UNDANG-UNDANG RI NOMOR 17 TAHUN 2008 TGL 7 MEI 2008 TENTANG PELAYARAN

Download Report

Transcript UNDANG-UNDANG RI NOMOR 17 TAHUN 2008 TGL 7 MEI 2008 TENTANG PELAYARAN

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 17 TAHUN 2008
TGL 7 MEI 2008
TENTANG
PELAYARAN
( PENGGANTI UNDANG-UNDANG RI 21 TAHUN
1992)
POKOK / ISI UTAMA :
1. ANGKUTAN DI PERAIRAN
2. KEPELABUHANAN
3. KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
4. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM
1
HAL YANG BARU / PENTING
PENYELENGGARA PELABUHAN :
A. OTORITAS PELABUHAN = SYAHBANDAR
B. UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN =
KANPEL
C. BADAN USAHA PELABUHAN ( BUP)
BISA OLEH :
BUMN, BUMD PERUSAHAAN SWASTA
2
YANG TERKAIT
DENGAN BMKG
KHUSUSNYA PASAL
132(KEWAJIBAN KAPAL ADA
ALAT METEO DAN OBS CUACA
SERTA NAHKODA LAPOR
TENTANG CUACA BURUK)
UNDANG-UNDANG PELAYARAN
HALAMAN 61
3
YANG TERKAIT
DENGAN BMKG
SANKSI DENDA BAGI
PELANGGARAN PASAL 132 
300 JUTA ATAU PENJARA 2
TAHUN(PASAL 308 & 309)
UNDANG-UNDANG PELAYARAN
HALAMAN 120
4
YANG TERKAIT
DENGAN BMKG
KHUSUSNYA PASAL 183
( PANCARAN SIARAN TANDA
WAKTU UNTUK KAPAL &
SROP)
UNDANG-UNDANG
PELAYARAN HALAMAN 77
5
186 ( PELAYANAN METEOROLOGI
MARITIM)
A. WAJIB INFO KEADAAN CUACA &
LAUT DAN PARKIRAANNYA
B. KALIBRASI & SERTIFIKASI
C. BIMBINGAN KE KAPAL UNTUK
MENUNJANG MASUKAN DATA
CUACA
UNDANG-UNDANG PELAYARAN
HALAMAN 77
6
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR KM.295/MG.201/Phb-81
TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN PENGAMATAN CUACA
DAN PENGIRIMAN DATA CUACA
MENTERI PERHUBUNGAN
Menimbang
: (a)
bahwa data hasil pengamatan cuaca di laut dan di
pulau - pulau yang terpencil maupun bangunanbangunan di laut merupakan salah satu prasarana
penting bagi peningkatan keselamatan pelayaran dan
usaha kegiatan di sektor lain;
(b)
bahwa data cuaca yang lengkap dan terus menerus
sangat penting bagi Badan Meteorologi dan Geofisika
untuk keperluan analisa cuaca;
7
Mengingat
(c)
bahwa sumber data cuaca yang utama di lautan
hanya didapat dari kapal-kapal yang sedang berlayar,
pulau-pulau terpencil dan bangunan di laut;
(d)
bahwa untuk mencapai tujuan tersebut di atas perlu
ditetapkan ketentuan pelaksanaan pengamatan cuaca
dan pengiriman data cuaca;
: 1.
2.
3.
4.
5.
Peraturan Perkapalan 1935;
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974;
Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1974 jo
Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1979;
Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1969;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM.164/OT.001//Phb-1980;
8
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN PENGAMATAN CUACA DAN
PENGIRIMAN DATA CUACA
BAB 1
TATA CARA PENGAMATAN CUACA
Pasal 1
(1) Kapal-kapal Niaga Indonesia sewaktu berlayar di perairan wilayah Indonesia
dan mercusuar-mercusuar, serta bangunan di laut lainnya di seluruh wilayah
Indonesia diwajibkan melaksanakan pengamatan cuaca yang lengkap dan
terbatas sesuai dengan peralatan yang dimiliki.
(2) Kapal-kapal Niaga yang berada di perairan Indonesia diwajibkan untuk setiap
saat memonitor data cuaca.
9
Pasal 2
Waktu pengamatan cuaca dilaksanakan pada jam-jam 00.00 GMT, 06.00 GMT,
12.00 GMT dan 18.00 GMT dalam sehari.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas penelitian dan pengamatan cuaca
Badan Meteorologi dan Geofisika dapat mengikut sertakan petugasnya dalam
kapal-kapal yang sedang berlayar.
Pasal 4
Penempatan perlengkapan peralatan Meteorologi untuk keperluan pengamatan
cuaca di kapal-kapal niaga Indonesia, di pantai, di mercusuar atau bangunanbangunan di laut ditetapkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika.
10
Pasal 5
Setiap kapal yang berlabuh wajib memberikan kesempatan atau bantuan kepada
petugas Badan Meteorologi dan Geofisika yang akan melakukan pemeriksaan
atau perbaikan alat - alat meteorologi atau memberikan petunjuk - petunjuk
sehubungan dengan pengamatan cuaca di laut.
BAB II
TATA CARA PENGIRIMAN DAN PENGUMPULAN DATA CUACA
Pasal 6
Bagi kapal - kapal niaga dan mercusuar - mercusuar diwajibkan segera
mengirimkan berita cuaca ke stasiun radio pantai yang terdekat sesudah
pengamatan selesai.
