KesMen - Muhammad Fakhrurrozi

Download Report

Transcript KesMen - Muhammad Fakhrurrozi

KESEHATAN MENTAL
M. FAKHRURROZI, M.PSI,PSI
SEJARAH KESEHATAN MENTAL

Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman
Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya.
Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut
adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah
percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan
adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat.
Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu
menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai
jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
Tengkorak Trephination
Tata Cara Trephination: Ilustrasi
Peralatan Trephination
Lanjutan demonologi
Demonologi merupakan suatu doktrin
yang menyebutkan bahwa perilaku
abnormal seseorang disebabkan oleh
pengaruh roh jahat atau kekuatan setan.
Demonologi ditemukan dalam budaya
Cina, Mesir dan Yunani.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang
yang berperilaku abnormal sering dikirim
ke kuil untuk persembahan pada
Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.
Lanjutan demonologi
Para pendeta percaya
bahwa Aesculapius
akan mengunjungi
orang-orang yang
menderita ketika
mereka tertidur di
dalam kuil dan
memberikan
penyembuhan melalui
mimpi.
Penjelasan Fisiologis Awal terhadap Gangguan Mental
pada Masa Roma dan Yunani Kuno
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak
Kedokteran; penemu ilmu medis
modern) memisahkan ilmu medis
dari agama, magic dan takhyul. Ia
menolak keyakinan yang
berkembang pada masa Yunani itu
bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan
penyakit fisik dan gangguan
mental sebagai bentuk hukuman.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya
otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku
dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah
pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi.
Sehingga jika cara berpikir dan perilaku
seseorang menyimpang atau terganggu berarti
ada suatu masalah pada otaknya (otaknya
terganggu).
Ia merupakan pelopor somatogenesis – suatu
ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma
(tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku
individu. Jika soma (tubuh) seseorang
terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga
akan terganggu.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Hippocrates mengklasifikasikan gangguan
mental ke dalam tiga kategori yaitu:
1. mania untuk mengacu pada kegembiraan
yang berlebihan,
2. melancholia untuk menandai depresi yang
berlebihan dan
3. frenitis (demam/peradangan otak) untuk
menandai bentuk perilaku aneh yang mungkin
pada masa kini menggambarkan skizofernia.
Ia lebih percaya pada hal-hal yang bersifat
natural daripada supranatural. Hippocrates
percaya bahwa suatu pola hidup tertentu akan
mempengaruhi kesehatan otak dan tubuh.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Selain Hippocrates, ada juga
dokter dari Roma yang mencoba
memberikan penjelasan
naturalistik tentang gangguan
psikotik. Mereka adalah
Asclepiades dan Galen.
Keduanya mendukung
perlakuan yang lebih manusiawi
dan perawatan di rumah sakit
bagi para penderita gangguan
mental.
Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya
demonologi

Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai
dokter terakhir pada masa klasik Yunani
menandai dimulainya Zaman Kegelapan
bagi dunia medis dan bagi perawatan serta
studi tentang perilaku abnormal.

Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance
(400 – 1500 M), kalangan gereja dan
Kristen meluaskan pengaruhnya. Gangguan
mental kembali dihubungkan dengan
pengaruh spiritual dan supranatural
(Demonologi).
Lanjutan zaman kegelapan…
Para pemuka agama pada masa itu melakukan
suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh
jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut
dinamakan exorcism.

Rennaisance bermula di Italia pada
tahun 1400-an dan menyebar secara
berangsur-angsur ke seluruh Eropa.
Zaman ini dianggap sebagai peralihan
dari dunia pertengahan menuju dunia
modern. Ironisnya, ketakutan akan
penyihir juga mengalami peningkatan,
terutama pada akhir abad ke-15 sampai
akhir abad ke-17.
Lanjutan zaman kegelapan…
Perwakilan Gereja Katolik Roma meyakini
bahwa penyihir membuat perjanjian dengan
iblis, mempraktekkan ritual setan dan
melakukan tindakan-tindakan mengerikan
seperti memakan bayi dan meracuni hasil
panen.
Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII
meminta kepada para pendeta di Eropa untuk
mencari para tukang sihir dan mengumumkan
hukuman mati bagi penyihir.
Selama dua abad berikutnya, lebih dari 100.000
orang yang dituduh sebagai tukang sihir telah
dibunuh.
Lanjutan zaman kegelapan…
Untuk menemukan tukang sihir dibuat buku
panduan dan dilakukan “tes terapung”. Tertuduh
yang tenggelam dan terbenam dianggap tidak
bersalah sedangkan tertuduh yang dapat
mempertahankan kepala mereka di atas
permukaan air dianggap bersekutu dengan iblis.
Apapun hasilnya mereka akan mati?!
Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan
18. Di Spanyol pada tahun 1610, berbagai
tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap
dinyatakan batal.
Lanjutan zaman kegelapan…
Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina
memerintahkan untuk membebaskan semua
tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar
terbukti melakukan pembunuhan.
Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV
mengeluarkan dekrit tentang pembebasan
tukang sihir.
Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan
di Swiss pada tahun 1782. Sampai akhir Zaman
Pertengahan, semua penderita gangguan
mental dianggap sebagai tukang sihir.
Awal Pembangunan Asylums

Jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan
penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8
M di Kota Baghdad, menurut Syed Ibrahim B PhD dalam
bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its
times“ (http://www.ishim.net/ishimj/2/01.pdf dan untuk
buku kompilasinya bisa dilihat di:
http://www.scribd.com/doc/11030166/Islamic-MedicineCompiled-ebook), rumah sakit jiwa atau insane asylums
telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad
sebelum peradaban Barat menemukannya.

Hampir semua kota besar di dunia Islam
pada era keemasan telah memiliki rumah
sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota
Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum
juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain
itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di
Kairo, Mesir pada tahun 800 M.
 Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan
Aleppo, Suriah juga telah memiliki rumah
sakit jiwa.
Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross
College di Oxford mengungkapkan, Islam
adalah peradaban pertama yang memiliki
rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit
pertama di dunia dibangun Kekhalifahan
Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar
tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di
Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan
rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun
beberapa abad setelahnya,'' papar SavageSmith
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit
(RS) Islam terbesar di zaman keemasan
dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam
sudah menerapkan sistem perawatan pasien
berdasarkan penyakitnya. Menurut SavageSmith, pembangunan sebuah sistem rumah
sakit yang begitu luas merupakan salah satu
pencapaian terbesar dalam peradaban Islam
pada abad pertengahan.
Selain itu, peradaban Islam juga sudah
memiliki rumah sakit jiwa atau insane
asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim
juga tercacat sebagai yang pertama
mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa.
Rumah sakit pada era keemasan Islam juga
berfungsi sebagai tempat perawatan para
manusia lanjut usia (manula) yang
keluarganya kurang beruntung.
Rumah sakit Islam pada era kejayaannya
terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan,
warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim
dan non-Muslim. Pada masa itu, rumah
sakit memiliki beragam fungsi yakni
sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah
penyembuhan bagi pasien yang sedang
dalam tahap pemulihan dari sakit atau
kecelakaan.

Pembangunan Asylums selama
Renaissance (Zaman Pencerahan)
Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai
dilakukan pemisahan dengan serius
antara penderita gangguan mental dari
kehidupan sosialnya. Disana dibangun
suatu tempat penampungan yang disebut
Asylums. Di asylums itu ditampung dan
dirawat penderita gangguan mental dan
para gelandangan. Mereka dibiarkan
untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu
aturan hidup yang jelas.
Lanjutan pembangunan asylums…
Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s
Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian
terkenal dengan nama Bedlam – kata yang
umum digunakan pada saat itu untuk menyebut
rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien
gangguan mental. Kondisi di Bedlam saat itu
cukup menyedihkan: suasananya sangat bising,
para penghuninya dirantai di tempat tidur mereka
dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran mereka
atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu.
Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan
masyarakat untuk mencela dan menonton
tingkah laku orang sakit jiwa tersebut. Bedlam
sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual
kepada masyarakat.

