Bab 2 – Rahasia Dagang Penuh Barakah

Download Report

Transcript Bab 2 – Rahasia Dagang Penuh Barakah

Rahasia Dagang Penuh Barakah
Thariq bin Djured
Al-Qur’an, Surat Hud 11 : 6

Allah Swt berfirman :
‫ّللا ِر ْزقُ َها َو َيعْ َل ُم‬
ِ ‫ض إِالَّ َع َلى ه‬
ِ ْ‫َو َما ِمن دَآ َّب ٍة ِفي األَر‬
ُ
َ
ٍ
‫ين‬
‫ِبب‬
‫م‬
‫ا‬
‫ت‬
‫ك‬
‫ي‬
‫ف‬
‫ل‬
‫ك‬
‫مُسْ َت َقرَّ َها َومُسْ َت ْودَ َع َها‬
ِ
ِ
ٍ ِ
Dan tidak ada suatu binatang melata[1] pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[2]. Semuanya
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
 [1]. Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk
Allah yang bernyawa.

[2]. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat
berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat.
Al-Qur’an, Surat Al A'raaf 7 : 96

Allah Swt berfirman :
ٍ ‫َولَ ْو أَنَّ أَهْ َل ْالقُ َرى آ َم ُنو ْا َوا َّت َقو ْا لَ َف َتحْ َنا َعلَي ِْهم َب َر َكا‬
‫ض‬
ِ ْ‫ت م َِّن ال َّس َماء َواألَر‬
‫ُون‬
َ ‫َولَـ ِكن َك َّذبُو ْا َفأ َ َخ ْذ َناهُم ِب َما َكا ُنو ْا َي ْك ِسب‬



Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Yakni seandainya hati mereka beriman, membenarkan dan mengikuti apa
yang dibawa oleh Rasulullah Saw serta bertakwa dengan melaksanakan
ketaatan dan meninggalkan yang haram pastilah Allah akan melimpahkan
berkah kepada mereka.
Ada 2 kerberkahan yaitu keberkahan langit (pengabulan doa) dan
keberkahan bumi (terpenuhinya kebutuhan hidup)
Hadits
Rasulullah SAW bersabda, jika engkau ingin
tahu kepemimpinan seperti apa yang ada di
sebuah daerah, lihatlah amalan di MasjidMasjidnya dan amalan di Pasar-Pasarnya.
 Umar bin Khattab pernah menggariskan
bahwa jika suatu daerah uangnya (dinar &
dirham) sudah tak sesuai lagi kadar dan
timbangannya, maka ketahuilah masyarakat di
tempat itu sedang mengalami kesempitan
besar dan berada di bawah kepemimpinan
yang bobrok, tak lama lagi akan runtuh.

Realita Pedagang & Pasar
Produk : melanggar syar’i, dicampur antara
yang baik dan buruk
 Penawaran : dusta, sumpah palsu, menutupi
cacat barang, menawarkan dengan harga
tinggi
 Transaksi : pengurangan timbangan/ takaran,
tawar menawar yang alot, pencampuran
akad, khiyar (pembatalan) yang melanggar
syar’i

Pengertian Berkah
1. Menurut bahasa
Makna barakah adalah az-ziyadah (pertambahan)
dan an-nama’ (pertumbuhan)
2. Menurut Syara’
- Banyak kebaikan : mendapatkan banyak
pahala dan keluasan rizki
- Banyak memberikan manfaat
- Ada ulama yang mengatakan bahwa
keberkahan langit adalah pengabulan doa,
sedangkan keberkahan bumi adalah terpenuhinya
kebutuhan
Keberkahan itu Milik Siapa?
Orang yang mendapatkan berkah akan
bahagia di dunia dan akhirat.
 Keberkahan ini tidak akan dilimpahkan
kecuali kepada orang yang beriman.
 Berbeda dengan hujan, tumbuhan, kesehatan,
harta yang juga dilimpahkan kepada orang
kafir adalah sebagai bentuk istidraj
(penarikan berangsur-angsur ke arah
kebinasaan) dan makar terhadap mereka.

