Transcript Analisis Perubahan Geomorfologi Dasar Laut Akibat
Slide 1
ANALISIS PERUBAHAN GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
AKIBAT PENAMBANGAN PASIR LAUT
DI PERAIRAN TIMUR PULAU KARIMUN BESAR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SIDANG KOMPREHENSIF
ISNAINI SOFIYANI
NPM 230210080009
Di bawah bimbingan :
Ankiq Taofiqurrohman, S.Si, M.T
Noir Primadona Purba, M.Si
Drs. Muhammad Salahuddin
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2012
Slide 2
OUTLINE
PENDAHULUAN
BAHAN DAN
METODE
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN
SARAN
Slide 3
LATAR BELAKANG
SUMBER DAYA KELAUTAN
SUMBER DAYA HAYATI DAN NON-HAYATI
PENAMBANGAN PASIR LAUT
GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR & LAUT
Slide 4
SUMBER DAYA HAYATI
sciencephoto.com
aquariumslife.com, 2009
maruf.wordpress.com, 2003
borneo.com
dkp-kepulauanriau.info
Slide 5
SUMBER DAYA NON-HAYATI
Serbasejarah.wordpress.com
Media Indonesia, 2011
wartanews, 2010
Darmadi, 2010
pasarkreasi.com
Cabiklunik.blogspot.com, 2010
Link-geo.blogspot.com, 2009
Slide 6
Penambangan Pasir Laut
bumn.go.id
Kompas, 2007
Slide 7
Geomorfologi Dasar Laut
P3GL, 2009
Slide 8
IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas
penambangan pasir laut mempengaruhi
geomorfologi dasar laut di wilayah Perairan
Timur Pulau Karimun Besar, Kabupaten
Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Slide 9
TUJUAN
Untuk
mengetahui
perubahan
geomorfologi dasar laut dan volume pasir
laut yang ditambang di wilayah Perairan
Timur Pulau Karimun Besar, Provinsi
Kepulauan Riau.
Slide 10
MANFAAT
Mengetahui perubahan geomorfologi dasar
laut yang terjadi di wilayah Perairan Timur
Pulau Karimun Besar. Informasi ini juga
dapat dipakai sebagai acuan dalam
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut
Pulau Karimun Besar terutama dalam
penanganan eksploitasi pasir laut.
Slide 11
PENDEKATAN MASALAH
Maritime Magazine, 2011
P3GL, 2009
Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir dan Laut
land-state.az.us
Slide 12
BAHAN & METODE PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU
DATA DAN
PERANGKAT
METODE
ANALISIS DATA
Slide 13
LOKASI PENELITIAN
Perairan Timur Pulau Karimun Besar, Kabupaten Karimun, Provinsi
Kepulauan Riau yang terletak pada koordinat 01°02’00” – 01°08’00”
LS dan 103°22’00” – 103°28’00” BT.
Slide 14
WAKTU PENELITIAN
• Penelitian telah dilaksanakan pada bulan
April-September 2012 yang mencakup
pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penyusunan laporan.
• Pengolahan data dilakukan di P3GL
Bandung dan Lab. Ilmu dan Teknologi
Kelautan, FPIK, UNPAD.
Slide 15
DATA
Data
Sumber
Data Pasang Surut (Tgl. 27 Agustus sampai 24 PDKK Bakosurtanal
September 2005)
Data Titik Kedalaman Tahun 2005
PDKK Bakosurtanal
Data Hasil Rekaman Seismik Tahun 2000
Geomarin I, P3GL
Data Sebaran Sedimen Tahun 2005
PDKK Bakosurtanal
Data Wilayah Kuasa Penambangan
Teknologi Mineral, 2000
Peta American Map Service (AMS) Bengkalis USGS (United States Geological Survey)
dan Siak Sri Indrapura Tahun 1955 skala
1:250.000
Peta Selat Durian dan Air Pelayaran di Dishidros
sekitarnya Tahun 1998 skala 1:100.000
Slide 16
PERANGKAT
Perangkat Keras
• Komputer
• Scanner
• Printer
Perangkat Lunak
• ArcGIS 9.3
• GEDCO Vista 11.0
• Surfer 10
• Microsoft Excel
Slide 17
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode observasi yang dirancang
berdasarkan Sistem Informasi Geografis
(SIG). Penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan kondisi geomorfologi,
yaitu dengan menggunakan peta batimetri
tahun 1955, 1998, dan 2005.
