PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN ISTHISNA*

Download Report

Transcript PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN ISTHISNA*

PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN ISTHISNA’

Perbankan Syariah Pertemuan 8 Shinta Rahmani, SE., M.Si

BANK

Prinsip Jual Beli

Pembiayaan Murabahah Jual (2) Bayar cicilan (3) Beli (1) NASABAH

Murabahah taqsith (cicilan dengan angsur) Rp Rp Rp Rp Rp

Cash out

Rp Rp Rp Murabahah Mu’ajjal (lumpsum diakhir)

Murabahah naqdan (tunai) • 1a 2 SUPPLIER BANK NASABAH     Keterangan: 1a. Supplier menjual secara tunai 1b. Bank membeli secara tunai Rp x, 2a. Bank menjual secara cicilan 2b. Nasabah membeli secara cicilan Rpx,-+ keuntungan bank

BANK vs Supplier Cash out Rp Barang diterima oleh bank Bank sebagai pembeli Rp Rp Rp Rp Barang diserahkan oleh bank

Cash in

Bank vs Nasabah Rp Rp Rp Bank sebagai penjual Rp

B

ERDASARKAN SUMBER

D

ANA

 Murabahah URIA   Murabahah RIA Murabahah Modal Bank

I

LUSTRASI

1 • Bpk. Ahmad membutuhkan sebuah mesin fotocopi pada tanggal 1 Mei • • 2002 dengan spesifikasi sebagai berikut: Merk : Xerox Memiliki kemampuan untuk memperkecil dan memperbesar hingga ukuran A0 Memiliki kemampuan untuk memfotokopi warna Untuk membeli mesin ini secara tunai, Bpk. Ahmad harus menyediakan dana sebesar Rp 80.000.000,- Melihat kondisi keuangannya, Bpk. Ahmad mengalami kesulitan untuk melakukan pembelian secara tunai. Bpk Ahmad hanya memiliki kemampuan keuangan sebesar Rp 8.000.000,-per bulan untuk mesin tersebut.

Untuk memecahkan masalahnya ini, Bpk Ahmad mendatangi sebuah bank syariah untuk meminta pembiayaan, dengan memaparkan kondisi kebutuhan dan keuangannya.

Analisis Bank: Berikut adalah analisis bank dalam memberikan pendanaan dengan memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan finansial/keuangan nasabah serta required rate of profit bank (sebesar 20%): •Harga barang dari pemasok •Kemampuan keuanga nasabah/bulan •Required rate of profit bank (20%) •Harga jual barang kepada nasabah •Periode pembiayaan : : : : Rp80.000.000, Rp 8.000.000, Rp16.000.000, Rp80.000.000, +Rp16.000.000, Rp96.000.000, ÷Rp8.000.000, 12bulan (=360 hari)

Dengan analisis tersebut maka bentuk pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada Bpk. Ahmad adalah:   Pembiayaan murabahah muajjal, harga jual Rp 96.000.000,- 360 hari, angsuran Rp 8.000.000,-/bulan.

Pendanaan diambil dari URIA Analisis Kebutuhan Nasabah Kemampuan keuangan nasabah Struktur akad : Nasabah membutuhkan mesin fotocopi, seharga Rp 80.000.000,- pada tanggal 1 Mei 2012 (merupakan awal akad).

:Nasabah tidak memiliki kemampuan untuk membeli mesin fotokopi tersebut secara tunai. Untuk harga mesin fotokopi tersebut, nasabah hanya memiliki kemampuan untuk melunasinya dengan angsuran sebesar Rp 8.000.000,- setiap bulannya.

:untuk kondisi umum kasus ini, bank dapat memberikan pebiayaan dengan menggunakan akad murabahah dengan skema sebagai berikut: Cash out Rp Goods received by bank bank sebagai pembeli Rp Rp Rp 1 Mei 2012 Goods delivered by bank Rp Rp

Cash in

Rp Rp Rp 1 April 2013 Bank sebagai penjual

Akad Murabahah I: Ba’I Naqdan

Pelaku : - Bank, bertindak sebagai pembeli - Supplier (pemasok), bertindak sebagai penjual Transaksi: Pada tanggal 1 Mei 2012 bank melakukan pembelian mesin fotokopi kepada supplier (pemasok) dengan pembayaran secara tunai (bay’ naqdan). Dengan kondisi ini, pasa saat yang sama: •Bank mengeluarkan uang (cash out) sebesar Rp 80.000.000,- seharga mesin fotokopi tersebut.

