PERKEMBANGAN ILMU - fathoni0809

Download Report

Transcript PERKEMBANGAN ILMU - fathoni0809

PERKEMBANGAN ILMU
•
•
•
•
Pengetahuan telah berkembang sejak adanya manusia. Tetapi
pengorganisasian ilmu oleh bangsa Yunani dengan pendekatan
silogistik merintis perkembangan ilmu secara sistematis, sekurangkurangnya, sebelum masa Renaissance yang ditandai oleh Galileo
Galilei dengan teropong bintangnya. Sampai dengan saat ini, logika
deduktif mengembangkan teori-teori yang terlepas dari pengalaman
empirik.
Aristoteles pun tak terhindar dari kesalahan ketika ia menyatakan
beberapa perkiraan yang mengandalkan logika belaka, dan kemudian
ternyata salah.
pengumpulan keterangan yang cukup mengenai sesuatu tanpa
hipotesis terlebih dulu sekadar untuk mempertahankan kesempurnaan
obyektivitas sungguh tidak efisien maupun efektif. Tanpa hipotesis
sebelumnya, seorang peneliti akan cenderung tidak selektif dalam
mengumpulkan data.
Perumusan masalah dan kejelasan formulasinya akan membuahkan
hipotesis yang membuat langkah pengumpulan data dan eksplorasinya
tepat guna. Tetapi metode induktif pun tidak memuaskan pada tingkat
kemajuan ilmu sebagaimana diragukan oleh Albert Einstein.
•
Dengan menggabungkan metode deduktif Aristoteles dan metode induktif
Bacon, Charles Darwin dapat dipandang sebagai pelopor metode keilmuan
modern.
• Metode deduktif dan induktif yang digunakan secara komplementer dalam
langkah-langkah pencarian kebenaran ilmiah telah menjadi pilihan cerdas
untuk pengembangan ilmu yang kini semakin pesat kemajuannya. Ilmuwan
modern pada umumnya menggunakan metode induktif untuk
mengembangkan hipotesis dari pengalaman. Dalam kajiannya, ia
memanfaatkan pengetahuan yang telah ada untuk menguji hipotesisnya.
• George J. Mouly membagi perkembangan ilmu pada:
1. tahap animisme; manusia menjelaskan gejala yang ditemuinya dalam
kehidupan sebagai perbuatan dewa-dewi, hantu dan berbagai makhluk
halus. Pandangan mistis itu hingga kini masih berlangsung juga, bahkan di
negara-negara yang peradabannya telah sangat maju
2. ilmu empiris; Observasi sistematis dan kritis. manusia menyadari bahwa
gejala alam dapat diterangkan melalui telaah sebab-musabab alamiah.
3. ilmu teoritis; penjelasan yang mengembangkan suatu struktur teoritis yang
bukan hanya menerangkan hubungan empiris yang terpisah-pisah, tetapi
juga mulai mengintegrasikannya menjadi suatu pola yang berarti.
•
•
•
Titik tolak ilmu adalah pengalaman. Ilmu mulai dengan suatu observasi
dan menggabungkannya dengan observasi-observasi lain sehingga
diperoleh suatu kesamaan atau perbedaan untuk menyusun prinsipprinsip dasar yang dapat digunakan untuk menerangkan terjadi atau
tidak terjadinya serangkaian pengalaman.
Tingkat yang paling akhir dari ilmu adalah ilmu teoritis yang
menerangkan hubungan dan gejala yang ditemukan dalam ilmu empiris
dengan dasar suatu kerangka pemikiran tentang sebab-musabab
sebagai langkah untuk meramalkan dan menentukan cara untuk
mengontrol kegiatan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Ilmu
teoritis dapat memperpendek proses untuk sampai pada pemecahan
masalah.
Peralihan dari ilmu empiris ke ilmu teoritis adalah langkah yang sukar.
Menemukan jawaban tentang apa yang terjadi relatif lebih mudah
dibandingkan harus menjawab mengapa hal itu terjadi. Hingga kini ilmu
empiris gagal menyusun kerangka teoritis yang merupakan sintesis dari
serangkaian penemuan empiris (khususnya di bidang/ kajian ilmu
sosial). Hal itu terjadi karena ilmu-ilmu sosial terlalu menitikberatkan
aspek empiris dan melalaikan aspek teoritis. Padahal empirisme
merupakan tahap keilmuan yang belum lengkap dan memerlukan
orientasi yang lebih besar teradap teori.
• Tahap-tahap Perkembangan Ilmu
1. Ilmu Pengetahuan Zaman Purba; bahwa manusia purba telah
menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris yang
memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Masa
manusia purba dikenal juga dengan masa pra-sejarah. Menurut
Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang
lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini
pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah
mengenal membaca, menulis, dan berhitung. perkembangan ilmu
dengan astronomi, kedokteran, dan sistem klasifikasi Aristoteles,
namun juga silogisme yang menjadi dasar bagi penjabaran secara
deduktif pengalaman-pengalaman manusia.
2. Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno; sangat identik dengan
ilmu filsafat. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat
penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini
terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi
logosentris dan merupakan titik awal manusia menggunakan rasio
untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam
jagad raya.
• Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah
Thales (624-546 SM), setelah itu Anaximandros (610-540 SM),
Heraklitos (540-480 SM), Parmenides (515-440 SM), dan
Phytagoras (580-500).
3. Ilmu Pengetahuan Zaman Islam Klasik; Ilmu-ilmu keislaman
seperti tafsir, hadis, fiqih, usul fiqih, dan teologi sudah berkembang
sejak masa-masa awal Islam hingga sekarang. Khusus dalam
bidang teologi, Muktazilah dianggap sebagai pembawa pemikiranpemikiran rasional. Menurut Harun Nasution, pemikiran rasional
berkembang pada zaman Islam klasik (650-1250 M). Pemikiran ini
dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan
akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadis.
4. Ilmu Pengetahuan Zaman Renaisans dan Modern; Renaisans
adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung
atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern.
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan
dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu.
• Ciri utama renaisans yaitu humanisme, individualisme, sekulerisme,
empirisisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena
semangat dan hasil empirisisme, sementara Kristen semakin
ditinggalkan karena semangat humanisme.
• Tokoh penemu di bidang sains pada masa renaisans (abad 15-16
M): Nicolaus Copernicus (1473-1543 M), Johanes Kepler (15711630 M), Galileo Galilei (1564-1643 M), dan Francis Bacon (15611626 M).
• Selanjutnya tokoh penemu di bidang sains pada zaman modern
(abad 17-19 M): Sir Isaac Newton (1643-1727 M), Leibniz (16461716 M), Joseph Black (1728-1799 M), Joseph Prestley (1733-1804
M), Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794 M), dan J.J. Thompson.
5. Ilmu Pengetahuan Zaman Kontemporer; Perbedaan antara
zaman modern dengan zaman kontemporer yaitu zaman modern
adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad
ke-15, sedangkan zaman kontemporer adalah era perkembangan
terakhir yang terjadi hingga sekarang.
• Zaman kontemporer identik dengan rekonstruksi, dekonstruksi, dan
inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang.
• Sasaran rekonstruksi dan dekonstruksi biasanya teori-teori ilmu
sosial, eksakta, dan filsafat yang ada sudah ada sebelumnya,
sementara inovasi-inovasi teknologi semakin hari semakin cepat
seperti yang kita saksikan dan nikmati sekarang ini.
• Teknologi merupakan buah dari perkembangan ilmu pengetahuan
yang dikembangkan dari generasi ke generasi. Komputer
merupakan hasil pengembangan dari perkembangan listrik
(elektronika) yang pada awal penemuannya oleh Faraday belum
diketahui kegunaannya. Penemuan bola lampu oleh Edison disusul
oleh penemuan radio, televisi, dan komputer.[35] Dari komputer
berkembang ke PC (private computer), lap top, dan terakhir simuter
yaitu komputer jenis PDA (personal digital assistans)
• Menurut Jujun Suriasumantri, ilmu pengetahuan dewasa ini telah
berkembang menjadi sekitar 650 cabang. Di samping sudah ada
pemberdayaan antara ilmu-ilmu alam atau natural science dengan
ilmu-ilmu sosial, dikenal pula dengan pembedaan ilmu dan ilmu
terapan.
• Perkembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan
yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh
melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani
mengambil resiko tinggi sehingga menghasilkan penemuanpenemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan
pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi,
menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan
selanjutnya.
• Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan
pengembangan moral-spiritual manusianya, karena sebagaimana
kita tahu, perkembangan ilmu pengetahuan selain berdampak
positif, ia juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia.
• Dampak positifnya adalah semakin mempermudah kehidupan
manusia, sementara dampak negatifnya adalah semakin
mengancam kehidupan mereka. Oleh karena itu, agar tatanan
kehidupan manusia di dunia ini tetap lestari, maka perkembangan
ilmu mesti diiringi dengan pengembangan moral-spiritual manusia
itu sendiri.
• Demikian pula pengembangan moral-spiritual tanpa diiringi
perkembangan ilmu bisa menjadikan sebagian manusia kurang
kreatif. Dengan kata lain, antara otak dan hati harus mendapatkan
porsi perhatian yang seimbang.
References:
http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarahperkembangan-ilmu-pengetahuan/
Perkembangan Ilmu
(http://ruhcitra.wordpress.com/2008/10/28/perkembangan-ilmu/)