SEFALOSPORIN

Download Report

Transcript SEFALOSPORIN

SEFALOSPORIN
1. PENGERTIAN
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika
Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam lain,
mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah
dengan menghambat sintesis dinding sel
mikroba. Yang dihambat adalah reaksi
transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian
reaksi pembentukan dinding sel.
 Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif
maupun garam negatif, tetapi spektrum masingmasing derivat bervariasi

2. PENGGOLONGAN SEFALOSPORIN
Hingga tahun 2006 golongan Sefalosporin sudah
menjadi 4 generasi, pembedaan generasi dari
Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya
dan yang secara tidak langsung sesuai dengan
urutan masa pembuatannya.
Berikut merupakan penggolongan generasi
Sefalosporin
No.
Nama
Generasi Cara Pemberian
1. Cefadroxil
1
Oral
2. Cefalexin
1
Oral
3. Cefazolin
1
IV dan IM
4. Cephalotin
1
IV dan IM
5. Cephradin
1
Oral IV dan IM
Aktivitas
Antimikroba
Aktif terhadap kuman
gram positif dengan
keunggulan dari Penisilin
aktivitas nya terhadap
bakteri penghasil
Penisilinase
6. Cefaclor
2
Oral
7. Cefamandol
2
IV dan IM
8. Cefmetazol
2
IV dan IM
9. Cefoperazon
2
IV dan IM
10. Cefprozil
2
Oral
11. Cefuroxim
2
IV dan IM
12 Cefotiam
2
IV dan IM
Kurang aktif
terhadap bakteri
gram postif
dibandingkan
dengan generasi
pertama, tetapi
lebih aktif
terhadap kuman
gram negatif;
misalnya H.influ
enza, Pr.
Mirabilis, E.coli,
dan Klebsiella
16.Cefpodoxim
3
Oral
17.Ceftazidim
3
IV dan IM
18.Ceftizoxim
3
IV dan IM
19.Ceftriaxon
3
IV dan IM
20. Cefepime
4
21. Cefpirom
4
Hampir
Oral IV dan IM sama
dengan
Oral IV dan IM generasi
ketiga
INDIKASI KLINIK

Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya
digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau
yang tidak dapat diobati dengan antimikroba
lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya.
Anjuran ini diberikan karena selain harganya
mahal, potensi antibakterinya yang tinggi
sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal
tersebut diatas.
ADAPUN INDIKASI DARI MASING
SEFALOSPORIN SEBAGAI BERIKUT :


Cefadroxil dan Cefalexin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan
untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan
oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi
kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk
pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.
Cefazolin
Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
dan penyakit pada infeksi pada kandung empedu dan
kandung kemih, organ pernafasan, genito
urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran
kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi dan
infeksi kulit atau luka.
Cephalotin
Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi
kulit dan jaringan lunak, saluran nafas, genitourinaria, pasca operasi, otitis media dan septikemia.
 Cefaclor dan Cefixim
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam penyakit seperti
pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru,
tenggorokan, saluran kemih dan kulit.
 Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam penyakit pada paruparu, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran
kencing.

Cefmetazol
Cefmetazol lebih aktif daripada Sefalosporin golongan
pertama terhadap gram positifProteus, Serritia,
kuman anaerobik gram negatif (termasuk B. fragilis)
dan beberapa E.coli, Klebsiella dan P. mirabilis, tetapi
kurang efektif dibandingkan Cefoxitin atau Cefotetan
melawan kuman gram negatif.
 Cefoperazon dan Ceftazidim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam infeksi termasuk paruparu, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan
saluran kemih.





Cefprozil
Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi seperti Otitis
Media, infeksi jaringan lunak dan saluran nafas.
Cefuroxim
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu
yang disebabkan oleh bakteri seperti; bronkitis, gonore,
penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga,
tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit.
Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi
pada ginjal (pyelonephritis), organ pernafasan, saluran
kemih, meningitis, pencegahan infeksi pada proses operasi
dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
Cefotiam
Memiliki aktivitas spetrum luas terhadap kuman gram
negatif dan positif, tetapi tidak memiliki aktivitas
terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Cefpodoxim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam infeksi seperti
Pneumonia, Bronkitis, Gonore dan infeksi pada
telinga, kulit, tenggorokan dan saluran kemih.
 Cefepim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam infeksi seperti
Pneumonia, kulit, dan saluran kemih.
 Cefpirom
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang
menyebabkan berbagai macam infeksi pada darah
atau jaringan, paru-paru dan saluran nafas bagian
bawah, serta saluran kemih.

Berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya
terhadap
betalakmase,
sefalosporin
lazimnya
digolongkan
sebagai
berikut
:
1. Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini
adalah Sefalotin dan sefazolin, sefradin, sefaleksin
dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap
cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci,
H. Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada
umumnya tidak tahan terhadap laktamase.
2. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol,
sefmetazol, dan sefuroksim lebih aktif terhadap
kuman Gram-negatif, termasuk H.influenza, Proteus,
Klensiella, gonococci dan kuman-kuman yang resisten
untuk amoksisilin. Obat-obat ini agak kuat tahanlaktamase. Khasiatnya terhadap kuman Gram-positif
(Staph dan Strep) lebih kurang sama
3. Generasi ke III, Sefoperazon,sefotaksim, seftizoksim,
seftriaxon, sefotiam, sefiksim, sefpodoksim, dan sefprozil.
Aktivitasnya terhadap kuman Gram-negatif lebih kuat
dan lebih luas lagi dan meliputi Pseudomonas dan
Bacteroides, khususnya seftazidim. Resistensinya
terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya
terhadap stafilokok jauh lebih rendah.
4. Generasi ke IV, Sefepim dan sefpirom. Obat-obat baru
ini (1993) sangat resisten terhadap laktamase, sefepim
juga
aktif
sekali
terhadap
Pseudomonas.
Struktur
PENGGUNAANNYA
Sebagian besar dari sefalosporin perlu diberikan
parenteral dan terutama digunakan di rumah sakit.
1. Generasi I, digunakan per oral pada infeksi saluran
kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua pada
infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu
parah dan bila terdapat alergi untuk penisilin.
2. Generasi II atau III, digunakan parenteral pada
infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan
sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan
aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk
memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu
pula profilaksis pada antara lain bedah jantung, usus
dan ginekologi. Sefoksitin dan sefuroksim (generasi ke
II) digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat
gonokok yang membentuk laktamase.

3. Generasi III, Seftriaxon dan sefotaksim kini
sering dianggap sebagai obat pilihan pertama
untuk gonore, terutama bila telah timbul
resistensi terhadap senyawa fluorkuinon
(siprofloksasin). Sefoksitin digunakan pada
infeksi bacteroides fragilis.
4. Generasi IV, dapat digunakan bila dibutuhkan
efektivitas lebih besar pada infeksi dengan
kuman Gram-positif.
MEKANISME KERJA
Sefalosporin biasanya bakterisida terhadap bakteri
dan bertindak dengan sintesis mucopeptide
penghambat pada dinding sel sehingga penghalang
rusak dan tidak stabil. Mekanisme yang tepat untuk
efek ini belum pasti ditentukan, tetapi antibiotik
beta-laktam telah ditunjukkan untuk mengikat
beberapa enzim (carboxypeptidases, transpeptidases,
endopeptidases) dalam membran sitoplasma bakteri
yang terlibat dengan sintesis dinding sel. Afinitas
yang berbeda bahwa berbagai antibiotic beta-laktam
memiliki enzim tersebut (juga dikenal sebagai
mengikat protein penisilin; PBPs) membantu
menjelaskan perbedaan dalam spektrum aktivitas
dari obat yang tidak dijelaskan oleh pengaruh betalaktamase. Seperti antibiotik beta-laktam lainnya,
sefalosporin umumnya dianggap lebih efektif
terhadap pertumbuhan bakteri aktif.
FARMAKOKINETIK (UMUM)
Sampai saat ini, hanya beberapa sefalosporin
generasi pertama lumayan diserap setelah pemberian
oral, tetapi ini telah berubah dengan ketersediaan
aksetil (generasi kedua) dan cefixime (generasi
ketiga). Tergantung pada obat, penyerapan mungkin
tertunda, berubah, atau meningkat jika diberikan
dengan makanan.
Sefalosporin secara luas didistribusikan ke sebagian
besar jaringan dan cairan, termasuk tulang, cairan
pleura, cairan perikardial dan cairan sinovial. tingkat
yang lebih tinggi ditemukan meradang ditulang
normal. Sangat tinggi ditemukan dalam urin, tetapi
mereka menembus buruk menjadi jaringan prostat
dan aqueous humor.
DISTRIBUSI
Distribusinya ke jaringan dan cairan tubuh baik, tetapi
penetrasi ke otak, mata dan cairan serebrospinal buruk.
Beberapa sefalosporin generasi ketiga misalnya sefuroksim,
moksalaktam, sefotaksim, dan seftizoksim mencapai kadar
yang tinggi di cairan serebrospinal (CSS), sehingga dapat
bermanfaat untuk pengobatan meningitis purulenta.
Sefalosporin melewati sawar darah uri, mencapai kadar tinggi
di cairan sinovial, dan cairan perikardium.
Pada pemberian sistemik, kadar sefalosporin generasi ketiga
di cairan mata relative tinggi, tetapi tidak mencapai vitreus.
Kadar sefalosporin dalam empedu umumnya tinggi, terutama
sefoperazon.

