Transcript RPP2

MATERI POKOK / URAIAN MATERI :
A. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
B. Angka kelahiran dan angka kematian serta cara
menghitungnya.
C.
Faktor penunjang kelahiran dan kematian.
D. Kepadatan penduduk dan cara menghitungnya.
E. Piramida penduduk Indonesia.
F.
Cara menghitung sex ratio dan beban ketergantungan.
G. Angka usia harapan hidup.
H. Ledakan penduduk dan upaya mengatasinya.
I.
Membuat peta, tabel dan grafik kependudukan
J.
Jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya.
K. Dampak positif dan negatif migrasi dan usaha penanggulangan
dampak negatif migrasi
Pengertian Penduduk Indonesia
Pengertian Penduduk Indonesia
Penduduk adalah sekelompok manusia yang
menempati suatu wilayah dalam waktu
tertentu.
Penduduk Indonesia adalah mereka yang
tinggal di Indonesia pada saat dilakukan
sensus dalam kurun waktu minimal 6
bulan
Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan penduduk
berkaitan dengan kuantitas penduduk di suatu negara
diperlukan data yang lengkap dengan melakukan:
a.Sensus penduduk (cacah jiwa), yaitu pencatatan penduduk
di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu.
Sensus pen-duduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali
(setiap dekade).
b.Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah
yang terbatas dan mengenai hal tertentu.
c.Registrasi penduduk, yaitu pencatatan data penduduk yang
dilakukan secara terus-menerus di kelurahan. Misal:
pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian
penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir
sampai mati.
Berdasarkan pelaksanaannya, sensus dibedakan menjadi dua macam,
sebagai berikut:
a.Sensus de yure
Sensus de yure adalah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan
kepada mereka yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah atau
negara tersebut pada saat sensus di laksanakan.
Sensus seperti ini tetap dilakukan pencacahan meskipun orang tersebut
sedang tidak ada di tempat.
b.Sensus de facto
Sensus de facto adalah pencacahan penduduk yang dilakukan kepada
setiap orang yang berada di wilayah atau negara pada waktu sensus
dilaksanakan. Sensus digunakan berbagai kepentingan antara lain:
- mengetahui jumlah penduduk
- mengetahui pertumbuhan penduduk
- mengetahui kepadatan penduduk
- mengetahui komposisi penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan
menjadi tiga macam,yaitu
 pertumbuhan penduduk alami,
 pertumbuhan penduduk migrasi,
 pertumbuhan penduduk total.
Pertumbuhan penduduk alami (Natural
Population Increase), adalah pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian.
Rumusnya :
T = L–M
Keterangan
T= jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
L= jumlah kelahiran per tahun
M= jumlah kematian per tahun
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah
pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan
jumlah migrasi keluar (emigrasi).
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
T=I–E
Keterangan
T= jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
I= jumlah migrasi masuk per tahun
E= jumlah migrasi keluar per tahun
Pertumbuhan penduduk
total (Total Population
Growth) adalah
pertumbuhan penduduk
yang dihitung dari selisih
jumlah kelahiran dengan
jumlah kematian
ditambah dengan selisih
jumlah imigrasi dengan
jumlah emigrasi.
Hal ini dapat dihitung
dengan rumus:
T = (L – M) + ( I – E)
Keterangan:
T=Pertumbuhan penduduk per
tahun
L=Jumlah kelahiran per tahun
M=Jumlah kematian per tahun
I=Jumlah imigran (penduduk
yang masuk ke suatu
negara/wilayah untuk
menetap) per tahun
E=Jumlah emigran (penduduk
yang meninggalkan/ pindah
ke wilayah/negara lain) per
tahun
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain
1. Faktor ekonomi penyebab
terjadinya migrasi paling
mencolok adalah keinginan
seseorang memperbaiki
status ekonominya, seperti:
 sempitnya lapangan kerja
di daerah asal;
 besarnya peluang
mendapatkan kerja di
 daerah lain (banyaknya
industri di kota);
 kesempatan berkarier lebih
berkembang.
2. Faktor politik penyebab
terjadinya migrasi
(nasional maupun
internasional), misalnya:
 terjadinya peperangan atau
konflik di daerah asal
 keadaan daerah baru relatif
lebih aman.
3. Faktor sosial, budaya, dan agama,
yang mendorong seseorang
melakukan migrasi, misalnya:
 kurang dapat mengembangkan
diri di daerah asal;
 kurang cocok dengan budaya dan
kepercayaan;
 adanya bencana alam di daerah
asal;
 kurangnya kesempatan
memperoleh pendidikan di
daerah asal;
 ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi yang
hanya ada di kotabesar.
A. Mobilitas penduduk permanen (migrasi), yang
meliputi:
1) Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan
remigrasi.
a) Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang
menetap ke dalam sebuah negara.
b) Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri
untuk menetap di sana.
c) Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk
asing ke negara asalnya.
2) Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri
dari:
a) Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
desa ke kota.
b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari
pulau yang padat penduduknya ke pulau yang
masih jarang penduduknya.
c) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
kota ke desa untuk menetap di desa.
d) Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk
menghindari bahaya.
B. Mobilitas penduduk non-permanen
(sirkuler), yang meliputi:
1) Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian, yakni
penduduk yang karena pekerjaannya harus
melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke
tempat bekerjanya di lain daerah.
2) Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang
karena pekerjaan atau keperluannya untuk
sementara waktu menetap di suatu daerah dan
dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat
tinggalnya.
(a) Faktor pendorong (daerah
asal)
(1) semakin sempitnya lahan
pertanian di desa
(2) sulitnya lapangan
pekerjaan di desa
(3) upah kerja yang rendah
(4) kurangnya fasilitas sarana
dan prasarana di pedesaan
(b) Faktor penarik (terdapat di
kota)
(1) di kota lebih banyak lapangan
kerja
(2) adanya sarana dan prasarana
di kota yang lebih lengkap
(3) kota merupakan pusat
berbagai aktivitas
(4) upah kerja yang lebih tinggi
Transmigrasi sudah dilaksanakan sejak zaman
kolonial Belanda pada tahun 1905. Istilahnya
disebut kolonisasi, tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dengan upah yang
murah di perkebunan-perkebunan milik
Belanda yang berada di luar Pulau Jawa.
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari
daerah/pulau yang padat penduduknya ke
daerah/pulau lain yang jarang penduduknya.
Pada masa kemerdekaan
tujuan transmigrasi
berkembang lebih luas,
antara lain:
 Peningkatan
kesejahteraan rakyat;
 pembinaan kesatuan
bangsa;
 pertahanan dan
keamanan nasional.
Jenis transmigrasi yang telah
dilaksanakan di Indonesia,
antara lain:
1. Transmigrasi umum, diatur,
dilaksanakan, dan dibiayai
pemerintah.
Calon transmigran mendapat
lahan pertanian,
bimbingan/penyuluhan,
serta bantuan awal berupa
pangan, pendidikan, dan
kesehatan.
2. Transmigrasi spontan
(swakarsa), terjadi karena
prakarsa/keinginan para
peserta transmigran
sendiri.
Motivasi peserta bermacammacam, terutama adanya
keinginan untuk
memperbaiki taraf hidup.
Bantuan pemerintah
berupa penyediaan lahan
pertanian untuk digarap
serta tempat tinggal
3. Transmigrasi bentuk
khusus, dilaksanakan
secara khusus dengan
aturan dan alasan
khusus.
Contoh: transmigrasi bedol
desa, di mana seluruh
penduduk desa beserta
aparatnya dipindahkan
karena suatu hal, seperti
seluruh wilayah desa
terkena proyek waduk
atau terkena bencana
alam.
Re-urbanisasi (Ruralisasi), yaitu perpindahan penduduk dari
kota kembali ke desa. Contoh: setelah pensiun seseorang
kembali ke desa untuk menghabiskan masa tuanya.
Orang yang telah lama tinggal di kota melakukan reurbanisasi, didorong oleh beberapa alasan seperti:
 •
ingin mencari ketenangan hidup (telah pensiun atau
karena sakit);
 •
sarana dan prasarana di desa semakin lengkap (listrik,
transportasi, komunikasi);
 •
fasilitas di desa semakin lengkap (pendidikan, kesehatan,
olahraga, hiburan, dan sebagainya);
 •
semakin mahalnya biaya hidup di kota.
Evakuasi nasional, yaitu
pemindahan penduduk
dari daerah berbahaya
dalam wilayah negara.
Misalnya penduduk di
sekitar letusan gunung
diungsikan ke desadesa/kota-kota
sekitarnya.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah
penduduk dengan luas lahan.
Macam-macam kepadatan penduduk antara lain:
a.Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan
antara jumlah penduduk dengan luas tanah yang dapat
diolah.
b.Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan
antara jumlah penduduk dengan luas wilayah tetapi
menurut kapasitas produksinya.
c.Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan
jumlah penduduk dengan luas seluruh wilayah dalam
setiap km2
d.Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara
penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian
dengan luas tanah (daerah) yang dapat diolah untuk
pertanian.
1. Kepadatan Penduduk
Aritmatika:
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas seluruh wilayah (km²)
2. Kepadatan Penduduk
Agraris:
Jumlahpendudukyang
bertani(jiwa)
Luas seluruh lahan
pertanian (km²)
Negara kita memiliki lebih dari 17.000 pulau, namun
demikian, hanya sekitar 930 pulau yang dihuni.
Persebaran penduduk untuk masing-masing pulau
juga tidak sama, ada pulau yang padat
penduduknya dan ada pulau yang kekurangan
penduduk.
