Materi 4 – Model Penilaian Pada Madin

Download Report

Transcript Materi 4 – Model Penilaian Pada Madin

MODEL PENILAIAN
PADA MADRASAH DINIYAH
oleh
Drs. H. Suhaji, M.Si
KASI PENDIDIKAN KEAGAMAAN
1
PEMBINAAN KURIKULUM DAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN MADRASAH DINIYAH
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN NGANJUK
oleh
Drs. H. Suhaji, M.Si
KASI PENDIDIKAN KEAGAMAAN
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
2
DINIYAH TAKMILIYAH
1. Satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal
yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam
sebagai pelengkap bagi siswa sekolah umum.
2. Untuk
tingkat dasar (diniyah takmiliyah
awwaliyah) dengan masa belajar 4 (empat) tahun
dari kelas satu sampai kelas empat.
3. Untuk tingkat menengah pertama (diniyah
takmiliyah wustha) dengan masa belajar 2 (dua)
tahun dari kelas satu sampai kelas dua.
4. Untuk tingkat menengah atas (diniyah takmiliyah
ulya) dengan masa belajar 2 (dua) tahun dari kelas
satu sampai kelas dua.
3
TUJUAN DINIYAH TAKMILIYAH
Penyelenggaraan pendidikan pada diniyah
takmiliyah bertujuan untuk memberikan
tambahan dan pendalaman pengetahuan
agama Islam kepada pelajar-pelajar yang
merasa
kurang
dalam
menerima
pengetahuan agama di sekolah umum.
4
KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2. Kurikulum Diniyah Takmiliyah yang berlaku sekarang ini
adalah kurikulum Madrasah Diniyah Tahun 1983 yang
diadaptasi dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), sebagaimana kurikulum yang
diberlakukan secara nasional di berbagai lembaga
pendidikan di Indonesia. Kurikulum model ini sangat
relevan dengan semangat pembelajaran yang terjadi
pada diniyah takmiliyah di berbagai daerah.
1.
5
Lanjutan
3. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah dengan
masa belajar 4 tahun dari kelas 1 sampai dengan
kelas 4 dengan jumlah jam belajar masing-masing
maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.
4. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Wustha dengan masa
belajar selama 2 tahun dari kelas 1 sampai dengan
kelas 2 dengan jumlah jam belajar masing-masing
maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.
5. Kurikulum Diniyah Ulya dengan masa belajar 2 tahun
dari kelas 1 sampai dengan kelas 2 dengan jumlah
jam belajar masing-masing maksimal 18 jam
pelajaran dalam seminggu.
6
MATA PELAJARAN
DINIYAH TAKMILIYAH
@ AL-Qur’an
@ Hadits
@Aqidah
@ Akhlak
@Fikih
@Tarikh
@Bahasa Arab
7
CONTOH KOMPETENSI LULUSAN
DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
1) Memiliki sikap sebagai seorang muslim yang
bertaqwa dan berakhlak yang mulia;
2)Memiliki sikap sebagai warga Negara
Indonesia yang baik;
3) Memiliki kepribadian yang baik, percaya pada
diri sendiri, sehat jasmani dan rohani;
4)Memiliki
pengalaman,
pengetahuan,
keterampilan beribadah dan sikap terpuji
yang berguna bagi pengembangan diri dan
masyarakat.
8
KOMPETENSI LULUSAN TERDIRI DARI:
1).Kompetensi lulusan dalam bidang pengetahuan
ialah agar siswa:
 Memiliki pengetahuan dasar tentang agama Islam;
 Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab
sebagai alat untuk memahami ajaran agama Islam.
2)
Kompetensi
lulusan
dalam
pengalaman, ialah agar siswa:
bidang
 Dapat mengamalkan ajaran agama Islam;
 Dapat belajar dengan cara yang baik;
 Dapat bekerjasama dan dapat mengambil bagian
dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
9
lanjutan
3). Kompetensi lulusan dalam bidang nilai
dan sikap, ialah agar siswa:
 Cinta terhadap agama Islam dan berkeinginan untuk






melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya;
Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu
pengetahuan;
Mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku;
Menghargai kebudayaan nasional dan kebudayaan lain
yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam
Memiliki sikap demokratis dan mencintai sesame
manusia dan lingkungan sekitarnya;
Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal;
Menghargai waktu, hemat dan produktif.
