Kalender Masehi, Hijriah, dan Jawa Beberapa jenis kalender yang sering kita jumpai adalah kalender Masehi, Hijriah/Islam, dan Jawa.

Download Report

Transcript Kalender Masehi, Hijriah, dan Jawa Beberapa jenis kalender yang sering kita jumpai adalah kalender Masehi, Hijriah/Islam, dan Jawa.

Kalender Masehi, Hijriah, dan Jawa
Beberapa jenis kalender yang sering kita jumpai adalah kalender Masehi, Hijriah/Islam, dan Jawa. Masing-masing mempunyai perhitungan tersendiri, misalnya saja dalam kalender Masehi 1
bulan berjumlah 28-31 hari, sedang dalam kalender Hijriah 1 bulan berjumlah 29-30 hari.
Kalender Masehi
Pada sistem kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Satu tahun terdiri dari dua belas (12) bulan. Masing-masing bulan memiliki jumlah hari yang
tidak semuanya sama, di mana dalam satu bulan bisa terdiri atas 28, 29, 30 hingga 31 hari. Tidak mungkin dalam satu bulan terdiri dari lebih dari 31 hari dan kurang dari 28 hari.
Jumlah hari yang berjumlah 28 hari hanya terdapat pada bulan Februari secara tiga tahun berturut-turut. Pada tahun keempat jumlah hari dalam bulan Februari adalah berjumlah 29 hari.
Fenomena tersebut dinamakan fenomena tahun kabisat dimana satu tahun berjumlah 366 hari. Tahun kabisat hanya terjadi setiap empat tahun sekali akibat akumulasi jumlah hari tiap
tahunnya. Normalnya satu tahun atau satu kali bumi mengelilingi matahari berjumlah 365,25 hari, sehingga setelah dibulatkan dalam empat tahun genap menjadi satu hari penuh.
Di bawah ini adalah nama-nama bulan dalam kalender Masehi beserta jumlah harinya dalam masing-masing bulan:
1. Bulan Januari: 31 hari
2. Bulan Februari: 28/29 hari
3. Bulan Maret: 31 hari
4. Bulan April: 30 hari
5. Bulan Mei: 31 hari
6. Bulan Juni: 30 hari
7. Bulan Juli: 31 hari
8. Bulan Agustus: 31 hari
9. Bulan September: 30 hari
10. Bulan Oktober: 31 hari
11. Bulan November: 30 hari
12. Bulan Desember: 31 hari
Kalender Hijriah/Islam
Pada sistem kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender
lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah
yang menjelaskan 1 tahun kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi, dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari
bersesuaian dengan terjadinya bulan baru di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari
(perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik
terjauhnya dari matahari (aphelion). Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29-30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (bulan,
bumi, dan matahari).
Penentuan awal bulan ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) bulan sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, bulan terbenam sesaat
setelah terbenamnya matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk Barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari.
Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan:
Muharram
Safar
Rabiul awal
Rabiul akhir
Jumadil awal
Jumadil akhir
Rajab
Sya’ban
Ramadhan
Syawal
Dzulkaidah
Dzulhijjah
Kalender Hijriah terdiri dari 7 hari. Nama-nama harinya adalah:
al-Ahad (Minggu)
al-Itsnayn (Senin)
ats-Tsalaatsa’ (Selasa)
al-Arba’aa’ (Rabu)
al-Khamiis (Kamis)
al-Jum’aat (Jum’at)
as-Sabt (Sabtu)
Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Dalam sistem
kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua, siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran.
Sebagian nama bulan diambil dari Kalender Hijriah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di antaranya menggunakan nama dalam bahasa Sansekerta seperti Pasa, Sela dan