modulsistemreproduksi8-9nopember2007
Download
Report
Transcript modulsistemreproduksi8-9nopember2007
SISTEM REPRODUKSI
PRIA DAN WANITA
SUATU TINJAUAN HISTOLOGIS
All images in this document is removed due to copyright
Ahmad Aulia Jusuf
restriction
Bagian
Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2007
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
(nutfatin Amshaj) yang kami hendak menguji (dengan perintah dan larangan), karena itu
Kami jadikan ia mendengar dan melihat.”
(Surat Al-Insan (76) ayat 2)
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
2
SISTEM
REPRODUKSI WANITA
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
3
Pendahuluan
Sistem reproduksi
wanita
Genitalia Eksterna
Genitalia Interna
Ovarium
Tuba Uterina Fallopii
Uterus
vagina
Labium mayus
Labium minus
Klitoris
himen
Organ lain
Kelenjar Mammae
Kelenjar endokrin
Hipofisis
Hipotalamus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
4
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
5
Siklus Menstruasi
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
6
Pendahuluan
Sistem reproduksi wanita
Mengalami perubahan pada masa pubertas
Diinisiasi oleh menarche
Mengalami siklus bulanan (siklus menstruasi) hingga akhir
masa reproduksi dikenal sebagai menopause
terjadi setiap 28-35 hari
perubahan struktur dan kegiatan setiap organ terutama
ovarium dan uterus
dikendalikan oleh hormon hipofisis
FSH (‘Folikel Stimulating Hormone’) dan LH (‘Luteinizing
Hormone’).
mempengaruhi ovarium
mengatur pertumbuhan dan perkembangan folikel
Mengatur produksi hormon estrogen dan progesteron yang
mengendalikan siklus haid
mempengaruhi produksi gonadotrophin (hormon hipofisis yang
memicu pertumbuhan dan kegiatan gonad, yaitu FSH dan LH)
melalui mekanisme umpan balik negatif
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
7
Siklus Hidup Wanita
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
8
Ovarium
Ditutupi oleh epitel
germinativum
Epitel selapis kuboid
Struktur dibawah
epitel germinativum
Tunika albuginea
Jaringan ikat kolagen
padat
Dibagi menjadi
korteks dan medula
Batas tak jelas
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
9
Ovarium
Korteks
Folikel ovarium
Folikel Primordial
Folikel
berkembang
Berkembang
menjadi Folikel
Primer
Dibungkus oleh
epitel selapis
gepeng
Folikel primer
Folikel sekunder
Folikel tertier
Folikel de Graaf
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
10
Korteks Ovarium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
11
Folikel Ovarium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
12
Korteks Ovarium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
13
Ovarium
Korteks
Corpus
hemorrhagicus
Corpus rubrum
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
14
Ovarium
Korteks
Corpus Luteum
Dibentuk dari
corpus rubrum
Dipengaruhi
hormon
Luteinizing
hormone (LH)
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
15
Ovarium
Korteks
Corpus Luteum
Disusun oleh
sel-sel lutein granulosa
(modifikasi sel-sel
granulosa)
Besar ( 30μm), pucat
banyak mengandung
SER (smooth
endoplasmic
reticulum), RER
(rough ER)
mitochondria, Golgi
complex dan tetes
lipid
Turunan sel-sel
granulosa
Menghasilkan hormon
progesteron dan
relaxin
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
16
Ovarium
Korteks
Corpus Luteum
Disusun oleh
Sel-sel lutein theca
(modifikasi sel-sel
theca interna)
Berukuran kecil (
15μm) dan
terletak didaerah
pinggiran corpus
luteum
Berasal dari selsel teka interna
Menghasilkan
sedikit estrogen
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
17
Ovarium
Korteks
Corpus albicans
Sisa corpus lutein
yang berdegenerasi
Berupa jaringan
parut kecil
dipermukaan
ovarium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
