GLOBALISASI & PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Download Report

Transcript GLOBALISASI & PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERDAGANGAN DAN
PEMBANGUNAN
FAIR TRADE
FOR ALL
PENDAHULUAN
AKHIR ABAD 20, LIBERALISASI
PERDAGANGAN JADI MANTRA POLITIK
PARA PEMIMPIN NEGARA MAJU.
DALAM BUKUNYA, STIGLITZ KATAKAN
BAHWA PERDAGANGAN ADALAH
KEKUATAN POSITIF BAGI PEMBANGUNAN.
MESKI DEMIKIAN, LIBERALISASI PERLU
DIKELOLA SECARA HATI-HATI –
PEKERJAAN JAUH LEBIH KOMPLEKS DARI
PRESKRIPSI SEDERHANA DALAM
WASHINGTON CONSENSUS.
LANJUTAN…
NEGARA BERKEMBANG ANGGOTA WTO
SKEPTIS DENGAN HASIL NEGOSIASI
DALAM TIAP PUTARAN PERDAGANGAN.
NEGARA MAJU SELALU SAJA
MANFAATKAN SUPERIORITASNYA
UNTUK HASILKAN KEPUTUSAN
SEPIHAK.
BEBERAPA ISU: PENGURANGAN
PROTEKSI TEKSTIL SERTA REDUKSI
SUBSIDI DAN CAKUPAN TARIF PADA
BARANG PERTANIAN DI NEGARA MAJU.
LANJUTAN…
SETELAH BERAKHIRNYA PUTARAN
PERDAGANGAN, NEGARA
BERKEMBANG TIDAK SADAR AKAN
ONGKOS (COST) KEWAJIBAN YANG
HARUS DIPIKUL, DAN BAHWA
LIBERALISASI DI NEGARA MAJU DI
LUAR DARI EKSPEKTASINYA.
PERDAGANGAN: BAIK
UNTUK PEMBANGUNAN
CONTOH: RESTORASI MEIJI DI
JEPANG.
RESTORASI MEIJI DI JEPANG DI AWAL ABAD 20
ADALAH HASIL KOMBINASI FAKTOR INTERNASIONAL
DAN DOMESTIK. INSTITUSI POLITIK DIBANGUN, DAN
DENGAN CEPAT MENGADOPSI TEKNOLOGI BARAT
SEPANJANG MISI IWAKURA KE EROPA DAN AMERIKA
PADA 1870-AN. SISTEM PENDIDIKAN BARU DIBANGUN
UNTUK SEMUA ANAK MUDA, MENGIRIMKAN PELAJAR
KE AMERIKA DAN EROPA, DAN MENEKANKAN ILMU
MODERN, MATEMATIKA, TEKNOLOGI, DAN BAHASA
LUAR NEGERI.
LANJUTAN…
PEMERINTAH BANGUN REL KA,
MEMPERBAIKI JARINGAN JALAN, DAN
REFORMASI SEKTOR FINANSIAL.
PELUANG PERDAGANGAN JUGA
MENJADI VITAL. MESIN,
PERLENGKAPAN TRANSPORT, DAN
BARANG KAPITAL LAIN DIIMPOR DARI
BARAT SEBAGAI PERTUKARAN AKAN
BAJU, MAINAN ANAK, DAN PRODUK
JEPANG LAINNYA.
LANJUTAN…
JUGA, PERDAGANGAN
INERNASIONAL MEMAINKAN PERAN
PENTING DALAM PEMBANGUNAN
INDUSTRI DI AMERIKA UTARA DAN
NEGARA MACAN ASIA (INDIA DAN
CHINA) DI PARUH KEDUA ABAD 20.
LANJUTAN…
SAAT INI, HAMPIR SETIAP NEGARA
MENJATUHKAN KEBIJAKAN RESTRIKSI
PERDAGANGAN DAN PAJAK. SEJAK PD II,
NEGARA-NEGARA MENGURANGI TARIF DAN
RESTRIKSI PERDAGANGAN. BEBERAPA
NEGARA MAJU MENYOKONG LIBERALISASI
PERDAGANGAN. MEREKA MENEGOSIASI
REDUKSI TARIF DAN ELIMINASI SUBSIDI
BARANG DALAM KERANGKA “COMPARATIVE
ADVANTAGE”, NAMUN CENDERUNG MEMBUKA
PASARNYA DAN MENGELIMINIR SUBSIDINYA
DALAM SEKTOR LAIN DIMANA NEGARA
BERKEMBANG PUNYA KEUNGGULAN.
LANJUTAN…
AKIBATNYA SEKARANG, KITA
MENYAKSIKAN SEBUAH REJIM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL, YANG
DALAM BANYAK HAL, TIDAK
MENGUNTUNGKAN NEGARA
BERKEMBANG.
