Document 9652147

Download Report

Transcript Document 9652147

Matakuliah
Tahun
: U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN
KEBUDAYAAN INDONESIA 2
: 2009/2010
Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia
sebagai perlawanan terhadap perkembangan
seni rupa yang mapan
Pertemuan 10
GERAKAN SENI RUPA BARU
Pada Biennalle Seni Lukis Indonesia II tahun
1974, yang diselenggarakan di Taman Ismail
Marzuki Jakarta, terjadi aksi protes yang
dilakukan sekelompok pelukis muda.
Protes tersebut merupakan ekspresi
kekecewaan akibat lukisan-lukisan yang
dipilih sebagai karya terbaik dalam acara
tersebut, semuanya bergaya dekoratif.
Jim Supangkat | Ken Dedes
3
GERAKAN SENI RUPA BARU
Seniman :
Jim Supangkat, Hardi, FX Harsono, dkk.
Menurut seniman-seniman muda tersebut:
FX Harsono
|Relaxed Chain|1975
• Karya-karya pilihan tersebut merupakan
indikasi statisnya perkembangan seni
modern Indonesia
• Menurunnya kreativitas
• Dekorativisme bukan merupakan refleksi
yang sesungguhnya dari Indonesia 1970an.
4
GERAKAN SENI RUPA BARU
Pada saat itu muncul pula istilah Desember
Hitam yang menyatakan harapan agar
pengayom seni rupa menjamin
keanekaragaman seni rupa di Indonesia.
Lembar Desember Hitam ini ditandatangani
oleh para mahasiswa seni di kampus-kampus
ITB, ASRI (sekarang ISI) maupun LPKJ
(sekarang IKJ).
Siti Adiyati
|Permainan Anak- Anak |1977
Karena menandatangani lembaran tersebut
beberapa aktivis memperoleh sanksi
akademik dari kampusnya.
5
GERAKAN SENI RUPA BARU
Konsep alternatif yang diajukan oleh
mereka, ‘seni rupa yang cenderung
kepada permainan ide-ide’, secara tajam
dikritik oleh para juri dan inilah yang
memicu perlawanan selanjutnya.
Hardi
|Presiden RI th 2001,
Suhardi |1978
Pada 1975, beberapa seniman dari
Bandung dan Yogyakarta membentuk
Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia.
Pada pameran mereka di TIM, Jakarta,
mereka menampilkan karya-karya yang
sangat tidak biasa/ kontroversial.
6
GERAKAN SENI RUPA BARU
Hardi
|Presiden RI th 2001, Suhardi
|1978
7
GERAKAN SENI RUPA BARU
Terdapat kelanjutan gerakan berupa
‘pemberontakan’ seni lain yang muncul di
Yogyakarta tahun 1977 dalam suatu
pameran bertajuk ‘Apa itu identitas?’
Konsep acara ini adalah kritik terhadap
institusi formal yang dianggap membatasi
identitas seni Indonesia.
Munni Ardhi
|Bendera Merah Putih
|1975
Polemiknya yaitu ‘apakah identitas muncul
dari peng-Indonesia-an gaya-gaya yang
diadaptasi dari Barat atau dari pengIndonesia-an seni tradisi Indonesia.
8
GERAKAN SENI RUPA BARU
Pameran Seni Rupa Baru yang kedua
berlangsung 1977.
Pada saat itu gelombang krisis moral dan
estetis yang dituduhkan beberapa pelukis
senior ditanggapi dengan karya-karya positif,
menarik, bermutu dan meyakinkan.
Yang hadir bukan lagi karya depresif, namun
karya yang menunjukkan masa depan yang
lebih optimis dan menawarkan kemungkinankemungkinan.
Nyoman Nuarta|
Sang Jendral|1976
9
GERAKAN SENI RUPA BARU
Pameran ini selain diikuti
oleh para tokoh terdahulu
juga diikuti oleh sejumlah
peserta baru, seperti :
S. Prinka, Ronald Manulang,
Satyagraha, Nyoman Nuarta,
Wagiono, Dede Eri Supriya.
Mereka datang dari Bandung,
Yogya dan Jakarta.
S. Prinka|1970’s
10
GERAKAN SENI RUPA BARU
Jurang antara prinsip Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia
dengan karya-karya yang dipamerkan oleh para
senimannya membuat gerakan ini kurang dapat dipahami.
Gerakan yang terinspirasi Postmodernisme ini kurang
berhasil mengembangkan prinsip-prinsip mereka, dan
lama-kelamaan pengaruhnya menyurut begitu saja.
Namun, sebagai suatu gerakan penyadaran agar seni tidak
terlena begitu saja oleh kemapanan nilai-nilai, maka
gerakan ini berhasil membuat suatu guncangan.
11
DAFTAR PUSTAKA & SUMBER GAMBAR
Soemantri, H. (1998). Indonesian heritage vol. 7 - Visual art. Archipelago
Press. Jakarta.
Hadisudjatmo, S. (1991). Streams of Indonesia art, from prehistoric to
contemporary. KIAS. Jakarta.
12