18
Ovarium
Korteks
Folikel atretis
Folikel yang
berdegenerasi
pada stadium
apapun
Degenerasi ovum
Degenerasi sel-sel
granulosa
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
19
Ovarium
Medula
Mengandung
pembiuluh darah,
pembuluh limf,
serat saraf dan
jaringan ikat
longgar
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
20
Oviduct / Tuba Fallopii
Oviduct dibagi
menjadi 4 daerah
Infundibulum
dengan fimbriae
Ampulla
Tempat
fertilisasi
Istmus
Bagian intramural
uterus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
21
Oviduct / Tuba Fallopii
Dinding tuba fallopii
Mukosa
Banyak mengandung lipatan
makin ke proksimal makin
berkurang
Epitel disusun oleh epitel selapis
kolumnar dengan 2 macam sel
Sel peg
Mensekresikan medium yang
mengandung nutrisi untuk
sperma dan embrio
Sel siliar
Mengandung banyak silia
yang bergerak ke arah lumen
uterus
Fungsi : memfasilitasi
transportasi embrio yang
sedang berkembang ke arah
uterus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
22
Oviduct / Tuba Fallopii
Dinding tuba
fallopii
Lamina Propria
Terdiri atas
jaringan ikat yang
mengandung
serat retikular,
fibroblas, sel mast
dan limfosit
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
23
Oviduct / Tuba Fallopii
Dinding tuba fallopii
Tunika muskularis
lapis sirkular disebelah
dalam
longitudinal disebelah
luar
Fungsi
Menggerakkan embrio
ke arah uterus
Tunika serosa
Disusun oleh epitel
selapsi gepeng dengan
jaringan ikat
dibawahnya
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
24
Uterus
Uterus dibagi menjadi 3 bagian
Corpus
Fundus
Servix
Dinding dibagi menjadi 3
bagian
Endometrium
Berubah selama siklus menstruasi
dibawah pengaruh hormon
Disusun oleh epitel selapis
torakyang mengandung sel
sekretoris dan sel siliar
Mempunyai kelenjar tubular
simpleks
Stroma terdiri atas jaringan ikat
mesenkim dengan sel-sel stelata
dan serat-serat retikular, makrofag
dan lekosit
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
25
Uterus
Dinding dibagi menjadi 3
bagian
Endometrium
Berubah selama siklus menstruasi
dibawah pengaruh hormon
2 lapisan
Lapis fungsional
Superfisial
Tebal
Berubah dan rontok
setiap bulan
Dipengaruhi oleh hormon
Lapis basal
Terletak di basal
Dipertahankan selama
siklus mentruasi
Sumber reepitelisasi lapis
fungsional
basal layer (basalis)
deeper layer
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
26
Uterus
Dinding dibagi
menjadi 3 bagian
Endometrium
Mendapat perdarahan
dari 2 tipe arteri yang
berasal dari
miometrium
Arteri berkelok
(Coiled artery)
lapis fungsional
Arteri tak berkelok
(straight artery)
Lapis basal
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
27
Fase-fase
Endometrium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
28
Uterus
Dinding dibagi menjadi 3
bagian
Miometrium
Otot polos yang tebal
Lapisan longitudinal luar dan
dalam dengan lapis sirkular di
antaranya
Selama masa kehamilan
Selama persalinan
Menebal karena hipertrofi dan
hiperplasia
Gap junction >> untuk koordinasi
kontraksi otot polos selama
proses persalinan
Dirangsang oleh oksitosin dan
prostaglandin
Pasca persalinan
Mengalami apoptosis
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
29
Uterus
Dinding dibagi
menjadi 3 bagian
Pembungkus
Lapis serosa
Membungkus uterus
yang menonjol ke
dalam rongga
peritoneum
Lapis adventisia
Melapisi permukaan
retroperitoneum uterus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
30
Uterus
Fase Menstruasi
Hari ke1-4
Ditandai oleh perdarahan lapis
fungsional
Dicetuskan oleh adanya
spasme arteri berkelok
Terjadi vasodilatasi mengikuti
vasoconstriksi
kadar hormon progesteron
dan esterogen yang rendah
Terjadi iskemik dan nekrosis
Ruptur dinding arteri berkelok
Terjadi banjir darah di stroma
