Rita tri yusnita Sumber: BLKL, Edisi 2, Sigit Triandaru & Totok Budisantoso, Salemba Empat Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, Mandala Manurung & Prathama.

Download Report

Transcript Rita tri yusnita Sumber: BLKL, Edisi 2, Sigit Triandaru & Totok Budisantoso, Salemba Empat Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, Mandala Manurung & Prathama.

Rita tri yusnita
Sumber:
BLKL, Edisi 2, Sigit Triandaru & Totok Budisantoso, Salemba Empat
Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, Mandala Manurung & Prathama Rahardja, FEUI
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, H. Ahmad Rafiki, BBA, MMgt.
Bank dan Lembaga Keuangan, Drs. Supriyanto, MM.
 Kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu mememuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.
 Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu
bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko
 Tolok ukur bagi manajemen untuk menilai apakah pengelolaan
bank dilakukan sejalan dengan azas-azas perbankan yang
sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Tolok ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan
pengembangan bank baik secara individual maupun
perbankan secara keseluruhan
3
 Dasar Hukum I
UU No. 10 Thn 1998, Undang-Undang Perbankan.
 Dasar Hukum II
UU No. 3 Thn 2004, Undang-Undang Bank Sentral.
 Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian
tingkat kesehatan bank umum
 Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 12 April 2004 tentang sistem penilaian
tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni,
September, dan Desember.
METODE PENILAIAN
 PENILAIAN DILAKUKAN DENGAN MENGKUANTIFIKASIKAN DUA ASPEK:
 Aspek pertama mencakup lima faktor yang dikenal sebagai CAMEL
 Aspek kedua mencakup faktor penilaian terhadap Pelaksanaan ketentuan
yang sanksinya dikaitkan denganctingkat kesehatan
 KUANTIFIKASI TERSEBUT DIMUNGKINKAN DILAKUKAN PENILAIAN LEBIH
LANJUT DGN MENGGUNAKAN JUDGEMENT YAITU:
 Judgement yang berkaitan dengan penilaian tambahan untuk mendapatkan
tingkat kesehatan yang sebenarnya
 Judgement yang berkaitan dengan faktor-faktor yang menggugurkan
5
Asset
Capital
Sensitivity
Management
CAMELS
Earning
Liquidity
FAKTOR-FAKTOR YANG DINILAI
CAMEL
 Permodalan
 Kualitas Aktiva Produktif
 Kualitas Manajemen
 Rentabilitas
 Likuiditas
BOBOT
BPR
30%
30%
20%
10%
10%
BOBOT
BANK UMUM
25%
30%
25%
10%
10%
PELAKSANAAN KETENTUAN
 BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit)
 PDN (Posisi Devisa Neto; khusus Bank Umum Devisa)
FAKTOR JUDGEMENT
 Faktor yang menggugurkan
7
PREDIKAT
 TINGKAT KESEHATAN DIGOLONGKAN DALAM
EMPAT KETEGORI.
 SISTEM PEMBERIAN NILAI DALAM MENETAPKAN
TINGKAT KESEHATAN DIDASARKAN PADA “SISTEM
KREDIT” DENGAN NILAI KREDIT : 0 – 100
 NILAI KREDIT
81 – 100
66 - < 81
51 - < 66
0 - < 51
PREDIKAT
SEHAT
CUKUP SEHAT
KURANG SEHAT
TIDAK SEHAT
8
1. PERMODALAN (CAPITAL)
 Mengukur kemampuan bank dalam rangka pengembangan usaha & menampung resiko kerugian
 Mengukur kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap
ketentuan yang berlaku
 Penyediaan Modal didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) => Modal (inti+pelengkap)/ATMR
 Rasio 8%  predikat SEHAT  Nilai Kredit (NK) = 81
Setiap kenaikkan 0,1% Nilai Kredit (NK) ditambah 1 dengan maksimal 100.
 Rasio di bawah 8% atau 7,9%  predikat KURANG SEHAT  NK = 65
Setiap penurunan 0,1% dari 7,9% NK dikurangi 1 dgn min 0.