Slide 18
PROSEDUR PENELITIAN
Data Pasang
Surut Tahun
2005
Koreksi
Pasang Surut
Peta
Batimetri
Tahun 2005
Data Titik
Kedalaman
Tahun 2005
Peta Selat
Durian dan Air
Pelayaran di
sekitarnya
Tahun 1998
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 1955
Peta
Batimetri
Tahun 1955
Overlay
Data Wilayah
Kuasa
Penambangan
Data Hasil
Rekaman
Seismik
Tahun 1997
Interpretasi
Seismik
Data
Sebaran
Sedimen
Tahun 2005
- Scanning
- Registrasi
- Digitasi
Koreksi
Kedalaman
Peta
Batimetri
Tahun 1998
Peta AMS
Bangkalis dan
Siak Sri Indrapura
Tahun 1955
Analisis
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 1998
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 2005
Slide 19
PENGUMPULAN DATA
Studi Pustaka
Data Penunjang Penelitian
• Geomorfologi dasar laut
• Penambangan pasir laut
• Data pasang surut
• Data titik kedalaman
• Data wilayah kuasa
penambangan
• Data hasil rekaman seismik
• Data sebaran sedimen
• Peta AMS Bengkalis dan
Siak Sri Indrapura
• Peta Selat Durian dan Air
Pelayaran di sekitarnya
Slide 20
PENGOLAHAN DATA
Koreksi pasang surut
Pembuatan peta batimetri
Pembuatan peta sebaran sedimen
Pengolahan rekaman seismik
Slide 21
KOREKSI PASANG SURUT
•
Metode harmonik British Admiralty untuk menghitung konstanta harmonik yang terdiri atas : paras laut
rata-rata (mean sea level), amplitudo, dan fase yang terdiri atas 9 komponen utama pasang surut, yaitu:
An
: Amplitudo harmonik ke-n
g(O)
: Fase perlambatan
S0
: Paras laut rata-rata
M2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi bulan
S2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi matahari
N2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak bulan
K2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari
O1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan
P1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari
K1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari dan bulan
M4
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh pengaruh ganda M2
MS4
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh interaksi antara M2 dan S2
•
Konstanta harmonik diperoleh melalui persamaan harmonik :
A(t) = S0 + Σ An cos(wt.Gn)
A(t) : Amplitudo
S0 : Tinggi paras air laut rata-rata di atas titik nol rambu amat
An : Amplitudo komponen harmonik pasang surut
Gn : Fase komponen harmonik pasang surut
N : Konstanta yang diperoleh dari perhitungan astronomis
wt : Waktu
•
Penentuan tipe pasang surut dengan
Slide 22
PEMBUATAN PETA BATIMETRI
Koreksi geometrik
Digitasi
Pembuatan model TIN
Pembuatan kontur batimetri
Tumpang susun (overlay)
Pembuatan model 3 dimensi
Slide 23
PEMBUATAN PETA SEBARAN SEDIMEN
Mengacu pada Peta AMS Bengkalis dan Siak
Sri Indrapura tahun 1955, peta Selat Durian
dan Air Pelayaran di sekitarnya tahun 1998
yang menggunakan analisis megaskopis, dan
data sebaran sedimen tahun 2005 hasil PDKK
Bakosurtanal yang menggunakan analisis
besar butir (granulometri) untuk mengetahui
sebaran sedimennya. Setelah diketahui jenis
sedimennya, kemudian dibuat peta sebaran
sedimen yang disatukan dengan peta
batimetri.