Lapis fungsional mengalami
nekrotik dan terkelupas
Lapis basal tak mengalami
perubahan
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
31
Uterus
Fase Proliferasi
Hari ke 5-14
Ditandai oleh perdarahan lapis
fungsional
Terjadi setelah fase menstruasi
Perbaikan lapis fungsional
Dicetuskan oleh adanya spasme
arteri berkelok
Sel-sel kelenjar di lapis basal aktif
bermitosis
Kelenjar lurus-lurus dilapisi epitel
selapis kolumnar
Sel-sel stroma berproliferasi dan
membesar
Arteri berkelok memanjang 2/3 ke
arah endometrium
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
32
Uterus
Fase Sekretorik (luteal)
Hari ke15-28
Setelah ovulasi
Ditandai oleh endometrium
yang tebal karena kelenjar
yang penuh terisi sekret
Kelenjar berkelok-kelok
dengan lumen terisi sekret
yang mengandung glikoprotein
Arteri berkelok menjadi
memanjang dan lebih berkelok
mencapai permukaan lapis
fungsional
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
33
Cervix
Tidak berpartisipasi dalam siklus
menstruasi
tetapi sekretnya berubah sesuai siklus
menstruasi
Dinding disusun oleh lapisan kolagen
padat diselilingi oleh serat elastin dan
beberapa serat otot polos
Dilapisi epitel selapis kolumnar
kecuali dibagian inferior
dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan keratin
Berlanjut ke vagina
Kelenjar serviks mengeluarkan sekret
serosa menjelang ovulasi untuk
fasilitasi sperma masuk ke dalam
lumen uterus
Sesat sebelum persalinan serviks
mengalami dilatasi karena lisis
jaringan kolagen oleh hormon relaxin
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
34
Vagina
Saluran fibromuskular
tersusun oleh lapis
mukosa, muskularis
dan adventisia
Pada bagian luar
orifisium dikelilingi
oleh sfingter otot lurik
pada
Diminyaki oleh
kelenjar yang berasal
dari serviks
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
35
Vagina
Lapis mukosa
Epitel gepeng berlapis tanpa
lapisan keratin
Mengandung glikogen
Lamina propria tersusun oleh
jaringan ikat fibroelastik dan
banyak mengandung kapiler
darah
Lapis muskularis
dipakai oleh bakteri komensal
menghasilakn asam laktat
menurunkan pH selama
masa folikular untuk
mencegah invasi bakteri
patogen
Lapisan otot polos yang tersusun
tidak beraturan antara otot
longitudinal dan sirkular dengan
diselilingi oleh serat elastin
Tunika adventisia
Disusun oleh jaringan ikat
fibroelastik
Merekatkan vagina ke struktur
disekitarnya
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
36
Genitalia Eksterna
Labia mayora
Lipatan kulit yang
mengandung banyak
lemak mengandung folikel
rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat pada
sisi permukaan luar
Labia minora
Lipatan kulit yang
mengandung banyak serat
elastin dan kapiler darah
Tak mengandung folikel
rambut
Dermis mengandung
kelenjar sebasea yang
bermuara langsung
kepermukaan epitel
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
37
Genitalia Eksterna
Vestibulum
Ruang di antara 2 labium
minora
Muara dari kelenjar Bartholin
(kelenjar mukosa) dan
kelenjar-kelenjar kecil lain
sekitar klitoris dan uretra
Clitoris
Disusun oleh 2 badan erektil
berbentuk silindris
berakhir sebagai gland
klitoris yang ditutp oleh
prepusium
Mengandung banyak serat
saraf sensorik dan banadn
Meissner serta Paccini
Disusun oleh jaringan ikat
fibroelastik
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
38
Kelenjar Mammae
Disusun oleh kelenjar
tubuloalveolar yang masingmasing kelenjar mengandung
sinus laktiferus dan duktus
yang bermuara pada puncak
puting susu (nipple)
2 bentuk
Mammae Rehat
(Resting/nonlactating
mammary glands)
Disusun oleh sinus dan
duktus laktiferus
dibatasi oleh epitel berlapis
kuboid
pada bagian basal terdapat
sel-sel mioepitel yang
letaknya tersebar
Lamina basal