 Hasil Penilaian NK komponen  Bobot 30%
S
: >= 8,0%
KS
: >= 6,5% - < 8,0%
TS
: < 6,5%
9
Capital
Capital Adequacy Ratio (CAR) =
Modal
x100%
ATMR
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) = CAR
CAR = 8%
2. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP)/ASSETS QUALITY
 Menunjukkan kualitas penanaman aktiva serta porsi penyisihan utk menutupi
kerugian akibat penghapusan aktiva produktif
 Semua aktiva rupiah/valas yang dimiliki oleh bank dgn maksud untuk
memperoleh penghasilan (SE No.26/4/BPPP tgl. 27 Mei 1993)
 Aktiva produktif digolongkan menurut kualitasnya berdasarkan kolektibilitas
 BPR  Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, Macet;
 BU  L, Dalam Perhatian Khusus, KL, D, M
 Unsur Aktiva Produktif (AP) yang diklasifikasikan
 BPR  KL = 50%, D = 75%, M = 100%;
 BU  DPK = 25%, KL = 50%, D = 75%, M = 100%
 Unsur AP
 untuk BPR  Kredit yg diberikan, Surat Berharga, Penempatan pada bank lain
(kecuali giro) dan penyertaan.
 Untuk BU  Kredit yg diberikan, Surat Berharga, Penempatan pada bank lain (kecuali giro)
dan penyertaan serta off-balanced
11
Bobot Total KAP 30%
 Rasio KAP (APD/AP)  bobot 25%
- Rasio 22,5% atau lebih  NK = 0 dan setiap penurunan 0,15% NK ditambah 1 dengan
maks 100  BPR.
- Rasio 15,5% atau lebih  NK = 0 dan setiap penurunan 0,15% NK ditambah 1 dengan maks
100  BU.
- Rasio KAP pada prinsipnya menggunakan data Laporan Bulanan BPR/BU, hasil
pemeriksaan atau lainnya, termasuk laporan manajemen ttg perbaikan KAP.
 Rasio PPAP/PPAPWD  bobot 5%
- Rasio 0% NK = 0 dan setiap kenaikkan 1%  NK ditambah 1 dgn maks 100.
- Pembentukan PPAPWD :
BPR  0,5% dari AP Lancar; 10% dari AP Kurang Lancar; 50% dari AP Diragukan; dan
100% dari AP Macet.
BU  1% dari AP DPK; 5% dari AP Lancar; 15% dari AP Kurang Lancar;
50% dari AP Diragukan; dan 100% dari AP Macet.
12
 Hasil Penilaian Rasio KAP (APD/AP)
- S : 0,00% - <=10,35%
- CS : >10,35% - <=12,60%
- KS : >12,60% - <=14,85%
- TS : >14,85%
 Hasil Penilaian Rasio PPAP/PPAWD
- S : >=81,0%
- CS : >=66,0% - <81,0%
- KS : >=51,0% - <66,0%
- TS : <51,0%
13
 Asset(Kualitas Aktiva Produktif)
 Kualitas Aktiva produktif dapat dihitung dengan:
 rasio aktiva produktif (KAP) ; dan
 rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang
dibentuk pada PPAP yang wajib dibentuk (PPAPWD)
KAP =
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APD)
x100%
Total Aktiva Produktif (AP)
 Asset(Kualitas Aktiva Produktif
 Setiap bank wajib membentuk PPAP atau Cadangan kerugian terhadap
aktiva produktif (cadangan piutang ragu-ragu) yang cukup guna menutupi
resiko kerugian.
PPAP =
PPAP yang telah dibentuk (PPAP)
PPAP yang wajib dibentuk (PPAPWD)
x 100%
3. MANAJEMEN (MANAGEMENT)
 Menilai pelaksanaan manajemen bank & keputusan2 strategis
yg sangat mempengaruhi kondisi permodalan, penempatan
dana, profitabilitas serta likuiditas bank.
