Oleh: Sugeng, M.Pd LPMP Prov. Kalteng [email protected]  Latar Belakang  Permasalahan  Pengimplementasian Sistem Pamong Berlapis  Kendala dalam Implementasi  Hasil  Penutup.

Download Report

Transcript Oleh: Sugeng, M.Pd LPMP Prov. Kalteng [email protected]  Latar Belakang  Permasalahan  Pengimplementasian Sistem Pamong Berlapis  Kendala dalam Implementasi  Hasil  Penutup.

Oleh: Sugeng, M.Pd

LPMP Prov. Kalteng [email protected]

     

Latar Belakang Permasalahan Pengimplementasian Sistem Pamong Berlapis Kendala dalam Implementasi Hasil Penutup

Melalui in service, pertemuan rutin (16 x 200 menit) pada KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, MKPS serta on service program BERMUTU hendaknya mampu meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.

     Kompetensi dan kinerja guru tsb setidaknya tampak pada 8 tagihan program BERMUTU:  Pengembangan Kurikulum dan Silabus;  Pengembangan RPP ;  CPD (Continuous Professional Development); Kajian Kritis ; Pengembangan Kisi-Kisi dan Bank Soal ; Portofolio, dan Learning Jurnal;

On service Teacher Quality;

Laporan PTK.

1 Hasil (8 tagihan) kelompok kerja (KK) rata-rata masih rendah; Konsultasi dari KK dan DCT ke PCT kurang terlayani dengan baik, karena hanya tertumpu pada beberapa orang anggota PCT/WI; 3

4

Cukup repot mengelola KK yang jumlahnya relatif banyak, disela-sela kegiatan yang lain;

2

Sulit memperoleh data administrasi dan manajemen KK; Pemahaman dan kemampuan anggota KK, juga guru pemandu tentang program BERMUTU dan tagihan tagihannya belum merata.

5

Mengimple mentasikan Sistem Pamong Berlapis ?

Pengasuhan, pembimbingan, pendampingan oleh PCT, kepada KK mulai dari TNA, pelaksanaan kegiatan, penyelesaian 8 tagihan dan pelaporan penggunaan DBL; pengasuhan, pembimbingan, pendampingan sebaya dari guru pemandu dan anggota KK yang dipandang lebih mampu/menguasai kepada sekelompok (3-5) anggota KK yang kurang mampu dalam menyelesaikan 8 tagihan program BERMUTU ; serta pembimbingan dari dosen LPTK (UNPAR) khusus pada pembuatan proposal dan pelaporan PTK.

 Mengidentifikasi calon pamong yang terdiri atas: WI, fungsional pada Disdik Provinsi, anggota PCT dan DCT, dan staf LPMP yang dipandang mampu;  Menerbitkan SK pamong, dengan distribusi 1 pamong mengasuh 3-5 KK;  Pembekalan pamong: pendalaman BBM, strategi pembimbingan 8 tagihan, pelaporan penggunaan DBL.

Calon Pamong

 Penyiapan materi pembimbingan, format 8 tagihan, instrumen instrumen yang diperlukan KK, dan jadwal kunjungan;  Pelaksanaan pembimbingan KK: dimulai dengan

In service

berdasarkan TNA, saat itu pula diidentifikasi calon pembimbing sebaya; dan  Pembimbingan kegiatan di antara pertemuan 1 – 16 x (setidaknya awal, tengah dan akhir).

 Pembimbingan diarahkan pada pembuatan proposal dan pelaporan PTK;  Diprioritaskan pada KK yang anggotanya rata-rata belum S 1 → PPKHB;  KK yang anggotanya sudah S-1 dibimbing oleh WI/PCT;  Pembimbingan PTK anggota KK disesuaikan dengan latar belakang pendidikan/keahlian dosen/WI;  Satu orang dosen membimbing 3-5 KK.

 Mengasuh, membimbing, mendampingi 3-5 KK mulai dari TNA/review TNA, pelaksanaan kegiatan (menghasilkan 8 tagihan), hingga pelaporan penggunaan DBL;  Menjadi narasumber pada

In service training

;  Membimbing langsung ke KK di antara pertemuan rutin 1-16 x (dimungkinkan hingga 3 x);  Menjadi pusat konsultasi anggota KK;  Membimbing pengerjaan 8 tagihan, laporan DBL, dll;  Menagih 8 tagihan dan laporan DBL;  Melaporkan kemajuan tagihan KK (dari waktu ke waktu) kepada PJBA.

Menggunakan DBL:

Uang harian;

Transpot;

Konsumsi;

Akomodasi.

 Kemampuan pamong belum merata;  Beberapa KK di daerah yang belum ada jaringan telepon masih mengalami kesulitan berkonsultasi dengan pamong, kecuali melalui tatap muka;  Pamong rata-rata mengeluhkan meningkatnya pemakaian pulsa;  Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan membuat anggota KK merasa dikejar waktu untuk menyelesaikan tagihan.

 Kegiatan In service, dan pertemuan rutin terlayani, terbimbing oleh pamong secara intensif;  Masing-masing pamong (WI/PCT/DCT/Disdik Prov/LPTK) memiliki pemahaman, rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi terhadap program BERMUTU;  Kesulitan kelompok kerja dalam menyelesaikan tagihan teratasi;  Konsultasi, keluhan KK kepada pamong, PCT terlayani lebih cepat.

 Data pelaksanaan dan hasil dari KK dapat diperoleh secara lebih mudah

Beberapa Tumpuk Tagihan KK yang Terdokumentasikan Di Sekretariat DCT.

Hasil supervisi komprehensif terhadap 8 (delapan) indikator keberhasilan program BERMUTU

3 2,5 2 1,5 1 0,5 0

2,79 2,96 2,58 2,47 2,06 2,55 2,3 1,74 2,12 2,74

Penutup

• • • Optimalisasi Sistem pamong berlapis dapat meningkatkan mutu layanan PCT kepada kelompok kerja; Optimalisasi Sistem pamong berlapis juga dapat meningkatkan pemahaman, rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi pada PCT, DCT, LPTK, guru pemandu dan anggota KK sehingga kerjanya lebih ringan, namun mutu proses dan hasilnya lebih optimal; Data yang menyangkut pelaksanaan kegiatan dan hasil KK dapat diperoleh secara lebih mudah.