PEMIKIRAN TASAWUF DALAM ISLAM

Download Report

Transcript PEMIKIRAN TASAWUF DALAM ISLAM

PEMIKIRAN TASAWUF
DALAM ISLAM
ASAL USUL KATA TASAWUF
Istilah tasawuf berasal dari beberapa kata dasar,
yakni:
1. Kata shaff (baris, dalam shalat), karena dianggap
kaum sufi berada dalam shaff pertama.
2. Kata Shuf, yakni bahan wol atau bulu domba kasar
yang biasa mencirikan pakaian kaum sufi.
3. Kata Ahlu as-Shuffah, yakni para zahid (pezuhud),
dan abid (ahli ibadah) yang tak punya rumah dan
tinggal di serambi masjid Nabi, seperti Abu
Hurairah.
4. Kata Sophon (Yunani), yang berarti hikmah
5. Kata Sufi (su dan fi), yang berarti orang suci
HAKIKAT TASAWUF
• hakikat tasawuf adalah upaya atau
usaha atau perbuatan para ahlinya
untuk mengembangkan riyadhah
(latihan spiritual, psikologis, keilmuan,
dan jasmaniah) yang diyakini mampu
mendukung proses pensucian jiwa dan
mendekatkan diri kepada Allah.
KARAKTERISTIK
• Mengandung nilai-nilai moral,
• Mengutamakan sifat fana,
• Mengandung dengan pengetahuan
intuitif,
• Adanya kebahagiaan rohani,
• Banyak menggunakan kiasan-kiasan
atau simbol-simbol
MODEL EPISTEMOLOGI
(MAQAMAT)
TAHAP PERSIAPAN
• Tobat
• Zuhud
• Sabar
• Wara’
• Ikhlas
TAHAP PELAKSANAAN
•
•
•
•
Fana
Baqa
Mahabbah
Ma’rifah: al-Kasyaf (al-Ghazali), alHulul (al-Hallaj), al-Ittihad (Abu
Yazid), Wahdatul Wujud (Ibnu Arabi)
TOKOH DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA
• Sejarah perkembangan tasawuf
dapat dibagi menjadi 5 periode,
1. masa pembentukan,
2. masa pengembangan,
3. masa konsolidasi,
4. masa falsafi dan
5. masa pemurnian.
Lanjutan...............
• Dalam setiap periode perkembangannya,
diwakili oleh tokoh yang berbeda, yakni:
1. Hasan al-Bashri (masa pembentukan),
2. Abu Mansyur Al-Hallaj (masa
pengembangan),
3. Imam Al-Ghazali (masa konsolidasi),
4. Ibn ‘Arabi (masa falsafi) dan
5. Ibn Taimiyah (masa pemurnian).
HASAN AL-BASHRI
• Hasan al-Bashri hidup pada masa klasik, saat terjadi
kericuhan dalam sistem sosial politik dan krisis moral.
• Para penguasa serta sebagian umat Islam hidup dalam
kemewahan, dan bergelimang harta (sdekuler dan
glamour).
• Hal ini mendorong Hasan al-Bashri untuk melakukan protes
tdk langsung, dengan gaya hidup murni etis, pendalaman
kehidupan spiritual dengan motivasi etikal.
• Setting politik dan kultural itulah yang melahirkan gagasan
zuhud Hasan al-Bashri yang berusaha hawa nafsunya untuk
tidak terpengaruh oleh gerlapnya kemewahan dunia.
• Gerakan tasawuf pada saat itu dikarenakan adanya latar
belakang sosio-politik, kultur dan ekonomi.
POKOK PEMIKIRAN HASAN
ZUHUD
KHAUF
RAJA’
• Zuhud: hidup dalam kesederhanaan, menolak
segala kesenangan dan kenikmatan dunia, karena
bisa membuat kita berpaling dari kebenaran dan
membuat kita selalu memikirkannya.
• Khauf : takut kepada siksa Allah karena berbuat
dosa dan lalai dg perintah Allah. Rasa takut itu
menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang untuk
mempertinggi kualitas dan kadar pengabdian
kepada Allah.
• Raja‘: mengharap akan ampunan Allah dan
karunia-Nya. sikap ini merupakan bentuk kesiapan
untuk melakukan muhasabah agar selalu
mamikirkan kehidupan yang hakiki dan abadi.
AL-HALLAJ
• AlHallaj dikenal sebagai seorang sufi penyair
dg syairnya yang menggugah keimanan.
Namun, ajaran tasawufnya dianggap
menyimpang oleh Ulama, seperti Ibn Daud alAsfahani mengeluarkan fatwa yang
mengatakan bahwa ajaran Al-Hallaj adalah
sesat.
• Atas dasar itulah Al-Hallaj dipenjara, dan
akhirnya divonis hukuman mati oleh
pengadilan.
Al-Hulul
POKOK
AJARAN
AL-HALLAJ
Haqiqat
Muhammadiyah
Wahdat al-Adyan
• Al-Hulul: faham yang mengatakan bahwa Tuhan
memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk
mengambil tempat di dalamnya setelah sifat-sifat
kemanusian dalam tubuh itu dilenyapkan dg jalan
fana wal baqa.
• Nur Muhammad: esensi Nabi yang diciptakan
sebelum penciptaan alam, berupa cahaya azali yang
telah ada sebelum adanya segala sesuatu, dan
menjadi landasan ilmu serta ma’rifah.
• Wahdat al-adyan: konsep kesatuan agama karena
bersumber dari cahaya yang satu, perbedaannya
hanya sekedar perbedaan dalam bentuk dan nama,
hakikat dan tujuannya sama, yakni mengabdi kepada
Tuhan yang sama pula. Jadi semua agama, apa pun
namanya berasal dari tuhan yang sama dan bertujuan
sama.
AL-GHAZALI
• Al-Ghazali hidup pada masa kemunduran yang
komplek, dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti bidang intelektual, moral dan agama
secara umum telah mengalami kemerosotan.
• Selain itu, secara internal terjadi pula perebutan
kekuasaan di antara keluarga raja yang sarat
dengan konflik dan peperangan.
• Dengan demikian tidak mengherankan apabila
latar belakang kondisi sosial budaya tersebut
mewarnai pemikiran dan perjuangan Al-Ghazali.
POKOK AJARANNYA
• Pokok pemikiran al-Ghazali ada 2: al-Kasyf dan
al-Ma’rifah.
• Kasyf: cahaya yang dihunjamkan ke dalam hati
manusia oleh Allah sehingga hati dapat melihat
dan merasakan sesuatu dengan ‘ain al-yaqin.
• Ma’rifah: kondisi (hal) yang diperoleh setelah
melakukan mujahadah dg cara menghapus sifatsifat yang jelek, memperbanyak ibadah, dan
menghadapkan jiwa sepenuhnya kepada Allah
sehingga mengalami musyahadah.
IBNU ‘ARABI
• Ibn ’Arabi hidup di tempat pusat peradaban Islam
Sevilla. Di sini dia bertemu dg Ibn Rusyd (seorang
filosuf terkenal di Kordoba).
• Setelah pertemuan itu dia mendapatkan pencerahan
spiritual. Perjalanan hidupnya penuh dinamika, beliau
pernah menjadi tentara kerajaan, dimana masa itu dia
anggap sebagai masa jahiliyah dalam kehidupannya.
• Setelah itu, dia fokus mengabdikan diri pada
kehidupan dan penghambaan penuh kepada Allah. Ia
memutuskan untuk mengambil jalan zuhud dengan
meninggalkan seluruh kekayaan duniawinya, di mana
ini menjadi titik perubahan penting dalam perjalanan
hidup Ibn ‘Arabi.
POKOK AJARANNYA
• Pokok pemikiran tasawuf Ibn ‘Arabi adalah
wahdat al-wujud, yang artinya bahwa hakikat
wujud hanya satu yaitu Tuhan, sedangkan
wujud yang lain hanya bayangan (ilusi) dari
wujud Tuhan. Segala sesuatu selain Tuhan
tidak ada pada dirinya sendiri, ia hanya ada
sejauh memanifestasikan wujud Tuhan. Alam
adalah lokus penampakan dari Tuhan.
IBNU TAIMIYAH
• Ibnu Taimiyah hidup pada masa berkembangnya
pengaruh filsafat dalam dunia ntasawuf, yang
kemudian melahirkan aliran tasawuf Falsafi.
• Pada masa ini, jg muncul lembaga2 tarekat sufi yang
mengajarkan suluk kepada para pengikutnya. Kondisi
sosial budaya tersebut menyebabkan umat Islam
terkotak-kotak oleh paham akidah, politik, praktikpraktik keagamaan, dan lainnya.
• Masing-masing kelompok saling mengklaim sebagai
yang paling benar berdasarkan argumen masingmasing.
• Kondisi inilah yang membentuk pemikiran Ibn
Taimiyah, khususnya dalam bidang tasawuf, yang
sangat ketat memegangi syariat Islam yang murni.
POKOK AJARANNYA
• Tasawwuf al-Masyru: memandang tasawuf
sebagai bagian dari ajaran Islam, yang secara
normatif harus bersumber dari Al-Qur’an dan
sunnah, dan secara historis aplikatif harus
merujuk pada keteladanan Salaf al-Salihin.
• Dia mengkritik tasawuf yg secara sosiologis tidak
sesuai dengan semangat keseimbangan
(tawazun) dalam Islam, yakni keseimbangan lahir
dan batin, ilmu dan amal serta keseimbangan
antara hablun min Allah (hubungan vertikal)
dan hablun min an-nas (hubungan horizontal)
• Ibn Taimiyah menggeser paradigma tasawuf
union mistisme yang tidak memberi garis
pemisah secara tegas antara Tuhan dan manusia,
sehingga manusia dapat manunggal dengan
Tuhan ke arah paradigma tasawuf
transendentalisme yang masih memberi garis
pemisah secara tegas antar manusia dengan
Tuhan.
• Menurutnya nilai guna tasawuf dan tujuan
finalnya bukan hanya untuk menghayati
eksistensi Tuhan, tapi juga diarahkan untuk
tujuan menghayati serta mengamalkan perintahperintah Allah, karena itu lebih bersifat praktis,
populis, sosiologis dan historis.
ALIRAN TASAWUF
• Secara umum terbagi 2:
• Pertama, Aliran Tasawuf akhlaqi (sunni),yaitu
bentuk Tasawuf yang memagari dirinya dengan AlQuran dan al-hadis secara ketat, serta mengaitkan
ahwal (keadaan) dan maqammat (tingkat
kerohaniaan) mereka pada dua sumber tersebut.
• Kedua, Aliran Tasawuf falsafi, yaitu Tasawuf yang
bercampur dengan ajaran filsafat, dg pemakaian
term-term filsafat yang maknanya disesuaikan
dengan Tasawuf. Oleh karena itu, Tasawuf yang
berbau filsafat ini tidak sepenuhnya dapat diterima
oleh masyarakat.