10
URGENSI PENILAIAN
PADA DINIYAH TAKMILIYAH
1. Kurikulum diniyah takmiliyah menonjolkan pada
materi pengetahuan agama Islam yang
tercermin pada 7 bidang studi pokok dan lebih
menitikberatkan pada ranah afeksi.
2. Dengan tujuh bidang studi tersebut diniyah
takmiliyah ingin mencetak sosok generasi yang
beriman dan bertakwa sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam rumusan kompetensi lulusan.
3. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan proses belajar mengajar pada
diniyah takmiliyah harus dilakukan penilaian
terhadap peserta didiknya.
11
Lanjutan
1. Tujuan utama penilaian harus untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa dan proses belajar
mengajar, bukan sekedar penilaian.
2. Penilaian harus menyandarkan diri pada umpan balik
siswa, sebagai elemen substansial dan utama dalam
proses belajar mengajar.
3. Data penilaian seharusnya mencakup sampel yang
representatif dari keseluruhan aktivitas proses
belajar mengajar.
4. Apapun hasil penilaian seharusnya selalu terkait
dengan pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kemajuan prestasi
PENGERTIAN PENILAIAN
PENILAIAN ADALAH PROSES SISTEMATIS
MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI
(ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS,
INTERPRETASI INFORMASI UNTUK
MEMBUAT KEPUTUSAN.
13
TUJUAN PENILAIAN
 Menilai kemampuan individual melalui tagihan
dan tugas tertentu
 Menentukan kebutuhan pembelajaran
 Membantu dan mendorong peserta didik
 Membantu dan mendorong guru untuk
mengajar yang lebih baik
 Menentukan strategi pembelajaran
 Meningkatkan kualitas pendidikan
14
PRINSIP PENILAIAN
Valid
Obyektif
Adil
Terbuka
Menyeluruh dan berkesinambungan
Sistematis
Menggunakan acuan kriteria
15
Sahih (valid),
yakni penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
Objektif,
yakni penilaian didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai;
Adil,
yakni penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik, dan tidak membedakan
latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,
bahasa, suku bangsa, dan jender;
16
Terbuka,
yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
Menyeluruh dan berkesinambungan,
yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
17
Sistematis,
yakni penilaian dilakukan secara berencana
dan bertahap dengan mengikuti langkahlangkah yang baku;
Menggunakan acuan kriteria,
yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
18
INSTRUMEN PENILAIAN
 Tes - perangkat tes, berisi butir-butir soal
(bentuk PG, isian, uraian, praktik)
 Observasi – lembar pengamatan
 Penugasan – lembar tugas
 Inventori – skala Thurstone, skala Likert,
skala Semantik
 Penilaian diri – kuesioner
 Penilaian antarteman - kuesioner
19
PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN
Penilaian Proses:
a. Tes
- Tes Tertulis (kognitif)
- Tes Lisan (kognitif dan affektif )
- Tes Perbuatan (Psikomotor, kognitif):
Demonstrasi, Eksperimen
Jenis Penilaian
b. Non Tes
Penilaian
Produk:
- Laporan
- Hasil Karya
Individu
Kelompok
TAHAP PERENCANAAN PENILAIAN
 Periksa RPP  Lihat kembali
Atribut yang dominan
Kontribusi pada capaian institusi
 Tentukan cara penilaian yg paling mungkin (valid,
tidak menyulitkan)
Kuesioner, Observasi, Wawancara
 Buat matriks penilaian
 Tetapkan penilai
 Tetapkan seberapa jauh mempengaruhi nilai final
*
ASPEK YANG DIUKUR
DALAM PENILAIAN
A. Aspek Kognitif – Pengetahuan
B. Aspek Psikomotor – Keterampilan
C. Aspek Afektif - Sikap
22/29
*
Hasil belajar
Ranah kognitif, psikomotor dan afektif
Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga
ranah tersebut, namun penekanannya selalu
berbeda.
Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah
psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman
konsep lebih menekankan pada ranah kognitif.
