Transcript PPn BM 222

PPnBM
Rina Purwaningtyas Utami
1..0102.0015
Risa Andriyasari
10.0102.0043
Puspita Tri Sudarno
10.0102.0049
Septi Yuli Hertati
10.0102.0057
Zesi Azzahra
10.0102.0079
Anisa Wening T
10.0102.0105
PENDAHULUAN
• Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah adalah Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Beberapa karakteristik yang perlu
dipahami dalam PPnBM yaitu :
• PPnBM merupakan pungutan tambahan
disamping PPN
• Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu
kali
• PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya
dengan PPN.
LATAR BELAKANG PENGENAAN
PPNBM
• PPN berdampak regresif
• Konsumsi BKP yang tergolong mewah bersifat
kontraproduktif.
• Produsen kecil dan tradisional menghadapi
saingan berat dari komoditi impor.
• Tuntutan peningkatan penerimaan negara dari
tahun ke tahun
Pajak penjualan atas barang mewah
dikenakan dengan pertimbangan :
• Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak
antara konsumen yang berpenghasilan rendah
dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi
• Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas
BKB yang tergolong mewah
• Perlu adanya perlindungan terhadap konsumen
kecil tradisional
• Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara
Batasan Suatu barang termasuk BKB
Yang tergolong mewah adalah:
• Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang
kebutuhan pokok
• Barang tersebut dimkonsumsi oleh masyarakat
tertentu
• Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu
• Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
• Barang tersebut dikonsumsikan untuk
menunjukkan status
Objek pajak penjualan atas barang
mewah :
• Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang
menghasilkan Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah
Pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
• Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah.
TARIF PAJAK
• Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
adalah serendah-rendahnya 10% (sepuluh
persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh
lima persen).
• Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol
persen).
Pengecualian Pengenaan PPnBM Atas
Kendaraan Bermotor
Untuk kendaraan bermotor yang dikecualikan dari
pengenaan PPnBM adalah :
• Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan
ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pamadam
kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan angkutan
umum;
• Kendaraan yang digunakan untuk tujuan Protokoler
Kenegaraan; dan
• Kendaraan bermotor angkutan orang untuk 10
(sepuluh) orang atau lebih termasuk pengemudi
dengan motor bakar nyala kompresi (diesel atau semi
diesel) dengan semua kapasitas isi silinder
sebagaimana dimaksud dalam
Impor yang tidak dikenakan PPn BM
Atas impor dan atau bangunan yang tidak
dikenakan PPn BM adalah :
• Kendaraan Bermotor roda dua yang isi
silindernya sampai dengan 250cc
• Kendaraan sasis
Terhadap kendaraan bermotor jenis angkutan
orang dan Van yang diubah dari kendaraan
sasis dikenakan PPn BM sesuai ketentuan
Cara Menghitung PPnBM
Cara menghitung Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
terutang adalah dengan mengalikan Tarif Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Untuk itu
perlu diperhatikan DPP-nya apakah harga jual, nilai impor, nilai
pengganti, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan Menteri
Keuangan.
Rumus yang digunakan :
PPnBM Terutang =
Tarif PPnBM x Dasar Pengenaan Pajak
Contoh :
• Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (30%) sebesar Rp
140.000.000,00
• Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dihitung :
t
• 110+t
x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
• t = besaran tarif PPnBM
10
•
x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
110+30
Contoh lainnya apabila harga jual mobil (DPP) Rp
280.000.000,00
• PPnBM terutang (tarif 30%) = 30% x Rp 280.000.000,00
•
= Rp 84.000.000,00
PPnBM Bukan Kredit Pajak
• Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sudah dibayar pada waktu
perolehan atau impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, tidak
dapat dekreditkan dengan Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut berdasarkan undangundang PPN dan PPnBM.
• Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut pada setiap
tingkat penyerahan, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah hanya
dipungut pada tingkat penyerahan oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah atau atas
impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah. Dengan demikian,
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah bukan merupakan Pajak masukan
sehingga tidak dapat dikreditkan. Oleh karena itu, Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah dapat ditambahkan ke dalam harga Barang Kena Pajak
yang bersangkutan atau debebankan sebagai biaya sesuai ketentuan
perundang-undangan Pajak Penghasilan.
Contoh soal :
1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah
dengan tarif 20% seharga Rp 200.000.000,- hitung :
- PPN dan PPN-BM
- jumlah yang di bayar Bpk.Andi
jawab :
Jumlah pembayaran
Rp200.000.000,PPN 10% X Rp 200.000.000
Rp 20.000.000,PPN-BM 20% X Rp 200.000.000
Rp 40.000.000,----------------------+
jumlah yang harus dibayar
Rp 260.000.000,-
• PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik
seharga Rp 500.000.000 tarif barang Mewah 20% kemudian barang
tersebut dijual lagi seharga Rp 750.000.000 di dalam negeri.
hitunglah :
1. PPN dan PPN BM
2. Jumlah yang dibayar PT Cahaya
3. Jumlah Yang dibayar pembeli
Jawab :
1. PPN 10% X Rp 500.000.000
PPN BM 20% X Rp 500.000.000
2. PPN dan PPN BM yang harus dibayar
3. PPN 10% X Rp 750.000.000
Jumlah yang dibayar pembeli
Rp 50.000.000
Rp 100.000.000
-----------------------+
Rp 150.000.000
Rp 75.000.000
Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang
Mewah dengan tarif 30% seharga Rp 300.000.000,Hitung :
-PPN dan PPN Bm
-Jumlah yang harus dibayar
Jawab :
Jumlah Pembayaran
PPN 10% X Rp300.000.000
PPN BM 30% X Rp 300.000.000
Jumlah yang harus dibayar
Rp 300.000.000,Rp 30.000.000,Rp 90.000.000,-----------------------+
Rp 420.000.000,-
Ada
Pertanyaan ……..?????