alb1 a - surjono

Download Report

Transcript alb1 a - surjono

The man-made surroundings that provide the setting for
human activity, ranging in scale from personal shelter to
neighborhoods to the large-scale civic surroundings.
interdisciplinary field of study which addresses the design,
management and use of these man-made surroundings and
their relationship to the human activities which take place
within them. The field is generally not regarded as an
academic discipline in its own right, but as a "field of
application" (or "interdiscipline") which draws upon the
individual disciplines of economics, law, management, design
and technology in sustainable sense.
SURJONO, PWK UB
DEFINISI PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAAN
PERENC DAN PERANC LINGK BINAAN
• Perencanaan
Wilayah & Kota sbg
Alat Penataan Kota
Perkemb dg Intervensi
Perkemb tanpa
intervensi
Perkemb yang ada
Perlu Upaya Pengembangan
Kota
• Penataan Ruang
• Action Program
• Rekayasa Wilayah
5
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
6
• Fungsi Rencana
– Sebagai Instrumen Pendorong, Pemacu
Pembangunan
• Lokasi Pembangunan Sarana Baru (GOR, Perdag,
Terminal), Peningkatan & Pembangunan Jalan
– Sebagai Instrumen Pembatasan, Konservasi
• Taman, Sempadan Jalan, Sempadan Sungai,
Kawasan Konservasi
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
PENGERTIAN
• WOLF, 1994
– PERENCANAAN adalah Pengembangan atau penyusunan
FORMULASI suatu VISI dari KONDISI yang LEBIH diinginkan
bagi masyarakat di masa Depan
– RENCANA adalah Ekspresi dari VISI diatas, yang
memperlihatkan Struktur Tata Ruang, Tata Guna Lahan &
Instrumen Tindakan untuk mewujudkannya.
– Ilmu Perencanaan berkaitan dengan Proses Perubahan, yg
secara khusus mengarahkan kegiatan manusia dan juga
lingkungannya
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
8
• Taylor, 1998
– PERENCANAAN secara umum adalah
•
•
Aktivitas yang didasarkan pada tujuan (bukan rutin dan
reaksi yang sederhana)
Persiapan bagi masa depan, baik menyusun tindakan
tunggal yang telah disiapkan maupun alternatif
tindakan untuk mengantisipasi tujuan yang telah
diputuskan
– PERENCANAAN secara Institusional
•
•
Mempersiapkan keputusan Politik (decision making vs.
decision taking)
Mengendalikan proses perkembangan wilayah & Kota
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
9
PENGERTIAN
• D. Laepple
– PERENCANAAN adalah
•
•
Proses meningkatkan Rasionalitas dalam Proses Pengambilan
Keputusan dan Pengendalian,
Penggunaan Metode yang Rasaional untuk memformulasikan
Visi masyarakat dan Penerapannya dalam PROGRAM
Tindakan yang konkret
• Claus Heidemann, 1993
– PERENCANAAN adalah Proses penyusunan kumpulan
pedoman sebagai arahan tindakan yang diinginkan
– RENCANA adalah kumpulan pedoman sebagai arahan
tindakan yang diinginkan
10
• PENGERTIAN
– RENCANA
• kumpulan pedoman
• sebagai arahan tindakan yang diinginkan
– PERENCANAAN
• Proses penyusunan kumpulan pedoman
• sebagai arahan tindakan yang diinginkan
• DUA LEVEL dalam PERENCANAAN
– Kumpulan PEDOMAN bersifat KONSEPSUAL
– TINDAKAN bersifat OPERASIONAL
• Dua Level dalam PERENCANAAN
Level Konsepsual
TINDAKAN
PLANNINGPEDOMAN
WORLD
LIFE WORLD
Level Operasioanl
11
PENGERTIAN
12
PENGERTIAN
• PROSES DASAR PERENCANAAN
Proses
PLANNING WORLD
Input
Output
LIFE WORLD
Setting
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
13
PENGERTIAN
•
TITIK KRITIS dalam PERENCANAAN
– Adanya 2 Level yang Berbeda
– Pengguna bukan sebagai Penyusun
– Melibatkan banyak Stakeholders
•
•
•
Multi masalah
Multi tujuan
Multi metode (disiplin)
STRATEGInya
PERENCANAAN
1.
2.
3.
4.