 Penilaian faktor manajemen meliputi 2 komponen : manajemen
umum dan manajemen resiko,
 Untuk BPR  Terdiri dari 25 aspek pertanyaan/pernyataan yakni
manajemen umum 10 & manajemen resiko 15
 untuk Bank umum  100 aspek pertanyaan/pernyataan yakni
manajemen umum 40 & manajemen resiko 60.
 Skala penilaian : 0 = kondisi lemah; 1,2,3 = kondisi antara; 4 =
kondisi baik.
16
Manajemen
1. Manajemen Umum (Strategi, Struktur, Sistem,
Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan, Budaya Kerja)
2. Manajemen Risiko (Risiko Likiuditas, Risiko Pasar,
Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum,
Risiko Pemilik dan Pengurus)
3. Kepatuhan Bank thdp ketentuan yang berlaku serta
komitmen kepada BI dan atau pihak lain
MATERI PERTANYAAN/PERNYATAAN:
 Manajemen Umum
- Strategi/sasaran, Struktur, Sistem, dan Kepemimpinan
 Manajemen Risiko
- Risiko likuiditas
- Risiko kredit
- Risiko operasional
- Risiko hukum
- Risiko pemilik & pengurus
 Bobot manajemen umum 8% (BPR); 10% (BU)
dan manajemen resiko 12% (BPR); 15% (BU).
 Hasil Penilaian
- S : 81 - 100
- CS : 66 - <81
- KS : 51 - <66
- TS : <51
18
 Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
 Posisi Devisa Neto (PDN), untuk Bank Umum Devisa
 Prinsip mengenal nasabah
 Kepatuhan terhadap komitmen dan ketentuan lainnya (seperti
kepatuhan terhadap ketentuan KAP, PPAP, dan restrukturisasi kredit,
serta komitmen dlm action plan, rencana bisnis, dll.)
4. RENTABILITAS (EARNING)
 Mengukur tingkat profitabilitas bank dalam mengelola aktiva produktif dan sumber pendapatan
lainnya serta tingkat efisiensi operasional.
 Rasio
- ROA = (laba selama 12 bln terakhir)/(rata2 total asset dalam 12 bln terakhir) x 100%
- BOPO = biaya operasional/pendapatan operasional x 100%
 Rasio ROA = 0 atau negatif  NK = 0
Setiap naik 0,015% mulai dari 0  NK ditambah 1 maks 100.
 Rasio BOPO = 100 atau lebih  NK = 0
Setiap penurunan 0,08% mulai dari 100NK ditambah 1 maksimal 100.
 Bobot total Rentabilitas 10%
 Hasil Penilaian ROA Bobot 5%
- S : >=1,215%
- CS : >=0,999% - <1,215%
- KS : >= 0,765 - < 0,999%
- TS : <0,765
 Hasil Penilaian BOPO Bobot 5%
- S : <=93,52%
- CS : >93,53% - <=94,72%
- KS : >94,72% - <=95,92%
- TS : >95,92%
20
Earning (Rentabilitas)
1. ROA =
2. BOPO =
Laba Sebelum Pajak
Rata-rata Total Aset
Total Biaya (beban) Operasional
Total Pendapatan Operasional
x 100%
x 100%
5. LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
 Menilai kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajiban jangka pendek




terhadap pihak ketiga
Bobot total likuiditas 10%
Rasio
- Cash Ratio (CR) = Alat likuid/Hutang Lancar x 100%
Rasio 0%  NK = 0, setiap kenaikkan 0,05%  BPR
Cash Ratio (CR) =Kewajiban bersih antarbank/Modal inti x 100%
Rasio 0%  NK = 0, setiap penurunan 0,1%  BU  mulai dari 0%  NK ditambah 1 maks
100
- Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) = Kredit/dana yg diterima x 100%
Rasio 115% atau lebih  NK = 0, setiap penurunan 1% mulai dari 115%  NK ditambah 4
maks 100.
HASIL PENILAIAN Cash Ratio  bobot 5%
- S : >=4,05%
- CS : >=3,30% - <4,05%
- KS : >=2,55% - <3,30%
- TS : <2,55%
HASIL PENILAIAN LDR  bobot 5%
- S : <=94,75%
- CS : >94,75% - <=98,50%
- KS : >98,50% - <=102,25%
- TS : >102,25%
22
Liquidity
1.