Namun kedua ranah tersebut mengandung
ranah afektif
23
RANAH KOGNITIF
Kemampuan berfikir
Kemampuan :
menghafal,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mensintesis ,
mengevaluasi
24
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH KOGNITIF BLOOM
EVALUASI
SINTESIS
ANALISIS
Merangkai
Merancang
PENERAPAN Memilah
Membedakan Mengatur
PEMAHAMAN
Menghitung Membagi
Membuktikan
PENGETAHUAN
Menerangkan Melengkapi
Mengkritik
Menilai
Menafsirkan
Menjelaskan
Merangkum
Mengingat
Menghafal
Menyebut
25
Pengetahuan/Ingatan (Knowledge)
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik
menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja
Contoh dalam Tarikh Islam:
1. Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
terjadi pada tanggal
A. Tanggal 25 Desember
B. Tanggal 10 Muharam
C. Tanggal 27 Rajab
D. Tanggal 17 Ramadhan
(Soal ingatan tentang waktu)
26
2. Paman Nabi Muhammad SAW sampai
menjelang ajalnya tidak mampu
mengucapkan dua kalimah syahadat
adalah ...
A. Abul Hakam
B. Abi Tholib
C. Ummi Maktum
D. Abdullah bin Ubay
(Soal ingatan tentang nama)
27
3. Sebelum hijrah ke Madinnah, nabi SAW
pernah melaksanakan hijrah ke kota :
A. Thoif
B. Bagdad
C. Yaman
D. Tunisia
(Soal ingatan tentang tempat)
28
Pemahaman (Comprehension)
Pada tingkat pemahaman peserta didik
dituntut untuk menyatakan masalah dengan
kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu
konsep atau prinsip.
Contoh dalam Tarikh Islam :
1. Ceritakan peristiwa yang terjadi pada
malam Rasullulloh SAW akan hijrah dari
Mekkah ke Madinah
(Soal pemahaman tentang menguraikan)
29
2. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara
Nabi dan Rosul
(Soal pemahaman tentang membandingkan)
3. Apa yang dimaksud dengan akhlak karimah
(Soal pemahaman tentang menjelaskan)
4. Uraikan isi kandungan yang terdapat dalam
peristiwa Hijrah Nabi
(Soal pemahaman tentang menguraikan atau
menyusun kembali)
30
Penerapan (Application)
Pada tingkat aplikasi, peserta
didik dituntut untuk
menerapkan prinsip dan
konsep dalam situasi yang baru
31
Contoh dalam PAI :
1. Ahmad dan Aminah mendapat harta
warisan dari orangtuanya yang meninggal
sebesar Rp. 1.500.000,-. Menurut hukum
waris Islam Aminah mendapat :
A. Rp. 250.000,B. Rp. 500.000,C. Rp. 750.000,D. Rp. 1.000.000,(Soal penerapan tentang menerapkan)
32
2. Berapa zakat mal yang harus dikeluarkan
seorang PNS yang berpenghasilan tiap
bulan Rp. 2.000.000,- atau satu tahun Rp.
24.000.000,(Soal penerapan tentang menyelesaikan
dalam Mapel Fiqh)
3. Urutkan secara sistematis sumber Hukum
Islam dalam menentukan suatu masalah
(Soal penerapan tentang memprioritaskan
dalam Mapel Fiqh)
33
Analisa (Analysis)
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta
untuk menguraikan informasi ke dalam
beberapa bagian, menemukan asumsi,
membedakan fakta dan pendapat serta
menemukan hubungan sebab—akibat.
Contoh :
1. Kerusakan alam di darat dan di laut akibat
perbuatan manusia. Mengapa Islam
menganjurkan manusia untuk menjaga
kelestarian alam?
(Soal analisis tentang hubungan Mapel alQur’an)
34
2. Seringkali orang yang durhaka terhadap
ibunya mendapat akibat ketika masih
hidup. Sebutkan beberapa alasan yang
memperkuat pernyataan “surga berada
di telapak kaki ibu”
(Soal analisis tentang mengidentifikasi
dan asumsi Mapel al-Qur’an)
3. Jelaskan mengapa ummat Islam menderita
kekalahan dalam perang Uhud ?
(Soal analisis tentang motif Mapel Tarikh
Islam)
35
Sintesis (Syntesis)
Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut
untuk menghasilkan suatu cerita,
komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri
dan mensintesiskan pengetahuannya.