11
Pasal 7
(1) Penetapan dan pengaturan stasiun-stasiun radio pantai yang melaksanakan
penerimaan berita-berta cuaca (OBS) dari kapal-kapal dan penyiaran
ramalan cuaca yang diterima oleh Badan Meteorologi dan Geofisika dilakukan
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
(2) Hasil Pengamatan cuaca dalam bentuk berita cuaca dikirim
kesempatan pertama ke setiap stasiun radio pantai.
dalam
Pasal 8
(1) Stasiun laporan pengamatan dan cuaca termasuk yang menggunakan saluran
radio, ditetapkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika.
(2) Badan Meteorologi dan Geofisika menyiapkan berita-berita cuaca untuk
stasiun radio pantai guna disiarkan bagi mereka yang berada di laut.
(3) Penetapan stasiun meteorologi di pelabuhan ditetapkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika dan diumumkan dalam daftar resmi.
12
Pasal 9
Semua kapal niaga Indonesia setiap kali memasuki pelabuhan di mana terdapat
stasiun meteorologi wajib menukar buku pengamatan cuaca yang telah penuh
terpakai kepada Syahbandar setempat.
Pasal 10
(1) Pandu kapal setempat memandu kapal masuk wajib mengambil dan
menyerahkan buku pengamatan cuaca atau laporan tertulis kepada
syahbandar setempat.
(2) Dalam hal tidak memakai pandu penyerahan buku laporan cuaca atau
laporan tertulis dilakukan oleh salah satu awak kapal yang bersangkutan.
(3) Syahbandar diwajibkan mengawasi pelaksanaan ayat (1) dan (1).
13
Pasal 11
Berita-berita cuaca yang dikirim oleh kapal-kapal niaga Indonesia maupun kapal
asing melalui stasiun-stasiun radio pantai dibebaskan dari biaya pengiriman.
BAB III
PENGATURAN DAN PENGADAAN FASILITAS
Pasal 12
Badan Meteorologi dan Geofisika :
(1) Menyediakan tenaga kerja yang cakap dan trampil untuk melayani
perlengkapan data cuaca.
(2) Melatih petugas-petugas yang akan menggunakan atau melayani
perlengkapan yang dimaksud pada ayat di atas dalam hal pemakaian dan
perawatannya.
14
(3) Menyediakan buku-buku petunjuk dan tabel-tabel yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang dimaksud pada ayat (2).
Pasal 13
Badan Meteorologi dan Geofisika menetapkan persyaratan teknis meteorologi
untuk kapal-kapal niaga Indonesia sebagai selected ships, supplementary ships
atau auxillary ships.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 14
Badan Meteorologi dan Geofisika setahun sekali atas nama Departemen
Perhubungan, dapat memberikan piagam atau tanda penghargaan lainnya
kepada kapal-kapal, mercusuar-mercusuar yang dijaga atau bangunan-bangunan
di laut yang telah menunjukan prestasi tertinggi dalam hal melaksanakan
15
pengamatan cuaca selama tahun silam.
Pasal 15
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan ini, akan diatur lebih lanjut
kemudian.
Pasal 16
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: JAKAR TA
: 11 Desember 1981
MENTERI PERHUBUNGAN
ttd
Digandakan oleh :
Stasiun Meteorologi Maritim
Tanjung Priok
ROESMIN NURJADIN
16
Jakarta, 29 Maret1980
Kepada Yth.
1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut
2. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika
3. Kepala Badan SARNAS
4. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan
5. Para Direksi Perusahaan Pelayaran Nasional
S U RAT E DARAN
Nomor : SE 5/AL.403/Phb-1980
TENTANG
KEWAJIBAN KAPAL-KAPAL NIAGA NASIONAL MENYAMPAIKAN
DATA CUACA KEPADA SYAHBANDAR
1. Untuk kelancaran, keamanan dan keselamatan pelayaran serta usaha
kegiatan di sektor lain, data hasil pengamatan cuaca di laut dan dari pulaupulau yang terpencil serta bangunan di laut merupakan salah satu …
17
… masukan yang sangat diperlukan untuk dianalisa dan diteruskan kepada
pengguna data tersebut. Oleh karena itu sumber data cuaca dan informasi
dari kapal-kapal yang sedang berlayar sangat diperlukan.
2. Sebagaimana tindak lanjut butir 1 di atas telah dikeluarkan Keputusan Menteri
Perhubungan nomor : KM.295/MG.201/Phb-81 tentang Pengamatan Cuaca
dan Pengiriman Data Cuaca dan dalam kenyataannya Keputusan Menteri
Perhubungan tersebut kurang dilaksanakan oleh kapal niaga nasional, dan
untuk itu perlu ditegaskan kembali agar setiap kapal niaga nasional diwajibkan
menyampaikan data cuaca kepada syahbandar, sehingga Keputusan Menteri
Perhubungan tersebut betul-betul dilaksanakan.
3. Demikian agar ketentuan tersebut dilaksanakan dan disebarluaskan baik
kepada para nakhoda kapal maupun Awak kapal Niaga Nasional.
