pemasaran jasa kepelabuhanan

Download Report

Transcript pemasaran jasa kepelabuhanan

KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahanNya maka presentasi ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam presentasi ini kami membahas tentang
“Pemasaran Jasa Kepelabuhanan”, yang memuat beberapa kasus untuk
dianalisis dan diselesaikan dengan mencari jalan keluar yang tepat sesuai
dengan kondisi pelabuhan saat ini.
Presentasi ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang usaha
kepelabuhanan yang sangat diperlukan untuk lebih memahami tentang
suatu pelabuhan dalam pengusahaannya,pemasarannya,dan dalam
peningkatan pelayanan untuk menjadi suatu pelabuhan yang baik.
Demikian bahan presentasi ini kami buat,kami mengharapkan kritik dan
saran dari saudara-saudara yang bersifat membangun agar dapat
membantu kami dalam penyempurnaan presentasi ini.Sekian dan terima
kasih
Semarang, 10 Mei 2011
Penyusun’
PENDAHULUAN
A. Pelabuhan
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008, tentang
Pelayaran, bahwa Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.
B. Pemasaran
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk
dan nilai dengan individu dengan kelompok lainnya.
Pemasaran jasa kepelabuhan tidak banyak berbeda dengan pemasaran
produk-produk dan jasa lainnya.Dari definisi diatas terlihat bahwa
kegiatan manajemen pemasaran merupakan suatu program yang
dirancang
sedemikian
rupa
dan
melibatkan
unsur
produk,pertukaran,sasaran pasar,tujuan organisasi (perusahaan).Unsurunsur inilah yang perlu diolah dalam kegiatan pemasaran.
C. Fungsi Pemasaran Jasa Kepelabuhanan
Fungsi pemasaran dalam suatu perusahaan merupakan fungsi yang
sangat penting terutama dalam lingkungan usaha yang sangat
kompetitif.Jasa-jasa pelabuhan yang ditawarkan tidak akan banyak
dikenal dan tidak akan laku dipasaran bila kegiatan pemasaran yang
dilakukan kurang baik atau kurang intensif.
STUDI KASUS
1. Ada 3 ( tiga ) unit kapal, yang akan melakukan
kegiatan
muat bongkar di pelabuhan Indonesia,
sebagai petugas di bidang pemasaran pada
perusahaan dimana Saudara bekerja diminta
menghitung penanganan yang paling efektif dan
efisisen untuk ditawarkan/dipasarkan menangani
cargo handling kapal-kapal tersebut ditinjau dari
aspek biaya dan waktu!
Perhatikan aspek persaingan antar negara ASEAN dan
antar pelabuhan di Indonesia, perusahaan Saudara
harus mampu merebut pasar jasa kepelabuhanan ini!
2. Kapal-kapal tersebut adalah :
a. Kapal container A yang membongkar 720 Teus
Container FCL dan memuat 540 Teus Container LCL,
dengan ketersediaan 2 Gantry crane di pelabuhan
itu.
b. Kapal General Cargo B yang akan membongkar
10.000 ton beras dalam karung (loose cargo) dengan
total 4 gang buruh dan memuat 5.000 ton Steel
Construction dengan 3 gang buruh.
c. Kapal Bulk Carrier C, akan membongkar Wheat flour
(Gandum Curah) sebanyak 30.000 ton, dan hanya
tersedia 2 (dua) Grain elevator di pelabuhan itu.
Pembahasan
• Analisis dari segi waktu pelaksanaan B/M
Kapal Container A :
Bongkar
: 720 Teus Container FCL
Muat
: 540 Teus Container LCL
Dengan menggunakan 2 Gantry crane
Penghitungan
Bongkar
720 : 2 = 360 : 30 = 12
Muat
540 : 2 = 270 : 30 = 9
12 + 9 = 21 / 24= 0, 875 hari
Kapal General Cargo B :
Bongkar
: 10.000 Ton Beras dengan total 4
gang buruh
Muat
: 5.000 Ton Steel Construction
dengan total 3 gang buruh
Penghitungan
Bongkar
: 10.000 : 4 = 2.500 : 20 = 125 Jam
Muat
: 5.000 :3 = 1666,7 : 30 = 55,56 Jam
125 + 55,56 = 180, 56 jam atau 7,5 hari
Kapal Bulk Carrier C
Bongkar
Penghitungan
Bongkar
: Wheat flour ( Gandum
Curah ) 30.000 Ton
dengan ketersediaan 2
Grain elevator
: 30.000 : 2 = 15.000 : 100 =
150 Jam atau 6,25 hari
• Perbandingan dengan kondisi ideal yang diharapkan :
Jenis Kapal
Kondisi Ideal
Kapal Container
0,8 Hari
Kondisi yg
diperkirakan
0,875 Hari
Kapal General
Cargo
Kapal Bulk Carrier
1,3 Hari
7,5 Hari
1,7 Hari
6,25 Hari
• Berdasarkan analisa waktu pelaksanaan B/M, maka
dapat kita simpulkan bahwa waktu pelaksanaan B/M
masih kurang maksimal, sehingga tidak sesuai
dengan kondisi ideal yang diharapkan.