36
Contoh :
1. Bagaimana upaya yang dilakukan Rosulrosul ulul azmi dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan pada zamannya
2. Diantara hikmah zakat adalah menciptakan
rasa persaudaraan antara mustahiq dan
muzaki. Apa yang terjadi apabila umat Islam
yang mampu semuanya berzakat dengan
baik dan benar ?
37
Evaluasi (Evaluation)
Pada tingkat evaluasi, peserta didik
mengevaluasi informasi seperti bukti,
sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk
di dalamnya judgement terhadap hasil
analisis untuk membuat kebijakan.
Contoh :
1. Bandingkan mana yang lebih baik akhlak
yang bersumber dari agama dengan
akhlak yang bersumber dari luar agama
38
2. Pilihlah busana muslim dan muslimah
yang baik dan benar itu jika :
A. Jika 1,2, dan 3 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 yang benar
1. Pakaian itu menutup aurat
2. Pakaian itu memiliki keindahan /
serasi untuk dipakai
3. Terbuat dari bahan sederhana (tidak
terlalu mahal dan tidak terlalu murah)
4. Daya tahan pakaian untuk waktu lama
39
3. Misi Rosul di Mekkah dipandang berhasil,
walau orang yang masuk Islam baru
sedikit. Bagaimana pendapatmu ?
40
Alat penilaian (soal) dengan formulasi perbandingan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
soal yang menguji tingkat pengetahuan : 40%
soal yang menguji tingkat pemahaman : 20%
soal yang menguji tingkat penerapan : 20%
soal yang menguji tingkat analisis : 10%
soal yang menguji tingkat sintesis : 5%
soal yang menguji kemampuan : 5%
Total formula soal untuk satu kali ujian yaitu: 100%
41
Tabel . Kata Kerja Operasinal
Ranah Kognitif
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Menyebutkan
Mengubah
Mengubah
Menguraikan
Mengkategorikan
Membanding
kan
Menjelaskan
Mempertahankan
Menghitung
Membedakan
Mengkombinas
ikan
Menilai
Menggambar
Membedakan
Mendemonstrasikan
Mengilustrasi
-kan
Mendesain
Menyimpul
kan
Memasangkan
Menghargai
menemukan
Menduga
Mengorganisa
sikan
Mengkritik
Menghafal
Menjelaskan
Memanipulasi
Menduga
Merekonstruksikan
Menginter
pretasikan
mendaftar
Menyampaikan
Menunjukkan
Membagi
Menulis
kembali
Mendukung
Menjodohkan
Memberi contoh
Menggunakan
Memilih
Meringkas
Meringkas
menamai
Menduga
Menghubungka
n
Menentukan
Menceritakan
Mendiskri
minasikan
memilih
Menulis kembali
Menyelesaikan
Memodifikasi
42
Penilaian Psikomotor
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom
(Depdiknas, 2008) berpendapat
bahwa ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik.
43
RANAH PSIKOMOTOR
Berhubungan aktivitas fisik
Kemampuan :
menulis,
memukul,
melompat
44
Pengukuran hasil belajar ranah
psikomotor menggunakan
tes unjuk kerja atau tes perbuatan
Kriteria (Rubrics)
Kriteria atau rubrik adalah pedoman
penilaian kinerja atau hasil kerja peserta
didik.
45
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH PSIKOMOTOR
Menyusun
Meniru
Melakukan
dengan
prosedur
(manipulating) (precision)
Melakukan
dengan
baik dan
tepat
Melakukan
tindakan
secara
alami
(naturalization)
(articulation)
(perception)
46
Contoh Penilaian Aspek Psikomotor :
Contoh 1 : Mata Pelajaran Fiqh ( Shalat)
No
1.
Soal
5 4 3 2 1
Dapat melakukan gerakan shalat
dengan benar dari takbir sampai
tahiyat akhir
a. Gerakan dan Bacaan Takbir
b. Ruku’
47
Kriteria Penilaian :
Jika 5
Jika 4
Jika 3
Jika 2
Jika 1
=
=
=
=
=
Gerakan benar, bacaan benar tajwidnya
Gerakan benar, bacaan kurang benar
Gerakan dan bacaan kurang benar,
Gerakan dan Bacaan dilakukan tidak benar
Tidak melakukan gerakan maupun bacaan
-
(sangat baik)
(baik)
(cukup)
(kurang)
(sangat kurang)
48
Contoh 2 : Mata Pelajaran Fiqh
( Memandikan Mayat)
No
1
2
3
4
5
6
7
Keterampilan
5
Skor
4 3 2
1
Terampil dalam menyiapkan alat
Tekun dalam bekerja
Menggunakan waktu sangat efektif
Mampu bekerja sama
Bekerja sesuai dengan prosedur
Memperhatikan kebersihan
Hasilnya rapih
49
Penskoran dan Interpretasi Hasil
Penilaian
Untuk contoh “memandikan mayat” yang butirnya
ada 7 dengan rentang skor tiap butir 1 sampai
dengan 5, maka skor minimalnya 7 dan skor
maksimalnya 35 .