MENTERI PERHUBUNGAN
ttd
Digandakan oleh :
Stasiun Meteorologi Maritim
Tanjung Priok
Ir. AZWAR ANAS
18
BMG
PERATURAN KBMG
No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
Tentang
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL
STASIUN METEOROLOGI MARITIM
19
PERATURAN KEPALA BADAN METEOLOGI DAN GEOFISIKA
NOMOR : SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
BMG
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL STASIUN METEOROLOGI MARITIM
KEPALA BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA,
Menimbang: a. bahwa sehubungan dengan berubahnya status organisasi Badan
Meteorologi dan Geofisika menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen, maka
Petunjuk Teknis Operasional Stasiun Meteorologi Maritim berdasarkan Keputusan
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika nomor SK.40/ME.007/BMG-2001 sudah
tidak sesuai dengan perkembangan organisasi bahwa petunjuk teknis operasional
stasiun meteorologi maritim telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan
Meteorologi dan Geofisika nomor SK.40/ME.007/BMG-2001;
b. bahwa sejak stasus organisasi Badan Meteorologi dan Geofisika
berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen, maka petunjuk teknis
operasional sebagaimana huruf a perlu disempurnakan karena tidak sesuai dengan
perkembangan organisasi;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan huruf b diatas,
maka perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Operasional Stasiun Meteorologi Maritim
dengan Keputusan Peraturan Kepala Badan;
20
BMG
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran
Lembaran Negara Nomor 98 tahun 1992 dan Tambahan Lembaran
Negara Nomor
3493;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 tahun 1980
tentang ratifikasi
Konvensi Internasional tentang Safety of Life at Sea (SOLAS)
Tahun 1974;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah
Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan
terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2001
tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah diubah
dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2005;
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.295/MG-201/PHB1981 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Pengamatan Cuaca dan Pengiriman Data Cuaca;
21
6. Keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika nomor Kep.
BMG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL STASIUN METEOROLOGI MARITIM.
Pasal 1
(1) Stasiun Meteorologi Maritim wajib melaksanakan kegiatan operasional yang
meliputi kegiatan :
a. pelayanan jasa informasi cuaca kelautan ;
b. bimbingan kepada kapal-kapal dalam rangka program Pengamatan cuaca
sukarela
(Voluntary Observing Ships);
c. pengamatan dan pengumpulan data cuaca.
(2) Stasiun Meteorologi Maritim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Stasiun
Meteorologi Maritim Kelas I, Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II, Stasiun
Meteorologi
Maritim Kelas III dan Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IA nomor urut 1 (satu) sampai dengan nomor urut 10 (sepuluh)
Peraturan ini.
(3) Wilayah perairan yang belum mendapat pelayanan informasi cuaca kelautan untuk
sementara dilayani oleh 3 (tiga) Stasiun Meteorologi yang ditunjuk sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IA nomor urut 11 (sebelas) sampai dengan 13 (tiga
belas)
Peraturan ini.
22
(4) Peta wilayah pelayanan informasi meteorologi maritim sebagaimana tercantum
BMG
Pasal 2
(1). Pelayanan jasa informasi cuaca kelautan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf a terdiri dari :
a.
informasi cuaca pelayaran (weather bulletin for shipping);
b.
informasi cuaca pelabuhan;
c.
informasi cuaca khusus.
(2). Informasi cuaca kelautan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada
pengguna jasa untuk berbagai keperluan :
a.
transportasi laut;
b.
perikanan;
c.
wisata laut;
d.
pertambangan;
e.
pertahanan dan keamanan;
f.
pencarian dan penyelamatan;
g.
pelestarian lingkungan.
Pasal 3
(1). Informasi cuaca pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf a adalah
informasi cuaca harian berisi peringatan adanya badai, cuaca
buruk, dan ringkasan
keadaan cuaca umum yang signifikan, serta prakiraan cuaca dan
gelombang laut untuk
wilayah perairan Indonesia.
(2). Pelaksanaan pelayanan jasa informasi cuaca pelayaran
23
sebagaimana dimaksud pada ayat
BMG
Pasal 4
Informasi cuaca pelabuhan berisi merupakan informasi cuaca harian yang
berisi peringatan adanya badai, cuaca buruk, dan ringkasan keadaan cuaca umum yang
signifikan, serta prakiraan cuaca dan gelombang laut untuk wilayah pelabuhan dan perairan
disekitarnya dibuat sesuai dengan Contoh Format Informasi Cuaca Pelabuhan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini.
Pasal 5
Informasi cuaca khusus berisi informasi cuaca harian / mingguan yang
berupa data cuaca olahan dan atau prakiraan cuaca yang disiapkan bagi pengguna jasa yang
memerlukan layanan khusus sesuai permintaan dan dibuat sesuai dengan Contoh Format
Informasi Cuaca Khusus dan Contoh Gambar Layanan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V Peraturan ini.
Pasal 6
(1) Informasi cuaca pelayaran sebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 2
ayat (1) huruf a
wajib disampaikan kepada:
a. Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel), Kantor Pelabuhan (Kanpel),
Kantor Pelabuhan
Penyeberangan dan Kantor Pelabuhan Perikanan setempat setiap hari
dengan sarana
komunikasi yang ada;
b. Kapal-kapal yang sedang berlayar melalui penyiaran (broadcast) dari
Stasiun Radio Pantai
setiap hari pada waktu tertentu sesuai dengan Kesepakatan antara
Stasiun Radio Pantai
24
dengan Stasiun Meteorologi Maritim setempat.
