Document 9654082

Download Report

Transcript Document 9654082

Matakuliah
Tahun
: R0132 – Teknologi Bahan
: Feb 2010
Teknologi Beton
Pertemuan 10
TEKNOLOGI BETON
Perancangan campuran Beton adalah untuk menentukan
kombinasi yang paling praktis dan ekonomis dari bahan yang
ada untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan
pada kondisi penggunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini
campuran beton yang dibuat harus memiliki kualitas berikut :
– Workability campuran beton segar dapat diterima
– Durability, kekuatan dan tampilan yang seragam dari
beton yang telah mengeras
– Ekonomis
Pemahaman prinsip-prinsip dasar dari desain
campuran adalah sama pentingnya
dengan
perhitungan-perhitungan yang aktual. Kualitaskualitas di atas hanya dapat diperoleh dengan
pemilihan bahan yang tepat dan sifat-sifat campuran
yang baik.
Suatu w/c dapat menghasilkan kekuatan yang
berbeda-beda akibat perubahan dalam ukuranukuran agregat, gradasi, tekstur permukaan, bentuk,
kekuatan dan kekakuan agregat, perbedaan jenis
semen dan sumber-sumbernya, kadar udara yang
dimasukkan adanya admixture serta lamanya curing.
W/C ratio adalah berat air dibagi dengan berat
semen.
Agregat
Ada dua sifat agregat yang memiliki pengaruh
penting terhadap campuran beton karena
workability beton segar yaitu :
– Gradasi (ukuran dan distribusi partikel)
– Sifat-sifat partikel (bentuk, porositas dan tekstur
permukaan)
Slump
Beton harus selalu dibuat dengan workability,
konsistensi dan plastisitas yang sesuai dengan
kondisi pekerjaan. Workability adalah suatu ukuran
sulit
atau
mudahnya
mengecor,
mengkonsolidasikan dan menyelesaikan beton.
Konsistensi adalah kemampuan beton segar untuk
mengalir. Plastisitas menentukan
kemudahan
beton untuk dicetak. Jika dalam suatu campuran
beton dipakai agregat lebih banyak atau air yang
ditambahkan lebih sedikit, campuran akan menjadi
kaku dan sulit dicetak.
Pengujian slump adalah suatu ukuran konsistensi
beton. Untuk suatu proporsi semen dan agregat
tanpa admixture, semakin tinggi slump, campuran
semakin basah. Slump merupakan workability
yang ditunjukan ketika memperkirakan campuran
yang serupa.

Tegangan Beton
Tegangan Tekan
Tegangan Tarik Beton (dengan serat)
Tegangan Tarik Beton (tanpa serat)

Percobaan Tarik/Tekan Pada Beton

Percobaan tekan pada beton tanpa
serat
Percobaan tarik pada beton dengan
serat
Percobaan tarik pada beton tanpa serat

CONCRETE CONSTITUENT
MATERIAL
Aggregate
 Based on Size
 Fine Aggregate
 Coarse Aggregate
 Properties




Specific Gravity
Absorption
Gradation, FM
Texture and Shape
CEMENT
• Type
• Hydraulic
• Non-Hydraulic
• Hydration
• Setting
• Hardening
Water
• Function
• Requirement
Concrete Characteristics
• Fresh Concrete
– Workability  Slump
• Consistency
• Mobility
• Compactibility
• Hardened Concrete
– Strength
• Compression Test
• Shear Test
Recommendation
•
•
•
•
•
Dalam penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan plastik
jenis lain sebagai bahan tambahan dalam beton. Misalnya HPDE (High
Density Polyethilene).
Untuk memperoleh hasil yang dapat dibandingkan secara akurat, lebih baik
membuat adukan campuran beton dalam satu adukan. Salah satu alternatif
yaitu dengan menggunakan mixer dengan kapasitas yang lebih besar.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang belum dilakukan penulis yaitu
pengujian shrinkage dan rangkak beton serta kuat tarik belah dan kuat lentur
beton.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan bentuk geometris
cacahan plastik, seperti bentuk, ukuran dan ketebalan cacahan plastik.
Penggunaan bahan additive untuk meningkatkan workability dan gaya
adhesi antara cacahan dengan matrik beton
Retakan
Beton tidak kuat menahan tarikan, sebuah balok yang dibebani akan
melengkung dan pada bagian bawah akan timbul retak-retak karena
beton tidak dapat menahan tarikan, maka gaya tarikan dapat ditahan
dengan memberikan tulangan.
Beton hanya kuat menahan tekanan.
Batang tulangan
Lendutan Beton Bertulang
Retak
M1 = momen pada saat
timbul retakan pertama
pada permukaan bawah
pelat
M2 = momen pada saat
retakan telah berkembang
penuh
M
M2
M1
d1
d2
d
Hubungan non-linier antara momen dan lendutan
bagi pelat beton bertulang.
Beton dan Baja Tulangan
Beton bertulang adalah beton yang terdiri dari baja dan
tulangan .
Bila sebuah balok beton (tidak bertulang) diberi beban tekan
yang makin membesar dan regangan yang terjadi setelah
setiap pertambahan beban diukur, maka diagram d-
(tegangan-regangan) dapat dibuat.
e ‘
Besarnya tegangan tekan
ultimat
’cu tergantung dari mutu beton
semakin tinggi mutu beton
semakin tinggi ’cu
 e ‘u


’cu
’c
Diagram tegangan–tegangan dari baja
3
Batas
Leleh
y
0,2%
s
Diagram tegangan-regangan dari baja pengerjaan dingin.
Pada bagian awal diagram tegangan-regangan ini modulus elastisitas baja konstan
Es = 2x105 MPa=2,0 x 106 kg/cm2
y = tegangan leleh baja
pada  = 0,2% maka y = batas leleh/yield point.
Struktur Lantai Komposit
Tambrisering
Dek-Baja
Plafond
Bangunan komposit baja dan beton