Didukung ILMU PENGETAHUAN
Dikendalikan REASONING (masuk akal)
Diarahkan TUJUAN
Terikat HUKUM & PERATURAN
Tindakan
SETTING
14
PENGERTIAN
1. PERENC. didukung ILMU PENGETAHUAN
– Proses dalam Perencanaan merupakan Proses ILMIAH
– Mengamati FENOMENA
• Metode Survey
– Memahami FENOMENA
• Metode Analisis Deskriptif
• Metode Analisis Evaluatif (Korelasional, Kausal Komparatif)
– Mengantisipasi FENOMENA
• Metode Development, Action Research
– Mengendalikan FENOMENA
• Metode Monitoring, Management
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
15
PENGERTIAN
2. PERENCANAAN dikendalikan REASONING
– Sebagai pedoman TINDAKAN, perencanaan harus memiliki
justifikasi yang tepat dan kuat
– Perencanaan melibatkan banyak Stakeholders (multy
stakeholders)  Prosesnya harus dapat dipahami oleh
banyak pihak
3. PERENCANAAN diarahkan TUJUAN
– Perencanaan berkaitan dengan Tindakan pada masa depan
 harus memiliki tujuan yang jelas yang mendasari
tindakan yang diambil
4. PERENCANAAN terikat HUKUM/ PERATURAN
– Perencanaan berada pada domain Publik  diperlukan
aturan jelas yang mengikat segala hal yang telah disepakati
16
PENGERTIAN
17
PENGERTIAN
• FUNGSI MEDIASI RENCANA
Kepentingan
politis
Pertimbangan
teoritis
Kondisi saat
ini
Temuan
planning
Kemampuan
administratif
INSTITUSIONAL
planning
Operasional
praktis
PROFESIONAL
planning
Konsepsi
masa depan
TEMATIK
planning
Usulan
tindakan
METODIK
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
18
PENGERTIAN
• UNSUR PERENCANAAN
1. Informasi
• Input suatu proses pengolahan/ analisis yang
berbentuk data empiris yang bermakna
2. Transformasi
 Proses perubahan yang sistematis dari informasi
empiris menjadi rencana
3. Pedoman/Instruksi
• Hasil suatu transformasi yang berbentuk pedoman
atau instruksi (rencana)
• Kategorisasi PERENC. berdasarkan UNSUR
PERENCANAAN
INFORMASI
TRANSFOR PEDOMAN/
MASI
PERENCANAAN
Perenc.dg. INSPIRASI
Perenc.dg. INTUISI
Perenc.dg. SPEKULASI
ANALISIS
STATISTIK
MODELISTIK
‘NGRUMPI’
INSTRUKSI
19
PENGERTIAN
• SIKLUS EPISTEMIK
Symbolic Level
Beliefs
Experience
Expectation
Situation
Material Level
PENGALAMAN yang didapat dari SITUASI, berakibat perubahan thd
PEMAHAMAN. PEMAHAMAN ini digunakan sebagai dasar
PENGHARAPAN/PERKIRAAN pada saat menghadapi SITUASI
20
Siklus dalam
Perencanaan
• SIKLUS
PRAGMATIK
Symbolic Level
Intents
Outcome
Action
Situation
Material Level
TINDAKAN yang didasarkan atas TUJUAN, diterapkan pada saat
menghadapi SITUASI untuk mendapatkan HASIL yang DIINGINKAN
21
Siklus dalam
Perencana
an
• SIKLUS
PERENCANAAN
Symbolic Level
Beliefs
Intents
Experience
Instruction
Outcome
Action
Situation
Material Level
TINDAKAN yang didasarkan atas TUJUAN, diformulasikan untuk
mengantisipasi PEMAHAMAN berdasar PENGALAMAN thd proses
TINDAKAN-SITUASI-OUTCOME/HASIL; dan kemudian ditransforma-sikan
kedalam INSTRUKSI/PEDOMAN untuk melakukan TINDAKAN
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
22
Siklus dalam
Perencanaan
TUJUAN yang mendasari formulasi INSTRUKSI selalu merujuk hanya pada satu
SITUASI/SETTING yang dipresentasikan pada PEMAHAMAN. Sedangkan TINDAKAN
selalu mendapatkan OUTCOMES yang beragam di luar PEMAHAMAN awal. Oleh sebab
itu diperlukan SIKLUS RANCANGAN dan PENILAIAN
• SIKLUS PERENC.DG SELEKSI INTERNAL
Symbolic Level
Beliefs
Intents
Concepts
Experience
Evaluation
Instruction
Outcome
Action
Situation
Material Level
23
Siklus dalam
Perencanaan
• PROSES
PERENCANAAN
Life World
Planning World
Penyusunan
Rencana
 Rancangan/
Alternatif
 Penilaian
Scanning
Rencana
 Tahapan
 Peran Stackholders
 Sumber Daya
 Skedul
 Eksplorasi
 Interpretasi
Hasil/Outcome
 Preservasi
 Modifikasi
Setting
 Fisik Ekologis
 Sosial
 Ekonomi
 Institusi
Intervensi
 Informasi
 Motivasi
 Organisasi
 Instalasi
24
Siklus dalam
Perencanaan
INTERPRETASI
REPRESENTASI
Decoding
Pengukuran
Penilaian
OBSERVASI
JEJAK
Perekaman
REFLEKSI
DATA
Askripsi
KEJADIAN
Scanning
EKSPLORASI
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
