Kemunculan_Parpol_dalam_Demokrasi_Barat.pptx

Download Report

Transcript Kemunculan_Parpol_dalam_Demokrasi_Barat.pptx


Apakah Partai politik itu?

Sejarah perkembangan partai politik



proses demokrasi dan kepartaian tidak bisa
diterapkan disemua Negara Barat karena
Pengaruh partai terhadap sistem pemilihan
peraturan yang mengatur efek-efek system
pemilihan pada sejumlah partai
END

Peran penting parpol

Fungsi parpol

Kami berpendapat bahwa partai-partai politik
sendiri bisa digolongkan sesuai dengan
paradigma, intergrasi, persaingan, dan transisi
dengan indikator-indikatornya seperti yang
kami sajikan dibawah ini :
END
Paradigma
Tujuan
Integrasi
Persaingan
Transmisi
Mempertahankan sistem,
Merebut sebanyak-
menjamin stabilitas dan
banyaknya kursi di parlemen pembentukan tatanan
fungsionalitas sistem yang
melalui Pemilu
ada
Perubahan dan
sesuai dengan
kepentingan massa
pemilih
Metode
Mencari dan merebut
Maksimalisasi perolehan
Partisipasi politik massa
dukungan massa untuk pro
suara melalui kerja efektif
dan mengikutsertakan
sistem
para aparat partai
seluruh kepentingan
massa lewat pembentukan
organisasi-organisasi
massa terbuka
Tindakan
Legitimasi sistem politik
Partai sebagai bisnis
Mengorganisir,
yang ada dan perekrutan
kampanye dalam Pemilu dan memobilisasi dan
elite lewat Pemilu
propaganda
menjabarkan kepentingan
massa dalam
mengarahkan tujuan
politik, serta pembentukan



Amerika (Amerika Serikat)
Partai politik berkembang sebagai organisasi
secara relatif lepas.
Inggris (Eropa)
Partai yang dominan pada periode tersebut adalah
partai elite
Jerman (Eropa)
Parlemen terbentuk sebagai kompromi akibat
kegagalan revolusi tahun 1848/1849
•
Adanya negara yang tidak bisa memasukan pola
industriliasasi dan monopoli karena adanya tanggung
jawab pemrintah terhadap masyarakat, dan
kekhawatiran timbulnya perpecahan yang disebabkan
oleh konflik antar etnis.
•
Tidak tersedianya tempat bagi perkembangan
negara-negara tersebut untuk melakukan
monopoli,bahkan bisa terjadi pembalikan dari
demokrasi ke rejim otokratis.
•
Eropa telah terjadi peningkatan jumlah kasus
postauthoritarian pengembaliaan demokratis Tentu
saja, skema Tabel tidak benar-benar terus dalam
kasus ini. Suatu pemerintah yang bertanggung jawab
diperbarui dan hak pilih umum bersenjata bersamasama, mungkin setelah proses urbanisasi dan
industrialisasi telah datang dengan kekuatan penuh.

Setelah berhasil mengagregasikan berbagai
kepentingan dan nilai yang ada dalam masyarakat,
parpol kemudian mentransformasikannya menjadi
sebuah agenda yang dapat dijadikan platform pemilu.

Parpol adalah satu-satunya pihak yang dapat
menerjemahkan kepentingan dan nilai
masyarakat ke dalam legislasi dan kebijakan
publik yang mengikat.

Mengagregasikan kepentingan-kepentingan
dan nilai-nilai dari berbagai kalangan
masyarakat.

Menjajaki, membuat, dan memperkenalkan
kepada masyarakat platform pemilu parpol
mereka. Mengatur proses pembentukan
kehendak politik dengan menawarkan
alternatif-alternatif kebijakan yang lebih
terstruktur.

Merekrut, mendidik, dan mengawasi staf yang
kompeten untuk jabatan publik dan untuk
menduduki kursi di parlemen.

Memasyarakatkan, mendidik, serta
menawarkan kepada anggota-anggotanya
saluran mana yang efektif bagi partisipasi
politik mereka sepanjang masa pemilu.

Dalam bab ini di bahas sistem pemilihan dianggap
memiliki pengaruh terhadap system kepartaian,
juga merupakan sebuah faktor yang bersifat causal
dapat digunakan sebagai sebuah variablel terikat
namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa
argument ini muncul dari system kepartaian,
bukan sebaliknya. Berdasarkan hasil hipotesa,
mata rantai causal adalah merupakan systemsistem pemilihan yang dapat mempengaruhi
system kepartaian.
Aturan 1:
system pluralistis tidaka dapat memprouksi
dengan sendirinya format dua partai antar
Negara, akan tetapi dibawah semua keadaan
ini akan membantu mempertahanakan
eksistensi. Oleh karena itu kapanpun format
dua partai ditetapkan system pluralistis
berpengaruh.

Aturan 2:
system pluralistis akan menghasilkan format
dua partai jangka panjang dibawah dua
kondisi: pertama system partai terstruktur oleh
partai antar Negara dan kedua jika pemilihan
menekankan system pemilihan terjadi dibawah
proporsi pluralistis hingga konstituante.

Aturan 3:
Sebliknya dormat dua partai tidak mmungkinkandibawah system pemilihan yang bagaimanapun
kondisinya—jika rasial, linguistic, ideology, isu
tunggal terasingkan atau kaum minoritas yang
mana tidak terwakilioleh du partai besar
dikonsentrasikan diatas proporsi atau geografis. Jika
demikian efek system pluralism akan hanya bersifat
reduktif tidak mewakili kaum minoritas.

Aturan 4:
Akhirnya system PR juga mendapatkan efek
reduktif—meskipun tidak begitu luas—didalam
proporsi hingga ke tidak proporsi: dan khususnya
kapanpun mereka diterapkan didalam konstituante
berskla kecil menetapkan ambang representasi atau
murni. Dibawah kondisi-kondisi tersebut PR juga
akan mengeliminir partai-partai yang lebih kecil
dimana pemilihan diadakan akn tetapi juga PR tidak
akan mengeliminir partai-partai kecil yang
memperjuangkan kuota.