Slide 24
PENGOLAHAN REKAMAN SEISMIK
Scan data rekaman seismik
Rubah ke dalam bentuk SEG-Y
Koreksi geometri
Filtering
Interpretasi rekaman seismik
Slide 25
INTERPRETASI REKAMAN SEISMIK
• Didasarkan pada prinsip penjalaran gelombang suara yang
dilepas kemudian dipantukan kembali oleh lapisan
sedimen/batuan yang ditangkap oleh unit penerima, maka
dapat diketahui ketebalan dari lapisan sedimennya. Untuk
menghitung ketebalan sedimen/batuan digunakan persamaan
jarak, yaitu:
S=Vxt
S : jarak atau ketebalan
V: kecepatan gelombang pada media air (V air) dan pada
media sedimen (V sed).
t : waktu tempuh perambatan gelombang suara pada media
dalam satuan TWT (Two Way Traveltime)
• Berdasarkan hasil pengukuran semi empiris, kecepatan
gelombang dalam air (V air) sekitar 1500 m/s dan kecepatan
gelombang dalam sedimen (V sed) sekitar 1600 m/s (Hubrol et
al., 1980; Khesin et al. 1995)
Slide 26
ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif.
• Analisis data dilakukan dengan membandingkan tiga
batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar (tahun
1955, 1998 dan 2005) dengan menumpang-susunkan
(computerized overlying) pola sebaran garis kontur
batimetri pada posisi geografis yang sama, sehingga
didapatkan perpotongan garis-garis kontur dengan nilai
kedalaman yang berbeda.
• Dihitung volume pasir yang ditambang dengan
menggunakan analasis spasial. Kemudian data hasil
rekaman seismik diinterpretasi untuk mengetahui jenis
dan ketebalan batuan sedimen serta sebaran sedimennya
pun dibandingkan dari ketiga tahun tersebut.
Slide 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasang Surut
Batimetri
Seismik Pantul
Dangkal
Dampak
Penambangan
Pasir Laut
Slide 28
PASANG SURUT
• Data pasang surut ini diambil dari hasil pengamatan PDKK
Bakosurtanal pada tanggal 27 Agustus sampai 24
September 2005.
Tabel 3. Konstanta Harmonik Beserta Nilai A dan g
• Berdasarkan nilai pada tabel 3 didapatkan nilai F sebesar
0.37, yang termasuk ke dalam tipe pasang surut
campuran condong ke setengah harian ganda (semi
diurnal tide) dan dalam waktu 24 jam diperoleh puncak
pasang atau surut minimum masing-masing dua kali.
Slide 29
PASANG SURUT
34
Tinggi Muka Air (dm)
29
24
19
14
9
4
27
29
31
2
4
6
8
Tanggal
10
12
14
16
18
20
22
Pengamatan
Gambar 6. Grafik Pasang Surut 27 Agustus - 24 September 2005
di Perairan Timur Pulau Karimun Besar
24
Slide 30
PETA BATIMETRI
Profil
Batimetri
• Tahun 1955
• Tahun 1998
• Tahun 2005
• Tahun 1955-1998
Perbandingan
• Tahun 1998-2005
Batimetri
• Tahun 1955-2005
Slide 31
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955
Slide 32
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun1955
Slide 33
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998
Slide 34
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998
Slide 35
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Slide 36
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Slide 37
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955 dan 1998
Slide 38
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998 dan 2005
Slide 39
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955 dan 2005
Slide 40
Peta Wilayah KP Pasir Laut Perairan Timur Pulau Karimun Besar
Slide 41
PENAMBANGAN PASIR LAUT
Hasil pengolahan analisis spasial didapatkan
bahwa volume pasir laut yang ditambang pada tahun
1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3
dengan luas penambangan pasir 95.514.000 m2. Pasir
yang ditambang tiap tahunnya sebanyak 620.284,48
m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman 0,0065
m/tahun.
Pada tahun 1998 sampai dengan 2005, volume
pasir yang ditambang sebanyak 62.580.425,44 m3 atau
8.940.060,78 m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman
0.094 m/tahun. Volume pasir yang ditambang dari
tahun 1995 sampai 2005 tidak dapat dihitung karena
data spasial yang berbeda.
Slide 42
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Lintasan survei kapal riset Geomarin I di perairan timur Pulau Karimun
(Gambar 17) yang digunakan untuk penelitian ini terdapat 3 lintasan
yang menunjukkan adanya penambangan pasir, yaitu pada koordinat
103°26'21.29" - 103°26'34.125" BT dan 1°5'27.487" - 1°5'31.8" LS.