Tingkat Empedu dapat mencapai konsentrasi terapi
dengan beberapa agen selama obstruksi empedu
tidak ada. Dengan pengecualian aksetil, tidak ada
sefalosporin generasi kedua atau yang pertama
memasuki CSS (bahkan dengan meninges meradang)
di tingkat terapi efektif dalam terapi. Konsentrasi
cefotaxime, moxalactam, aksetil, ceftizoxime,
seftazidim dan ceftriaxone dapat ditemukan dalam
CSF parenteral setelah dosis pasien dengan meninges
meradang. Sefalosporin menyeberangi plasenta dan
konsentrasi serum janin dapat 10% atau lebih dari
yang ditemukan dalam serum ibu. Protein mengikat
obat secara luas.

Sefalosporin dan metabolitnya (jika ada)
diekskresikan oleh ginjal, melalui sekresi tubular
dan / atau filtrasi glomerulus. Beberapa
sefalosporin (misalnya, cefotaxime, cefazolin, dan
cephapirin) sebagian dimetabolisme oleh hati
untuk senyawa desacetyl yang mungkin memiliki
beberapa aktivitas antibakteri.
INDIKASI KLINIK
Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya
digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau
yang tidak dapat diobati dengan antimikroba
lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya.
Anjuran ini diberikan karena selain harganya
mahal, potensi antibakterinya yang tinggi
sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal
tersebut diatas.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas pada antibiotik sefalosporin atau golongan
betalaktam lainnya. Sebelum penggunaan antibiotik sefalosporin,
terlebih dahulu dilakukan skin test.
Kontraindikasi pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
terhadap mereka. Karena mungkin ada reaktivitas silang,
gunakan sefalosporin hati-hati pada pasien yang
didokumentasikan hipersensitif terhadap antibiotik beta-laktam
lain (misalnya, penisilin, cefamycins, carbapenems).
Antibiotik oral sistemik tidak boleh diberikan pada pasien
dengan septikemia, syok atau penyakit berat lainnya sebagai
penyerapan obat dari saluran pencernaan mungkin jauh ditunda
atau berkurang. Rute parenteral (sebaiknya IV) harus digunakan
untuk kasus ini.
EFEK SAMPING
• Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash,
urtikaria, eritema, pruritis, udema,
• Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia
hemolitik Hematologi : pendarahan, trombositopenia,
anemia hemolitik
• Saluran cerna, terutama penggunaan oral : colitis
(darah dalam tinja), nyeri lambung, diare, rasa tidak
enak pada lambung, anoreksia, nausea, konstipasi.
• Defisiensi vitamin K : karena sefalosporin
menimbulkan efek anti vitamin K.
• Efek pada ginjal : meningkatnya konsentrasi serum
kreatinin, disfungsi ginjal dan toksik nefropati
Cefadroxil
Cefalexin
Cefazolin
Cephalotin
Cephradin
Cefaclor
Cefamandol
Cefmetazol
Cefoperazon
Cefprozil
Cefuroxim
Cefotiam
Cefpodoxime
Ceftazidim
Ceftizoxime
Ceftriaxon
Cefepime
Cefpirom