BMG
Pasal 7
Pelayanan jasa informasi cuaca kelautan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) dikenakan
tarif jasa sesuai peraturan yang berlaku kecuali Informasi cuaca pelayaran (weather bulletin for
shipping);
Pasal 8
(1) Bimbingan kepada kapal-kapal dalam rangka program Pengamatan cuaca sukarela (Voluntary
Observing Ships) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas data cuaca laut (data Ship).
(2) Bimbingan sebagaimana dalam ayat (1) berupa kegiatan :
a. melakukan hubungan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pelayaran dalam rangka
program Voluntary Observing Ships;
b. merekrut kapal-kapal niaga dan kapal-kapal penumpang nasional untuk dijadikan armada
kapal
pengamat cuaca;
c. ikut berlayar dan/atau kunjungan ke kapal-kapal untuk :
1. memberikan bimbingan pengamatan cuaca dan sosialisasi tentang pentingnya informasi
cuaca kelautan untuk keselamatan pelayaran kepada Nahkoda / petugas pengamat
cuaca di
kapal;
2. memeriksa dan melakukan kalibrasi peralatan meteorologi di kapal;
3. memberikan buku instruksi dan log book ship untuk keperluan pengamatan cuaca;
4. mengambil data ship hasil pengamatan cuaca di kapal.
(3) Kegiatan kunjungan ke kapal-kapal dilakukan secara rutin ke setiap kapal yang sedang sandar
di pelabuhan setempat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
25
Kegiatan ikut berlayar oleh petugas Stasiun Meteorologi Maritim dilakukan sekurang-kurangnya
BMG
Pasal 9
(1) Pengamatan dan pengumpulan data cuaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c
dilaksanakan untuk mendukung analisa cuaca dan pemberian pelayanan jasa data aktual, serta
pertukaran data nasional dan internasional.
(2) Setiap Stasiun Meteorologi Maritim wajib melakukan kerjasama dengan Stasiun Radio Pantai
setempat dalam rangka pengumpulan data ship dan penyebarluasan informasi cuaca pelayaran.
(3) Pengamatan dan pengumpulan data cuaca dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
26
Pasal 10
(1) Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I wajib :
a. menyiapkan informasi cuaca pelayaran internasional dan informasi cuaca pelayaran nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dan huruf b dan menyampaikan informasi
tersebut ke Stasiun Radio Pantai terdekat;
b. menyiapkan informasi cuaca pelabuhan;
c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional
stasiun;
d. menyampaikan informasi cuaca pelayaran internasional dan informasi cuaca pelabuhan ke
Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun Meteorologi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3);
f.
memonitor dan melaporkan pelaksanaan kegiatan operasional Stasiun Meteorologi
Maritim dan Stasiun Meteorologi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) dan
ayat (3);
g. melakukan tugas internasional dari World Meteorological Organization (WMO) terkait dengan area
responsibility of maritime meteorology services.
(2).
Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II, Stasiun Meteorologi Kelas I Biak, Stasiun
Meteorologi Kelas II Kupang, Stasiun Meteorologi Kelas III Cilacap dan Stasiun Meteorologi Maritim
Kelas IV Lampung wajib :
a. menyiapkan informasi cuaca pelayaran nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf b dan menyampaikan informasi tersebut ke Stasiun Radio Pantai terdekat;
b. menyiapkan informasi cuaca pelabuhan;
c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional
stasiun;
d. menyampaikan informasi cuaca pelayaran nasional dan informasi cuaca pelabuhan ke seluruh
Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV di wilayahnya.
(3)Stasiun Meteorologi Maritim Kelas III dan Kelas IV wajib :
a. menyiapkan informasi cuaca pelabuhan;
b. menerima informasi cuaca kelautan dari Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I atau Kelas 27
II;
melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
BMG
Pasal 11
Badan Meteorologi dan Geofisika dalam hal ini Pusat Sistem Data dan
Informasi Meteorologi wajib
memberikan panduan untuk membuat informasi cuaca kelautan kepada
Stasiun Meteorologi
Maritim dan Stasiun Meteorologi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 ayat (2) dan
ayat (3), berupa :
a.
prakiraan cuaca kelautan;
b.
prakiraan gelombang laut;
c.
citra satelit cuaca;
d.
data dukung lain yang dianggap perlu.
Pasal 12
(1) Seluruh Stasiun Meteorologi Maritim wajib membuat laporan bulanan
operasional sesuai dengan
Contoh Format sebagaimana tercantum pada Lampiran VI Peraturan ini.
(2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sebelum
tanggal 7 (tujuh)
pada bulan berikutnya kepada Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika serta
tembusannya
disampaikan ke para Deputi di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika.
28
BMG
Pasal 13
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Kepala Badan
Meteorologi dan Geofisika Nomor SK.40/ME.007/BMG–2001 tanggal 16 Juli 2001 tentang Petunjuk
Teknis Operasional Stasiun Meteorologi Maritim dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 14
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal :
:
Jakarta
31 AGUSTUS 2006
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B. HARIJONO. MSc.
NIP. 680 000 111
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :
1.
Sekretaris Utama BMG;
2.
Para Deputi di lingkungan BMG;
3.
Inspektur BMG;
4.
