BIAYA FISKAL DAN PENGURANG PENGHASILAN PERTEMUAN: 9 bab 10 Matakuliah

Download Report

Transcript BIAYA FISKAL DAN PENGURANG PENGHASILAN PERTEMUAN: 9 bab 10 Matakuliah

Matakuliah
Tahun
:F0452/Akuntansi Perpajakan
: 2006
BIAYA FISKAL DAN PENGURANG
PENGHASILAN
PERTEMUAN: 9 bab 10
1
Konsep Dasar: Biaya Fiskal dan Pengurang
Penghasilan
Beberapa konsep dasar atau prinsip biaya fiskal sudah
dirumuskan sebagai kriteria untuk menentukan apakah
suatu pengeluaran, biaya, atau kerugian dapat
diperlakukan atau memenuhi kualifikasi sebgai pengurang
penghasilan bruto untuk tujuan penentuan pajak
penghasilan.
2
Biaya Usaha VS Pengeluaran Pribadi
Secara garis besar, pengorbanan ekonomis, pengeluaran, atau biaya
dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu:
(1) Pengeluarn pribadi (personal expenditures); dan
(2) Pengeluaran untuk memperoleh penghasilan atau biaya yang
mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaan, usaha, atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
(income-producin expenditures).
Pada dasarnya, pengeluaran pribadi tidakboleh diperlakukan sebagai
pengurang penghasilan bruto. Hanya dalam hal dan dengan
pertimbangan tertentu, Undang-undang, peraturan, atau ketentuan
perpajakan memperkenankan pengeluaran pribadi tertentu (termasuk
yang bersifat hipotesis) dapat dikurangkan dari penghasilan bruto,
seperti misalnya: penghasilan tidak kena pajak, iuran yang terikat pada
gaji kepada lembaga dana pensiun yang pendiriannya sudah disahkan
oleh Menteri Keuangan; Iuran Tabungan Hari Tua kepada badan
penyelenggara Jamsostek.
3
Secara garis besar, kedudukan pengeluaran, biaya, dan kerugian sebagai
pengurang penghasilan dapat dibedakan ke dalam 4 kategori sebagai berikut:
1. Pengurang penghasilan yang tidak secara langsung berkaitan dengan
pekerjaan, kegiatan atau usaha untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan.
2. Biaya atau pengurang penghasilan yang (dianggap) secara langsung
berkaitan dengan pekerjaan, kegiatan, atau usaha untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
3. Setiap biaya atau pengeluaran yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto dan tidak mempengaruhi nilai perolehan harta yang digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
4. Setiap pengeluaran atau biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto dan mempengaruhi nilai perolehan harta yang digunakan dalam
aktivitas untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
4
Biaya Bunga
Pada prinsipnya, metode atau stelsel akrual harus dipakai
sebagai dasar pengakuan dan pencatatan biaya bunga atas
pinjaman yang dibayar dimuka. Tidak seperti halnya biaya
alat tulis kantor, biaya bunga pinjaman hanya dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto dalam periode atau
tahun pajak di mana Wajib Pajak menikmati atau
memperoleh manfaat dari biaya bunga atau dana yang
berasal dari pinjaman tersebut.
5
Biaya Promosi atau Advertensi
Biaya promosi atau biaya advertensi merupakan biaya yang
tidak mudah diukur atau ditentukan masa manfaatnya. Oleh
karena itu, pada umumnya, biaya promosi atau biaya
advertensi diperkenankan untuk diperlakukan sebagai biaya
fiskal atau pengurang penghasilan bruto dalam tahun
terjadinya pengeluaran kas atau dalam tahun terjadinya biaya
tersebut. Dengan lain perkataan, biaya promosi atau biaya
advertensi tidak diperlakukan sebagai pengeluaran modal,
tetapi senantiasa diperlakukan sebagai pengeluaran rutin.
6
Biaya Reparasi, Pemeliharaan, dan Perbaikan
Seringkali tidak mudah membedakan antara pengeluaran
modal di satu pihak dengan pengeluaran pendapatan di pihak
yang lain; sehingga tidak jarang timbul kontroversial apakah
suatu pengeluaran merupakan reparasi & pemeliharaan atau
biaya perbaikan. Secara teoritis, istilah reparasi &
pemeliharaan digunakan untuk menyatakan setiap aktivitas
atau upaya untuk membuat atau mempertahankan aktiva atau
