Fono logi BAB III PP

Download Report

Transcript Fono logi BAB III PP

BAB III
F O N E T I K
TAHAPAN KOMUNIKASI,
PROSES PEMBENTUKAN, TRANSKRIPSI FONETIS
A. TAHAPAN KOMUNIKASI
 Tahap Linguistik adalah tahap pemilihan unsur
yang sesuai dengan ide dari otak
 Tahap Fisiologis adalah gerakan-gerakan pada alat
ucap sedemikian rupa sehingga memunculkan
tekanan udara di sekelilingnya berpotensi
menimbulkan fonesi.
 Tahap Akustik adalah udara yang diakibatkan oleh
gerakan alat ucapa dan menimbulkan gelombang
bunyi yang merambat keluar.
B. PROSES PEMBENTUKAN
1. Arus Udara
Arus udara egresif
Arus udara ingresif
2. Pita Suara
Pita suara merupakan sumber bunyi. Ia bergetar atau
digetarkan oleh udara yang keluar atau masuk paru-paru
pita suara dengan glotis
tertutup pada permulaaan
Glotis terbuka hampir
sepanjang pita suara
pita suara dengan glotis terbuka
sedikit pada ujung aterior
pita suara terbuka
seluruhnya
3. Alat-alat Ucap
 Paru-paru berfungsi mengidap zat pembakar untuk
disalurkan ke dalam darah dan menyalurkan zat asam arang ke
luar tubuh.
Pita suara berfungsi menjaga agar tidak ada benda apa pun
yang masuk kesaluran pernapasan.
Lidah berfungsi memindahkan makanan yang akan atau
sedang dikunyah dan merasakan makanan yang akan ditelan.
 Gigi berfungsi melumat makanan yang akan masuk ke perut
sehingga memudahkan kerja pencernaan.
Organ-organ tubuh yang digunakan sebagai alat ucap
dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu:
a. Komponen Supraglotal
1) Rongga kerongkongan yang terletak di atas laring ini
merupakan tabung dan di bagian atasnya bercabang dua, yang
berwujud rongga mulut dan hidung berperan sebagai tabung
udara yang akan turut bergetar apabila peta suara
menimbulkan gearan pada arus udara yang lewat dari paruparu
2) Rongga hidung bentuk dan simensi yang relative tetapi
dalam kaitannya dengan pembentukan bunyi mempunyai fungsi
sebagai tabung resonansi. Bunyi yang keluar melalui rongga
hidung saja disebut bunyi nasal, dan yang keluar melalui
rongga mulut saja disebut bunyi oral, dan yang keluar
melalui rongga hidung dan rongga mulut disebut bunyi
dinasalisasi
3) Rongga mulut rongga yang paling penting diatara ke3 rongga yang
ada pada rongga supraglotal. Selain dimensi dan bentuknya yang
sangat bervariasi, bunyi-bunyi ujar yang dihasilkan dari rongga
mulut ini sangat banyak dan bervariasi. Hal ini karena keterlibatan
lidah, bibir, dan juga rahang yang mudah digerakan. Bagian-bagian
alat ucap yang yang terdapat dalam rongga mulut ysng bisa digerakan
disebut articulator
•Bibir atas (labium) biasa disentuh oleh bibir bawah.
•Gigi atas (dentum) biasa disentuh oleh bibir bawah, ujung lidah dan daun lidah
•Pangkal gigi atas (alveolum) biasa disentuh oleh ujung lidah dan daun lidah
•Langit-langit keras (palatum) biasa disentuh oleh ujung lidah dan daun lidah
•Langit-langit lunak (velum) biasa disentuh oleh belakang ludah
•Anak tekak (uvula) biasa disentuk oleh akar lidah
Bibir bawah ( labium) biasa menyentuh atau mendekati bibir atas
dan gigi atas
Gigi bawah (dentum) bersama-sama dengan ujung lidah biasa
menyentuh atau mendekati gigi atas
Ujung lidah (apeks) biasa menyentuh atau mendekati gigi atas,
pangkal gigi, langit-langit keras.
Tengah lidah ( lamina) biasa menyentuh atau mendekati gigi atas,
dan langit-langit keras.
Belakang lidah (dorsum) biasamenyentuh atau mendekatai langitlangit lunak.
Akar lidah (radiks) biasa menyentuh atau mendekati anak tekak.
Keterangan:
artikulasi bilabial (bibir bawah dan bibir atas)
artikulasi labio-dental (bibir bawah dan gigi atas)
artikulasi inter-dental ( gigi bawah dan gigi atas)
artikulasi apiko-dental (ujung lidah dan gigi atas)
artikulasi apiko –alveolar (ujung lidah dan pangkal gigi)
artikulasi lamino-dental (daun lidah dan gigi atas)
artikulasi lamino-alveolar (daun lidah dan pangkal gigi)
artikulasi lamino-palatal (daun lidah dan langit-langit keras)
artikulasi dorso-palatal(pangkal lidah dan langit-langit lunak)