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
39
Kelenjar Mammae
2 bentuk
Mammae laktan (active
lactating mammary gland)
Membesar selama masa
hamil
Sel-sel alveolus
berkembang dikelilingi
oleh sel-sel mioepitel
Kaya akan RER dan
kompleks Golgi,
mitokondria, tetes lipid
dan vesikel yang
mengandung kasein
dan laktosa
Lipid dilepaskan ke
dalam lumen dengan
cara apokrin
Protein dan gula
dilepaskan ke dalam
lumen dengan caa
merokrin
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
40
Kelenjar Mammae
Nipple (putting susu)
Disusun oleh jaringan ikat
kolagen yang tak beraturan
diselilingi oleh serat otot
polos yang berfungsi
sebagai sfingter
Mempunyai muara duktus
laktiferus
Dikelilingi oleh kulit yang
mengalami pigmentasi
(areola Mammae)
Selama kehamilan
mengandung kelenjar
areolar Montgomery
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
41
Air Susu Ibu (ASI)
Colostrum
Cairan bewarna kekuningan
Kaya akan protein
Diproduksi pada beberapa hari pertama
setelah lahir
Kaya akan sel-sel kekebalan tubuh
(limfosit dan monosit), laktalbumin,
vitamin yang larut dalam lemak, mineral
dan Immunoglobulin A
Susu
Mulai disekresi pada hari ke 3 atau 4
Mengandung protein (Kasein, IgA,
Laktalbumin), lemak dan laktosa
Disekresikan lewat reflex isap (milk
ejection reflex)
Oksitosin akan merangsang kontraksi
sel-sel mioepitel yang akan memeras
susu keluar melalui ductus laktiferus dan
keluar dari payudara
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
42
Plasenta
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
43
SISTEM
REPRODUKSI PRIA
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
45
Pendahuluan
Sistem reproduksi pria
Struktur
testis
Saluran genitalia
Kelenjar assesoris
Vesikula seminalis
Prostat
bulbouretralis
Penis
Fungsi
Menghasilkan
spermatozoa
Menghasilkan hormon
testosteron
Menghasilkan cairan
semen
Saluran keluar sperma
dan urin
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
46
Testis
Berkembang di
rongga abdomen
Menjelang lahir
turun ke scrotum
(descensus
testiculorum)
Tergantung pada
tali sperma
Tempat
spermatogenesis
dan menghasilkan
hormon sex lakilaki terutama
testosteron
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
47
Testis
Lapisan Pembunglkus
testis
Kulit
Tunika Dartos
Fascia scrotalis
superfisialis
Muskulus cremaster
Tunika vaginalis testis
lapisan serosa berasal
dari peritoneum
Menutupi permukaan
anterior dan lateral testis
Tunika albugenia
Jaringan kolagen tebal
Menjadi lebih tebal disisi
posterior
Mediastinum testis
Membentuk septa
Membagi testis
menjadi 250
lobus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
48
Testis
Tersusun dari kumpulan struktur berbentuk
piramid
Lobulus testis
1-4 tubulus seminiferus
Terbenam dalam struktur jaringan ikat longgar yang
mengandung pembuluh darah, limfe dan serat saraf serta sel-sel
interstisial Leydig
Dipisahkan oleh septum testis yang berasal dari mediastinum
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
49
Testis
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
50
Tubulus Seminiferus
Karakteristik
Panjang 30-70 cm dan
diameter 150-250
mikrometer
Dibungkus oleh jaringan
ikat fibrosa yeang
mengandung kapiler
darah
Mengeluarkan sperma
melalui tubulus rektus
yang bermuara pada rete
testis Halleri
Mengandung sel-sel benih
(spermatogenik) dan sel
penyokong (sel sertoli)
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
51
Testis
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
52
Tubulus Seminiferus
Sel Sertoli
Struktur
Mengandung reseptor FSH
pada membran plasmanya
Antar sel sertoli terdapat
zonula occludentes (tight
junction)
Inti bulat dan pucat dengan
anak inti besar
Kaya akan SER, RER,
Mitokondriakompleks Golgi
dan lisosom
Sawar darah testis