Ini berarti bahwa peserta didik yang mendapat skor
7 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik
yang mendapat skor 35 diartikan berhasil secara
sempurna.
Sebagai contoh perhatikan tabel dan penjelasan
berikut.
50
Skor
Skor Butir
No
Keterampilan
1
Terampil dalam menyiapkan alat
2
Tekun dalam bekerja
3
4
Menggunakan waktu sangat
efektif
Mampu bekerja sama
5
Bekerja sesuai dengan prosedur
6
Memperhatikan kebersihan

4
7
Hasilnya rapih

3
5
4
3
2
4

5

Jumlah
1
3

4


2
25
51
Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari
skor maksimal maka peserta didik yang
mendapat skor 26,25 (≈ 26) ke atas dikatakan
lulus sedangkan peserta didik yang
mendapat skor kurang dari 26 diharuskan
mengikuti program remedial.
Dalam contoh ini, karena skor yang dicapai
peserta didik adalah 25, maka peserta didik
itu masih perlu remedi.
52
RANAH AFEKTIF
Berhubungan watak - perilaku
sikap,
minat,
konsep diri,
nilai dan
moral.
53
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH AFEKTIF ( sikap dan nilai )
(KRATHWOHL)
CHARACTERIZATION
ORGANIZATION
VALUING
Mengatur diri
RESPONDING
Menjadikan
pola hidup
menghargai
RECEIVING
menanggapi
menerima
54
Tingkat receiving
Pada tingkat receiving atau
attending, peserta didik memiliki
keinginan memperhatikan suatu
fenomena khusus atau stimulus,
misalnya kelas, kegiatan, musik,
buku, dan sebagainya.
55
Tingkat responding
Merupakan partisipasi aktif peserta didik,
yaitu sebagai bagian dari perilakunya.
Pada tingkat ini peserta didik tidak saja
memperhatikan fenomena khusus tetapi
ia juga bereaksi.
56
Tingkat valuing
Melibatkan penentuan nilai, keyakinan
atau sikap yang menunjukkan derajat
internalisasi dan komitmen.
Derajat rentangannya mulai dari
menerima suatu nilai, misalnya
keinginan untuk meningkatkan
keterampilan, sampai pada tingkat
komitmen.
57
Tingkat organization
Pada tingkat organization, nilai satu
dengan nilai lain dikaitkan, konflik
antar nilai diselesaikan, dan mulai
membangun sistem nilai internal yang
konsisten.
58
Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah
characterization nilai.
Pada tingkat ini peserta didik memiliki
sistem nilai yang mengendalikan
perilaku sampai pada waktu tertentu
hingga terbentuk gaya hidup.
59
CARA PENILAIAN
1.Rubrik
2.CHECKLIST
1. Skala Likert
2. Skala Thrustone
3. Skala Beda Semantik
3. Wawancara
4. Catatan Anekdotal
5. Dll
PENGERTIAN RUBRIK
 Rubrik merupakan panduan penilaian yang
menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam
menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa
 Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan
yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa
disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masingmasing karakteristik tersebut
Manfaat Pemakaian Rubrik
 Rubrik menjelaskan deskripsi tugas
 Rubrik memberikan informasi bobot
penilaian
 Siswa memperoleh umpan balik yang cepat
dan akurat
 Penilaian lebih objektif dan konsisten
SKALA RUBRIK PERSEPSIONAL
SKALA PENILAIAN
No
PERNYATAAN
SANGAT TIDAK
SETUJU
(1)
TIDAK SETUJU
(2)
SETUJU
(3)
SANGAT
SETUJU
(4)
Skala Instrumen Penilaian Afektif
Skala yang sering digunakan dalam
instrumen penilaian afektif adalah
Skala Likert, Skala Thurstone dan
Skala Beda Semantik.
