TEORI STRUKTUR MODAL

Download Report

Transcript TEORI STRUKTUR MODAL

TEORI STRUKTUR MODAL
Teori struktur modal dalam Pasar yang Sempurna :
Permasalah yang timbul apakah struktur
modal memang berpengaruh bagi harga saham
perusahaan. Jadi dalam pembicaraan ini perhatian
kita akan dipusatkan pada apa yang terjadi
terhadap nilai total perusahaan dan biaya
modalnya apabila perbandingan antara hutang dan
modal sendiri dirubah.
Asumsi dan definisi :
Untuk memungkinkan analisis, kita gunakan
beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Kita anggap tidak ada pajak.
2. Perubahan perbandingan antara hutang dan
modal sendiri dilakukan dengan langsung yaitu
mengganti saham dengan obligasi dan
sebaliknya.
3. Perusahaan membayarkan seluruh keuntungan
sebagai deviden jadi menyingkirkan pengaruh
deviden.
4. Nilai yang diharapkan dari distribusi probalilitas
keuntungan perusahaan dianggap sama oleh
semua investor.
5. Keuntungan operasional dianggap tidak berubah
(tidak berkembang)
1. kd = F/B
kd = Hasil dari hutang perusahaan(bersifat
terus menerus.
F = Beban bunga tahunan.
B = Nilai pasar hutang yang beredar.
2. ke = E/S
ke = Tingkat keuntungan yang disyaratkan.
E= Keuntungan yg tersedia utk pemegang saham.
S = Nilai pasar saham yang beredar.
3. Ko = O/V
Ko = Tingkat kapitalisasi keseluruhan untuk persh.
V = Nilaipasar perusahaan.
Dimana : V = B + S
4. ko = kd ( B ) + ke ( S )
B + S
B + S
Dari beberapa rumus tersebut perhatian kita
adalah apa yang akan terjadi pada kd, ke dan ko
apabila tingkat leverage yang ditunjukkan dari
B/S meningkat.
Dengan Pendekatan Tradisional :
Mengatakan bahwa ada struktur modal yang
optimal dan perusahaan lewat penggunaan
“Leverage tertentu.
Contoh : I
1. PT”ABC” semula hutang sebesar Rp 30.000.000
dengan bunga 5% dan laba operasi bersih Rp
10.000.000,- Misalkan tingkat kapitalisasi modal
sendiri(tingkat kapitalisasi
berarti
tingkat
keuntungan yang disyaratkan untuk modal sendiri
sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian
perusahaan sebagai berikut :
O Laba bersih operasi
Rp 10.000.000
F Bunga 5% x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000(-)
E Laba tersedia untuk
Rp 8.500.000
pemegang saham
ke Tingkat kapitalisasi MS
0,11
(:)
S Nilai pasar Saham
Rp 77.727.700
B Nilai pasar obligasi
Rp 30.000.000(+)
V Nilai keseluruhan Persh
Rp107.277.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp 10.000.000
x 100%
= 9,32 %
V
Rp 107.277.000
Bila perusahaan mempunyai 850 lb saham, maka harga
per lb saham = Rp 77.277.000 = Rp 90.910,850
2. Sekarang bila perusahaan ingin mengganti obligasi
dengan saham.Nilai obligasi pd soal.1 Rp30.000.000,
sedang harga saham Rp 90.910/lb, maka diperlukan
maka diperlukan Rp 30.000.000 : Rp 90.910 = 330 lb.
Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal
sendiri semuanya, maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu 10%. Maka
besarnya ko (tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat
dihitung sebagai berikut :
O
Laba operasi
Rp 10.000.000
F
Bunga
Rp
0
(-)
E
Laba tersedia untuk
Rp 10.000.000
pemegang saham
ke Tingkat kapitalisasi MS
0,10
(:)
S
Nilai pasar saham
Rp100.000.000
B
Nilai pasar obligasi
Rp
0
(+)
V
Nilai keseluruhan persh
Rp100.000.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp10.000.000
x 100% = 10%
V
Rp100.000.000
Sehinga harga saham menjadi
= Rp 100.000.000
= Rp 84.750,(850 + 330)
Dengan demikian harga saham turun krn perubahan
struktur modal.
3. Misalkan sekarang (dari contoh no.1) perusahaan
menambah modal asingnya dengan Rp 30.000.000
lagi, sehingga menjadi Rp 60.000.000,- dan saham
akan berkurang sebesar 330 lembar (Rp30.000.000 :
Rp 90.910), shg saham tinggal 520 lb (850lb – 330lb)
Dan tingkat kapitalisasi 14%, bunga obligasi yang
Harus dibayar meningkat 6%. Sehingga besarnya
ko(tingkat kapitalisi keseluruhan) dapat dihitung
sebagai berikut :
O
Laba bersih operasi
Rp 10.000.000
F
Bunga 6% x Rp 60.000.000 Rp 3.600.000(-)
E
Keuntungan untuk
Rp 64.000.000
pemegang saham biasa
ke Tingkat kapitalisasi MS
0,14
(:)
S
Nilai pasar saham
Rp 45.714.000(+)
V
Nilai Keseluruhan
Rp105.714.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,46%
V Rp 105.714.000
Harga per lb saham = Rp 45.714.000 =Rp 87.910,520
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dengan pendekatan
tradisional diatas bahwa struktur modal yang
optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,memberikan biaya modal yang terendah 9,32%
dan memberikan harga saham yang tertinggi Rp
90.910,- dibandingkan soal no.1 dan no.3
Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat
kapitalisasi, baik untuk modal sendiri maupun
pinjaman, setelah perusahaan berubah struktur
modalnya (Leveragenya). Perubahan tingkat
kapitalisasi ini disebabkan karena dirasakan
resiko yang berubah(mungkin meningkat
mungkin berkurang).
Contoh : II
PT”Wahana” mempunyai struktur modal yang
terdiri dari 100% modal sendiri, laba sebelum
bunga dan pajak Rp 4.000.000,-dan tingkat
kapitalisasi sebesar 10 % tarip pajak 20 %
a. Dengan menggunakan anggapan pasar modal
yang sempurna, gambarkan biaya modal
perusahaan untuk berbagai tingkat hutang
(anggap bahwa perusahaan menarik hutang
untuk membeli kembali saham yang beredar).
Apa yang terjadi dengan biaya modal dengan
adanya leverage.
b. Anggaplah sekarang ada biaya kebangkrutan.
Apa yang terjadi dengan biaya modal pada
contoh diatas ?
Penyelesaian :
a. Misalkan perusahaan mempunyai hutang
dengan biaya modal (cost of debt) sebelum
pajak 6%, pada berbagai leverage/hutang Rp
5.000.000 dan Rp 10.000.000,-
Untuk mencari biaya modal, kita harus mencari
dulu berapa nilai perusahaan pada berbagai
tingkat hutang. Rumus yang digunakan (dengan
anggapan hutang bersifat selamanya).
VL = VU + t B
Dimana :
VL = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang.
VU = Nilai persh yang tidak menggunakan hutang.
t = Tarip pajak.
B = Nilai hutang
Vu
= Laba operasi (1 – t)
ke
= Rp 4.000.000 (1 – 0,20) = Rp 32.000.000,0,10
Dengan demikian mk apabila hutang yg digunakan
Rp 5.000.000,VL = 32.000.000 + (0,20)5.000.000 = Rp33.000.000
Apabila hutang yg digunakan Rp 10.000.000, maka
VL = 32.000.000 +(0,20)10.000.000=Rp 34.000.000
Perhitunga selanjutnya bisa dilakukan sbb
1. Hutang
Rp 0
Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2. Nilai Perusahaan
Rp 32.000.000
Rp 33.000.000
Rp 34.000.000
3. Modal Sendiri
(no.2 – no.1)
Rp 32.000.000
Rp 28.000.000
Rp 24.000.000
4. Hutang/Modal Sendiri
0%
17,86 %
41,67 %
5. ko (tingkat kapitalisasi)
Laba Operasi (1 – t)
Nilai Perusahaan
10 %
9,67 %
9,41 %
Kalau digambarkan dalam suatau grafik dari
perhitungan tersebut :
10 % . Biaya Modal
8,89% .
8% .
0
17,57%
41,67% Hutang/MS
b. Kalau kita perhatikan fakta biaya kebangkrutan,
maka biayamodal perusahaan tidak akan terus
turun dengan semakin banyaknya proporsi
hutang yang dipregunakan tetapi suatu ketika
akan naik.
Gambar :
Tingkat bunga (%)
Biaya Modal
perusahaan
0
Hutang/MS
Kebijaksanaan Struktur Kapital :
Tugas-tugas manajer keuangan secara umum :
1. Menetapkan akibat faktor-faktor modal luar,
dalam struktur modal terhadap laba bagi
pemegang saham dan batas-batas resiko
yang ditanggung oleh pengusaha.
2. Mempertimbangkan faktor-faktor modal.
3. Menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
mungkin
dapat
memberikan
keuntungan jangka panjang yang tertinggi
bagi pemilik.
Manajemen yang tidak mau meminjam uang
akan merugikan pemegang saham karena
menghilangan keuntungan dan juga bagi
kemungkinan pengembangan perusahaan.
Misalkan :
Modal pinjaman (leverage)
Rp 50.000.000,Keuntungan10% Rp 5.000.000,Bunga 5%
Rp 2.500.000,-(-)
Subsidi yang persh Rp2.500.000,-
Contoh :
Perusahaan dapat menarik hutang yang
pertama Rp 30.000.000,- yang kedua Rp
60.000.000,- Modal tetap Rp 100.000.000,Harga per lembar saham Rp 10.000,- dengan
tingkat bunga 5% EBIT 10% dan pajak
pendapatan 20%. Hitung besarnya EPS(Earning
Per share) atau keuntungan per lembar saham
dan berapa subsidi yang diberikan pada
perusahaan dari hutang ?
Penyelesaian :
Pinjaman
Rp 0
Rp 30.000.000
Rp 60.000.000
0%
30 %
60 %
EBIT
Interest 6%
Rp 10.000.000
Rp
0
Rp 10.000.000
Rp 1.800.000
Rp 10.000.000
Rp 3.600.000
EBT
Pajak 20%
Rp 10.000.000
Rp 2.000.000
Rp 8.200.000
Rp 1.640.000
Rp 6.400.000
Rp 1.280.000
EAT
Saham beredar
Rp 8.000.000
10.000 lb
Rp 6.560.000
7.000 lb
Rp 5.120.000
4.000 lb
EPS
Subsidi
Rp 800,Rp 0
Rp 937,14
Rp 137,14
Leverage Faktor
Rp 1.280,Rp 480,-
Kesimpulan :
1. Leverage faktor naik dari 30% - 60%, EPS per
lembar saham naik karena adanya subsidi
dari dari kreditur.
2. Apabila tingkat pengembalian Investasi (ROI)
turun karena adanya bunga yang tinggi
sehingga justru pemegang saham atau
pemilikperusahaan mensubsidi kepada para
kreditur karena sebagai konsekwensi
turunnya EPS.