harta agar tetap dalam kondisi siap pakai. Sedang istilah
perbaikan digunakan untuk menyatakan setiap kegiatan atau
aktiva tetap.
7
Biaya Studi Kelayakan
Sebelum suatu perusahaan memulai kegiatan komersialnya, bisa jadi
harus dikeluarkan biaya studi kelayakan yang cukup besar jumlahnya
guna mengidentifikasi prospek dan potensi laba dari usaha perusahaan.
Oleh karena itu, timbul suatu pertanyaan apakah biaya studi kelayakan
semacam itu dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal atau pengurang
penghasilan bruto; dalam rangka menentukan jumlah penghasilan kena
pajak. Undang-undang Pajak Penghasilan memperlakukan biaya studi
kelayakan, tergantung pada beberapa faktor sebagi berikut:
1. Apabila Perusahaan Menjalankan Kegiatan Bisnis Terkait.
2. Apabila Perusahaan Tidak Menjalankan Kegiatan Bisnis Terkait.
8
Biaya Fiskal dan Pengurang Penghasilan
Menurut Ketentuan Pajak
Seperti telah dikemukakan, untuk dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal
atau pengurang penghasilan setiap kategori pengeluaran, biaya, dan
kerugian harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
(1) Diotorisasi oleh Undang-undang Pajak;
(2) Bukan merupakan pengeluaran pribadi;
(3) Merupakan pengeluaran pendapatan, penyusutan dan/atau
amortisasi pengeluaran modal;
(4) Merupakan pengeluaran yang bersifat rutin, diperlukan, dan wajar
jumlahnya;
(5) Merupakan biaya usaha, alokasi atau amortisasi biaya terkait dengan
investasi;
(6) Merupakan kerugian yang sesungguhnya terjadi;
(7) Merupakan kewajiban bagi wajib pajak; dan
(8) Didukung oleh dokumentasi yang memadai.
9
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Khusus Wajib Pajak-Orang Pribadi dalam negeri, untuk menentukan
besarnya penghasilan kena pajak diberikan pengurangan berupa
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Di samping untuk dirinya,
kepada Wajib Pajak yang sudah kawin diberikan tambahan penghasilan
tidak kena pajak. Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga
sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, misalnya: orang tua, mertua, anak kandung,
anak angkat (yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya
hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak) diberikan lagi tambahan
penghasilan tidak kena pajak untuk paling banyak 3 orang.
Penghasilan Tidak Kena Pajak
No.
1
2
3
4
Deskripsi
Untuk diri wajib pajak
Tambahan untuk wajib pajak yang kawin
Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabungkan
Tambahan untuk setiap anggota keluarta (maksimal 3 orang)
Jumlah
Rp2.880.000,00
1.440.000,00
2.880.000,00
1.440.000,00
10
Pengeluaran Yang Tidak Boleh Dibebankan
Sebagai Biaya atau Pengurang Penghasilan
Dalam kaitannya dengan kewajiban untuk membayar
penghasilan dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:
pajak,
(1) Penghasilan yang dikenakan pajak berdasar tarif umum progresif
(TUP-Pasal 17) atau seringkali disebut penghasilan kena pajak
(PKP);
(2) Penghasilan tertentu yang dikenakan pajak tersendiri (tarif final); dan
(3) Penghasilan bukan obyek atau bebas pajak.
Seperti halnya di dalam akuntansi keuangan, Undang-undang Pajak juga
menganut suatu konsep untuk mempertemukan secara layak antara biaya
dengan penghasilan.
11
Pengeluaran atau Biaya Tidak Boleh Dikurangkan
(a)Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun seperti dividen;
(b)Pengeluaran atau biaya untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
(c)Pengeluaran-pengeluran yang tidak ada hubungannya
dengan
upaya
untuk
mendapatkan,
menagih,
memelihara penghasilan;
(d)Pengeluaran
sehubungan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan yang diberikan selain dalam bentuk uang
atau dalam bentuk natura;
(e)Pengeluaran yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan
perusahaan sebagai Wajib Pajak;
(f) Segala macam bentuk sumbangan;
(g)Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
12