). Nilai kritis diperoleh dari tabel X2
dengan df = k-1 dan taraf nyata 0,05. Dari tabel X2(0,05;5) diperoleh
nilai 11,070.
Aturan pengambilan keputusannya : hipotesis nol
diterima bila X2 < 11,070 dan jika X2  11,070, maka hipotesis nol
ditolak dan menerima hipotesis alternatif.
e. Lakukan pengambilan sampel dan hitung nilai chi square. Buat
keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis nol.
Penghitungan Chi Square :
Hari
fo
fe
f o- f e
(fo-fe)2 (fo-fe)2/fe
Senin
12
10
2
4
0,4
Selasa
9
10
-1
1
0,1
Rabu
11
10
1
1
0,1
Kamis
10
10
0
0
0
Jum'at
9
10
-1
1
0,1
Sabtu
9
10
-1
1
0,1
Jumlah 60
0
0,8
Jadi X2 = 0,8. Karena X2 < 11,070, maka hipotesis nol diterima yang
© Rahmad Wijaya, 2003
bearti absensi terdistribusi secara merata.
7
2. Uji Goodness of Fit : Frekuensi yang
diharapkan tidak sama
Contoh : Tabel berikut adalah jumlah mahasiswa yang terdaftar
berdasakan fakultas di Universitas Midwestern.
Fakultas
Jml mhs
Jml mhs
terdaftar
yg mengembalikan kuesioner.
Seni dan sain
4700
90
Administrasi bisnis 2450
45
Pendidikan
3250
60
Teknik
1300
30
Hukum
850
15
Farmasi
1250
15
Univ. College
3400
45
Editor majalah mahasiswa memilih nama-nama secara acak dari masingmasing fakultas dan mengirim kuesioner. Jumlah mahasiswa yang
mengembalikan kuesioner menurut fakultas ditunjukkan pada kolom 2
dalam tabel diatas. Dengan taraf nyata 5 %, tentukan apakah jumlah
mahasiswa yang mengembalikan
kuesioner
menurut fakultas dapat
© Rahmad
Wijaya, 2003
mencerminkan populasi mahasiswa di Universitas Midwestern.
8
Penyelesaian :
1. Formulasi hipotesis.
Ho : jumlah mahasiswa yang mengembalika kuesioner mencerminkan
populasi mahasiswa di universitas Midwestern.
H1 : jumlah mahasiswa yang mengembalika kuesioner tidak
mencerminkan populasi mahasiswa di universitas Midwestern.
2. Taraf nyata 5 %
3. Pilih uji statistik (sama seperti pembahasan diatas)
4. Aturan pengambilan keputusan :
df = k – 1 = 7 - 1 = 6
X2 tabel = 12,592
Ho diterima jika X2 < 12,592
Ho ditolak jika X2  12,592 (menerima H1)
5. Hitung X2
Untuk menghitung X2 perlu dilakukan transformasi data. Data jumlah
mahasiswa terdaftar dihitung
proporsinya
dengan jumlah kuesioner
© Rahmad
Wijaya, 2003
yang kembali. Haslnya seperti pada tabel berikut :
9
Jml Mhs Jml mhs yg
Fakultas
terdaftar mengembalikan
kuesioner
Seni dan sain
4700
90
Administrasi bisnis 2450
45
Pendidikan
3250
60
Teknik
1300
30
Hukum
850
15
Farmasi
1250
15
Univ. College
3400
45
Total
17200
300
Proporsi mhs
terdaftar
0,27
0,14
0,19
0,08
0,05
0,07
0,20
1
4700 / 17200
Kemudian hitung X2 dengan fo = jumlah mahasiswa
yang mengembalikan kuesioner, fe = jumlah mahasiswa
terdaftar yang dihitung dari proporsi dikalikan dengan
jumlah total mahasiswa yang mengembalikan
kuesioner. Hasilnya sebagai berikut :
© Rahmad Wijaya, 2003
10
Fakultas
Seni dan sain
Administrasi bisnis
Pendidikan
Teknik
Hukum
Farmasi
Univ. College
Total
fo
90
45
60
30
15
15
45
300
Proporsi
0,27
0,14
0,19
0,08
0,05
0,07
0,20
1,00
fe
81
42
57
24
15
21
60
300
(fo-fe)2/fe
1,00
0,21
0,16
1,50
0
1,71
3,75
8,33
Kesimpulan hipotesis nol diterima, karena X2 <
12,592 (8,33 < 12,592) berarti jumlah mahasiswa
yang mengembalikan kuesioner mencerminkan
populasi mahasiswa di universitas Midwestern.
© Rahmad Wijaya, 2003
11
3. Keterbatasan statistik Chi Square
Tidak dapat dipergunakan bila ada satu atau lebih nilai
frekuensi yang diharapkan dalam sel yang nilainya kecil
sekali, sehingga kesimpulannya bisa salah.
Cara mengatasinya :
 Jika tabel hanya terdiri dari dua sel, maka frekuensi yang
diharapkan untuk masing-masing sel seharusnya tidak
kurang dari 5.
 Untuk tabel yang mempunyai lebih dari dua sel, X2
seharusnya tidak digunakan jika lebih dari 20 % frekuensi
yang diharapkan memiliki nilai kurang dari 5. Jika
memungkinkan sel-sel yang bernilai kurang dari 5 dapat
digabungkan menjadi© Rahmad
satu dengan
harapan nilainya lebih 12
Wijaya, 2003
dari 5.