Membagi lumen tubulus
seminiferus
Bagian basal
Bagian adluminal
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
53
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
54
Tubulus Seminiferus
Sel Sertoli
Menghasilkan inhibin
Hormon yang
menghambat sintesa dan
pelepasan FSH oleh
kelenjar hipofisis
anterior
Berperan dalam
membentuk sawar darah
testis
Mensintesa dan
melepaskan hormon anti
Mullerian (AMH)
Determinasi sifat pria
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
55
Tubulus Seminiferus
Spermatogenesis
Proses pembentukan sperma
3 tahapan
Spermatositogenesis
Meiosis
Proses pembelahan kromosom dari bentuk
diploid pada spermatosit menjadi bentuk
haploid pada spermatid
Spermiogenesis
Perubahan spermatogonia menjadi
spermatosit
Proses perubahan spermatid menjadi
spermatozoa
Terjadi secara bergelombang pada tubulus
seminiferus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
56
Tubulus Seminiferus
Spermatogonia
Sel benih diploid
Terletak pada lamina basal
tubulus seminiferus
Masuk ke dalam siklus sel
pada saat pubertas
Dipengaruhi homon
testosteron
2 macam spermatogonia
Spermatogonia tipe A yang
gelap
spermatogonia tipe A
yang terang
Spermatogonia tipe A
yang gelap
Spermatogonia tipe A yang
terang (pucat)
Spermatogonia tipe A
yang terang
Spermatogonia tipe B
spermatosit
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
57
Tubulus Seminiferus
Spermatosit
Spermatosit primer
Sel diploid besar
Jumlah Kromosom
diploid
Jumlah gen tetraploid
Mengalami pembelahan
meiosis I
Spermatosit sekunder
Sel haploid besar
Jumlah kromosom
separuh dari spermatosit
primer
Jumlah kromosom
haploid
Jumlah gen diploid
Mengalami pembelahan
meiosis II
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
58
Tubulus Seminiferus
Spermatid
Sel benih haploid
kecil
Mengandung
jumlah gen haploid
Terletak dekat lumen
tubulus seminiferus
Inti mempunyai
kromatin yang
memadat
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
59
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
60
Tubulus Seminiferus
Spermiogenesis
Proses perubahan
spermatid menjadi
spermatozoa
Pengurangan
sitoplasma
4 fase
Fase Golgi
Terbentuk granulagranula akrosom
yang dibungkus
dalam bentuk vesikel
akrosom
Vesikel menempel
pada sisi anterior inti
spermatid
Migrasi sentriol
Pembentukan flagela
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
61
Tubulus Seminiferus
Spermiogenesis
4 fase
Fase Cap
Vesikel akrosom
lebih melebar
menutupi inti
Fase akrosom
(Acrosomal phase)
Inti memadat dan
berbentuk gepeng
serta terletak
dibagian kepala
mitokondriA
mengumpul
disekitar bagian
proksimal flagelum
Flagelum
memanjang menjadi
ekor
Ditopang oleh
mikrotubulus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
62
Tubulus Seminiferus
Spermiogenesis
4 fase
Fase maturasi
hilangnya sebagian
besar sitoplasma
Hilangnya
hubungan dengan
spermatid lainnya
dalam satu
sisnsitium
Menjadi
spermatozoa yang
non motile hingga
mencapai
epididimis
Mengalami
dekapitasi
ketika berada
di saluran
reproduksi
wanita
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
63
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa
Kepala
Bentuk gepeng
Mengandung nukleus
dengan 23 kromosom
(22+Y/22+X)
Mempunyai akrosom
ensim hidrolitik :
Acid phosphatase,
Neuraminidase,
Hyaluronidase,
protease
Penetrasi korona
radiata dan zona
pelusida
Reaksi akrosom
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
64
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa
Ekor (termasuk leher)
Panjang 55mikrometer
Ditutupi oleh membran
plasma
Terdiri atas 4 bagian
Leher
Panjang kira-kira 5
mikron
Menghubungkan kepala
dengan ekor
Disusun oleh 9 struktur
berbentuk batang yang
melingkari 2 sentriole,
salah satunya
mengalami fragmentasi