•Bank menerima mesin fotokopi dari pemasok

Akad MUrabahah II: Murabahah Muajjal

Pelaku :- Bank, bertindak sebagai penjual - Nasabah bertindak sebagai pembeli Transaksi: Bank dan nasabah melakukan transaksi jual beli secara angsuran (Murabahah muajjal) dengan harga yang disepakati, yaitu Rp 96.000.000,-(bank mengambil 20% margin keuntungan dari harga belinya). Dengan kondisi akad ini: •Bank menyerahkan mesin fotokopi pada tanggal 1 Mei 2012 (awal akad) kepada nasabah sehingga nasabah dapat memanfaatkan fungsi dari mesin fotokopi tersebut.

•Bank menerima pembayaran (cash in) secara angsuran sebesar Rp 8.000.000,- setiap bulannya selama periode yang disepakati (360 hari).

Sumber Pendanaan :Karena bank menerima pemasukan (cash in) setiap bulannya maka pembiayaan ini dapat didanai dengan menggunakan URIA sehingga bank dapat membayarkan bagi hasil setiap bulannya kepeda pemegang URIA.

Barang diterima oleh bank Cash out Rp Ba’I Naqdan Murabahah Muajjal Barang diserahkan oleh bank Rp Cash in Bank sebagai penjual

Ilustrasi 2 Bpk. Ahmad membutuhkan sebuah mesin fotocopi pada tanggal 1 Mei 2012 dengan spesifikasi sebagai berikut: •Merk : Xerox •Memiliki kemampuan untuk memperkecil dan memperbesar hingga ukuran A0 •Memiliki kemampuan untuk memfotokopi warna Untuk membeli mesin ini secara tunai, Bpk. Ahmad harus menyediakan dana sebesar Rp 80.000.000,- Melihat kondisi keuangannya, Bpk. Ahmad baru dapat melakukan pembayaran tersebut setelah 90 hari dari saat ini. Untuk memecahkan masalahnya ini, Bpk Ahmad mendatangi sebuah bank syariah untuk meminta pembiayaan, dengan memaparkan kondisi kebutuhan dan keuangannya.

Analisis Bank: Berikut adalah analisis bank dalam memberikan pendanaan dengan memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan finansial/keuangan nasabah serta required rate of profit bank (sebesar 20%): •Harga barnag dari pemasok •Kemampuan keuangan nasabah (periode pembiayaan) •Required rate of profit bank (20%) •Harga jual barang kepada nasabah : : : Rp80.000.000, 90 hari setelah akad Rp16.000.000, Rp80.000.000, +Rp16.000.000, Rp96.000.000, Dengan analisis tersebut maka bentuk pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada Bpk. Ahmad adalah:  Pembiayaan murabahah muajjal, harga jual Rp 96.000.000,-90 hari, lump-sum.

 Pendanaan diambil dari URIA

Analisis Kebutuhan Nasabah Kemampuan keuangan Nasabah Struktur akad :Nasabah membutuhkan mesin fotocopi, seharga Rp 80.000.000, pada tanggal 1 Mei 2012 (merupakan awal akad).

:Nasabah tidak memiliki kemampuan untuk membeli mesin fotokopi tersebut secara tunai pada saat ini. Nasabah baru dapat melakukan pembayaran atas mesin fotokopi tersebut pada 90 hari kemudian.

:untuk kondisi umum kasus diatas,bank dapat memberikan pebiayaan dengan menggunakan akad murabahah dengan skema sebagai berikut: Barang diterima oleh bank Rp

Cash out

1 Mei 2012

Bai ’ Naqdan Murabahah Muajjal

bank sebagai pembeli Barang diserahkan oleh bank 1 Agustus 2012

Cash in

Rp Bank sebagai penjual

Akad Murabahah I: Ba’I Naqdan

Pelaku : - Bank, bertindak sebagai pembeli - Supplier (pemasok), bertindak sebagai penjual Transaksi: *Pada tanggal 1 Mei 2012 bank melakukan pembelian mesin fotokopi kepada supplier (pemasok) dengan pembayaran secara tunai (bay’ naqdan). Dengan kondisi ini, pasa saat yang sama: • Bank mengeluarkan uang (cash out) sebesar Rp 80.000.000,- seharga mesin fotokopi tersebut.