Hal-hal yang Mendatangkan Barakah
1. Bersegera dalam mencari ilmu dan rizki
2. Jujur dalam berjual beli
3. Dagang dan safar dalam rangka mengais
rizki
4. Mendapatkan harta dengan kemurahan
hati
1. Bersegera dalam mencari ilmu dan rizki
Rasulullah Saw menyuruh umatnya agar
bersegera dalam mencari ilmu dan rizki
 Rasulullah Saw bersabda, “Umatku diberkahi
di awal pagi mereka”.(HR Ath-Thabrani)
 Beliau menganjurkan umatnya agar bangun di
waktu fajar dan segera bekerja
 Rasulullah Saw bersabda, “Berpagi-pagilah
dalam mencari rizki! Sesungguhnya waktu
pagi adalah berkah dan kesuksesan”.(HR AlBazzar & Ath-Thabrani)

Rasulullah Saw mendoakan umatnya yang
bangun pagi & bersegera dalam mencari ilmu
& rizki
 Rasulullah Saw bersabda, “Allahumma baarik li
ummatii fii bukuuriHa (Ya Allah berkahilah
umatku di awal pagi mereka)”. Perawi berkata,
“Bila memberangkatkan ekspedisi atau
pasukan, beliau memberangkatkan di awal pagi.
Shakr adalah seorang pedagang. Bila ia
memberangkatkan ekspedisi dagangnya, juga di
pagi hari. Maka ia menjadi kaya dan melimpah
hartanya”. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu
Dawud & Tirmidzi)

Orang yang Terlambat Bangun



Allah menyebut orang yang terlambat bangun
tidur sehingga terbit matahari sebagai : orang
yang lalai, hilang tanggung jawabnya, terlambat
pekerjaannya dan terhalang mendapat angin
segar pagi serta keluasan dan kelapangan rizki
Rasulullah Saw memperingatkan dan melarang
kaum muslimin dari keterlambatan bangun tidur
Al-Ma’mun berkata, “Manusia itu ada 4 golongan
yaitu amir (pemimpin), pedagang, pengrajin
(produsen) dan petani. Siapa yang tidak menjadi
salah satu dari mereka maka akan menjadi
beban mereka”.
2. Jujur dalam berjual beli


Dengan kejujuran dalam berjual beli maka akan
diberkahi tapi bila ada dusta maka dihapuslah
keberkahannya
Rasulullah Saw bersabda, “Jual beli itu dengan
memilih, selama keduanya belum berpisah
(hingga keduanya berpisah). Bila keduanya jujur
dan saling menjelaskan maka jual beli keduanya
akan diberkahi. Namun jika keduanya
menyembunyikan (cacat dagangannya) dan
berdusta maka akan dihapuslah berkah jual beli
keduanya”. (HR Bukhari & Muslim)
Jujur merupakan kunci kebaikan dan
keberkahan.
 Rasulullah Saw menjanjikan bahwa pedagang
yang jujur tidak akan melarat
 Rasulullah Saw bersabda, “Tidak akan melarat
pedagang yang jujur”.
 Sedangkan dusta akan mencabut berkah,
mengurangi rizki serta mendatangkan
kesempitan dan kemelaratan.
 Rasulullah Saw bersabda, “Dusta akan
mengurangi rizki dan doa dapat menolak
takdir (buruk)”. (At-Targhib wat Tarhib, alMundiri 3/597)

Buah Kejujuran
Mendatangkan kecintaan Allah dan Rasul-Nya
 Jujur akan menyelamatkan, menunjukkan
jalan kepada kebaikan, menambahkan cahaya
pada seorang muslim
 Menyeru kepada khusnul khatimah dan
memasukkan pelakunya ke dalam surga
 Di akhirat pedagang yang jujur akan
berdampingan dengan para Nabi dan
shiddiqin

Kemuliaan Pedagang yang Jujur
Rasulullah bersabda, “Pedagang yang
jujur amanatnya kelak di hari kiamat
bersama-sama para nabi, shiddiqin dan para
syuhada”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
 Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi
pernah
ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?”.
 Beliau bersabda, "Pekerjaan seseorang
dengan tangannya dan setiap jual-beli yang
bersih". (HR. Al-Bazzar, Hadits shahih
menurut Hakim)