Gerakan Reformasi : the insane as sick
Konsep baru tentang gangguan dan penyakit
mental muncul dalam Revolusi Amerika dan
Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan
(renaisans) bidang rasionalisme, humanisme
dan demokrasi politik. Orang gila (insane)
kemudian dianggap sebagai orang sakit.
Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman
menyuarakan tentang treatment rumah sakit
yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep
baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe
Pinel (1745 – 1826).
Lanjutan gerakan reformasi….
Pinel kemudian memulai pekerjaannya
dari asylums di Paris yang bernama La
Bicetre. ) pada tahun 1793. Kemudian
pada tahun 1795 dia ditempatkan di
Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk
wanita).
Ia membebaskan pasien dari ikatan
rantai dan pasung kemudian
memperlakukannya sebagai seorang
yang sakit dan tidak diperlakukan seperti
seekor hewan.
Lanjutan gerakan reformasi….
Pinel berpendapat bahwa rumah sakit
seharusnya merupakan tempat untuk
treatment bukan untuk mengurung.
Menurutnya, pasien gangguan mental
pada dasarnya adalah orang normal yang
selayaknya didekati dengan perasaan iba,
memahami mereka serta diperlakukan
sesuai dengan martabatnya sebagai
individu. Pinel juga menentang adanya
hukuman dan pengusiran bagi para
penderita gangguan mental.
Lanjutan gerakan reformasi….
Pinel kemudian juga mengajukan studi
ilmiah dan kategorisasi penyakit mental,
melakukan pencatatan kasus, riwayat
hidup dan studi terhadap metode
treatment.
Ia kemudian menyebutkan bahwa
beberapa kondisi psikosis mungkin
merupakan faktor psikogenesis.
Lanjutan gerakan reformasi….
Semangat Pinel diteruskan oleh British
Quakers yang membangun ‘asylums
for the insane’ yang pada waktu itu
berkonotasi sebagai tempat
pengungsian dan tempat istirahat.
Pada awal abad 19, rumah sakit di
Amerika dan Inggris menekankan
‘moral treatment’ untuk memulihkan
kesehatan mental melalui inspirasi
spiritual, studi dan perhatian yang
penuh kebajikan (benevolent care).

1812
Benjamin Rush menjadi salah satu pengacara
yang mula-mula menangani masalah penyakit
mental secara humanis. Publikasinya yang
berjudul ”Medical Inquiries and Observations
Upon Diseases of The Mind” menjadi buku teks
psikiatri Amerika yang pertama.

1842
Psikiater mulai masuk Rumah Sakit dan
berperan, menggantikan para ahli hukum.

1843
Di AS +/- tdp 24 RS dengan jumlah tempat tidur
= 2.561 buah untuk menangani gangg.mental.
 1908
Clifford Beers (mantan penderita manik
depresif), menulis buku “A Mind that Found
Itself” yang berisi tentang pengalamannya
sebagai pasien mental dan menceritakan
kekejaman di Rumah Sakit.
Mendirikan Masyarakat Connecticut untuk
Mental Health yang kemudian berubah menjadi
Komite Nasional untuk Kesehatan Mental
(The National Committee for Mental Hygiene).
Lanjutan 1908
Tujuan Asosiasi itu adalah:
1. Memperbaiki sikap masy thd penyakit
mental dan penderita sakit mental.
2. Memperbaiki pelayanan terhadap
penderita sakit mental
3. Bekerja untuk pencegahan penyakit
mental dan mempromosikan kesehatan
mental.

1909
Sigmund Freud mengunjungi AS dan mengajar
psikoanalisa di Univ. Clark di Worcester,
Massachusetts.
 1910
Emil Kraepelin pertama kali menggambarkan
penyakit Alzheimer. Mengembangkan alat tes
untuk mendeteksi gangguan epilepsi.
 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan
bahwa hanya lulusan kedokteran dan yang
menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi
calon peserta pelatihan psikoanalisa.

1920-an
Komite Nasional Untuk Kesehatan Mental
menghasilkan satu set model undangundang komitmen yang dimasukkan ke
dalam aturan pada beberapa negara
bagian. Juga membantu penelitian2 yang
berpengaruh pada kesmen, peny. mental
dan treatment yang membawa perubahan
nyata pada sistem perawatan kesmen.
Harry Stack Sullivan yang mengawasi
pasien skizofrenia, menunjukkan adanya
pengaruh lingkungan teraupetik ketika
pasien dapat dikembalikan ke masyarakat.
Lanjutan 1920-an
Periode 1920-1930 di Eropa terjadi
perubahan treatment thd pasien gangg.
Mental. Karena pengaruh teori Freud.
Perubahannya yaitu:
 Treatment di RS kurang diminati, diganti
dengan di luar RS
 Treatment dilakukan tidak memerlukan
sertifikasi
 Treatment dilakukan di rumah pasien
1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin
sebagai treatment pasien skizofrenia. Hali
ini menyebabkan shock dan koma
sementara.
 1936
Agas Moniz mempublikasikan laporan
tentang pembedahan otak manusia
pertama.Akibatnya antara th 1936-1950an diperkirakan telah dilakukan
pembedahan sebanyak 20.000 prosedur
thd pasien gangg mental di AS.