Selain itu harus diperhitungkan juga lost
time yang mungkin disebabkan dari
masalah teknis, cuaca dan kerusakan yang
lain atau hal lain selama bongkar/muat dari
kapal.
 Analisis
dari segi pelayanan
Berdasarkan data dari INSA ( Indonesian
National Shipowners Association ) menunjukkan
bahwa kemampuan menangani kapal di pelabuhan
masih rendah, disebabkan antara lain birokrasi,
peralatan yang belum memadai, sarana pelabuhan
yang kurang serta kemampuan buruh yang
terbatas.
Jadi dengan kondisi demikian, maka perlu kita
melakukan perbaikan layanan terutama dari segi
pelayanan birokrasi. Hal ini sangat penting,
berkaitan dengan pelayanan petikemas khususnya
untuk pelayanan petikemas jenis LCL, karena
pelayanan petikemas jenis ini memerlukan
birokrasi yang cukup panjang.
ALUR PELAYANAN PETIKEMAS LCL
SHIPPER
SHIPPER
SHIPPER
CFS
CY
MODA ANGKUTAN
CONSIGNEE
CONSIGNEE
CONSIGNEE
CFS
CY
Dari bagan tersebut, dapat kita lihat bahwa
birokrasi yang diperlukan untuk pengurusan
dokumen jenis petikemas LCL membutuhkan proses
yang cukup panjang, sehingga mempengaruhi waktu
tambat kapal di Pelabuhan yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap penambahan biaya yang
dikeluarkan oleh pihak kapal.
• Analisis dari segi biaya
Sesuai data dari JICA ( Japan International Cooperation
Agency), biaya penanganan container dibeberapa negara
ASEAN adalah sbb :
Negara
Indonesia
Singapore
Malaysia
Thailand
Container 20’
US $ 150
US $ 110
US $ 100
US $ 60
Container 40’
US $ 240
US $ 160
US $ 140
US $ 100
• Selain itu, perbandingan kapasitas B/M container
ukuran 20’ dari Pelabuhan besar di empat negara di
atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Pelabuhan
Kapasitas B/M
per jam
Tanjung Priok ( Indonesia) 18 – 20 box
Port Klang ( Malaysia )
56 box
Laem Chanang ( Thailand) 75 box
Singapura
82 box
Biaya
US $ 150
US $ 100
US $ 60
US $ 110
• Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kapasitas
B/M Pelabuhan Indonesia masih sangat rendah
dibandingkan tiga negara lainnya. Disamping itu
Berdasarkan terminologi tarif faktor pertama yaitu
charging base yang mengharuskan infrastruktur,
fasilitas atau pelayanan yang diberikan harus sesuai
dengan charge. Jadi dengan kondisi seperti ini, maka
kapal - kapal kemungkinan besar tidak berminat
untuk melakukan transit barang di Pelabuhan
Indonesia, dan hanya membawa barang – barang
yang harus dikirim ke Indonesia, dengan kata lain
Pelabuhan Indonesia belum bisa menjadi
international hub port, yang akhirnya berdampak
pada pendapatan Pelabuhan itu sendiri.
KESIMPULAN
Dari tiga analisis di atas, maka langkah yang bisa kita
ambil untuk merebut pasar jasa kepelabuhanan dalam
persaingan Internasional antara lain:
• Menambah alat B/M antara lain Gantry Crane, Grain
Elevator, serta alat – alat yang dapat menunjang
kelancaran proses B/M seperti crane darat untuk
general cargo ( tetapi didukung dengan perluasan
dermaga dan pemeliharaan serta pendalaman alur
pelayaran) baik dengan cara membeli ataupun
menyewa dari pihak lain.
• Pelatihan SDM terutama tenaga kerja bongkar muat
(TKBM) atau penambahan jumlah TKBM (tetapi
dengan konsekuensi adanya penambahan terhadap
biaya operasional yang dapat mempengaruhi tarif
pelabuhan)
• Memperbaiki sistem birokrasi dengan menerapkan
pusat pelayanan satu atap (PPSA) dalam pengurusan
dokumen – dokumen pelayanan kapal dan barang,
hal ini bertujuan untuk menghindari pengambilan
keputusan yang bertingkat serta efisiensi waktu.
• Menerapkan tarif yang kompetitif agar dapat
bersaing dengan Pelabuhan – Pelabuhan
Internasional lainnya dan pemberian tarif promosi
serta penerapan sistem paket pada tarif.
 Memberikan pelayanan 24 jam untuk kegiatan B/M
dan memberikan jaminan terhadap pelayanan
yang diberikan, terutama terkait dengan keamanan
barang yang di bongkar / muat dan meminimalisir
kerusakan barang akibat kesalahan B/M.
 Melakukan promosi dengan cara periklanan,
publisitas serta mengikuti expo dan pameran.
 Melakukan pembaharuan sistem B/M dengan
memanfaatkan sarana angkutan kereta api dan
pengadaan pelabuhan darat (dry port) untuk
mengurangi tumpukan barang di pelabuhan.
• Penambahan infrastruktur penunjang seperti dermaga,
jalan, kolam pelabuhan dan infrastruktur lainnya yang
menunjang kelancaran B/M.