Para Kepala Pusat di lingkungan BMG;
Para Kepala Unit Pelaksana Teknis terkait di lingkungan BMG
29
LAMPIRAN IA PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR
: No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006
BMG
STASIUN METEOROLOGI MARITIM DAN STASIUN METEOROLOGI YANG MELAKSANAKAN
TUGAS PELAYANAN INFORMASI MARITIM
NOMOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
NAMA STASIUN METEOROLOGI
MARITIM TANJUNG PRIOK – JAKARTA
MARITIM BELAWAN – MEDAN
MARITIM SEMARANG
MARITIM PERAK II - SURABAYA
MARITIM PAOTERE - MAKASSAR
MARITIM BITUNG - MANADO
MARITIM TELUK BAYUR
MARITIM LAMPUNG – TANJUNG KARANG
MARITIM KENDARI
MARITIM PONTIANAK
FRANS KAISIEPO - BIAK
ELTARI KUPANG
CILACAP
KELAS
I
II
II
II
II
II
IV
IV
IV
IV
I
II
III
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
30
NIP. 680 000 111
LAMPIRAN IB PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR
: No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006
BMG
Keterangan :
Untuk keperluan pelayanan, wilayah perairan masing-masing WILAYAH A sampai dengan
WILAYAH J dapat dipersempit menjadi sub-sub wilayah perairan.
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
31
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR
: No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL
: 31 AGUSTUS 2006
BMG
CONTOH A
INFORMASI CUACA PELAYARAN INTERNASIONAL
TANJUNG PRIOK, JULY 26, 2006
INDONESIA WEATHER BULLETIN FOR SHIPPING
I PART ONE : TROPICAL STORM “KAEMI” 992 HPA POSITION 24.8 N – 116.0 E MAXIMUM
WINDS
45 KNOTS MOVEMENT 295o 12 KNOTS.
GALE WARNING : NIL
II PART TWO :
SYNOPTIC WEATHER ANALYSIS : FOR 00.00 UTC DATE JULY 26, 2006
GENERAL SITUATION WIND WEAK TO MODERATE SOUTHEAST TO SOUTHWEST.
LOW PRESSURE AREA 1010 HPA NEAR 10 N – 137 E SLOWLY.
INTER TROPICAL CONVERGENCE ZONE (I.T.C.Z) PASSING OVER : NIL.
CONVERGENCE LINE (C.L.) PASSING OVER : NIL.
32
III PART THREE:
SEA AREA FORECAST VALID 24 HOURS FROM : 10.00 UTC DATE JULY 26, 2006
AS FOLLOWS:
BMG
A. WEATHER :
THE POSSIBILITY OF SCATTERED TO OVERCAST AND MODERATE RAIN
OCCASIONALLY FOLLOWD BY THUNDERSTORM COULD BE OCCURRED AT AREAS :
WEST ACEH WATERS, SOUTHWEST BENGKULU HINDIAN OCEAN, MALACCA STRAIT,
BATAM WATERS, KARIMATA STRAIT, WEST PONTIANAK WATERS AND NORTH IRIAN
JAYA PACIFIC OCEAN.
THE POSSIBILTY OF SCATTERED TO BROKEN CLOUDS AND RAIN OR LOCAL RAIN
COULD BE OCCURRED AT AREAS : SOUTHEAST SULAWESI WATERS, MALUKU SEA,
ARU SEA AND ARAFURU SEA.
B. SURFACE WINDS DIRECTION AND SPEED :
WINDS OVER INDONESIAN WATERS GENERALLY BLOW FROM SOUTHEAST TO
SOUTHWEST WITH WIND SPEED AT ABOUT 10 TO 25 KNOTS
C. STATE OF SEA :
SEA SLIGHT TO MODERATE AND SWELL LOW COULD BE OCCURRED AT:
NORTHWEST ACEH WATERS, WEST NIAS AND ENGGANO HINDIAN OCEAN, WEST
BENGKULU HINDIAN OCEAN, KARIMATA STRAIT, WEST AND EAST LAMPUNG
WATERS, JAVA SEA, SOUTH SULAWESI WATERS, SOUTH JAVA AND SOUTH
NUSATENGGARA HINDIAN OCEAN, MACCASAR STRAIT, HALMAHERA SEA, BALI SEA,
FLORES SEA, TIMOR SEA, BURU SEA, SERAM SEA, BANDA SEA, MALUKU SEA, ARU
SEA, ARAFURU SEA, AND NORTH IRIAN JAYA PACIFIC OCEAN.
TANJUNG PRIOK MARINE METEOROLOGICAL STATION
33
FORECASTER ON DUTY
BMG
CONTOH B
INFORMASI CUACA PELAYARAN INTERNASIONAL
TANJUNG PRIOK, 26 JULI 2006
BULLETIN CUACA UNTUK PELAYARAN PERAIRAN INDONESIA
I. BAGIAN PERTAMA :
BADAI TROPIS “ KAEMI “ 992 HPA POSISI 24,8 LU – 116,0 BT KECEPATAN ANGIN MAKSIMUM
45 KNOT BERGERAK KE ARAH BARAT 12 KNOT.
II. BAGIAN KE DUA :
ANALISIS CUACA SYNOPTIK PUKUL 00.00 UTC TANGGAL 26 JULI 2006
- KONDISI UMUM ANGIN DARI LEMAH SAMPAI SEDANG BERTIUP DARI ARAH TENGGARA
SAMPAI BARAT DAYA.