1940-an
Penggunaan elektroterapi, yaitu terapi
dengan mengaplikasikan listrik ke otak.
Pertama kali digunakan di RS AS utk
menangani penyakit mental.
 1940-1950
Dimulainya perawatan masyarakat bagi
penderita gangg mental di Inggris.
 1947
Fountain House di New York memulai
rehabilitasi psikiatrik untuk orang yang
mengalami sakit mental


1950
Dibentuk National Association of Mental Health
(NAMH). Lembaga ini melanjutkan misi Beers
dengan lebih jelas al mendidik masyarakat AS
pada isu2 kesmen dan mempromosikan
kesadaran akan kesmen.
 1952
Diperkenalkan obat antipsikotik konvensional
pertama yaitu chlorphomazine untuk pasien
skizofrenia dan gangg mental utama yang lain.
 1960-an
Obat2 antipsikotik spt haloperidol digunakan
pertama kali untuk mengontrol simtom positif
psikosis dan memberi efek tenang pada pasien.
Lanjutan 1960-an
Diketemukannya lithium sebagai obat
untuk menangani pasien manik depresif.
Media Inggris mulai menampilkan
testimoni dari eks penderita gangg
mental. Pembicaraan mengenai gangg
mental yang pada mulanya tabu, mulai
dibuka dan dibicarakan secara umum.
1961
Thomas Szasz membuat tulisan “The
Myth of Mental Illness”. Memuat tentang
dasar teori yang menyatakan bahwa “sakit
mental” sebenarnya tidaklah betul2
“sakit”, tetapi merupakan tindakan orang
yang secara mental tertekan karena harus
bereaksi terhadap lingkungan.
 1962
Terdapat pasien psikiatri yang dirawat di
RS AS sebanyak 422.000 orang


1970
Mulainya deinstitusionalisasi massal. Pasien
dan keluarga mrk kembali pada sumber2nya
masing2 sbg akibat kurangnya program bagi
pasien yang telah keluar dari RS utk rehabilitasi
dan reintegrasi kembali ke masyarakat.
 1979
NAMH menjadi The National Mental Health
Association (NMHA).
 1980
Muncul perawatan terencana yaitu dg opname
di RS dalam jangka pendek dan treatment
masyarakat menjadi standar bagi perawatan
penyakit mental.
Lanjutan 1980
NMHA bekerja sama dengan pemerintah
menghasilkan The Mental Health
Systems Act of 1980. Akta tsb
memungkinkan tumbuhnya pusat2
kesmen masy AS yg mengijinkan individu
dg peny mental utk tinggal dlm rumah
dan masy mereka dengan masa opname
yang pendek.

1990
NMHA memainkan peran penting dlm
memunculkan Disabilities Act, yang melindungi
warga AS yang secara mental dan fisik disable dari
diskriminasi dlm pekerjaan, transportasi,
akomodasi, telekomunikasi, birokrasi, dsb.
Mulai digunakan teknologi pencitraan otak utk
mempelajari perkemb peny mental.
 1994
Diperkenalkannya obat antipsikotik atipikal pertama
kali setelah hampir 20 th penggunan obat
konvensional.
 1997
Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangg
bipolar
Pengertian Kesehatan
“Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari
suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan
oleh fungsi yang normal dan tidak adanya
penyakit” (Freund, 1991:The International
Dictionary of Medicine & Biology).
 “Kesehatan adalah:1).Condition of a person’s
body or mind.2).State of being well and free from
illness”. (Hornby, 1989).
 “Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental
(Rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat atau
kelemahan” (WHO dalam Smet, 1994)