Pulau Jawa yang luasnya kurang lebih hanya 7 persen
dari seluruh wilayah Indonesia (123.187 km2 )
tetapi dihuni oleh 60 % dari seluruh penduduk
Indonesia. Sebaliknya Papua yang luasnya 421.981
km2 jumlah penduduknya hanya 0,85 persen dari
seluruh penduduk Indonesia
1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin dapat dibentuk piramida penduduk,
yaitu grafik balok yang dibuat secara
horizontal untuk membandingkan penduduk
laki-laki dan perempuan.
Macam-macam bentuk piramida penduduk:
a.Piramida penduduk muda (Expansive) Bentuk piramida penduduk muda
bagian atasnya besar, makin ke puncak makin sempit, sehingga
berbentuk limas. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk dalam
keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah
kematian.
b.Piramida penduduk tetap (Stationer)
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga
berbentuk seperti granat. Hal itu menggambarkan bahwa angka
kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah Penduduk usia
muda hampir sama dengan usia dewasa.
c.Piramida penduduk tua (Constrictive)
Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar,
sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan
penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian,sehingga
jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia
dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
Dengan piramida penduduk akan dapat diketahui
gambaran mengenai:
1)Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan.
2)Penduduk kelompok anak-anak, dewasa dan orang
tua.
3)Jumlah angkatan kerja.
4)Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan.
5)Angka ketergantungan.
6)Rasio laki-laki perempuan.
7)Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
8)Perkiraan jumlah kelahiran yang akan datang.

Kondisi penduduk Indonesia dapat dilihat dari susunan penduduknya , antara
lain atas:
›
›
›
›
›
›
umur,
jenis kelamin,
mata pencaharian,
penyebaran penduduk,
pendidikan, dan
agama.
Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Contohnya seperti berikut.
Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan dalam satu tabel,
dengan kelompok umur pada jenjang lima tahunan. dapat menunjukkan
beberapa gambaran seperti:
 jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif,
 pertambahan penduduk,
 angka ketergantungan,
 rasio laki-laki dan perempuan, dan
 usia sekolah.

Angka beban ketergantungan (dependency ratio)
Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya orang yang termasuk usia tidak
produktif dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif.
Orang yang termasuk golongan usia tidak produktif adalah:
1)antara usia 0 sampai 14 tahun,
2)usia 65 tahun ke atas.
Adapun yang termasuk usia produktif adalah usia antara 15
sampai 64 tahun.
Rumus untuk menghitung angka beban ketergantungan adalah:
Jumlah penduduk usia nonproduktif
X
Jumlah penduduk usia produktif
100
Angka usia harapan hidup (life expectancy)
Angka usia harapan hidup adalah rata-rata
usia penduduk yang diperhitungkan sejak
kelahiran.Usia harapan hidup berkaitan erat
dengan angka kematian bayi. Makin tinggi
angka kematian bayi, makin rendah usia
harapan hidup, dan sebaliknya.
Angka usia harapan hidup sangat terkait
dengan tingkat kesehatan masyarakat
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah
perbandingan banyaknya penduduk laki-laki
dan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Rumus menghitung rasio jenis kelamin adalah
Jumlah penduduk laki-laki
Rasio :
Jumlah penduduk perempuan
X 100
Komposisi (susunan) penduduk berdasarkan
pendidikan adalah susunan penduduk
(pengelompokkan penduduk) didasarkan pada
jenjang pendidikan yang ditempuhnya.
Jenjang pendidikan menurut Undang-Undang
(UU) No. 20 Tahun 2003 sistem pendidikan
nasional terdiri atas :
a. pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs),
b. pendidikan menengah (SMA/MA),
c. pendidikan tinggi (sekolah tinggi, universitas)
Susunan ini mendasarkan atas mata
pencahariannya. Penduduk dikelompokkan
menjadi kelompok petani, pedagang, pegawai
negeri, TNI/POLRI, karyawan swasta, penjual
jasa dan lain-lain
Susunan penduduk atas dasar mata pencaharian
menginformasikan mayoritas pekerjaan di
suatu daerah. Hal itu berguna bagi pemerintah
untuk mengambil keputusan, apakah perlu
pelatihan dan penyuluhan dalam bidang
pertanian, perikanan, atau pertukangan, dan
lain sebagainya.
1.Permasalahan Kependudukan Berkaitan
dengan Kuantitas dan Kualitas Penduduk
a.Kemiskinan
b.Kesehatan
c.Pengangguran
2.Permasalahan Kependudukan Berkaitan
dengan Mobilitas Penduduk
a.Migrasi internasional
b.Migrasi nasional
a.Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu.
Adapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat
pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan,
papan secara layak.
Untuk menanggulangi kemiskinan tersebut, pemerintah Indonesia
mencanangkan Inpres Desa Tertinggal.