- DAERAH TEKANAN RENDAH 1010 HPA POSISI SEKITAR 10 LU – 147 BT BERGERAK LEMAH.
- DAERAH KONVERGENSI ANTAR TROPIK: NIL
- GARIS KONVERGENSI: NIL
III. BAGIAN KE TIGA :
PRAKIRAAN CUACA PERAIRAN BERLAKU 24 JAM MULAI PUKUL : 10.00 UTC TANGGAL
26 JULI 2006 ADALAH :
34
BMG
A. CUACA :
BERAWAN SEBAGIAN SAMPAI BERAWAN BANYAK DAN HUJAN DENGAN INTENSITAS
SEDANG KADANG-KADANG DISERTAI BADAI GUNTUR DAPAT TERJADI DI : PERAIRAN
SEBELAH BARAT ACEH, SAMUDERA HINDIA SEBELAH BARAT DAYA BENGKULU, SELAT
MALAKA, PERAIRAN BATAM, SELAT KARIMATA, PERAIRAN SEBELAH BARAT
PONTIANAKDAN SAMUDERA PASIFIK SEBELAH UTARA IRIAN JAYA.
BERAWAN SEBAGIAN SAMPAI BERAWAN DAN HUJAN RINGAN ATAU HUJAN LOKAL
DAPAT TERJADI DI: PERAIRAN SULAWESI TENGGARA, LAUT MALUKU, LAUT ARU, DAN
LAUT ARAFURU.
B. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN PERMUKAAN
ANGIN DIATAS WILAYAH PERAIRAN INDONESIA UMUMNYA BERTIUP DARI ARAH
TENGGARA SAMPAI BARAT DAYA DENGAN KECEPATAN BERKISAR 5 SAMPAI 25 KNOTS.
C. KEADAAN LAUT :
GELOMBANG LAUT LEMAH SAMPAI SEDANG (1,25 S/D 2,5 M) DAN ALUN LEMAH (0
S/D 2 M) DAPAT TERJADI DI PERAIRAN SEBELAH BARAT LAUT ACEH, SAMUDERA
HINDIA SEBELAH BARAT NIAS DAN ENGGANO, SAMUDERA HINDIA SEBELAH BARAT
BENGKULU, SELAT KARIMATA, PERAIRAN SEBELAH BARAT DAN TIMUR
LAMPUNG,LAUT JAWA, PERAIRAN SULAWESI SELATAN,SAMUDERA HINDIA SEBELAH
SELATAN JAWA DAN NUSA TENGGARA, SELAT MAKASAR, LAUT HALMAHERA, LAUT
BALI, LAUT FLORES,LAUT TIMOR, LAUT BURU,LAUT SERAM, LAUT BANDA, LAUT
MALUKU, LAUT ARU, LAUT ARAFURU, DAN SAMUDERA PASIFIK SEBELAH UTARA IRIAN
JAYA. DAERAH LAUT LAINNYA UMUMNYA TINGGI GELOMBANG LAUT DAN ALUN LEMAH
(0,5 S/D 1,5 M).
TANJUNG PRIOK, 26 JULI 2006
PRAKIRAWAN STASIUN METEOROLOGI MARITIM TANJUNG PRIOK
35
BMG
KETERANGAN
1.
2.
3.
Informasi Cuaca Pelayaran Internasional hanya dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I;
Contoh A adalah Informasi Cuaca Pelayaran Internasional yang dibuat dalam bahasa Inggris;
Contoh B adalah Informasi Cuaca Pelayaran Internasional yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRIWORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
36
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR : No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL: 31 AGUSTUS 2006
CONTOH A
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Belawan
Tanggal ………………………
BMG
I.
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN
A
1. PERAIRAN LHOK
SEUMAWE
2 SELAT MALAKA
3 PERAIRAN ACEH
4 PERAIRAN NIAS –
MENTAWAI
5 SAMUDERA
INDONESIA
BARAT
SUMATERA
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN
CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
BELAWAN, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI MARITIM BELAWAN,
(Nama Lengkap)
NIP. ………
37
CONTOH B
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok
Tanggal ………………………
BMG
I.
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN B
1. PERAIRAN NATUNA
2. PERAIRAN PANTAI SAMBAS
3. PERAIRAN BADAS PENGIKI
4. PERAIRAN BATAM- LINGGA
5.
PERAIRAN SINGKEP-PP
TUJUH
6.
PERAIRAN PANTAI
BANGKA
7 SELAT KARIMATA
8
PERAIRAN PANTAI
KETAPANG
9.
PERAIRAN PANTAI
PONTIANAK
10. PERAIRAN SIMEDANG
11. PERAIRAN RAKIT KEBATU
12.
PERAIRAN KEPULAUAN
SERIBU
13.
PERAIRAN PANTAI KRGINDRAMAYU
14.
PERAIRAN PELABUHAN
RATU
15.
PERAIRAN PANTAI SINDANG
BARANG
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
TANJUNG PRIOK, …./…./….
PRAKIRAWAN
38
STASIUN METEOROLOGI MARITIM TANJUNG PRIOK,
CONTOH C
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas IV Lampung
Tanggal ………………………
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
I.