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
65
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa
Ekor (termasuk leher)
Terdiri atas 4 bagian
Bagian tengah (middle
piece)
Panjang 5 mikron
Terletak antara leher dan
principal piece
Ditandai oleh adanya
bungkus mitokondria yang
melingkari outer dense
fibers dan axoneme
Berhenti pada annulus
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
66
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa
Ekor (termasuk leher)
Terdiri atas 4 bagian
Principal piece
Bagian ekor terpanjang 45
mikron
Terletak mulai dari
annulus hingga end piece
Axoneme merupakan
lanjutan dari middle piece
Dibungkus oleh fibrous
sheath yang merupakan
lapisan tersusun dari 7
outer dense fibers
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
67
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa
Ekor (termasuk leher)
Terdiri atas 4 bagian
End piece
Panjang 5 mikron
Disusun oleh axoneme
yang terletak ditengah dan
dikelilingi oleh
plasmalema
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
68
Regulasi Spermatogenesis
Temperatur
Suhu kritis adalah 35 C
Interaksi hormonal
GnRH (Gonadotrophin
Releasing Hormone)
Neuron di hipotalamus
Merangsang pelepasan
LH dan FSH dari kelenjar
hipofisis
LH merangsang sel-sel
Leydig menghasilkan
testosteron
FSH mempromosikan
sintesa Androgen
Binding Protein (ABP)
oleh sel-sel sertoli
Testosteron
Spermatogenesis
Tanda sex sekunder
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
69
Regulasi Spermatogenesis
Interaksi hormonal
Androgen Binding Protein
(ABP)
Mengikat testosteron dan
mempertahankan agar
konsentrasinya tetap
tinggi di tubulus
seminiferus
Menghambat pelepasan
hormon LH sehingga
spermatogenesis
dihambat
Inhibin
Dihasilkan oleh sel sertoli
Menghambat pelepasan
FSH dari hipofisis
anterior
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
70
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
71
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
72
Sawar Darah-Testis
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
73
Sel Interstisial Leydig
Karakteristik sel
Berbentuk bulat hingga
poligonal
Terletak di daerah interlobulus
testis
Mempunyai inti
besar dan terletak di tengah
Sitoplasma
Mitokondria >>
kompleks Golgi
Tetes lipid yang mengandung
precursor untuk testosteron
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
74
Sel Interstisial Leydig
Karakteristik sel
Kaya akan suplai darah
dari kapiler
Fungsi
Menghasilkan hormon
testosteron
Dirangsang oleh
hormon LH
Aktif setelah pubertas
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
75
Saluran Genital intratestikular
Tubulus Rektus
Saluran berbentuk lurus
Dibatasi oleh epitel
selapis kuboid
Mempunyai mikrovili
dan flagel
Rete Testis Halleri
Saluran berbentuk jalajala tak beraturan
Dilapisi oleh epitel
selapis kuboid
Sel-sel mempunyai
flagel
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
76
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
77
Saluran Genital intratestikular
Duktus
Efferentes
Penghubung rete
testis dengan
epididimis
Mempunyai lapisan
otot polos dibawah
lamina basal
Epitelnya 2 macam
Sel kuboid tanpa
siliar
Sel kolumnar
dengan siliar
Fungsi reabsopsi
cairan dari semen
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
78
Saluran Genital intratestikular
Duktus Epididmis
Dibentuk dari beberapa duktus efferentes
Mempunyai lapisan otot polos sirkular yang dapat berkontraksi membantu
penyaluran sperma ke ductus vas deferens
Lumen dilapisi epitel bertingkat dengan 2 jenis sel
Sel-sel basal : sel prekursor untuk sel prisipal
Sel prinsipal : mengandung stereosilia
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
79
Saluran Genital Ekstra-testikular
Duktus Deferens / Vas Deferens