PENJELASAN
25
Siklus EksplorasiInterpretasi
Siklus Rancangan Penilaian
PENILAIAN
PENYELESAIAN
HASIL
PENGEMBANGAN
Pertimbangka
n
Peroleh
TINDAKAN
Formulasi
PENILAIAN
Antisipasi
Refleksikan
TUJUAN
Uraian
PEMERIKSAAN
RANCANGAN
26
28
THEOSENTRISME
• Merupakan Faham
– yang melahirkan Pemerintahan Theokrasi, yang
Menggabungkan Dogma Agama dg Kekuasaan
– Yang menggeser faham Politeisme oleh Monoteisme
• Mitos-mitos digeser oleh dogma agama
• Bentuk masyarakat berkembang ke arah kehidupan
yg diatur & diperintah oleh Raja melalui sistem yg
bersifat militer didampingi ahli agama, pendeta atau
rohaniawan
• Pengaruh thd Perencanaan: muncul
AUTHORITARIAN PLANNING
29
THEOSENTRISME
• AUTHORITARIAN PLANNING
– Perencanaan kota yg mendukung/ menerjemahkan
bentuk kekuasaan Authoritarian (monarki absolut
dan penguasa agama)
– Mengesampingkan kepentingan pasar, masyarakat
– Ciri AUTHORITARIAN PLANNING
•
•
•
•
Bentuk kota mengikuti Perenc Geometrik
Terdapat jalan panjang & lurus
Fasade bang disepanjang jalan cenderung seragam
Terdapat plaza terbuka didepan bang monumental
30
THEOSENTRISME
Kota Karlsruhe Jerman
• Blok permukiman dibuat dg mengikuti bentuk empat
persegi panjang
• Terdapat boulevard dan taman-taman yg sangat luas
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
31
THEOSENTRISME
• Karlruhe
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
32
THEOSENTRISME
• Bagaimana di Indonesia?
– Muncul pada abad VII atau VIII
– Raja dianggap sebagai perantara antara rakyat
& Tuhan
– Berkembang hingga jaman Hindu dan Islam
– Contoh yang jelas: kota Jogjakarta & Surakarta
dengan penggunaan konsep “Panotogomo
Kalifatullah”
• Adanya alun-alun
• Bangunan Masjid berada disekitar alun-alun
• Kota Jogja
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
33
THEOSENTRISME
34
• Kraton Jogja dan Ringin
Kurung
35
• Malioboro dan Tugu,
Jogja
36
THEOSENTRISME
• Alun-alun dan Masjid Kota
Bandung
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
37
• Dalam lingkup Perencanaan dapat diartikan “no where
land” atau khayalan atau impian
• Dalam budaya Jawa, terdapat slogan:
– Gemah ripah loh jinawi
– Tata titi tentrem karto raharjo
– Adil poro marto
• Saat ini?
– Jogja Berhati Nyaman
– Solo Berseri
– Malang Kota Bunga
• Akar Filosofi Utopia
– Humanisme (melahirkan Social Utopia) dan Naturalisme
(melahirkan Physical Utopia)
38
• SOCIAL UTOPIA
– Hipotesa: manusia akan lebih baik,
lebih bahagia, lebih produktif, lebih
religius apabila tatatan atau lembagalembaga kemasyarakatan diubah
– Tokohnya: Plato
• PHYSICAL UTOPIA
– Hipotesa: manusia akan lebih baik,
lebih sehat, lebih puas apabila
lingkungan fisik ditata secara serasi
– Bapak dari “Physical Utopia”:
Thomas More (abad 16, yg
terkenal dg konsep
“rotasi kehidupan
desa kota”
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
39
– Tokoh Lain Physical Utopia
• Robert Owen (1824) dengan konsep “A New View
of Sciety
• Le Corbusier (abad 20) dg Proposisinya “A city
made for speed is made for success”
– Kota sebagai mesin
– Kota sebagai konsentrasi pendudk
• Franks Lloyd Wright (abad 20)
– Konsepnya “Broadacre City” atau Kota skala besar
40
• Karya Le Corbusier
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
41
• Karya Le Corbusier
UTOPIANISME
42
43
• Kritik thd UTOPIANISME
– Utopia hanya memerinci keadaan di masa depan, tapi
tidak memerinci bagaimana cara menciptakan keadaan
tsb
– Kritik ini melahirkan konsep Perencanaan Lingkungan
Kota
• Pengaruh thd Perencanaan: ROMANTIC PLANNING:
– Mengembangkan nilai-nilai esensi kemanusianan yg
telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasi
– Nilai-nilai kemanusiaan ini dikembalikan atau dikaitkan
kembali dg lingk perdesaan, dimana udara bersih, open
space dg pohon-pohon menjadi perhatian/penekanan
perenc.lingk binaan
44
• Konsep Garden
City oleh Ebenezer
Howard
45
• Konsep Garden City oleh Ebenezer Howard
46
• Bagaimana di Indonesia?