• Bank menerima mesin fotokopi dari pemasok

Akad MUrabahah II: Murabahah Muajjal

Pelaku : - Bank, bertindak sebagai penjual - Nasabah bertindak sebagai pembeli Transaksi: *Bank dan nasabah melakukan transaksi jual beli dengan pembayaran 90 hari setelah akad (Murabahah muajjal) dengan harga yang disepakati, yaitu Rp Rp 96.000.000,-(bank mengambil 20% margin keuntungan dari Dengan kondisi akad ini: harga belinya).

•Bank menyerahkan mesin fotokopi pada tanggal 1 Mei 2012 (awal akad) kepada nasabah sehingga nasabah dapat memanfaatkan fungsi dari mesin fotokopi tersebut.

•Bank menerima pembayaran (cash in) sebesar Rp 96.000.000,- 90 hari setelah akad Sumber :Karena bank tidak menerima pemasukan (cash in) setiap bulannya maka pembiayaan ini tidak dapat didanai dengan menggunakan URIA melainkan RIA yang tidak mengharuskan bank untuk melakukan pembayaran bagi hasil setiap bulannya kepada pemegang RIA.

Murabahah Isthisna’ Rp Rp Rp Rp Rp Rp Cermin Rp Rp

ISTISHNA

Cash out Rp Cash in Rp Rp Rp Rp Rp Barang diterima oleh Bank Rp Bank sebagai Pembeli istishna 1 istishna 2 Rp Rp Rp Rp Bank sebagai penjual Barang diserahkan oleh bank

Pembiayaan Salam

Prinsip Jual Beli

Bayar Dimuka (1) Jual ke Bank (2) BANK Jual oleh bank (3) Pembeli lain NASABAH

Pembiayaan Ishtisna BANK

Prinsip Jual Beli

NASABAH Bayar tunai atau cicilan

Beli (2)

NASABAH PEMASOK

I

LUSTRASI

3  Pemda Jateng punya proyek jalan tol Semarang Solo seharga Rp 3,000,000,000 dan menunjuk CV Makmur sebagai kontraktor pada tanggal 1 Mei 2013. Cv Makmur minta pembayaran 50% sbg DP dan pembayaran berikutnya pada tahap pengerjaan 75% dan 100%. Pemda minta Bank syariah Perkasa untuk membiayai dengan margin 20% dan Pemda membayar dengan angsuran sebesar Rp 100 juta setiap bulan selama 3 tahun.

.

Akad 1 : Istishna 1

Pelaku : - Bank syariah, bertindak sebagai pembeli proyek jalan tol - CV Makmur, bertindak sebagai pembuat jalan tol Bank Syariah Transaksi: Pada tanggal 1 Mei 2012 bank melakukan kontrak dengan term pembayaran sbb : • • • 50% total kebutuhan pd tanggal 1 Mei 2012 25% pada saat pengerjaan mencapai 75%.

25% sisanya dibayarkan saat serah terima proyek saat 100% selesai

Akad 2 : Istishna 2

Pelaku : - Bank syariah, bertindak sebagai penjual proyek jalan tol - Pemda jateng , bertindak sebagai pembeli Transaksi: Bank dan Pemda Jateng melakukan kontrak istisna dimana Pemda Jateng membayar secara angsuran Rp. 100.000.000 /bln selama 3 tahun Bank akan menyerahkan proyek jalan tol pada 1 Mei 2015

Rp. 50% Cash out Cash in Rp Rp Istishna 75% Rp

ISTISHNA

Rp Barang diterima oleh Bank Bank sbg pembeli 100% Rp Rp Rp Rp Rp Rp Bank sebagai penjual Barang diserahkan oleh bank

Ilustrasi:

PT Jerami Indah Sentosa adalah sebuah perusahaan eksportir yang secara khusus bergerak dibidang furniture. Pada tanggal 28 Februari 2012, PT JIS mendapatkan pesanan barang dari pembeli di luar negeri, yang mana barang harus sudah dikirim pada tanggal 1 Mei 2002. Nilai total dari barang tersebut adalah Rp 600.000.000, Suplier (pihak ketiga) PT JIS secara financial tidak mampu untuk membayar dari kebutuhan barang tersebut. Untuk itu supplier PT JIS membutuhkan dana secara bertahap setiap bulan sebesar Rp 200.000.000,-. Oleh karena itu, PT JIS pada tanggal 1 Maret menghubungi Bank Syariah Perkasa untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan syariah untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Kemampuan bayar PT JIS adalah Rp 60.000.000,- per bulan dan bersedia apabila masa pembiayaannya adalah 12 bulan terhitung dari tanggal 1 Februari 2012. Dimana pembiayaan akan dilaksanakan tiap tanggal 1.

