konseling multikultural

Download Report

Transcript konseling multikultural

KONSELING MULTIKULTURAL

By.

Benazir Mider khan Guntur Wicaksono Thira Dwi Findy Anis Puspita Sari Hamim

DEFINISI KONSELING BUDAYA DAN MULTIKULTURAL

• Budaya bisa didefinisikan dengan beberapa cara. Definisi meliputi “variabel etnografik seperti etnisitas, kewarganegaraan, agama, dan bahasa, variabel demografik dari umur, gender, tempat tinggal, dan sebagainya, sedangkan variabel status seperti latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan dan afiliasi atau keanggotaan formal atau informal dalam cakupan luas • Budaya membentuk perilaku, pemikiran, persepsi, nilai, tujuan, moral, dan proses kognitif kita. (Cohen,1998,p.B4). Hal itu bisa terjadi baik pada tahap sadar, maupun tidak sadar.

4 elemen pelayanan konseling

1. Relasi terapeutik 2. Saling berbagi cara pandang antara klien dengan konselor 3. Ekspektasi klien untuk perubahan yang positif 4. Intervensi yang dipercaya baik oleh klien maupun konselor sebagai alat untuk sembuh

Sejarah konseling multikultural

• Sejarah memberikan layanan konseling untuk populasi dengan budaya tertentu di amerika serikat. Yang pasti fokus konseling multikultural telah bergeser dalam sejarahnya yang singkat, dari penekanan pada klien (1950an )dan pada konselor (1960an). Samapai pada proses konseling itu sendiri secara total (1970an) sampai sekarang . Pada akhirnya sampai 1980an konseling multikultural dideskripsikan sebagai topik paling hangat dalam profesi ini

Kendala dalam konseling multikultural

 Overculturalizing yaitu salah menanggapi reaksi masyarakat terhadap kemiskinan & diskriminasi sebagai pola kultural.

 Rasisme adalah area masalah ketiga dalam bekerja lintas budaya.

 Rasisme adalah prasangka yang ditunjukkan secara gamblang akibat menggali atau mempresepsi perbedaan latar belakang fisik maupun psikologis suatu kelompok.

 Kendala lain dalam konseling multikultural meliputi akulturasi yaitu suatu proses dimana sekelompok masyarakat meninggalkan cara yang lama & mengadopsi cara yang baru.

 Setiap kendala dalam konseling multikultural harus dikenali, dimengerti, dan diselesaikan secara empati.

Isu dalam konseling multikultural

1. Mereka yang memilih sudut pandang emik, adalah dominannya teori-teori yang berdasarkan nilai-nilai budaya Eropa/Amerika Utara.

2. Sensitifitas terhadap budaya secara umum & khusus.

3. Memahami cara kerja sistem budaya & pengaruhnya terhadap tingkah laku.

4. Menyediakan layanan konseling lintas budaya yang efektif.

5. Perkembangan & penggunaan teori-eori konseling.

Pertimbangan konseling dalam kelompok kultural tertentu

• EROPA AMERIKA

Latar Belakang

 Eropa Amerika adalah populasi yang sangat beragam.

 Orang Eropa yang baru saja tiba di Amerika Serikat juga sangat berbeda dengan keluarga Eropa yang telah lama menetap.

 Telah mengalami pencampuran melebihi kebanyakan kelompok.

 Bersifat homogen.

Pendekatan

 Menggunakan pendekatan kognitif dan tingkah laku kognitif bisa bekerja dengan baik.

 Namun, eksistensial, psikoanalitik, adlerian, fokus pada manusia dan teori-teori konseling afektif lainnya mungkin tidaklah tepat bagi sebagian dalam populasi ini.

• AFRIKA AMERIKA

Latar Belakang

 Dianggap sebagai sebuah proses dimana klien harus menyerahkan kebebasan mereka dengan memberitahu urusanmu kepada orang asing.

 Partisipasi dalam konseling adalah persepsi bahwa relasi itu merupakan relasi yang tidak setara.

 Penekanan pada kolektivitas dikebanyakan tradisi komunitas.

 Spiriual dari gereja juga mempengaruhi anggota kelompok.

Pendekatan

 mengidentifikasi ekspektasi mereka dengan hati-hai.

 Harus dibangun relasi egalitarian antara klien Afrika Amerika dengan konselornya.

 Konselor harus berfokus pada kelebihan kaum Afrika Amerika dan menangani individu dalam konteks keluarga, tetangga & kota.

• Hispanik / latinos

Latar Belakang

 Mendeskripsikan masyarakat heterogen.

 Karakteristik kaum Hispanik adalah bahasa Spanyol.

 Hispanik adalah kelompok yang sangat beragam.

 Kebanyakan kaum Hispanik & Latinos adalah bikultural.

Pendekatan

 Kaum Hispanik & Latinos menganggap masalah psikologis serupa dengan masalah fisisk.

 Konselor harus menghadapi berbagai topik dan kepercayaan kultural.

 Bekerja selaras dengan spiritualitas klien maupun religius, karena mayoritas adalah umat Katolik.

• Asia / kepulauan Pasifik Amerika

Latar Belakang

 Kaum Asia & Pasifik Amerika mencakup kumpulan lebih dari 40 kelompok budaya berbeda.

 Karena salah pengertian kaum Asia Amerika mengalami penolakan hak kewarganegaraan, larangan untuk memiliki tanah sendiri, diperlakukan tidak adil.

 Tidak mudah menyerah terhadap gangguan emosional & mental.

Pendekatan

 Konselor bisa membuka ketertutupan diri kaum Cina Amerika melalui konseling pendidikan maupunkonseling karier.

 Konselor harus melihat & menghargai kaum Asia Amerika dalam konteks warisan budaya mereka.

• ASLI AMERIKA

Latar Belakang

 Penduduk Asli Amerika yang disebu sebagai rancu sebagai Indian oleh bangsa Eropa.

 Erdiri atas 478 suku yang sudah diakui dan ditambah 52 suku tanpa status resmi.

 Memiliki 149 bahasa.

 Penduduk asli Amerika memiliki tingkat bunuh diri, pengangguran, dan kecanduan alkohol yang tinggi.

Pendekatan

 Menggunakan skala akulturasi.

 Menggunakan upacara keagamaan & pembaharuan religius bagi laki laki dewasa.

 Penggunaan seni kreatif.

• Arab Amerika

Latar Belakang

 Arab Amerika adalah kelompok yang laksana mosaik & berumbuh dengan cepat di Amerika Serikat.

 Ada 3,5 juta kaum Arab Amerika yang sebagian beragama kristen & sebagian beragama muslim.

 Sering kali menganut tradisi & nilai-nilai muslim.

 Pendidikan juga dihargai dirumah tangga kaum Arab Amerika.

 Budaya Arab cenderung berkonteks tinggi dibandingkan dengan konteks rendah seperti masyarakat Amerika Utara.

Pendekatan

 Menyadari konteks budaya mereka.

 Memperhatikan isu kepemimpinan.

 Bersikap atentif .

 Peka terhadap peran budaya.

 Menyadari bahwa fakta pendekatan berdasarkan kekuatan diinginkan & bekerja dengan lebih baik dalam perawatan.

 Bersikap aktif sebagai konselor.

Rekomendasi klinis untuk bekerja dengan anggota dari populasi ini meliputi:

• • • • • • Menyadari konteks budaya mereka Memperhatikan isu kepemimpinan dan pentingnya peran figur otoritas tersebut dalam hidup mereka Bersikap atentif terhadap peran yang dimainkan keluarga besar dalam pengambilan keputusan Peka terhadap peran budaya yang cukup besar sebagian kopartisipan yang rill dan aktif dalam perawatan.

Menyadari fakta bahwa pendekatan berdasarkan kekuatan di inginkan dan bekerja dengan lebih baik dalam perawatan Bersikap aktif sebagai konselor dan meyeimbangkan peran sehingga tidak dillihat sebagai penyelamat ataupun ancaman.

Konseling internasional

Untuk membantu pelajar internasional yang meggunakan layanan konseling mori(2000) menyarankan beberapa area fokus: - Mengembangkan teknik manajemen stres - Mempelajari keahlian komunikasi asertif - Menyadari benar-benar sistem belajar di amerika - Mengembangkan keahlian merencanakan hidup dan karier Henkin (1985) mengajukan beberapa panduan praktik untuk konselor dalam berinteraksi di tingkat internasional . Selain membangun struktur yang tegas untuk layanan konseling dan menjelaskan prosesnya pada klien , Henkin merekomendasikan agar konselor mendidik diri mereka sendiri tentang budaya kliennya , termasuk pentingnya keluarga dan komunitas.

• perkembangan dan penggunaan teori-teori konseling. Model McFadden adalah perspektif lintas budaya yang berfokus pada tiga dimensi utama yang harus dikuasai konselor. Yaitu: • Kultural-historikal, yakni konselor harus menguasai pengetahuan akan budaya klien.

• Psikososial, yakni konselor harus memahami etnik, ras, performa, percakapan, tingkah laku kelompok sosial dari klien agar bisa memiliki komunikasi yang bermakna.

• Saintifik-ideologikal, yakni konselor harus menggunakan pendekatan konseling yang tepat untuk menghadapi masalah yang terkait dengan lingkungan regional, nasional, dan internasioanal

George dan Cristianni (1981) menyebut tujuan konseling adalah

1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku.

2. Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.

3. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan.

4. Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan.

5. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan klien.

Keterkaitan dalam pelayanan konseling

• Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural.

• Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain • Dalam hal ini apabila kita memiliki seorang klien dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks, sehingga dengan hal itu kita menjadikannya sebagai suatu pemahaman bagi diri kita, dan kita dapat memberikan penghargaan serta penilaian atas budaya yang dianutnya tanpa kita meremehkan atau memojokkan kebudayaannya.dan kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan yang dianutnya

Secara umum arah tujuan konseling multikultural adalah : 1. Membantu klien agar mampu mengembangkan potensi-potensi yang di miliki meberdayakan diri secara optimal.

2. Membantu klien multikultural agar mampu memacahkan masalah yang dihadapi, mengadakan penyesuaian diri, serta merasakan kebahagiaan hidup sesuai dengan budayanya.

3. Membantu klien agar dapa hidup bersama dalam masyarakat multikultural.

4. Memperkenalkan, mempelajari kepada klien akan nilai-nilai budaya lain untuk di jadikan refisi dalam membuat perancanaan, pilihan, keputusan hidup kedepan yang lebih baik.

Mary dan Maryflower

• Mary sangat bangga dengan garis keturunan New England yang dimilikinya. Keluarganya berasal dari Maryflower dan leluhurnya banyak memberi konstribusi penting kepada masyrakat. Akan tetapi Mary memiliki masalah. Dia sedemikian terpaku dengan masa lalu keluarganya, sehingga gagal menanggapi realitas masa kini. Hal ini nampak ketika Mary melihat klien Hispaniknya yang pertama, Maria, di kantor praktiknya diluar Boston.

• Mula-mula aksen maria membuat Mary sangat terganggu dan dia menjadi semakin jengkel ketika kliennya membanggakan budaya asingnya. Kemudian Mary terperangkap dalam perang psikologis dengan Maria mengenai budaya siapa yang lebih baik. Konseling akhirnya berubah menjadi pertengkaran.

Kasus ini terjadi pada konseling multikultural dimana konselor mempunyai budaya yang berbeda terhadap kliennya, konselor ini masih terpaku terhadap budaya keluarganya sehingga tidak mampu menghadapi realitas kehidupan pada saat itu dan merasa dirinya terlibat dalam kompetisi kebudayan dengan orang lain dalm kasus ini adalah kliennya sendiri.

• Disinilah konselor perlu melakukan akulturasi, “suatu proses dimana sekelompok masyarakat meninggalkan cara yang lamadan mengadopsi cara yang baru”(Romero, Silva, & Romero, 1989, p. 449). Untuk melakukan proses ini tidaklah mudah dan riset mengindikasikan kesulitan-kesulitan dalam menyeimbangkan nilai-nilai yang saling bertolak belakang dari dua budaya berbeda, termasuk “stress psikologis, rasa bersalah, apatis, depresi, kesembronoan, rasa marah, disorientasi, dan rasa percaya diri yang rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui posisi klien dalam proses akulturasi yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang tepat.

• KESIMPULAN • Walaupun informasi tentang aspek budaya khusus dari suatu populasi mungkin terlihat tidak memiliki hubungan dengan faktor lain dalam konseling, namun sesungguhnya tidak demikian. Tema yang umum berlaku adalah bahwa konselor yang bekerja dengan klien dari bermcam macam latar belakang budaya yang berbeda, haruslah memiliki pengetahuan tentang mereka secara kolektif, dalam sub-grup, dan secara individual. Konselor harus mampu menangani secara efektif dengan hal hal yang melewati peran gender dan stereotip. Batasan budaya tidak hanya membatasi pertumbuhan dari orang-orang yang terlibat didalamnya tapi juga masyarakat yang lebih luas. Mengatasi tradisi, prasangka, ketakutan, dan kecemasan serta mempelajari keahlian baru berdasarkan informasi yang akurat dan sensitivitas adalah bagian penting dalam melakukan konseling di masyarakat yang sangat multikultural

TERIMAKASIH