Bahaya Dusta





Seorang pendusta cenderung berbuat kerusakan, cinta
kejahatan dan kemaksiatan
Setiap kedustaan bertambah maka bertambah pula
noktah hitam pada hatinya serta nampak tanda
kemunafikan dan gemar menipu pada wajahnya
Keimanan seorang pendusta akan terus berkurang
dan melemah hingga menjadi usang
Rizki seorang pendusta akan sempit, hidupnya keruh,
fikirannya kotor, hatinya sakit, jiwanya resah dan
keluarganya akan terus berada dalam kefakiran
Allah murka kepada seorang pendusta,
mengharamkannya dari melihat keagungan dan
kebesaran-Nya serta menikmati naungan-Nya.
Kejujuran Imam Abu Hanifah rh
Dari ‘Ali bin Hafsh Al-Bazar, ia berkata, “Dulu
Hafsh bin Abdurrahman adalah rekan bisnis Abu
Hanifah. Abu Hanifah rh menyediakan barang
untuknya, lalu beliau mengirim serombongan
kafilah membawa barang dagangan.
 Beliau memberitahu bahwa pada baju yang ini
dan itu terdapat cacat. Maka jika anda ingin
menjualnya terangkanlah kepada pembeli. Setelah
itu Hafsh pun menjual barang-barang tadi dan ia
lupa menerangkan serta tidak ingat lagi kepada
siapa ia jual barang tadi.
 Tatkala Abu Hanifah rh mengetahui hal itu, beliau
mensedekahkan seluruh harga barang-barang
tadi”. (Tarikh Baghdad 13/358)

Kisah Seorang Pedagang Jujur






Al-Asyaj Ash-Shaidalani berkata, “Ada seorang lakilaki melewatiku. Ia melihat sedikit pembeli di
sekitarku dan banyaknya mereka di selainku.
Ia berkata, ‘Apakah kamu ingin agar para pembelimu
banyak dan baik keadaanmu?’.
Aku menjawab, ‘Ya’
Ia melanjutkan, ‘Jujurlah dan bersabarlah setahun!
Sebab, jujur akan malu kepada dirinya sendiri untuk
memperlambatmu lebih dari setahun’
Akupun mempraktekkannya, maka banyak pembeli
berdesakkan di warungku
Laki-laki itu lewat lagi dan ia melihat banyaknya
pembeli di sekitarku




Ia berkata, ‘Waspadalah, jangan hanya bersandar
kepada kejujuran yang kamu samarkan kepada
mereka, lalu nafsumu menyerumu untuk
melipatgandakan keuntunganmu pada hari ini!
Sesungguhnya apabila kamu kembali berbuat
dusta maka kamu akan bertambah rugi’
Aku pun senantiasa menerima nasihatnya.
Kemudian orang itu lewat lagi setelah beberapa
tahun.
Ia berkata, ‘Laba sedikit diiringi banyak
pekerjaan lebih beruntung daripada banyak
untung namun sedikit pekerjaan’.”
(Muhadharat al-Udaba’, ar-Raghib al-Ashfahani
1/466)
3. Dagang dan safar dalam rangka mengais rizki




Berkah itu tidak akan datang kecuali dengan
amal shalih, diantaranya dagang dan safar
(perjalanan) dalam rangka mencari rizki
Allah Swt berfirman, “Dialah Yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezki-Nya”. (Q.S Al Mulk 67 : 15)
Umar bin Khattab ra berkata, “Jangan ada salah
seorang diantara kalian duduk berdiam diri
tidak mencari rizki lalu berkata, ‘Ya Allah
karuniakan rizki kepadaku’.
Kalian tahu bahwa langit tidak menurunkan
hujan emas (dinar) dan perak (perak)”.
Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Aku
sungguh benci melihat laki-laki menganggur,
baik dalam urusan dunia maupun dalam
urusan akhirat”.
 ‘Bergerak’ adalah penyuburan rizki yang
mandul (agar tumbuh subur).
 Diriwayatkan dari Nabi Musa as,
“Bepergianlah dan harapkanlah keberkahan
dalam safar kalian! Sesungguhnya aku telah
bersafar dan aku tidak pernah mengharap
setiap apapun yang datang kepadaku”.
 Maka hendaklah kita selalu aktif bergerak
sebab dalam keaktifan itu ada berkahnya