4. Uji Goodness of Fit untuk menguji
kenormalan suatu distribusi
Contoh :
Perusahaan terminal komputer melaporkan dalam sebuah iklannya bahwa
bila dipergunakan secara normal, masa pakai rata-rata terminal komputer
hasil produksinya adalah 6 tahun dan deviasi standarnya sebesar 1,4
tahun. Dari seuah sampel sebesar 90 unit terminal komputer yang terjual
10 tahun yang lalu diperoleh informasi mengenai distribusi masa pakai
seperti yang tampak pada tabel dibawah ini. Dengan menggunakan taraf
nyata 5 %, dapatkah perusahaan menarik kesimpulan bahwa masa pakai
terminal komputer hasil produksinya terdistribusi normal ?
Masa Pakai (tahun)
0–4
4–5
5–6
6–7
7–8
>8
Total
Frekuensi
7
14
25
22
16
6
© Rahmad
90 Wijaya, 2003
13
Penyelesaiannya :
a. Hitung luas daerah dibahwa kurna normal untuk masing-masing
katagori.Rumus yang dipergunakan adalah :
Dimana : X = batas bawah dan batas atas kelas.
 = nilai rata-rata
 = standar deviasi
b. Hitung frekuensi yang dihrapkan dengan megkalikan luas daerah
dibawah kurva normal dengan jumlah sampel. Hasil sbb :
Masa Pakai
(tahun)
Frek.
nilai Z
Daerah
0-4
4-5
5-6
6-7
7-8
>8
Total
7
14
25
22
16
6
< -1,43
0,0764
-1,43 s/d -0,71
0,1625
-0,71 s/d 0,00
0,2611
0,00 s/d 0,71
0,2611
0,71 s/d 1,43
0,1625
> 1,43
0,0764
90 © Rahmad Wijaya, 2003
1
Frekuensi
yang diharapkan
6,876
14,625
23,499
23,499
14,625
6,876
90
14
c. Hitung Chi Square
Nilai X2 tabel dengan df = k - 1 = 6 – 1 = 5 dan taraf nyata 5 % diperoleh
nilai 11,070
Ho : masa pakai komputer terdistribusi normal
H1 : masa pakai komputer tidak terdistribusi normal
Ho diterima jika X2 < 11,070
Ho dittolak jika X2  11,070 (menerima H1)
Masa Pakai (tahun) fo
fe
(fo-fe)2/fe
0–4
7
6,876
0,0022362
4–5
14
14,625
0,0267094
5–6
25
23,499
0,0958765
6–7
22
23,499
0,0956211
7–8
16
14,625
0,1292735
>8
6
6,876
0,1116021
Total
90
90
0,4613188
Kesimpulan : Karena nilai X2 hitung sebesar 0,46 lebih kecil
dari 11,070, maka hipotesis
nol diterima yang berarti masa 15
© Rahmad Wijaya, 2003
pakai komputer terdistribusi normal.
5. Analisis Tabel Kontingensi
Uji Goodness of Fit dapat pula dipergunakan untuk menguji hubungan
dua fenomena..
Contoh : Hasil penelitian mengenai tingkat tekanan psikologis dikaitkan
dengan usia responden yang diakibatkan pekerjaanya tampak pada tabel
berikut :
Umur (th) Derajat tekanan (banyaknya pramuniaga)
Rendah
Menengah
Tinggi
< 25
20
18
22
25 – 40
50
46
44
40 – 60
58
63
59
> 60
34
43
43
Total
162
170
168
Ujilah apakah ada hubungan antara usia dan tingkat tekanan psikologis
pada taraf natay sebesar 0,01©?Rahmad Wijaya, 2003
16
Pemecahan :
a. Formulasi
Ho : Tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat tekanan
psikologis
H1 : Ada hubungan antara usia dengan tingkat tekanan psikologis
b. Hitung derajat bebas.
df = (jumlah baris – 1) x (jumlah kolom – 1)
df = (4 – 1)(3 –1) = 6
taraf nyata = 0,01
Nilai kritis (X2 tabel) = 16,812
c. Hitung frekuensi yang diharapkan dengan rumus
Frekuensi_ yang _ diharapkan
(Total _ baris)(Total _ kolom)
Total _ keseluruhan
© Rahmad Wijaya, 2003
17
Hasil perhitungan :
Derajat tekanan
Menengah
Tinggi
fo
fe
fo
fe
18
20
22
20
46
48
44
47
63
61
59
60
43
41
43
40
170
170 168 168
Umur (th) Rendah
Total
fo
fe
fo
fe
< 25
20 19
60
60
25 – 40 50 45
140 140
40 – 60 58 58
180 180
> 60
34 39
120 120
Total
162 162
500 500
d. Hitung X2
X2 = (20-19)2/19 + (18-20)2/20 + (22-20)2/20
+(50-45)2/45 + (46-48)2/48 + (44-47)2/47
(60 x 168 ) / 500
+(58-58)2/58 + (63-61)2/61 + (59-60)2/60
+(34-39)2/39 + (43-41)2/41 + (43-40)2/40
X2 = 2,191
e. Kesimpulan
Karena 2,191 < 16,812, maka ho diterima berarti tidak ada
© Rahmad Wijaya, 2003
hubungan antara usia dengan tekanan psikologis.
18