artikulasi dorso-velar (pangkal lidah dan langit-langit lunak)
artikulasi dorso-uvular ( pangkal lidah dan anak tekak)
artikulasi oral ( penutupan arus udara ke rongga hidung oleh anak tekak)
artikulasi radiko-faringal (akar lidah dan dinding tenggorok )
b. Komponen Laring
Laring berfungsi sebagai klep yang
mengatur arus udara antara paru-paru,
mulut, dan hidung. Kinerja pita suara
dilaringlah yang mengakibatkan
penggolongan bunyi bahasa menjadi bunyi
bersuara (hisup) dan bunyi tidak
bersuara.
c. Komponen Subglotal
Komponen ini berfungsi untuk pernapasan, yaitu
mengalirkan udara dari dan ke paru-paru. Ada dua macam
pernapasan yaitu
pernapasan biasa memiliki frekuensi mulai dari
penarikan, penghembusan, dan penghentian berkisar
antara 10 sampai 200 kali per menit bergantung pada
karbondioksida dan darah dan
pernapasan berbicara fase penarikan nafas lebih cepat,
sedangkan penghembusannya lebih lambat.
C. TRANSKRIPSI
FONETIS
Transkripsi fonetis adalah perekaman
bunyi dalam bentuk lambang tulis. Berikut
ini adalah sebagian dari beberapa daftar
secara selektif lambing-lambang fonetik
yang diperkirakan terdapat dalam bunyi
bahasa Indonesia dan dengan penyesuaian
seperlunya.
Lambang
Fonetis
[Ә]
Alphabet Latin
Sama dengan huruf e terbalik
Contoh
[ kӘ+lӘ+la+war]
‘kelelawar’
[ p` ]
Hurup p berpetik tunggal
[sap’+ta] ‘sapta’, [a+tap’]
‘atap’
[y]
Sama dengan huruf y
[ba+yi] ‘bayi’,
[pӘ+la+yan] ‘pelayan’
BAB IV
KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL
DAN DEKRIPSI BUNYI SEGMENTAL
BAHASA INDONESIA
A. DASAR KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL
1. Ada Tidaknya Gangguan
Gangguan adalah penyempitan atau penutupan yang
dilakukan oleh alat-alat ucap atas arus udara
dalam pembentukan bunyi. Dilihat dari ada
tidaknya gangguan ketika bunyi diucapkan, bunyi
dapat dikelompokan menjadi dua:
a. Bunyi Vokoid, yang dihasilkan tanpa
melibatkan penyempita atau penutupan pada daerah
artikulasi
b. Bunyi Kontoid, yang dihasilkan dengan
melibatkan penyempitan atau penutupan pada derah
artikulasi
2. Mekanisme Udara
a. Mekanisme udara pulmonis, udara yang dari paru-paru menuju ke
luar
b. Mekanisme udara laringal atau faringal, udara yang dating
dari laring atau faringal
c. Mekanisme udara oral, udara yang dating dari mulut
3. Arah Udara
a. Bunyi egresif
b. Bunyi ingresif
4. Pita Suara
a. Bunyi mati atau bunyi tak bersuara, bunyi dihasilkan dengan
pita suara tidak melakukan gerakan membuka menutup sehingga
getarannya tidak signifikan (k, p, t, s)
b. Bunyi hidup atau bunyi bersuara dihasilkan dengan melakuka
gerakan membuka menutup secara cepat sehingga bergetar secara
signifikan (g, b, d, z)
6. Mekanisme Artikulasi
a. Bunyi bilabial (p, b, m, dan w)
b. Bunyi labio dental (f dan v)
c. Bunyi apiko dental (t pada pintu, d pada dadi, dan n
pada minta)
d. Bunyi apiko alveolar (t pada pentung, d pada dudu,
dan n pada nama
e. Bunyi lamino palatal (c, j, n, s)
f. Bunyi dorso velar ( k, g, x, η)
g. Bunyi dorso uvular (q, R)
h. Bunyi laringal (h)
i. Bunyi glottal (? atau hamzah)
7. Cara GangguanTinggi-Rendahnya Lidah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
stop (hambat) (b, t, d, t, d, k, g)
kontinum (alir) (tril, lateral, afrikatif, frikatif)
afrikatif (paduan) (c,j)
frikatif (geser) ( f, v, s, z, x)
trill (getar) (r, R)
lateral (samping) (l, lima)
nasal (hidung) (m, n, η)
8. Maju-Mundurnya Lidah
a.
lidah
b.
d.
e.
f.
Bunyi tinggi yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara posisi
meninggi (kita, hantu)
Bunyi agak tinggi posisi lidah meninggi (lele, soto)
Bunyi tengah, posisi lidah di tengah ( segera, emas, peran)
Bunyi agak rendah (pepe, lele, joro, poko)
Bunyi rendah (allah, rahmat)
9. Bentuk bibir
1.Bunyi depan dihasilkan dengan cara bagian depan lidah
dinaikan, i, e, a.
2.Bunyi pusat dihasilkan dengan cara lidah merata, tidak ada
bagianlidah yang dinaikan(ә)
3.Bunyi belakang dihasilkan dengan cara bagian belakang lidah
dinaikkan ( u, Um o, O, α)
Terimakasih