Slide 43
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Penampang Seismik Hasil Scan
Slide 44
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Penampang Seismik dalam bentuk SEG-Y
Slide 45
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Perbedaan Morfologi Dasar Laut Normal dan Terganggu
Slide 46
Penampang Seismik yang telah di-Filter
Slide 47
Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap
Sumber Daya Hayati dan non-Hayati
• Penambangan pasir laut dengan cara penghisapan dapat
mengakibatkan lumpur pada dasar perairan menjadi teraduk.
Berpotensi meningkatkan kekeruhan dan jumlah zat padat
tersupensi baik di daerah tambang maupun di sekitarnya.
Peningkatan kekeruhan dan kandungan zat padat tersuspensi
akan mengurangi penetrasi cahaya matahari, serta tingkat
nutrisi air laut yang mempengaruhi keberlangsungan biota
laut (PT. Equator Reka Citra, 1996).
• Perubahan akibat penambangan pasir akan mengubah pola
gerakan air dan sistem transportasi sedimen di daerah
tersebut. Bertambahnya kedalaman air laut akan
mengakibatkan menguatnya gelombang yang mencapai
pantai (PT. Barelang Sugi Bulan, 2000).
Slide 48
Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap
Sumber Daya Hayati dan non-Hayati
• Dampak
dari
penambangan
pasir
adalah
pengurangan daratan. Salah satunya adalah Pulau
Nipah, Pulau Nipah merupakan pulau kecil terluar
yang berada di timur laut Pulau Karimun Besar
berbatasan dengan negara Singapura. Menurut
penelitian Poerba, dkk. tahun 2011 terdapat
perubahan garis pantai di Pulau Nipah, yaitu dari
luasan 659.689,58 m2 pada tahun 1990 menjadi
594.916,07 m2 pada tahun 2009. Perubahan garis
pantai di Pulau Nipah ini selain dipengaruhi oleh
kenaikan muka air laut, juga diduga akibat
penambangan pasir laut yang terdapat di Pulau
Karimun, daerah penambangan pasir ini terisi kembali
oleh sedimen yang berasal dari Pulau Nipah.
Slide 49
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Adanya aktivitas penambangan pasir laut, dari tahun 1955, 1998, dan 2005
terjadi perubahan kedalaman sekitar 5-30 meter dan morfologi dasar laut
berubah menjadi tidak beraturan. Volume pasir laut yang ditambang pada
tahun 1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3 dan pada tahun
1998 sampai dengan 2005, volume pasir yang ditambang sebanyak
62.580.425,44 m3.
2. Horizon seabed yang berundulasi pada penampang seismik tahun 2000
mendukung adanya morfologi dasar laut yang terganggu akibat
penambangan pasir laut dan juga berubahnya jenis sedimen. Sedimen pada
tahun 1955 didominasi oleh pasir, tahun 1998, dan 2005 lumpur pasiran. Hal
ini disebabkan oleh transpor sedimen dari daratan dan dampak dari
penambangan pasir.
3. Penambangan pasir ini dapat mengakibatkan kekeruhan yang dapat
mengurangi penetrasi cahaya dan tingkat nutrisi air laut yang mempengaruhi
keberlangsungan hidup biota laut serta meningkatnya energi gelombang yang
mengempas di pantai yang berdampak pada semakin intensifnya proses
abrasi atau erosi pantai.
Slide 50
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Perlu ditambahkan parameter arus dasar,
data terbaru, dan daerah penambangan pasir laut
di Selat Sugi dan Selat Combol yang belum dikaji
untuk penelitian berikutnya, serta dilakukan survei
ke lapangan dan pemodelan bagaimana morfologi
dasar laut kedepannya.