JIKA NEGARA MAJU INGIN MENDORONG
PEMBANGUNAN DALAM PUTARAN
DOHA, HARUSNYA DIKURANGI TARIF
DAN SUBSIDI PADA BARANG DAN JASA
YANG MENJADI KEUNGGULAN NEGARA
BERKEMBANG.
KESUKSESAN DARI ASIA TIMUR
KESUKSESAN DIAWALI DENGAN
JEPANG, KEMUDIAN DIIKUTI OLEH
KOREA SELATAN, TAIWAN,
HONGKONG DAN SINGAPUR.
KEMUDIAN THAILAND, INDONESIA
DAN MALAYSIA. TERAKHIR ADALAH
CHINA.
LANJUTAN…
JEPANG DAN NEGARA LAIN DI ASIA TIMUR
MENOLAK 2 PROPOSISI KLASIK. PERTAMA,
KESUKSESAN DI ASIA TIMUR MENUNJUKKAN
TIDAK PERLU ADA KETIMPANGAN
(INEQUALITY) DEMI PROSES PERTUMBUHAN
(GROWTH). PADAHAL TEORI KLASIK
PERCAYA BAHWA TABUNGAN (SAVING)
TINGGI ADA HANYA MELALUI KETIMPANGAN
(LEWIS 1955).
LANJUTAN…
KEDUA, TAHAP AWAL DALAM
PEMBANGUNAN TIDAK DIKAITKAN
DENGAN PENINGKATAN DALAM
KETIMPANGAN (KONTRA KUZNETS)
BUKTINYA, PENURUNAN ANGKA
KEMISKINAN DI MALAYSIA DAN
THAILAND DARI 50% DI TAHUN 1960AN MENJADI KURANG DARI 20% DI
AKHIR ABAD 20.
LANJUTAN…
NAMUN KEBIJAKANNYA BERBEDABEDA. KOREA & JEPANG FOKUS PADA
KORPORASI DOMESTIK BERSKALA
BESAR SERTA MEMBATASI INVESTASI
LUAR NEGERI (FOREIGN DIRECT
INVESTMENT/FDI).
SEBALIKNYA, SINGAPURA & MALAYSIA
MEMBUKA PELUANG BAGI INVESTASI
LN SERTA MEMBUKA BERBAGAI
KLUSTER AKTIVITAS. FDI MENCAPAI
LEBIH DARI 30% GDP PADA TAHUN 1992.
LANJUTAN…
SEKALIPUN ADA PERBEDAAN
KEBIJAKAN, MEREKA PUNYA
KEUMUMAN. DIANTARANYA:
TINGGINYA ANGKA INVESTASI
MODAL FISIK DAN MANUSIA,
PESATNYA PERTUMBUHAN TINGKAT
PRODUKTIVITAS PERTANIAN, DAN
MENURUNNYA ANGKA FERTILITAS.
LANJUTAN…
DI ERA RESTORASI MEIJI DI
PERTENGAHAN ABAD 19,
PEMBANGUNAN SANGAT
SENTRALISTIS DENGAN SLOGAN
‘SHOKUSAN-KOGYO’
(INDUSTRIALISASI) DAN ‘FUKOKUKYOHEI’ (SEBUAH NEGARA YANG
MAKMURI DENGAN KEKUATAN
ANGKATAN PERANG).
LANJUTAN…
NAMUN DALAM KONTEKS MODERN,
INTERVENSI PEMERINTAH SELEKTIF.
MISALNYA DI JEPANG, PEMERINTAH
MENGGIATKAN INDUSTRI BERAT. BAJA,
ALUMINIUM, MOBIL, INDUSTRI GALANGAN
KAPAL, ELEKTRONIK DAN SEMIKONDUKTOR, MENDAPAT DUKUNGAN
LUAS DARI PEMERINTAH. PEMERINTAH
PERLUAS KREDIT BAGI PERUSAHAAN
BESAR UNTUK MENDORONG INVESTASI.
LANJUTAN…
DI BANYAK NEGARA, KEBIJAKAN
PERDAGANGAN TIDAK SEMATA IKUTI
PRESKRIPSI PERDAGANGAN BEBAS.
PEMERINTAH MENGAMBIL KEBIJAKAN DUA
JALUR (TWO-TRACK POLICY): PROTEKSI
INDUSTRI YANG BELUM SIAP BERKOMPETISI
SECARA INTERNASIONAL SERTA PROMOSI
BAGI INDUSTRI SIAP-EKSPOR. MISALNYA
MENYIAPKAN KREDIT MELALUI BANK,
MEMBATASI KOMPETISI DARI IMPORT,
MEMBATASI KOMPETITOR DOMESTIK BARU,
DAN MENGEMBANGKAN INSTITUSI YG
MEMASARKAN BARANG EKSPOR.
LANJUTAN…
TIDAK TEPAT BAGI SISTEM
PERDAGANGAN DUNIA UNTUK
MEMBATASI KEMAMPUAN NEGARA
BERKEMBANG UNTUK
MENGGUNAKAN BAIK KEBIJAKAN
PERDAGANGAN MAUPUN
INDUSTRINYA UNTUK MENDORONG
PROSES INDUSTRIALISASI.
AMERIKA LATIN & KEB.
SUBTITUSI IMPOR
SETELAH PD II, NEGARA AMERIKA LATIN
MENERAPKAN STRATEGI YANG CUKUP
BERBEDA DARI ASIA NEGARA TIMUR.
SEPERTI BANYAK NEGARA BERKEMBANG,
NEGARA AMERIKA LATIN IKUTI
PENGALAMAN NEGARA MAJU, DENGAN
SEBUAH STRATEGI PERTUMBUHAN YANG
SENTRALISTIS. NEGARA BERKEMBANG
JUGA MENYAKSIKAN KEBIJAKAN ‘BIG
BANG’ DALAM INDUSTRIALISASI DI UNI
SOVIET DI MASA STALIN SEPANJANG ERA
1930-AN.
LANJUTAN…
KESUKSESAN INDUSTRI DAN
EKONOMI SOVIET YANG
SENTRALISTIS KEMUDIAN
MEYAKINKAN BANYAK NEGARA
BERKEMBANG BAHWA PEMERINTAH
PUNYA PERAN YANG BESAR DALAM
MENGELOLA PROSES
INDUSTRIALISASI.
LANJUTAN…
PENGAMATAN INI DIDUKUNG OLEH
PARA EKONOM PEMBANGUNAN
YANG PERCAYA BAHWA
SEBETULNYA PROBLEM MENDASAR
DALAM NEGARA BERKEMBANG
ADALAH PROBLEM STRUKTURAL
DAN MEMERLUKAN INTERVENSI
PEMERINTAH YANG CUKUP RADIKAL
UNTUK MENGATASINYA.
LANJUTAN…
ARTHUR LEWIS (1955) MENYATAKAN
BAHWA PEMBANGUNAN EKONOMI
MEMERLUKAN KOORDINASI SEBAB
“SETIAP SEKTOR HARUS TUMBUH DALAM
RELASI YANG BENAR ANTARA SATU
DENGAN LAINNYA ATAUKAH MEREKA
TIDAK DAPAT TUMBUH SAMA SEKALI”. IA
MENDUKUNG PENGELOLAAN PROSES
INDUSTRIALISASI YANG TERJADI DALAM
BANYAK SEKTOR UNTUK MENCAPAI
‘BALANCED GROWTH’.
LANJUTAN…
EKONOM YANG LAIN BERPENDAPAT BAHWA
PROBLEM KETERBELAKANGAN HANYA DAPAT
DIATASI DENGAN INVESTASI BERSKALA
BESAR (BIG PUSH) PADA BANYAK SEKTOR
YANG MENGUATKAN SATU SAMA LAIN.
PAUL ROSENSTEIN-RODAN (1961)
MENGATAKAN BAHWA UPAYA
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG TERLALU
SEMPIT PADA BEBERAPA SEKTOR SAJA
HANYA AKAN MENIMBULKAN PROBLEM
KETIDAKCUKUPAN PERMINTAAN YANG AKAN
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN.
LANJUT HAL. 24.
FAIR TRADE:
MYTH, REALITY AND
ALTERNATIVES
What is free trade?
•
•
•
•
•
•
Free trade is the absence of artificial barriers to the free flow of
goods and services between countries. Five types of barrier to
trade in goods and services:
Natural barriers: transport and communications costs, physical
distance, geographical impediments (mountainous terrain,
etc.).
Cultural barriers: language, traditions, negative attitudes to
trading or foreign contacts and divergent commercial practices.
Market barriers: imperfect competition, market-sharing tactics,
monopolistic or oligopolistic strategic trading
Policy barriers: tariffs (customs duties); quotas or import
licensing; subsidies to local production; import bans; export
promotion schemes; and a wide range of ‘non-tariff ’ barriers
Service regulations: trade in services is said to be constrained
by national regulations such as bans or limits on entry of
foreign providers (banks, insurance companies etc),
restrictions on the operations of foreign providers or limits on
the movement of foreign service personnel.
Free Trade: Five Myths
Free trade is usually defined as the
absence of government restrictions upon
the cross-border flows of goods or
services, with minor regulation allowed,
although as a result of the growing trade
obsession discussed above, an increasing
number of policies are now being deemed
trade-restrictive and slated for
liberalisation or abolition
• five myths of Free Trade:
1. trading is anciently integral to human
nature;
2. free trade, free markets and private initiative
are best for most exchange;
3. ‘comparative advantage’ is the best basis for
all exchange of goods and services;
4. trading and free trade have, on balance,
overwhelmingly net positive benefits for all
concerned;
5. the amount of trading has gradually
increased over time, indicating inevitable
globalism.