4. Mendapatkan harta dengan kemurahan hati
Ridha dengan pembagian Allah termasuk bukti
keimanan.
 Demikian juga tidak ambisius dalam mengeruk
harta menyebabkan turunnya berkah
 Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya harta
itu hijau dan menyenangkan. Siapa saja
mendapatkannya dengan kemurahan hati maka
ia akan mendapatkan berkah.
 Adapun siapa saja yang mendapatkannya dengan
meminta-minta maka ia tidak akan mendapatkan
berkah layaknya orang yang makan namun tidak
pernah kenyang”.(HR Bukhari 3/335)

Arti ‘Murah Hati’
Al-Hafizh Ibnu Hajar rh berkata, “Maksud
‘kemurahan hati’ yaitu dengan tanpa
keburukan dan terus mendesak.
 Atau seseorang memintanya dengan tanpa
meminta bagi yang mengambil (penjual)
 Sedangkah kemurahan hati bagi yang
memberi (pembeli) yaitu kelongggaran
hatinya terhadap sesuatu yang
diberikannya”.

Efek dari Murah Hati
Penjual akan betul-betul memperhatikan
kualitas dan efisiensi produk dengan harga
yang sesuai (layak)
 Penjual akan memberikan solusi terbaik bagi
pembeli (bukan memaksakan produk)
 Akan terbentuk hubungan antara penjual
dan pembeli yang saling percaya satu sama
lain

Murah Hatinya Rasulullah
Sebagai Pembeli
Dari Jabir bin Abdullah , bahwasanya Nabi
pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang
untuknya dan diberatkan (dilebihkan). (HR. Bukhari
4/269 dan Muslim 3/1223)
 Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais
dia berkata,
"Saya dan Makhramah Al-Abdi memasok
(mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar, lalu
Nabi mendatangi kami dan belaiu membeli sirwal
(celana), sedang aku memiliki tukang timbang yang
digaji, maka Nabi
memerintahkan tukang timbang
tadi, "Timbanglah dan lebihkan !" (HR. Abu Dawud
3336, At-Timidzi 1305, Ibnu Majah 2200, dishahihkan
oleh Syaikh kami (Al-Albani) dalam Shahih Al-Jami
3568)

Murah Hatinya Yunus bin ‘Ubaid
rh Sebagai Penjual
Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki dari penduduk Syam,
tepatnya dari pasar Al-Khazazi, ia berkata, “Ini kain mutharrif
(sejenis sutera berbentuk persegi dengan corak tertentu) seharga
400?”.Yunus bin ‘Ubaid berkata, “Kita jual seharga 200 saja”.
 Tak lama kemudian, terdengarlah muadzin mengumandangkan
adzan, Yunus pun beranjak pergi ke tempat Bani Qusyair untuk
melaksanakan shalat berjama’ah bersama mereka.
 Begitu usai, beliau kembali dan ternyata keponakannya telah
menjual kain tersebut seharga 400.Yunus berkata, “Uang apa ini?”.
“Kain mutharrif tadi yang kita jual kepada lelaki itu”, jawab
keponakannya.
 Yunus berkata lagi, “Wahai hamba Allah, mutharrif yang
kusodorkan kepada Anda seharga 200 dirham, kalau Anda mau
silahkan mengambilnya dan ambil juga yang 200 lagi dan kalau
tidak mau kamu silahkan tidak diambil”. (Hilyatu ‘l-Auliya’, 3/15)