Slide 51
TERIMA KASIH
ANALISIS PERUBAHAN GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
AKIBAT PENAMBANGAN PASIR LAUT DI PERAIRAN TIMUR
PULAU KARIMUN BESAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ANALISIS PERUBAHAN GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
AKIBAT PENAMBANGAN PASIR LAUT
DI PERAIRAN TIMUR PULAU KARIMUN BESAR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SIDANG KOMPREHENSIF
ISNAINI SOFIYANI
NPM 230210080009
Di bawah bimbingan :
Ankiq Taofiqurrohman, S.Si, M.T
Noir Primadona Purba, M.Si
Drs. Muhammad Salahuddin
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2012
Slide 2
OUTLINE
PENDAHULUAN
BAHAN DAN
METODE
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN
SARAN
Slide 3
LATAR BELAKANG
SUMBER DAYA KELAUTAN
SUMBER DAYA HAYATI DAN NON-HAYATI
PENAMBANGAN PASIR LAUT
GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR & LAUT
Slide 4
SUMBER DAYA HAYATI
sciencephoto.com
aquariumslife.com, 2009
maruf.wordpress.com, 2003
borneo.com
dkp-kepulauanriau.info
Slide 5
SUMBER DAYA NON-HAYATI
Serbasejarah.wordpress.com
Media Indonesia, 2011
wartanews, 2010
Darmadi, 2010
pasarkreasi.com
Cabiklunik.blogspot.com, 2010
Link-geo.blogspot.com, 2009
Slide 6
Penambangan Pasir Laut
bumn.go.id
Kompas, 2007
Slide 7
Geomorfologi Dasar Laut
P3GL, 2009
Slide 8
IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas
penambangan pasir laut mempengaruhi
geomorfologi dasar laut di wilayah Perairan
Timur Pulau Karimun Besar, Kabupaten
Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Slide 9
TUJUAN
Untuk
mengetahui
perubahan
geomorfologi dasar laut dan volume pasir
laut yang ditambang di wilayah Perairan
Timur Pulau Karimun Besar, Provinsi
Kepulauan Riau.
Slide 10
MANFAAT
Mengetahui perubahan geomorfologi dasar
laut yang terjadi di wilayah Perairan Timur
Pulau Karimun Besar. Informasi ini juga
dapat dipakai sebagai acuan dalam
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut
Pulau Karimun Besar terutama dalam
penanganan eksploitasi pasir laut.
Slide 11
PENDEKATAN MASALAH
Maritime Magazine, 2011
P3GL, 2009
Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir dan Laut
land-state.az.us
Slide 12
BAHAN & METODE PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU
DATA DAN
PERANGKAT
METODE
ANALISIS DATA
Slide 13
LOKASI PENELITIAN
Perairan Timur Pulau Karimun Besar, Kabupaten Karimun, Provinsi
Kepulauan Riau yang terletak pada koordinat 01°02’00” – 01°08’00”
LS dan 103°22’00” – 103°28’00” BT.
Slide 14
WAKTU PENELITIAN
• Penelitian telah dilaksanakan pada bulan
April-September 2012 yang mencakup
pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penyusunan laporan.
• Pengolahan data dilakukan di P3GL
Bandung dan Lab. Ilmu dan Teknologi
Kelautan, FPIK, UNPAD.
Slide 15
DATA
Data
Sumber
Data Pasang Surut (Tgl. 27 Agustus sampai 24 PDKK Bakosurtanal
September 2005)
Data Titik Kedalaman Tahun 2005
PDKK Bakosurtanal
Data Hasil Rekaman Seismik Tahun 2000
Geomarin I, P3GL
Data Sebaran Sedimen Tahun 2005
PDKK Bakosurtanal
Data Wilayah Kuasa Penambangan
Teknologi Mineral, 2000
Peta American Map Service (AMS) Bengkalis USGS (United States Geological Survey)
dan Siak Sri Indrapura Tahun 1955 skala
1:250.000
Peta Selat Durian dan Air Pelayaran di Dishidros
sekitarnya Tahun 1998 skala 1:100.000
Slide 16
PERANGKAT
Perangkat Keras
• Komputer
• Scanner
• Printer
Perangkat Lunak
• ArcGIS 9.3
• GEDCO Vista 11.0
• Surfer 10
• Microsoft Excel
Slide 17
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode observasi yang dirancang
berdasarkan Sistem Informasi Geografis
(SIG). Penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan kondisi geomorfologi,
yaitu dengan menggunakan peta batimetri
tahun 1955, 1998, dan 2005.
