PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK - Quls-Edu

Download Report

Transcript PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK - Quls-Edu

PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY
UNTUK MENGATASI BROKEN HEART
SYNDROME
Oleh:
Kulsum Nur Hayati
Latar Belakang Masalah
• Akhir-akhir ini istilah galau semakin populer di berbagai
kalangan, mulai dari anak-anak, remaja sampai orang
tua. Galau yang disebabkan oleh barbagai faktor,
diantaranya adalah masalah patah hati. Patah hati
dapat terjadi pada siapapun. Patah hati terjadi tentu
saja akibat dari adanya rasa cinta antara dua insan
manusia. Setiap orang yang patah hati tentu akan
merasa sangat sedih bahkan stress. Stress ini memicu
seseorang tidak enak makan, minum, bahkan
mengurung diri atau menjauhkan diri dari pergaulan
dalam komunitasnya. Galau yang disebabkan oleh
patah hati jika semakin parah akan dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Latar Belakang Masalah
• Kegalauan yang bermula dari patah hati ini tentu
tidak boleh dibiarkan. Seseorang tersebut
memerlukan terapi psikologi untuk membantu
mengatasi permasalahan yang ia hadapi.
• Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan
adalah Client Centered Therapy. Client Centered
Therapy merupakan pendekatan konseling yang
berpusat pada klien (client centered). Pendekatan
ini tujuan utamanya adalah reorganisasi self,
dengan meningkatkan keterbukaan dengan
menciptakan iklim yang kondusif dalam rangka
membantu klien mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
Masalah
Apakah pendekatan Client
Centered Therapy dapat digunakan
untuk mengatasi broken heart
syndrome?
Dampak Patah Hati
• Patah hati biasanya akan menyebabkan
seseorang cenderung menarik diri dari
lingkungan pergaulannya. Orang yang sedang
patah hati lebih suka menyendiri dan
merenung berlama-lama. Hal ini akan
menimbulkan kecemasan yang berlebihan
atau dapat disebut trauma patah hati
(brokenheart thraumathic) atau sindrom
patah hati (brokenheart syndrome).
Dampak Patah Hati
• Trauma atau sindrom patah hati jika dibiarkan
akan berdampak besar dalam kondisi psikologis
seseorang. Berdasar penelitian medis yang
dilakukan di Jepang, perempuan memiliki resiko
lebih besar dari pada laki-laki dalam menghadapi
sindrom patah hati ini. Gejala ini mirip serangan
jantung. Orang yang sedang mengalaminya
seringkali mengeluhkan nyeri dada, sesak napas,
dan perasaan kelelahan yang parah akibat
kesedihan yang mendalam.
• Menciptakan iklim yang kondusif untuk
membantu klien untuk menjadi seorang
pribadi yang berfungsi penuh.
• Guna mencapai tujuan terapeutik tersebut,
terapis perlu mengembangkan agar klien bisa
memahami diri klien sendiri.
• Membimbing klien menemukan jalannya
sendiri, membuat pilihan-pilihannya sendiri.
Tujuan Client Centered
• Pendekatan konseling yang berpusat pada
klien (client centered) tujuan utamanya adalah
reorganisasi self, dengan meningkatkan
keterbukaan dengan menciptakan iklim yang
kondusif dalam rangka membantu klien
mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Peran Terapis
• Terapis berperan dalam mempermudah
proses pemecahan masalah klien (sebagai
fasilitator).
• Untuk mendalami permasalahan yang
dihadapi klien, terapis harus memiliki
persyaratan: empati, tulus, dan ikhlas.
Empati – Tulus – Ikhlas
• Empati merupakan kemampuan untuk memahami
perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien dan
kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap
klien. Terapis berusaha agar masalah yang dihadapi klien
dapat dipandang dari sudut pandang klien sendiri.
• Tulus, artinya terapis menerima klien tulus sebagaimana
adanya.
• Ikhlas, yang berarti bahwa terapis harus bersikap terbuka,
jujur, dan tidak berpura-pura. Selain persyaratan tersebut,
terapis harus dapat menjamin kerahasiaan masalah yang
dihadapi klien, terapis juga memberikan kebebasan pada
klien untuk kembali lagi atau tidak jika sudah memahami
masalah yang dihadapi.
• client centered dilakukan untuk membangun
hubungan yang membantu dimana klien akan
mengalami kebebasan yang diperlukan untuk
mengeksplorasi area-area kehidupannya yang
sekarang diingkari atau terjadi distorsi pada
dirinya. Dengan demikian, klien menjadi
kurang defensif dan menjadi lebih terbuka
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
ada dalam dirinya maupun dalam dunia.
Prosedur Konseling Client Centered
• Dalam menjalin hubungan dengan klien,
therapist hendaknya tampil secara kongruen
atau tampil apa adanya (asli).
• Therapist memberikan penghargaan tanpa
syarat terhadap pengalaman-pengalaman
klien secara positif dan penerimaan secara
hangat.
• Melakukan emphatik secara akurat
Terapi Nasehat
• Cintailah orang yang mencintaimu, itu lebih
baik dari pada kamu mencintai orang yang
kamu cintai tetapi membuatmu mengemis
perhatiannya.
• Membenci atau menyukai sesuatu itu
persoalan pikiran (peran kognisi). Orang yg
tidak suka matematika akan membenci
segala sesuatu yg berhubungan dengan
matematika. Rasa cinta sama seperti rasa
sedih, gembira, dll. Hanya kita terlalu
memberikan porsi lebih pada rasa cinta tsb.
Kesimpulan
• Patah hati biasanya akan menyebabkan seseorang cenderung
menarik diri dari lingkungan pergaulannya. Orang yang
sedang patah hati lebih suka menyendiri dan merenung
berlama-lama. Hal ini akan menimbulkan kecemasan yang
berlebihan dan berdampak pada kesehatan fisik.
• Client centered therapy dapat dilakukan untuk membantu
klien yang mengalami pati hati. Client centered therapy
merupakan salah satu terapi humanistic yang menekankan
pada keunikan individu dengan tujuan untuk melakukan
kajian pikiran dan perasaan seseorang kemudian
membantunya memecahkan masalahnya sendiri.
• Client centered therapy merupakan teknik terapi yang
dikembangkan Carl Rogers yang didasarkan pada asumsi
bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya
sendiri dan merupakan orang yang mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Terapis berperan dalam mempermudah
proses pemecahan masalah klien (sebagai fasilitator). Untuk
mendalami permasalahan yang dihadapi klien, terapis harus
memiliki persyaratan: empati, tulus, dan ikhlas.
Terima Kasih
Materi dapat diunduh di
quls-edu.com