64
Instrumen Sikap
Definisi konseptual:
Sikap merupakan kecenderungan merespon
secara konsisten baik menyukai atau tidak
menyukai suatu objek.
Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui
sikap peserta didik terhadap suatu objek,
misalnya kegiatan sekolah.
65
Sikap bisa positif bisa negatif.
Definisi operasional: sikap adalah
perasaan positif atau negatif
terhadap suatu objek.
Objek bisa berupa kegiatan atau
mata pelajaran. Cara yang mudah
untuk mengetahui sikap peserta
didik adalah melalui kuesioner.
66
Pertanyaan tentang sikap meminta
responden menunjukkan perasaan yang
positif atau negatif terhadap suatu objek,
atau suatu kebijakan.
Kata-kata yang sering digunakan pada
pertanyaan sikap menyatakan arah
perasaan seseorang; menerima-menolak,
menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk,
diingini-tidak diingini.
67
Contoh indikator sikap terhadap mata
pelajaran Hadis misalnya.
 Membaca buku pelajaran hadis
 Mempelajari hadis
 Melakukan interaksi dengan guru
hadis
 Mengerjakan tugas hadis
 Melakukan diskusi tentang hadis
 Memiliki buku pelajaran hadis
68
Contoh pernyataan untuk kuesioner :
 Saya senang membaca buku pelajaran
hadis
 Tidak semua orang harus belajar hadis
 Saya jarang bertanya pada guru tentang
pelajaran hadis
 Saya tidak senang pada tugas pelajaran
hadis
 Saya berusaha mengerjakan soal-soal hadis
sebaik-baiknya
 Memiliki buku pelajaran hadis penting untuk
semua peserta didik
69
INSTRUMEN SKALA SIKAP
NO
1.
PERNYATAAN
2.
Saya senang belajar hadis melalui metode yang diterapkan
guru
Pelajaran hadis sangat menyenangkan
3.
Saya sangat merasakan manfaat belajar hadis
4.
Saya berusaha untuk memahami konsep-konsep hadis
5.
8.
Soal-soal pemahaman sangat menunjang dalam
menyelesaikan tugas-tugas hadis
Saya merasakan bahwa tugas-tugas hadis yang diberikan
guru sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Metode yang diterapkan guru memudahkan saya dalam
belajar hadis
Motivasi saya meningkat bila belajar hadis
9.
Belajar hadis menjadikan saya mahir membaca teks hadis.
10.
Kandungan hadis mudah sekali saya pahami
11.
Saya merasakan manfaat soal-soal pemahaman dalam
menyelesaikan berbagai tugas permasalahan hadis
6.
7.
SS
S
TS
STS
70
Instrumen Minat
Instrumen minat bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang minat
peserta didik terhadap suatu mata
pelajaran yang selanjutnya digunakan
untuk meningkatkan minat peserta didik
terhadap mata pelajaran tersebut.
71
Definisi konseptual:
Minat adalah keinginan yang tersusun
melalui pengalaman yang mendorong
individu mencari objek, aktivitas, konsep,
dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan
perhatian atau penguasaan.
Definisi operasional:
Minat adalah keingintahuan seseorang
tentang keadaan suatu objek.
72
Contoh indikator minat
terhadap pelajaran hadis :
 Memiliki catatan pelajaran hadis
 Berusaha memahami pelajaran
hadis
 Memiliki buku pelajaran hadis
 Mengikuti pelajaran hadis
73
Contoh pernyataan untuk kuesioner:
 Catatan pelajaran hadis saya lengkap
 Catatan pelajaran hadis saya terdapat coretancoretan tentang hal-hal yang penting
 Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum
mengikuti pelajaran hadis
 Saya berusaha memahami mata pelajaran hadis
 Saya senang mengerjakan soal hadis
 Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran hadis
74
Contoh Skala Thurstone :
Minat terhadap pelajaran hadis
No
Pernyataan
1
Saya senang belajar hadis
2
Pelajaran hadis sangat bermanfaat
3
Saya berusaha hadir tiap ada jam hadis
4
Saya berusaha memiliki buku pelajaran
hadis
5
Pelajaran hadis membosankan
7
6
5
4
3
2
1
Catatan :
Skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor terendah 1.