Slide 18
PROSEDUR PENELITIAN
Data Pasang
Surut Tahun
2005
Koreksi
Pasang Surut
Peta
Batimetri
Tahun 2005
Data Titik
Kedalaman
Tahun 2005
Peta Selat
Durian dan Air
Pelayaran di
sekitarnya
Tahun 1998
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 1955
Peta
Batimetri
Tahun 1955
Overlay
Data Wilayah
Kuasa
Penambangan
Data Hasil
Rekaman
Seismik
Tahun 1997
Interpretasi
Seismik
Data
Sebaran
Sedimen
Tahun 2005
- Scanning
- Registrasi
- Digitasi
Koreksi
Kedalaman
Peta
Batimetri
Tahun 1998
Peta AMS
Bangkalis dan
Siak Sri Indrapura
Tahun 1955
Analisis
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 1998
Peta
Sebaran
Sedimen
Tahun 2005
Slide 19
PENGUMPULAN DATA
Studi Pustaka
Data Penunjang Penelitian
• Geomorfologi dasar laut
• Penambangan pasir laut
• Data pasang surut
• Data titik kedalaman
• Data wilayah kuasa
penambangan
• Data hasil rekaman seismik
• Data sebaran sedimen
• Peta AMS Bengkalis dan
Siak Sri Indrapura
• Peta Selat Durian dan Air
Pelayaran di sekitarnya
Slide 20
PENGOLAHAN DATA
Koreksi pasang surut
Pembuatan peta batimetri
Pembuatan peta sebaran sedimen
Pengolahan rekaman seismik
Slide 21
KOREKSI PASANG SURUT
•
Metode harmonik British Admiralty untuk menghitung konstanta harmonik yang terdiri atas : paras laut
rata-rata (mean sea level), amplitudo, dan fase yang terdiri atas 9 komponen utama pasang surut, yaitu:
An
: Amplitudo harmonik ke-n
g(O)
: Fase perlambatan
S0
: Paras laut rata-rata
M2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi bulan
S2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh posisi matahari
N2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak bulan
K2
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari
O1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan
P1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari
K1
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari dan bulan
M4
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh pengaruh ganda M2
MS4
: Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh interaksi antara M2 dan S2
•
Konstanta harmonik diperoleh melalui persamaan harmonik :
A(t) = S0 + Σ An cos(wt.Gn)
A(t) : Amplitudo
S0 : Tinggi paras air laut rata-rata di atas titik nol rambu amat
An : Amplitudo komponen harmonik pasang surut
Gn : Fase komponen harmonik pasang surut
N : Konstanta yang diperoleh dari perhitungan astronomis
wt : Waktu
•
Penentuan tipe pasang surut dengan
Slide 22
PEMBUATAN PETA BATIMETRI
Koreksi geometrik
Digitasi
Pembuatan model TIN
Pembuatan kontur batimetri
Tumpang susun (overlay)
Pembuatan model 3 dimensi
Slide 23
PEMBUATAN PETA SEBARAN SEDIMEN
Mengacu pada Peta AMS Bengkalis dan Siak
Sri Indrapura tahun 1955, peta Selat Durian
dan Air Pelayaran di sekitarnya tahun 1998
yang menggunakan analisis megaskopis, dan
data sebaran sedimen tahun 2005 hasil PDKK
Bakosurtanal yang menggunakan analisis
besar butir (granulometri) untuk mengetahui
sebaran sedimennya. Setelah diketahui jenis
sedimennya, kemudian dibuat peta sebaran
sedimen yang disatukan dengan peta
batimetri.