Program ini dilakukan dengan melalui dua tahap:
Pertama pemerintah menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan
penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa tertinggal. Jumlah
desa tertinggal mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di
Indonesia.
Kedua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal
ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa,
misalnya KUD, kelompok tani, dan sebagainya
Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan
untuk menanggulangi kemiskinan, di
antaranya:
1) Meningkatkan sumber daya ekonomi yang
dimiliki penduduk miskin
2) Memberikan program penyuluhan dan
pembekalan keterampilan
3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan
produksi penduduk
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut
dapat dilakukan dengan:
1) Peningkatan gizi masyarakat
2) Pelaksanaan imunisasi
3) Penambahan fasilitas kesehatan
4) Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
5) Pengadaan obat generik
6) Penambahan jumlah tenaga medis
7) Melakukan penyuluhan tentang arti
pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat
Untuk menanggulangi masalah pengangguran
diperlukan dua usaha penanggulangan, yakni
usaha perbaikan kualitas SDM dan penciptaan
lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut,
antara lain:
1) Peningkatan keterampilan kerja masyarakat
2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri
Profesional (TKMMP)
3) Pelaksanaan padat karya
4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang
kondusif
a.Migrasi internasional
1) Dampak negatif adanya imigrasi dan cara
penanggulangannya
a) Masuknya budaya-budaya asing yang tidak
sesuai
b) Masuknya orang-orang asing yang bermasalah
2) Dampak negatif adanya emigrasi dan cara
penanggulangannya
a) Keengganan orang-orang Indonesia di luar
negeri untuk kembali ke Indonesia
b) Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain
b.Migrasi nasional
1) Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara
penanggulangannya
a) Memerlukan banyak biaya
b) Sering timbulnya konflik antarmasyarakat
2) Dampak urbanisasi dan upaya
penanggulangannya
a) Dampak negatif urbanisasi bagi kota
 Meningkatnya jumlah pengangguran
 Meningkatnya angka kriminalitas
 Munculnya slum area (daerah kumuh)
b) Dampak negatif bagi desa
Urbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi
masyarakat di desa. Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi
menurun. Hal tersebut disebabkan karena:
 Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke kota.
 Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan kembali ke desa.
 Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua yang sudah tidak
terampil dan produktif lagi.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan:
 Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa.
 Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga memperlancar
hubungan desa dengan kota.
 Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat
desa.
 Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas, sekolah,
pasar, dan lain-lain.
Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari berbagai jenis
migrasi tersebut, pemerintah mengambil langkah-langkah, berikut ini.
1.Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga
kesenjangan pembangunan dapat dikurangi.
2.Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti
pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga Suka
Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa.
3.Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian
ataupun ekstensifikasi pertanian.
4.Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan
kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga
kerja.
5.Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk
(khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki KTP atau
pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.
6.Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu kawasan,
misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi,Depok dan Bogor
sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.
Dampak permasalahan kependudukan dapat diidentifikasi sebagi berikut;
a. Di daerah perkotaan terjadi penyempitan lahan akibat pembangunan
industri dan perumahan.
b. Terjadi kemerosotan lingkungan di beberapa wilayah akibat terjadinya
pencemaran lingkungan dengan adanya pembangunan industri.
c. Berubahnya fungsi lahan dari pertanian mejadi industri/perumahan.
Hal ini meyebabkan pemilikan lahan semakin sempit, akibat adanya
polarisasi pemilikan lahan pertanian dan pertambahan penduduk di
perdesaan yang menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara.
d. Industrialisasi diperkotaan memacu adanya arus urbanisasi yang
berpengaruh terhadap penghasilan di desa karena di desa kekurangan
tenaga kerja.
e. Krisis ekonomi dewasa ini memberikan dampak negatif terhadap
kualitas penduduk. Jumlah penduduk miskin dewasa ini (Jawa Post,
Desember 2007) mencapai 39 juta, dan pengangguran berjumlah 36
juta jiwa.
Lanjutan
f. Terjadinya perubahan struktur ekonomi di masyarakat dari
kegiatan pertanian primer ke industri sekunder dan sektor jasa
g. Ketimpangan persebaran penduduk, pada daerah-daerah yang
sulit dijangkau menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
dan kesehatan
h. Persebaran penduduk yang tidak merata ini menyebabkan pada
daerah yang jarang penduduknya, kekayaan sumber daya alam
yang terkandung di dalamnya menjadi kurang termanfaatkan
karena kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya.
i. Sebaliknya, pada daerah yang padat penduduknya, terjadi
kelebihan sumberdaya manusia sehingga terjadi pengangguran,
pemukiman kumuh, dan kemiskinan. Hal ini disebabkan,
sumber daya alam di daerahnya sudah tidak dapat mendukung
kehidupan penduduknya yang sudah melebihi kapasitas daya
dukungnya.