BMG
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ……………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN
C
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
1. SELAT SUNDA
2. PERAIRAN TIMUR
LAMPUNG
3. PERAIRAN PANTAI
BARAT LAMPUNG
4. PERAIRAN PANTAI
BENGKULU
LAMPUNG, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI MARITIM LAMPUNG,
(Nama Lengkap)
NIP. ………
39
CONTOH D
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Semarang
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN D
1
PERAIRAN KARIMUN
JAWA-BELITUNG
2
PANTAI TEGALSEMARANG
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
SEMARANG, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI MARITIM SEMARANG,
(Nama Lengkap)
NIP. ………
40
CONTOH E
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Klas III Cilacap
Tanggal ………………………
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
I.
BMG
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN E
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
1 PANTAI CILACAP
2 SAMUDRA HINDIA
SELATAN CILACAP
CILACAP, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI CILACAP,
(Nama Lengkap)
NIP. ………
41
CONTOH F
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Perak II Surabaya
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN
F
1. PANTAI PANGKALAN
BUN
2. PERAIRAN BAWEANMASALEMBO
3. PANTAI TUBANMADURA
4. SELAT MADURA
5. PERAIRAN SAPUDIKANGEAN
6. LAUT BALI
7 PANTAI PACITANNUSABARONG
8 SELAT BALI-LOMBOK
9 SAMUDRA
INDONESIA
SELATAN JATIM
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
SURABAYA, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI MARITIM PERAK II,
42
CONTOH G
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Klas II Eltari Kupang
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN G
1. LAUT FLORES
2. PANTAI UTARA
NUSA
TENGGARA
3. PANTAI SELATAN
SUMBA
4. LAUT SEWU
BAGIAN
BARAT
5. LAUT SEWU
BAGIAN
TIMUR
6. LAUT TIMOR
7. LAUT ARAFURU
BARAT
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
KUPANG, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI ELTARI,
43
CONTOH H
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Paotere Makasar
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
ARAH/KECEP.
KEADAAN CUACA
TINGGI
PERAIRAN H
ANGIN (KNOTS)
GELOMBANG
(METER)
III.
1. PANTAI BALIKPAPAN
TANAH GROGOT
2. SELAT MAKASAR
3. PERAIRAN DONGGALA
MAMUJU
4. PERAIRAN MASILINA
DOANG-DOANG
5. PERAIRAN MAJENE
PAOTERE
6. PERAIRAN SABALANA
SELAYAR
7. TELUK BONE
8. PERAIRAN TUKANG
BESI
9. TELUK TOLO
KENDARI
10 LAUT MALUKU
SELATAN
11 LAUT SERAM
12 LAUT BANDA
44
CONTOH I
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Bitung
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
IV.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN
I
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
1. PERAIRAN
TARAKAN
TANJUNG REDEP
2. LAUT SULAWESI
3. PERAIRAN SANGIR
TALAUT
4. PERAIRAN TOLITOLI
MENADO
5. TELUK TOMINI
6. LAUT MALUKU
BAGIAN UTARA
7. PERAIRAN
HALMAHERA
BITUNG, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI MARITIM BITUNG,
45
CONTOH J
INFORMASI CUACA PELAYARAN
Dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Klas I Biak
Tanggal ………………………
I.
BMG
PERINGATAN BADAI / CUACA BURUK : ………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFICANT : …………………………………
III.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG LAUT : Berlaku 24 jam dari tanggal ………………………
jam ……………. UTC, sebagai berikut :
WILAYAH
PERAIRAN J
ARAH/KECEP.
ANGIN (KNOTS)
KEADAAN CUACA
TINGGI
GELOMBANG
(METER)
1. PERAIRAN AYU APIA
2. PERAIRAN SORONG
3. TELUK BERAU
4. TELUK
CENDRAWASIH
5. LAUT LEPAS BIAK
JAYAPURA
6. PERAIRAN AGAT
AMAMAPARE
7. LAUT ARAFURU
TIMUR
BIAK, …./…./….
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI BIAK,
(Nama Lengkap)
NIP. ………
46
BMG
KETERANGAN
1.
CONTOH A dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Belawan;
2.
CONTOH B dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok;
3.
CONTOH C dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV Panjang Lampung;
4. CONTOH D dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Semarang;
5. CONTOH E dibuat oleh Stasiun Meteorologi Kelas III Cilacap;
6. CONTOH F dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Perak II Surabaya;
7. CONTOH G dibuat oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Eltari Kupang;
8. CONTOH H dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Paotere Makassar;
9. CONTOH I dibuat oleh Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Bitung;
10. CONTOH J dibuat oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak;
11. Setiap Informasi Cuaca Pelayaran yang dibuat oleh Prakirawan harus ditandatangani oleh
prakirawan yang bersangkutan disertai dengan Cap Dinas.
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
47
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR : No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006
BMG
CONTOH FORMAT
INFORMASI CUACA PELABUHAN
PELABUHAN
: ……………………………………
TANGGAL
: ……………………………………
I. PERINGATAN CUACA BURUK: …………………………………………
II. KEADAAN CUACA SIGNIFIKAN : …………………………………………
III.
IV.
PRAKIRAAN CUACA DAN GELOMBANG : Berlaku 24 jam kedepan dari pukul 07.00 waktu
setempat sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Cuaca : ………………………………………………………………………..