Slide 24
PENGOLAHAN REKAMAN SEISMIK
Scan data rekaman seismik
Rubah ke dalam bentuk SEG-Y
Koreksi geometri
Filtering
Interpretasi rekaman seismik
Slide 25
INTERPRETASI REKAMAN SEISMIK
• Didasarkan pada prinsip penjalaran gelombang suara yang
dilepas kemudian dipantukan kembali oleh lapisan
sedimen/batuan yang ditangkap oleh unit penerima, maka
dapat diketahui ketebalan dari lapisan sedimennya. Untuk
menghitung ketebalan sedimen/batuan digunakan persamaan
jarak, yaitu:
S=Vxt
S : jarak atau ketebalan
V: kecepatan gelombang pada media air (V air) dan pada
media sedimen (V sed).
t : waktu tempuh perambatan gelombang suara pada media
dalam satuan TWT (Two Way Traveltime)
• Berdasarkan hasil pengukuran semi empiris, kecepatan
gelombang dalam air (V air) sekitar 1500 m/s dan kecepatan
gelombang dalam sedimen (V sed) sekitar 1600 m/s (Hubrol et
al., 1980; Khesin et al. 1995)
Slide 26
ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif.
• Analisis data dilakukan dengan membandingkan tiga
batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar (tahun
1955, 1998 dan 2005) dengan menumpang-susunkan
(computerized overlying) pola sebaran garis kontur
batimetri pada posisi geografis yang sama, sehingga
didapatkan perpotongan garis-garis kontur dengan nilai
kedalaman yang berbeda.
• Dihitung volume pasir yang ditambang dengan
menggunakan analasis spasial. Kemudian data hasil
rekaman seismik diinterpretasi untuk mengetahui jenis
dan ketebalan batuan sedimen serta sebaran sedimennya
pun dibandingkan dari ketiga tahun tersebut.
Slide 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasang Surut
Batimetri
Seismik Pantul
Dangkal
Dampak
Penambangan
Pasir Laut
Slide 28
PASANG SURUT
• Data pasang surut ini diambil dari hasil pengamatan PDKK
Bakosurtanal pada tanggal 27 Agustus sampai 24
September 2005.
Tabel 3. Konstanta Harmonik Beserta Nilai A dan g
• Berdasarkan nilai pada tabel 3 didapatkan nilai F sebesar
0.37, yang termasuk ke dalam tipe pasang surut
campuran condong ke setengah harian ganda (semi
diurnal tide) dan dalam waktu 24 jam diperoleh puncak
pasang atau surut minimum masing-masing dua kali.
Slide 29
PASANG SURUT
34
Tinggi Muka Air (dm)
29
24
19
14
9
4
27
29
31
2
4
6
8
Tanggal
10
12
14
16
18
20
22
Pengamatan
Gambar 6. Grafik Pasang Surut 27 Agustus - 24 September 2005
di Perairan Timur Pulau Karimun Besar
24
Slide 30
PETA BATIMETRI
Profil
Batimetri
• Tahun 1955
• Tahun 1998
• Tahun 2005
• Tahun 1955-1998
Perbandingan
• Tahun 1998-2005
Batimetri
• Tahun 1955-2005
Slide 31
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955
Slide 32
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun1955
Slide 33
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998
Slide 34
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998
Slide 35
Peta Batimetri Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Slide 36
Gambaran Geomorfologi Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 2005
Slide 37
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955 dan 1998
Slide 38
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1998 dan 2005
Slide 39
Peta Komposit Perairan Timur Pulau Karimun Besar Tahun 1955 dan 2005
Slide 40
Peta Wilayah KP Pasir Laut Perairan Timur Pulau Karimun Besar
Slide 41
PENAMBANGAN PASIR LAUT
Hasil pengolahan analisis spasial didapatkan
bahwa volume pasir laut yang ditambang pada tahun
1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3
dengan luas penambangan pasir 95.514.000 m2. Pasir
yang ditambang tiap tahunnya sebanyak 620.284,48
m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman 0,0065
m/tahun.
Pada tahun 1998 sampai dengan 2005, volume
pasir yang ditambang sebanyak 62.580.425,44 m3 atau
8.940.060,78 m3/tahun, dengan rata-rata pendalaman
0.094 m/tahun. Volume pasir yang ditambang dari
tahun 1995 sampai 2005 tidak dapat dihitung karena
data spasial yang berbeda.
Slide 42
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Lintasan survei kapal riset Geomarin I di perairan timur Pulau Karimun
(Gambar 17) yang digunakan untuk penelitian ini terdapat 3 lintasan
yang menunjukkan adanya penambangan pasir, yaitu pada koordinat
103°26'21.29" - 103°26'34.125" BT dan 1°5'27.487" - 1°5'31.8" LS.