Berikut ini adalah analisis keuangan bank dalam kontrak istishna’ maal ijarah wal murabah muajjal dengan memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan finansial keuangan PT JIS. Diketahui Juga keinginan bank untuk required profit rate-nya adalah 20%.

o

Harga barang Rp 600.000.000,-

Dibayar secara angsuran selama tiga bulan.

o o o

Kemampuan keuangan nasabah/bulan Rp 60.000.000, Periode pembayaran Required rate of profit 20% 12 bulan Rp 120.000.000,-

Barang dikirim oleh bank Bank sebagai Pihak upahan Cash in

Ijarah Murabahah mu’ajjal

Bank sebagai penjual Cash out Rp Rp Istishna’ Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Barang diterima oleh bank Bank sebagai pembeli 1 Maret 2012 1 Mei 2012 Rp Rp 1 Februari 2013

Akad I: istishna’

Pelaku:   Bank Syariah Perkasa, bertindak sebagai pembeli barang dari supplier dengan pembayaran di awal yaitu pada tanggal 1Maret 2002.

Supplier, bertindak sebagai penjual barang yang akan dikirim pada tanggal 1 Mei 2002.

Transaksi:  Bank melakukan kontrak istishna’ di mana BSP melakukan jual beli dengan pihak supplier untuk memproduksi barang yang dibutuhkan oleh PT JIS .

Pembayaran akan dilakukan secara angsuran tiap bulan sebesar Rp 200.000.000,- supplier akan mengirimkan barang pada tanggal 1 Mei 2002 ke pihak bank.

Akad II : Ijarah

Pelaku:   Bank Syariah Perkasa, bertindak sebagai pihak upahan oleh PT JIS untuk mencarikan barang yang dibutuhkan oleh buyer. Masa berlaku akad ini adalah 1Maret 2002 sampai dengan 1 Mei 2002. PT JIS bersedia membayar ujrah atau ijarah fee sebesar Rp 60.000.000,- selama dua bulan.

PT JIS bertindak sebagai penyewa jasa bank untuk mendapatkan barang yang dipesan oleh buyer.

Tranaksi:  Mulai tanggal 1 Maret 2002 status BSP adalah sebagai pihak upahan yang bertugas untuk mencarikan barang. Selama periode ijarah ini, , Bank akan mendapatkan ijarah fee sebesar Rp 60.000.000,-/bulan. PT JIS akan membayarkan ujrah pada tanggal 1 Maret 2002 dan 1 April 2002. Pada tanggal 1 Mei 2002 akad ijarah ini berakhir.

Akad III: Murabah Muajjal

Pelaku:  Bank Syariah Perkasa (BSP) bertindak sebagai penjual.

 PT JIS,bertindak sebagai pembeli dengan pembayaran dilakukan dibelakang dengan angsuran.

Transaksi:  Setelah periode ijarah berakhir, yaitu pada tanggal 1 Mei 2012, BSP dan PT JIS meneyepakati untuk melakukan kontrak murabahah muajjal dengan penyerahan barang pada tanggal 1 Mei 2012. PT JIS akan membayar barang yang dipesan tersebut secara angsuran dengan jangka waktu 10 bulan. Tiap bulan PT JIS akan membayar cicilan Murabahah Muajjal sebesar Rp 60.000.000,-. Kontrak murabahah muajjal ini akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2013.

L

ATIHAN

1  PT Keramindo adalah sebuah perusahaan eksportir yang secara khusus bergerak dibidang pembuatan barang dari keramik. Pada tanggal 30 januari 2013, PT Ker mendapatkan pesanan barang dari pembeli di luar negeri, yang mana barang harus sudah dikirim pada tanggal 1 April 2013. Nilai total dari barang tersebut adalah Rp 500.000.000,- Keramindo memesan barang tsb kepada Supliernya (pihak ketiga) PT Murah Meriah yang merupakan pengusaha menengah yg kurang punya modal. Untuk itu supplier PT MM membutuhkan dana secara bertahap setiap bulan sebesar Rp 250.000.000, PT Keramindo pada tanggal 1 Feb menghubungi Bank Syariah BRI untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan syariah untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Kemampuan bayar PT Keramindo adalah Rp 50.000.000,- per bulan dan bersedia apabila masa pembiayaannya adalah 12 bulan terhitung dari tanggal 1 Maret 2013. Dimana pembiayaan akan dilaksanakan tiap tanggal 1.

 Buatlah Analisa dan Ilustrasi pembiayaan serta akad yang digunakan

SEKIAN