Model Kesehatan Barat & Timur

1.
Model Barat
Model Biomedis (Fruend, 1991)
Dipengaruhi oleh filosofi Yunani
(Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari
tubuh dan jiwa. Ditambah dengan
perkemb biologi, penyakit dan
kesehatan semata-mata dihubungkan
dgn tubuh saja. Semboyan: “Men Sana
In Corpore Sano”.
Lanjutan model biomedis…
Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991)
 Tdp perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa
shg penyakit diyakini berada pada satu bagian
tubuh tertentu.
 Penyakit dapat direduksi pada gangg fungsi
tubuh.
 Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab
khusus yang secara potensial dpt diidentifikasi.
 Tubuh seperti sebuah mesin.
 Tubuh adalah objek yang perlu diatur dan
dikontrol.
2.
Model Psikiatris (Helman, 1990)
Penggunaan berbagai model untuk
menjelaskan penyebab gangg mental.
Model organik: menekankan pada
perubahan fisik dan biokimia di otak.
Model psikodinamik: berfokus pada
faktor perkembangan dan pengalaman.
Model behavioral: psikosis terjadi karena
kemungkinan2 lingkungan.
Model sosial: menekankan gangg dalam
konteks performansnya.
3.
Model Psikosomatis (Tamm, 1993)
Muncul karena ketidakpuasan dengan model
biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders
Dunbar (1930-an)
Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh
anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya
tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai
oleh simtom somatik.
Penyakit berkembang melalui saling terkait
secara b’kesinambungan antara faktor fisik
dan mental yang saling memperkuat satu
sama lain melalui jaringan yang kompleks.

Model Timur
Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990).
1. Holistik sempit
Organisme manusia dilihat sbg suatu sistem
kehidupan yang semua komponennya saling
terkait dan saling tergantung.
2. Holistik luas
Sistem tersebut merupakan suatu bagian
integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana
orginasme individual berinteraksi terus
menerus dengan lingkungan fisik dan
sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh
lingkungan tapi jg bisa m’ngaruhi dan
mengubah lingkungan.
Konsep Kesehatan Mental
Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani
pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran
Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama
Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934).
Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa alAnfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), alBalkhi berhasil menghubungkan penyakit antara
tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah alTibb al-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan
spiritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap
menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun
sangat terkenal dengan teori yang
dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang
berhubungan dengan tubuh. Menurut dia,
gangguan atau penyakit pikiran sangat
berhubungan dengan kesehatan badan. Jika
jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa
menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan
penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat
dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut
keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia
menulis bahwa ketidakseimbangan dalam
tubuh dapat menyebabkan demam, sakit
kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan,
ketidakseimbangan dalam jiwa dapat
menciptakan kemarahan, kegelisahan,
kesedihan, dan gejala-gejala yang
berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki
dokter kejiwaan bernama
Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari . Lewat kitab
Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk
menyembuhkan pasien yang mengalami
gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya
hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien
gangguan jiwa membutuhkan konseling
dan dan psikoterapi. Al-Tabari
menjelaskan, pasien kerap kali mengalami
sakit karena imajinasi atau keyakinan
yang sesat. Untuk mengobatinya, kata alTabari, dapat dilakukan melalui
''konseling bijak''. Terapi ini bisa
dilakukan oleh seorang dokter yang
cerdas dan punya humor yang tinggi.
Caranya dengan membangkitkan kembali
kepercayaan diri pasiennya.
Melalui kitab yang ditulisnya yakni ElMansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim
legendaris Abu Bakar Muhammad
bin Zakaria al-Razi (al-Razi) juga
telah berhasil mengungkapkan definisi
symptoms (gejala) dan perawatannya
untuk menangani sakit mental dan
masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter
atau psikolog pertama yang membuka
ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di
Kota Baghdad.
1.

Ciri-ciri tingkah laku sehat dan normal
Warga (1983)
Ciri-ciri individu sehat/normal adalah:
1. Bertingkahlaku menurut norma2 sosial yang
diakui.
2. Mampu mengelola emosi.
3. Mampu m’aktualkan potensi-potensi yang
dimiliki.
4. Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial.
5. Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan
dan kemampuan tersebut digunakan untuk
menuntun tingkah lakunya.
Lanjutan Warga (1983)…
Mampu menunda keinginan sesaat untuk
mencapai tujuan jangka panjang.
7. Mampu belajar dari pengalaman.
8. Biasanya gembira.
 Harber&Runyon (1984)
Ciri individu normal adalah:
1. Sikap terhadap diri sendiri: mampu menerima
diri apa adanya, memiliki identitas diri yang
jelas, mampu menilai kelebihan dan
kekurangan diri sendiri secara realistis.
2. Persepsi terhadap realita: pandangan realistis
terhadap diri dan dunia sekitar yang meliputi
orang lain maupun segala sesuatunya.
6.
Lanjutan Harber&Runyon…
3.
4.
5.
6.
Integrasi: kepribadian menyatu & harmonis,
bebas konflik, toleransi yang baik terhadap
stres.
Kompetensi:mengembangkan ketrampilan
dasar b’kaitan dengan aspek fisik, inteligensi,
emosional dan sosial untuk melakukan coping
thd masalah.
Otonomi: memiliki ketetapan diri yang kuat,
b’tgjwb, penentuan diri dan memiliki
kebebasan yang cukup thd pengaruh sosial.
Pertumbuhan dan aktualisasi diri:
pengembangan ke arah kematangan,
pengembangan potensi dan pemenuhan diri
sebagai pribadi.
Lanjutan Harber&Runyon…
7.
8.
Relasi interpersonal: kemampuan
membentuk dan memelihara relasi
interpersonal yang intim.
Tujuan hidup: Tidak perfeksionis, tapi
membuat tujuan yang realistis dan
masih dalam kemampuan individu.
2.

Apakah Perilaku Abnormal Itu?
Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran
statistik dimana semua variabel yang yang
akan diukur didistribusikan ke dalam suatu
kurva normal atau kurva dengan bentuk
lonceng. Kebanyakan orang akan berada
pada bagian tengah kurva, sebaliknya
abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di
kedua ujung kurva. Kriteri ini biasanya
digunakan dalam bidang medis atau
psikologis. Misalnya mengukur tekanan
darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan
membaca, dsb.

Unexpectedness
Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu
bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi.
Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas
(misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan
gemetar) ketika berada di tengah-tengah
suasana keluarganya yang berbahagia. Atau
seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan
keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat
itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan
adalah tidak diharapkan terjadi.

Violation of norms
Perilaku
abnormal
ditentukan
dengan
mempertimbangkan konteks sosial dimana
perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai
dengan norma masyarakat, berarti normal.
Sebaliknya jika bertentangan dengan norma
yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini
mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif
tergantung pada norma masyarakat dan budaya
pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun
1970-an, homoseksual merupakan perilaku
abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi
dianggap abnormal.
Lanjutan violation of norms…
Walaupun kriteria ini dapat membantu
untuk mengklarifikasi relativitas definisi
abnormal sesuai sejarah dan budaya
tapi kriteria ini tidak cukup untuk
mendefinisikan abnormalitas. Misalnya
pelacuran dan perampokan yang jelas
melanggar norma masyarakat tidak
dijadikan salah satu kajian dalam
psikologi abnormal.

Personal distress
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu
menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan
bagi individu. Tidak semua gangguan
(disorder) menyebabkan distress. Misalnya
psikopat yang mengancam atau melukai
orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa
bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua
penderitaan atau kesakitan merupakan
abnormal. Misalnya seseorang yang sakit
karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif
karena susah untuk menentukan standar
tingkat distress seseorang agar dapat
diberlakukan secara umum.

Disability
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan)
untuk mencapai tujuan karena abnormalitas
yang dideritanya. Misalnya para pemakai
narkoba dianggap abnormal karena pemakaian
narkoba
telah
mengakibatkan
mereka
mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi
akademik, sosial atau pekerjaan. Tidak begitu
jelas juga apakah seseorang yang abnormal
juga mengalami disability. Misalnya seseorang
yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme
(mendapatkan kepuasan seksual dengan cara
mengintip orang lain telanjang atau sedang
melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga
apakah ia mengalami disability dalam masalah
seksual.
Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa
perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan.
Tidak ada satupun kriteria yang secara
sempurna dapat membedakan abnormal dari
perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya
kriteria tersebut berusaha untuk dapat
menentukan definisi perilaku abnormal. Dan
adanya
kriteria
pertimbangan
sosial
menjelaskan bahwa abnormalitas adalah
sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi
oleh budaya serta waktu.
TUGAS :



Buatlah makalah tentang fenomena
yang berkaitan dengan kesehatan
mental, konsep normal-abnormal di
masyarakat kita.
Pertemuan ke-2 dan ke-3 presentasi &
saling memberi masukan.
Makalah dikumpul pada saat
pertemuan terakhir.