– Bersamaan dengan datangnya era kolonialisme
– Di Eropa: sebagai reaksi atas dampak negatif
revolusi industri
– Di Indonesia: hanya sebagai “copy” dari Eropa
– Contoh
•
•
•
•
Jogja: Kawasan Kota Baru
Bandung: Kawasan Dago
Semarang: Kawasan Candi Baru
Malang: Kawasan Jalan Gunung-gunung
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
47
• Alun-alun Bunder Kota Malang
• Abad ke 19 diyakini sebagai abad pembangunan
modern, yg juga dikenal sebagai abad Positivisme
• Pembangunan dan kemajuan ditandai oleh dominasi
Ilmu Pengetahuan modern dan ilmu positif.
• Bapak Positivisme: August Comte (1798-1857),
karena aliran filfasat yg dihasilkan disebut sbg
Positivisme
• Makna Positivisme bagi Comte:
– Nyata, tidak khayal, menolak metafisika dan teologik,
bermanfaat & diarahkan pada pencapaian kemajuan,
pasti, jelas & tepat serta menuju kearah penataan &
penertiban
Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006
48
POSITIVISME
49
POSITIVISME
• Makna Pembangunan bagi Comte
– Suatu gerak positif, yaitu suatu gerak menuju ke arah
tingkat yg lebih maju dan lebih tinggi, yg dikendalikan
atau didominasi oleh cendekiawan dan industrialis
• Pengaruh thd Perencanaan adalah bahwa
Perencanaan:
1. Harus memiliki kapasitas reformasi sosial (mengubah
tatanan sosial)
2. Harus memiliki citra pasti
3. Merupkan cetak biru (blue print) dr suatu badan
perencanaan yg berisi perumusan-perumusan program
utk mencapai tujuan yg telah ditetapkan
50
POSITIVISME
51
POSITIVISME
4. Program-program pasti dilaksanakan di lapangan tanpa
perubahan
5. Mengarah kpd pekerjaan keteknikan (engineering) &
penerapan standar teknis dg pendekatan master plan
• Bagaimana di Indonesia?
– Muncul pada saat Indonesia mulai membangun
kotanya sendiri
– Pada th 1950-1970
•
•
positivisme menjadi penggerak dalam pembangunan harga
diri bangsa (nation nuilding)
Kota di Indonesia (khususnya Jakarta) dibangun dg bangunan
pencakar langit dan megaproyek (Monas, HI, Sarinah) utk
membuat sejajar dg kota besar di dunia
52
POSITIVISME
– Pada Tahun 1970-1980
• Pengaruh Positivisme berlanjut seiiring dengan oil boom
• Banyak megaproyek dibangun dg pendekatan “positive
planning” (blueprint oriented).
• Pusat kota bergeser dari pusat pemerintahan, sosial
budaya (Civic centre) menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi
• Muncul pusat-pusat ekonomi baru
– CBD (Central Business District) baru
– Pusat Industri baru (Pulau Gadung Jakarta, Palur Solo, SIER
Surabaya)
• Pembang. Kota identik dg pekerjaan ke-PU-an
53
• Jakarta
POSITIVISME
54
RASIONALISME
• Aliran Filsafat yg didasarkan pd kekuatan RASIO
atau AKAL BUDI
• Sumber Pengetahuan yang dapat dipercaya
adalah akal atau rasio
– Pengalaman empiris hanya berfungsi meneguhkan
pengetahuan yang diperoleh oleh akal
– Segala hal yg inderawi (sensual) disikapi secara
ragu-ragu, karena ia tidak pasti, relatif, berubahubah, dan menyesatkan
• Metode kerja yang dipakai oleh kaum rasionalis
adalah DEDUKTIF
55
RASIONALISME
• Tokoh Rasionalisme
– Rene Descrates (1596-1650)
– Blaise Pascal (1623-1662)
– Spinoza (1632-1677)
– Karl Raymond Popper (1902-1994)
Descrates
Pascal
K.Raymond Popper