Arah dan Kecepatan angin : ………………………………………………..
Rata-rata Suhu Udara : ……………………………………………………..
Rata-rata Kelembanan Udara : ……………………………………………
Tinggi Gelombang Laut : …………………………………………………..
……………… , Tgl. …………………..
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI ..............,
..................
NIP. ................
48
BMG
KETERANGAN
1.
2.
INFORMASI CUACA PELABUHAN Dibuat oleh setiap Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun
Meteorologi yang ditunjuk;
Bila memungkinkan ditambah informasi pasang-surut.
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
49
LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR : No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL : 31 AGUSTUS 2006
BMG
CONTOH FORMAT
INFORMASI CUACA KHUSUS
KEADAAN CUACA DAN GELOMBANG DI PERAIRAN …………………………
TANGGAL : …………………………………………………………………………….
I.
II.
III.
CUACA : …………………………………………………………………………
ARAH DAN KECEPATAN ANGIN : …………………………………………….
GELOMBANG LAUT : ……………………………………………………………
……………… , Tgl. …………………..
PRAKIRAWAN
STASIUN METEOROLOGI ..............,
..................
NIP. ................
50
CONTOH GAMBAR LAYANAN INFORMASI CUACA KHUSUS
CONTOH GAMBAR 1
BMG
51
CONTOH GAMBAR 2
BMG
52
BMG
KETERANGAN
INFORMASI CUACA KHUSUS dibuat oleh seluruh Stasiun Meteorologi Maritim, format dapat
disesuaikan dengan permintaan pengguna jasa
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
53
LAMPIRAN VI PERATURAN KEPALA BMG
NOMOR
: No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
TANGGAL
: 31 AGUSTUS 2006
CONTOH FORMAT
LAPORAN BULANAN
BMG
A. LAPORAN BULANAN KEGIATAN OPERASIONAL
STASIUN METEOROLOGI MARITIM : ……………………………………………….
BULAN : ………………………………………………
JAM OPERASI : …………………………………….
POSISI STASIUN : ...........0LU/LS...........0BT
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah seluruh pegawai
Jumlah Forecaster
Jumlah Observer
Jumlah Teknisi/Kom
Kendaraan Dinas :
a. Roda empat
b. Roda dua
6. Sarana Komunikasi
:
:
:
:
orang
orang
orang
orang
: ……………… buah, kondisi …………………
: ……………… buah, kondisi ………………….
: a. Telefac: ……… buah, kondisi ……………
b. Telex : ……… buah, kondisi ……………
c. …………… (Sebutkan bila ada yang lain)
7. Rumah Dinas Operasional :
buah
8. Pelayanan Jasa :
a. Jumlah Produk :
1). Informasi Cuaca Pelayaran
:
buah
2). Informasi Cuaca Pelabuhan
:
buah
3). Informasi Cuaca Khusus
:
buah
b. Jumlah Pengguna Jasa :
1). Kapal
:
buah
2). Perusahaan Swasta:
buah
3). Instansi Pemerintah :
buah
4). Perorangan
:
orang
54
9.
BMG
Bimbingan ke kapal-kapal :
a.
Kunjungan ke kapal :
1).
Jumlah kapal yang dikunjungi :
2).
Nama kapal & Perusahaan : ………………………
buah
b.
10.
11.
12.
Kegiatan ikut berlayar :
1).
Berapa kali : …………………………
2).
Rute : …………………………
3).
Nama Kapal & Perusahaan : ………………………………
c.
Perolehan data Ship :
1).
Jumlah data Ship real time yang diterima melalui Stasiun Radio
Pantai: ……………………………………… buah
2).
Jumlah data ship yang diterima pada saat kunjungan ke kapal :
…… buah
3).
Jumlah data ship seluruhnya agar dilaporkan sebagaimana
format terlampir.
Pengamatan Cuaca :
a.
Jumlah produk data synop :
buah
b.
Jumlah produk data kelautan :
1).
Suhu permukaan air laut :
buah
2).
Gelombang laut
:
buah
Masalah yang ada : ………………………………………………………………..
Saran : ……………………………………………………………………………..
…......………, Tgl. …………………..
KEPALA STASIUN METEOROLOGI
……………………………...................
..................
NIP. ................
55
BMG
B.
JUMLAH DATA SHIP YANG DITERIMA DARI STASIUN RADIO PANTAI DAN PADA SAAT
KUNJUNGAN KE KAPAL
STASIUN METEOROLOGI MARITIM ………………………………………
BULAN ……………………………………………………………………………….
NO
1.
2.
3.
4.
.
.
d
s
t
ISI BERITA DALAM BENTUK SANDI
……… (Isi berita mulai dari call sign kapal) ……
NAMA KAPAL &
PERUSAHAAN
…………………………
…......………, Tgl. …………………..
KEPALA STASIUN METEOROLOGI
MARITIM ………………...................
..................
NIP. ................
56
BMG
KETERANGAN
1.
2.
Laporan Bulanan dibuat oleh setiap Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun Meteorologi yang
ditunjuk;
Pengisian Masalah yang ada dan Saran harus singkat dan jelas.
KEPALA BADAN METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA,
Ir. SRI WORO B HARIJONO, MSc.
NIP. 680 000 111
57
BMG
58