2.
CR =
LDR =
Kewajiban Bersih Antar Bank
Modal Inti
x 100%
Jumlah Kredit yang Diberikan
Dana yang Diterima Bank (Dana Pihak Ketiga)
x 100%
 Melihat seberapa banyak modal atau cadangan yang
dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga
dibandingkan dengan potensi kerugian akibat fluktuasi suku
bunga tersebut
 Seberapa banyak modal atau cadangan yang dibentuk untuk
mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi
kerugian akibat fluktuasi nilai tukar
Sensitifity to Market Risk
1.
Kelebihan Modal
Potensi Kerugian Suku Bunga
x100%
2.
Kelebihan Modal
Potensi Kerugian Nilai Tukuar
x100%
~ Tujuan
1
Sarana untuk Menetapkan Strategi Usaha
Di masa Akan Datang
2
Sarana Penetapan dan Implementasi Strategi
Pengawasan Bank
~Hal-hal
Umum
yang Mempengaruhi Penilaian Kesehatan Bank
1
Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian
Kredit
2
Pelanggaran Ketentuan Posisi Devisa Netto
3
Pelanggaran Ketentuan Know Your Customer
4
Pelanggaran Transparansi Produk Bank dan
Penggunaan Data Pribadi Nasabah
5
Pelanggaran Ketentuan Penyelesaian
Pengaduan Nasabah
Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum
PK 1
Bank Tergolong
Sangat Baik
dan Mampu
Mengatasi
Pengaruh
Negatif Kondisi
Perekonomian
dan Industri
PK 2
Bank Tergolong
Baik dan
Mampu
Mengatasi
Pengaruh
Negatif Kondisi
Perekonomian
dan Idustri
Keuangan
Namun Masih
memiliki
Kelamahan
Minor yang
dapat Segera
Diatasi oleh
Tindakan Rutin
PK 3
Bank Tergolong
Cukup Baik
Namun
Terdapat
Beberapa
Kelemahan
yang Dapat
Menyebabkan
Peringkat
Kompositnya
Memburuk
Apabila Bank
Tidak Segera
Melakukan
Tindakan
Korektif
PK 4
PK 5
Bank
Tergolong
Kurang Baik
dan Sangat
Sensitif
terhadap
Pengaruh
Negatif
Kondisi
Perekonomian dan
Industri
Keuangan
Bank Tergolong
Tidak Baik dan
Sangat Sensitif
Terhadap
Pengaruh
Negatif
Perekonomian
serta mengalami
kesulitan yang
Membahayakan
Kelangsungan
Usahanya
~ Tujuan
1
Tolak Ukur apakah Pengelolaan Bank sesuai
Dengan Asas Perbankan yang Sehat dan
Ketentuan yang Berlaku
2
Tolak Ukur arah Pembinaan dan
Pengembangan Bank
~Hal-hal yang Mempengaruhi Penilaian Kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat
1
Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian
Kredit
3
Pelanggaran Ketentuan Know Your Customer
4
Pelanggaran Transparansi Produk Bank dan
Penggunaan Data Pribadi Nasabah
F. Kebijakan Bagi Bank-Bank yang Mengalami
Kesulitan
Mengganti Dewan
Komisaris & atau Direksi
Menghapus Kredit/ Pembiayaan
Yang Macet
Merger atau
Konsolidasi
MenambahModal
Bank Menjual Sebagian
Atau Seluruh Harta &/ Kewajiban
Kepada Bank atau Pihak Lain
?
Bank Dijual Kepada
Pembeli yang
Bersedia Mengambil
alih Seluruh
Kewajiban
Menyerahkan Pengelolaan seluruh
Atau Sebagian Kegiatan Bank pd Pihak Lain
~ Perselisihan Intern
~ Campur Tangan Pihak Luar Bank
~ Window Dressing
~ Praktek Bank dalam Bank
~ Kesulitan yang Mengakibatkan Pengunduran
dalam Kliring
~ Praktek yang Membahayakan Usaha Bank