Murah Hatinya Yunus bin Ubaid
rh Sebagai Pembeli
Bisyr bin Al-Mufadhal berkata, “Seorang wanita datang
membawa selembar kain sutera yang ia tawarkan kepada
Yunus bin ‘Ubaid agar dibeli. Ia bertanya kepada wanita
tersebut, “Berapa harganya?”. “60 dirham”, jawab wanita itu.
 Barang itu oleh Yunus disodorkan kepada budaknya sambil
berkata, “Bagaimana menurutmu?”. “Ini seharga 120
dirham”, jawabnya. “Menurutku juga segitu harganya atau
mendekati itu”, kata beliau.
 Yunus berkata lagi, “Pulanglah dan minta pertimbangan
kepada keluargamu untuk menjualnya seharga 125 dirham”.
Wanita itu menjawab, “Mereka sudah menyuruhku untuk
menjualnya seharga 60 dirham”. Yunus berkata lagi, “Pulang
dan bermusyawarahlah kembali dengan keluargamu”. (AsSiar 6/290 dan Hilyatul Auliya’ 3/16)

Muhammad bin Al-Munkadir
Salah Kasih Harga
Budaknya keliru menjual kain kepada seorang Arab
Badui yang seharusnya 5 dirham dijual 10 dirham.
Beliau langsung mencari orang Arab Badui ini sampai
ketemu kemudian berkata, ”Budak saya keliru, Anda
membeli kain seharga 5 dirham”.
 Orang badui berkata, ”Oo, tapi saya rela kok!”. Beliau
menjawab, ”Walaupun anda rela namun kami tidak rela
mendapatkan sesuatu kecuali kamipun rela jika itu
terjadi pada diri kami”.
 “Anda boleh memilih, anda mengambil kain seharga 10
dirham atau kami mengembalikan uang anda 5 dirham
atau transaksi ini dibatalkan”. Muhammad bin AlMunkadir mengembalikan uang 5 dirham milik orang
Badui itu dan orang Badui itupun melanjutkan
perjalanannya.

Hal-hal yang Menghapus Keberkahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Riba
Berkhianat dalam menakar dan menimbang
Serakah, tamak dan berhasrat kepada dunia
Banyak dosa dan maksiat
Tidak jujur dan bersumpah palsu
Mengumpulkan harta yang haram
Malas dan ogah-ogahan dalam mencari rizki
dan berusaha
Saudaraku Muslim!




Curahkanlah hatimu untuk menggapai apa yang diperintahkan Allah
kepadamu. Jangan engkau sibukkan ia dengan sesuatu yang sudah dijamin
untukmu sebab rizki dan ajal adalah dua rangkaian yang sudah dijamin oleh
Allah.
Jika sebuah jalan rizki tertutup untukmu karena hikmah-Nya maka dengan
rahmat-Nya akan terbuka jalan yang lebih bermanfaat bagimu daripada
jalan yang tertutup tadi.
Allah tidak menahan sesuatu dari dunia untuk hamba-Nya yang mukmin
melainkan Dia memberikan yang lebih baik lagi baginya. Sesungguhnya
Allah menahan dia dari sesuatu yang rendah dan remeh serta tidak
meridhainya dengan tujuan akan memberikan jatah yang tinggi dan mahal
harganya.
Di sisi lain, seorang hamba itu lantaran ketidakmengertiannya terhadap
maslahat bagi dirinya sendiri serta ketidaktahuannya terhadap kemurahan,
hikmah serta kelembutan Rabb-nya, ia tidak mengerti perbedaan jarak
yang jauh antara apa yang ditahan darinya dengan apa yang sudah disimpan
untuknya. Bahkan ia lebih suka terhadap apa yang segera ada meskipun
rendah nilainya dan lemah semangatnya terhadap apa yang akan datang
kemudian yang nilainya begitu tinggi.






Kenikmatan dan kelezatan yang Dia tahan darinya
itu lebih besar daripada keutamaan yang Dia
berikan kepadanya dari semua urusan dunia tadi.
Allah tidak menahan darinya melainkan untuk
memberi kepadanya.
Allah tidak memberi cobaan kecuali untuk
memberikan kesejahteraan kepadanya
Allah tidak mengujinya kecuali untuk menyucikan
jiwa dan membersihkan hatinya.
Allah tidak mematikan kecuali untuk
membuatnya hidup
Allah tidak mengeluarkannya menuju negeri
akhirat melainkan agar ia bersiap ketika di dunia
untuk menghadap kepada-Nya serta menempuh
jalan yang bisa menghantarkan dia untuk sampai
kepada-Nya.
Alhamdulillah
Subhanakallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa
ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika