PPT Konseling kesmen

Download Report

Transcript PPT Konseling kesmen

Konseling Kesehatan Mental dan
Lingkungan
Ilmu kesehatan mental di tujukan untuk
penyembuhan bagi mereka yang menderita
sakit jiwa. Kemudian terlihat tekanan di
tujukan pada pencegahan tumbuhnya
gangguan jiwa, pemeliharan kesehatan mental
dan penyembuhan gangguan mental.



Kesehatan mental adalah suatu ilmu yang
mempelajari dan mencakup kesejahteraan
manusia, dan memasuki semua bidang jalinan
hubungan manusia.
Masalah pokok kesehatan mental adalah apa yang
dapat dilakukan untuk mencegah timbunya
gangguan mental, dan bagaimana memelihara
keseimbangan emosi pada generasi muda.
Tujuan ilmu kesehatan mental ialah tercapainya
perkembangan kepribadian yang wajar atau
memperbaiki perkembangan-perkembangan
kepribadian dalam kehidupan-kehidupan yang
nyata
A. Tinjauan Historis Konseling Kesehatan
Mental
 Undang-undang Community Mental Health
Centers Act 1963
- Membawa kesehatan mental lebih sejajar
dengan pelayanan kesehatan lainnya di
Amerika Serikat
- Sebagai promosi kesehatan mental, sekaligus
pencerahan bagi konselor kesehatan mental. ----- Memberi dana untuk mendirikan lebih dari
2.000 pusat kesehatan mental dan komunitas
diseluruh negara.
B. Konseling Kesehatan Mental sebagai Suatu
Spesialisasi
 American Mental Health Conselors Association
(AMHCA).
- Membantu anggotanya untuk memperluas
wawasan dan mengembangan pengetahuan
serta keahlian praktis mereka.
- Menekankan perihal kesehatan dan
kesejahteraan
Lanjutan ....


konselor kesehatan mental bekerja dalam berbagai
lingkungan, termasuk pusat kesehatan mental,
lembaga komunitas, rumah sakit psikiatris, organisasi
yang menangani kesehatan mental (HMOs), program
bantuan pekerja (EAPs), program peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (HWPs), pusat geriatis,
badan pengendali krisis, dan klinik bimbingan anak.
Beberapa konselor kesehatan mental adalah praktisi
pribadi
Tugas utama konselor kesehatan mental adalah menilai
dan menganalisis latar belakang dan informasi terkini
mengenai klien, mendiagnosis kondisi mental dan
emosional, mengeksplorasi solusi yangbisa dilakukan,
dan mengembangkan rencana perawatan
C. Fungsi, Teori dan Aplikasi Konseling
Kesehatan
 literatur-literatur konseling kesehatan mental
difokuskan pada dua masalah utama yang
memiliki dampak teoritis sebagai berikut:
(a) pencegahan dan peningkatan kesehatan
mental;
(b) perawatan kelainan dan disfungsi. Kedua
topik akan terus menarik perhatian karena
mempertimbangkan tugas utama konselor
kesehatan mental.
1.
2.
Hall dan Torres (2002) merekomendasikan dua
model pencegahan primer yang tepat untuk
diterapkan pada remaja dengan skala
komunitas
Model pencegahan konfigural dari Bloom
(1996)
Formula insidensi Albee (Albee & Gullotta,
1997).
Model Bloom berfokus pada tiga dimensi, yaitu:



Pertama, konselor harus bekerja untuk meningkatkan
kekuatan individu dan mengurangi keterbatasan
individu.
Kedua, mereka harus meningkatkan dukungan sosial
(contohnya, melalui orangtua dan teman sebaya) dan
mengurangi tekanan sosial.
Ketiga, variable lingkungan, seperti kemiskinan,
bencana alam, dan program komunitas bagi remaja,
harus diatasi.

Model Albee memiliki skala global dan menekankan
bahwa konselor harus mengurangi efek negative dari
biologi dan stress, sementara pada saat meningkatkan
efek positif dari keahlian remaja dalam menghadapi
masalah, harga diri, dan system dukungan.
Lanjutan ...

Bentuk pencegahan primer yang lain adalah
menekankan perkembangan yang sehat—yaitu
penanganan secara positif dan pertumbuhan
sehingga individu dapat dengan efektif
menangani krisis yang mereka hadapi
Pencegahan Sekunder dan Tersier
 Konselor kesehatan mental menilai fungsi klien
dan kemudian, jika tepat, menggunakan teori
dan teknik yang dikembangkan oleh ahli-ahli
teori ternama seperti Rogers, Skinner, dan
Glasser untuk merawat gejala dan kondisi
utamanya.

Sisi Gelap Gaya Hidup Modern
Arus modernisasi membawa dampak positif
sekaligus negatif bagi kehidupan umat
manusia. Satu sisi, modernisasi menyodorkan
beragam kemudahan dalam bidang
komunikasi dan transportasi. Namun, di sisi
lain, ternyata modernisasi melahirkan dampak
yang merugikan bagi kehidupan umat
manusia.
Faktor Pemicu (Stressor)
Gejala Gangguan Jiwa
1. Perubahan sosial yang sangat cepat dan
kesulitan menyesuaikan diri
2. Kesenjangan antara tujuan (keinginan
atau tuntutan hidup) dengan kemampuan
atau kesempatan untuk mencapainya
a.
b.
c.
d.
3. Heterogenitas kehidupan
a. Secara naluriah, memunculkan
gangguan kriminal dari kelompok warga
yang terabaikan (marginal)
b. Kelompok marginal, seperti para
pengangguran, dapat menjadi sumber
ketegangan dan kecemasan (stressor) bagi
kelompok warga yang baik-baik
(beruntung)
4. Kepada penduduk yang terus meningkat
a. Mempertajam kompetensi yang
berkepanjangan
b. Berkembangnya perilaku agresif karena
sistem saraf manusia terangsang secara
berlebihan
Persaingan antar individu
Saling curiga (paranoid)
Ketidakberdayaan
Keterasingan dan pengucilan sosial

Pendapat atau temuan para ahli tersebut semakin
memperkuat asumsi bahwa semakin maju kota atau
bangsa, semakin meningkat pula problematika
kehidupan masyarakat. Pada gilirannya, keadaan
tersebut melahirkan masalah-masalah psikologis
(Kesehatan Mental) bagi individu di dalamnya.
1. Masalah Kesehatan Mental
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak dan
remaja pun dapat mengalami masalah-masalah
kesehatan mental yang mempengaruhi cara
mereka berpikir, merasa, dan bertindak.
2. Indikator Masalah Kesehatan Mental pada Anak
dan Remaja
 Gangguan Perasaan
 Gangguan Perilaku



Faktor Biologis
Faktor Psikologis
Faktor Lingkungan








Menerima diri sebagaimana adanya (self-aceptance)
Menerima tentang keadaan diri (self-knowledge)
Self-confidence dan Self-control
A clear perception of reality
Balance and moderation
Love of others
Love of life
Purpose in life



Konseling kesehatan mental memiliki fungsi dan teori
dalam praktik yang bervariasi sesuai dengan
lingkungan individu dalam menangani krisis yang
dihadapi.
Pencegahan primer terdiri dari dua cara : model
pencegahan konfigural dari Bloom (1996) dan formula
insidensi Albee (Albee & Gullotta, 1997); dan
penekanan perkembangan yang sehat melalui
penanganan secara positif dan pertumbuhan.
Sedangkan pencegahan sekunder dan tersier, konselor
kesehatan mental menilai fungsi klien menggunakan
teori dan teknik yang dikembangkan oleh ahli-ahli
teori ternama seperti Rogers, Skinner, dan Glasser
untuk merawat gejala dan kondisi utamanya.