Mempunyai 3 lapis otot polos longitudinal dengan
lapis sirkular diantaranya
Lumen dilapisi epitel bertingkat dengan permukaan
yang tak rata
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
80
Kelenjar Aksesoris
Vesicula seminalis
Struktur Histologis
Epitel
Lamina propria
Mengandung jaringan ikat
fibroelastik dikelilingi oleh lapis
otot polos sirkular disebelah
dalam dan longitudinal
disebelah luar
Tunika Adventisia
Epitel bertingkat dengan
ketinggian sel tergantung pada
kadar testosteron
Mukosa berlipat-lipat
Disusun oleh jaringan ikat
fibroelastik
Fungsi
Menghasilkan cairan bewarna
kekuningan agak kental
Mengandung substansia untuk
mengaktifkan sperma (misalnya
fruktosa)
Penyusun 70% cairan semen
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
81
Kelenjar Aksesoris
Kelenjar Prostat
Mengelilingi uretra yang
berjalan menembus
kelenjar prostat (Uretra
pars prostaica)
Kelenjar bercabang
Mencurahkan isinya
kedalam uretra pars
prostatika
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
82
Kelenjar Aksesoris
Kelenjar Prostat
Struktur Histologis
Epitel
Konkremen
Lumen kelenjar dilapisi
epitel bertingkat
Melapisi tiap kelenjar
Cairan prostat yang
mengkristal tersusun oleh
glikoprotein yang
mengalami kalsifikasi
Meningkat sesuai dengan
usia
Kelenjar dikelilingi oleh
jaringan ikat fibroelastik yang
mengandung serat-serat otot
polos
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
83
Kelenjar Aksesoris
Kelenjar Prostat
Fungsi
Mensekresikan cairan
keputihan
Mengandung ensim
proteolitik, asam sitrat,
acid phosphatase,
fibrinolysin dan lemak
Mengentalkan semen
setelah masuk kedalam
saluran genital wanita
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
84
Kelenjar Aksesoris
Kelenjar Bulbouretralis
(Cowper)
Menempel ke uretra pars
membranasea
Sekretnya dicurahkan ke
uretra pars membranasea
sebagai pelumas
Struktur Histologis
Epitel
Lumen kelenjar dilapisi
selapis kuboid atau
kolumnar
Dikelilingi oleh jaringan ikat
fibroelastik yang
mengandung serat-serat
otot polos dan lurik
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
85
Penis
Terdiri atas 3 badan bentuk silinder
Dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dan
dibungkus kulit tanpa rambut
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
86
Penis
Struktur histologis
Corpus Cavernosa penis
Jaringan erektil yang
mengandung rongga-rongga
darah
Lumen dilapisi selapis endotel
Sisi kiri dipisahkan dari kanan
oleh trabekula
Saat terjadi ereksi
ruang-ruang vaskular
menjadi menggelembung
terisi darah sebagai reaksi
terhadap impuls saraf
parasimpatis
A-V shunt menutup
Dilatasi arteri helisina
Terjadi peningkatan
aliran ke ruang darah
(kaverna) corpus
cavernosum penis
dan corpus
cavernosum uretra
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
87
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
88
Penis
Struktur
Histologis
Corpus Cavernosa
uretra (Corpus
spongiosum)
Dikelilingi oleh
jaringan ikat yang
lebih tipis
Berakhir pada
glands penis
sebagai meatus
uretra
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
89
Mekanisma Ereksi
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
90
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
91
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
92
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
93
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
94
References
Gartner
LP, Hiatt JL, Strum JM. Female
reproductive system, in: Cell biology
and histology, 5th ed, Lippincott Williams
& Wilkins; 2007, 268-82.
Young B, Heath JW. Female
reproductive system, in: Wheater’s
functional histology, 4th ed, Churchill
Livingstone; 2000, 341-71.
Nopember 8-9, 2007
Modul Reproduksi/AAJ/HistologiFKUI/2007
95