Dengan 5 butir pernyataan rentang skor adalah 5 - 35
75
Contoh Skala Beda Semantik terhadap
pelajaran hadis
Petunjuk :
Berilah tanda  pada kolom berikut sesuai
dengan pilihanmu terhadap pembelajaran
hadis.
Kolom a, b, dan c cenderung mendekati
pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e,
f, dan g cenderung mendekati pernyataan di
sebelah kanan.
76
Skala Beda Semantik
a
Menyenangkan
Sulit
Bermanfaat
Menantang
Banyak
b
c
d
e
f
g
Membosankan
Mudah
Sia-sia
Menjemukan
Sedikit
77
Penafsiran hasil pengukuran
Hasil pengukuran berupa skor atau angka.
Untuk menafsirkan hasil pengukuran
diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang
digunakan tergantung pada skala dan
jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang
digunakan.
Misalkan digunakan skala Likert yang berisi
10 butir pertanyaan/ pernyataan dengan 4
(empat) pilihan untuk mengukur sikap
peserta didik.
78
Skor untuk butir Pertanyaan/pernyataan yang sifatnya
positif :
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.
(4)
(3)
(2)
(1)
Sebaliknya untuk pertanyaan/pernyataan yang bersifat
negatif :
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.
(1)
(2)
(3)
(4)
79
Skor tertinggi untuk instrumen tersebut
adalah 10 butir x 4 = 40, dan skor
terendah 10 butir x 1 = 10.
Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi
empat kategori sikap atau minat, yaitu
sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik),
rendah (kurang), dan sangat rendah
(sangat kurang).
80
Tabel 2.Kategorisasi sikap atau minat
peserta didik untuk 10 butir pernyataan,
dengan rentang skor 10 – 40.
No
Skor peserta didik
1. Lebih besar dari 35
2. 28 sampai 35
3. 20 sampai 27
4. Kurang dari 20
Kategori Sikap atau
Minat
Sangat tinggi/Sangat
baik
Tinggi/Baik
Rendah/Kurang
Sangat rendah/Sangat
kurang
81
Wawancara:
 Merupakan suatu pertemuan tatap muka
 Pertanyaan harus dipersiapkan sebelumnya dengan
cermat
 Dapat disusun dengan berstruktur atau tidak
berstruktur
 Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan
menghendaki tanggapan sederhana dari mhs dan mhs
dipersilahkan memilih alternatif jawaban yang
disediakan
 Dalam wawancara tidak berstruktur, pertanyaan
dilakukan secara terbuka, siswa dapat menyampaikan
pendapat/tanggapannya
Catatan kegiatan harian
 Pada bidang ilmu tertentu, catatan harian
penting dalam menilai perilaku afektif siswa
 Catatan harian yang baik ditulis secara
singkat dan padat, tidak bertele-tele.
 Sebaiknya guru mengarahkan hal-hal yang
harus dicatat dalam catatan harian untuk
penilaian
Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta
didik juga harus mencakup ketiga ranah tersebut.
Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui
kuesioner atau pengamatan yang sistematik.
Informasi ranah kognitif dan psikomotor
diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan
untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasar.
Bentuk Pengawalan akhlak mulia
Bagi Anak di Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kerja sama antara guru PAI dengan guru bidang studi lain, serta
kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan.
Penguasaan guru terhadap strategi,metode, dan media yang
dapat mendukung terhadap kelangsungan proses belajar
mengajar.
Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan
islami.
Membina hubungan baik dengan wali murid, terutama dalam
mengontrol perilaku anak di rumah dan lingkungan sekitar.
Melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan,
sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam
rangka memajukan mutu pendidikan di lembaga tersebut.
Keberhasilan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara sekolah, masyarakat, dan orang tua .
85
Langkah-langkah strategis di
sekolah
1. Sekolah menyusun buku saku yang memuat
kegiatan anak selama 24 jam.
2. Kegiatan yang dimaksud meliputi praktek salat
wajib dan sunah, tadarus, belajar, dan lain-lain.
3. Dalam mengisi buku saku tersebut, orang tua
diminta kesediannya untuk memberikan
perhatian dan kontrol terhadap aktivitas anak.
4. Setiap kegiatan baik positif maupun negatif
diberlakukan reward dan punishment.
86