Slide 43
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Penampang Seismik Hasil Scan
Slide 44
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Penampang Seismik dalam bentuk SEG-Y
Slide 45
SEISMIK PANTUL DANGKAL
Perbedaan Morfologi Dasar Laut Normal dan Terganggu
Slide 46
Penampang Seismik yang telah di-Filter
Slide 47
Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap
Sumber Daya Hayati dan non-Hayati
• Penambangan pasir laut dengan cara penghisapan dapat
mengakibatkan lumpur pada dasar perairan menjadi teraduk.
Berpotensi meningkatkan kekeruhan dan jumlah zat padat
tersupensi baik di daerah tambang maupun di sekitarnya.
Peningkatan kekeruhan dan kandungan zat padat tersuspensi
akan mengurangi penetrasi cahaya matahari, serta tingkat
nutrisi air laut yang mempengaruhi keberlangsungan biota
laut (PT. Equator Reka Citra, 1996).
• Perubahan akibat penambangan pasir akan mengubah pola
gerakan air dan sistem transportasi sedimen di daerah
tersebut. Bertambahnya kedalaman air laut akan
mengakibatkan menguatnya gelombang yang mencapai
pantai (PT. Barelang Sugi Bulan, 2000).
Slide 48
Dampak Penambangan Pasir Laut terhadap
Sumber Daya Hayati dan non-Hayati
• Dampak
dari
penambangan
pasir
adalah
pengurangan daratan. Salah satunya adalah Pulau
Nipah, Pulau Nipah merupakan pulau kecil terluar
yang berada di timur laut Pulau Karimun Besar
berbatasan dengan negara Singapura. Menurut
penelitian Poerba, dkk. tahun 2011 terdapat
perubahan garis pantai di Pulau Nipah, yaitu dari
luasan 659.689,58 m2 pada tahun 1990 menjadi
594.916,07 m2 pada tahun 2009. Perubahan garis
pantai di Pulau Nipah ini selain dipengaruhi oleh
kenaikan muka air laut, juga diduga akibat
penambangan pasir laut yang terdapat di Pulau
Karimun, daerah penambangan pasir ini terisi kembali
oleh sedimen yang berasal dari Pulau Nipah.
Slide 49
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Adanya aktivitas penambangan pasir laut, dari tahun 1955, 1998, dan 2005
terjadi perubahan kedalaman sekitar 5-30 meter dan morfologi dasar laut
berubah menjadi tidak beraturan. Volume pasir laut yang ditambang pada
tahun 1955 sampai dengan 1998 adalah 26.672.232,82 m3 dan pada tahun
1998 sampai dengan 2005, volume pasir yang ditambang sebanyak
62.580.425,44 m3.
2. Horizon seabed yang berundulasi pada penampang seismik tahun 2000
mendukung adanya morfologi dasar laut yang terganggu akibat
penambangan pasir laut dan juga berubahnya jenis sedimen. Sedimen pada
tahun 1955 didominasi oleh pasir, tahun 1998, dan 2005 lumpur pasiran. Hal
ini disebabkan oleh transpor sedimen dari daratan dan dampak dari
penambangan pasir.
3. Penambangan pasir ini dapat mengakibatkan kekeruhan yang dapat
mengurangi penetrasi cahaya dan tingkat nutrisi air laut yang mempengaruhi
keberlangsungan hidup biota laut serta meningkatnya energi gelombang yang
mengempas di pantai yang berdampak pada semakin intensifnya proses
abrasi atau erosi pantai.
Slide 50
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Perlu ditambahkan parameter arus dasar,
data terbaru, dan daerah penambangan pasir laut
di Selat Sugi dan Selat Combol yang belum dikaji
untuk penelitian berikutnya, serta dilakukan survei
ke lapangan dan pemodelan bagaimana morfologi
dasar laut kedepannya.
Slide 51
TERIMA KASIH
ANALISIS PERUBAHAN GEOMORFOLOGI DASAR LAUT
AKIBAT PENAMBANGAN PASIR LAUT DI PERAIRAN TIMUR
PULAU KARIMUN BESAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU