Transcript Kelompok 4

PRESENTASI RESUME JURNAL
JURNAL 1
Faktors affecting pore structure and performance of poly (vynilidene
fluoride-co-hexafluoro propylene) asymmetric porous membrane
JURNAL 2
Pore blockage of organic fouling layer with highly eterogeneous stucture
in membrane filtration: Role of minor organic foulants
JURNAL 3
Comparisons of membrane fouling and separation efficiency in
protein/polysaccharide cross-flow microfiltration using membranes with
different morphologies
OLEH: KELOMPOK 4
DEASY ANINDYA P
MADANIYYAH MUSTIKA I
MUH. DIAL
OKY AMELIA
YUSI ADININGRUM
115100607111015
115100600111002
115100600111036
115100601111006
115100600111032
KELOMPOK 4
PENDAHULUAN




Pada bidang pemisahan membrane, membrane berpori hidrofobik
secara luas diaplikasikan pada membrane distilasi, osmotis distilasi,
supported liquid membrane, dan membrane kontraktor
Membrane hidrofobik asimetri membutuhkan metode yang sederhana.
Membrane ini mempunyai karakteristik lapisan pada layer atas yang
tipis.
Pada jurnal, terdapat beberapa factor yang memengaruhi struktur
pori dan kemampuan pemisahan. Factor-faktor tersebut adalah
konsentrasi polimer, tipe dan kandungan zat aditif, prepitating bath
composition dan suhu, waktu pemaparan serta kelembaban lingkungan.
Penentuan karakteristik
ultrafiltrasi
membran
ditentukan
dengan
metode
Jurnal 1
PENDAHULUAN

Pembentukan lapisan fouling pada permukaan membran dapat
mengurangi fluks dan meningkatkan Penurunan tekanan dari MBR .
Peran penting fouling
pada membran fouling tercatat saat
penyaringan sintetis air limbah , air limbah kota dan air limbah
pertanian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan distribusi
spasial EPS,
termasuk protein, asam nukleat dan polisakarida,
dalam fouling lapisan dari membran, dan memperjelas kontribusi
masing-masing dengan hambatan aliran permeat.
Jurnal 2
PENDAHULUAN

Mikrofiltrasi adalah salah satu metode yang paling efisien digunakan
untuk pemisahan 2 campuran komponen atau lebih

Untuk mengurangi efek membran fouling dilakukan
melalui seleksi
membran

Membran yang diujikan terdiri dari 3 jenis membran dengan morfologi
berbeda

Membran fouling dianalisis menggunakan SEM dan menggunakan CSLM
Jurnal 3
BAHAN DAN METODE
BAHAN
•
PVDF
•
PEG
METODE
Proses pembuatan membran
tidak dijelaskan tetapi untuk
variasi pengujian
o
•
TMP (trymethyl phosphate)
•
n-butyric acid
•
ethanol
o
o
Membran diberi perlakuan
variasi konsentrasi polimer
Membran diberi perlakuan
zat aditif (PEG)
Membran diberi perlakuan
n-butyric acid
Jurnal 1
BAHAN DAN METODE
1. Sampel
 Limbah - lumpur aktif.
 lumpur adalah sekitar 6.84
 Kebutuhan oksigen kimia (COD ) untuk lumpur dan
filtrat
Jurnal 2
2. Pewarnaan dan pencitraan CLMS
Porositas fouling diperkirakan berdasarkan gambar gabungan
• Volume V dan luas A massa yang solid dalam layer adalah 6,54 × 10 13m3 dan 2,77×10 - 7M2
• Porositas dihitung melalui menghitung jumlah pixel foulant dan pori nomor
pixel dan kemudian membagi jumlah pori pixel dengan Jumlah pixel (padat
pixel + pori pixel)
• Volume V dihitung dengan mengalikan jumlah pixel dengan volume pixel
(1.86 µM×1.86 µM× 1,86 µm); padat permukaan massa luas A dihitung
dengan mengalikan luas unit permukaan (permukaan antara padat dan pori
piksel, 1,86 µm×1.86µM)
Jurnal 2
3. Perhitungan CFD
Aliran air seragam diterapkan pada jarak 30 kali ketebalan lapisan
fouling jauh dari permukaan atas lapisan fouling.
• permeabilitas lapisan pengotoran dihitung sebagai perbandingan
1. Porositas yang sama ( 0.444 )
2. Volume ( 6.54×10 - 13m3 ) dan daerah (2,77×10 - 7M2 ) dari
fouling yang lapisan menggunakan bola yang seragam dengan
diameter d = 6 V / A = 14.2 µ m . Rata-rata permeabilitas K
dapat dihitung dengan,
Jurnal 2
BAHAN DAN METODE
BAHAN
•
•
•
•
•
Sampel protein dan polisakarida :
BSA (Bovine Serum Albumin ) dan
dekstran
3 macam membran
Dua buah pelat sejajar sistem
aliran mikrofiltrasi
Saluran penyaring yang
memanjang dengan ukuran 1.0 x
10-3 m, lebar 2.0 x 10-2 m dan
panjang 5.5 x 10-2m
a. Membran PVDF
b. Membran MCE
c. Membran PC
Campuran BSA dan dekstran
Jurnal 3
METODE
1. Aliran Mikrofiltrasi
Dua buah pelat sejajar sistem aliran mikrofiltrasi
Jurnal 3
METODE
2. Aliran Resistensi Filtrasi
Persamaan Resistensi Filtrasi :
•
resistansi filtrasi dihitung dengan
memasukkan fluks filtrasi dan data
tekanan ke persamaan
3. Aliran membran fouling
Dianalisis dengan SEM dengan
menggunakan Leo-1530 (Field Emission
Scanning Electron Microscopy or
Confocal Scanning Laser Microscopy
(CSLM)).
 Dua pewarna Isothiocyanate dan
concanavalin Atetramethylrhodamine Conjugate
(ConA) dipilih untuk pencelupan
BSA dan dekstran dan masingmasing dianalisis menggunakan
CSLM.
 Konsentrasi BSA dan dekstran
dalam filtrat diukur dengan
menggunakan HPLC
Jurnal 3
PEMBAHASAN

Konsentrasi polimer
Membrane diperi perlakuan konsentrasi polimer 26,5 wt%, 16,7 wt%, dan
9,1 wt%.

Tipe dan kandungan zat aditif
Terdapat perbedaan bentuk poros antara membran yang ditambah zat
aditif dengan membran tanpa zat aditif
Jurnal 1
Prepitating bath composition
Pada perlakuan ini yaitu dengan mencelupkan membran ke dalam
campuran nonsolvent maka dapat menekan pori membran yang besar.

Suhu bath pada struktur membrane
Kenaikan suhu <40OC dapat meningkatkan mobilitas makromolekul
sehingga mempercepat proses filtrasi.
 Pengaruh kelembaban
Peningkatan kelembaban memperluas ukuran pori membran

Jurnal 1
PEMBAHASAN
1. Struktur 3D dari EPS
Struktur 3D mengungkapkan distribusi yang sangat heterogen
antara protein, asam nukleat, polisakarida-d-glukopiranosa α, dan
β - polisakarida d-glukopiranosa di permukaan membran

Protein membentuk kelompok dan sel-sel (asam nukleat) yang
didistribusikan dalam bentuk tersebar.

Polisakarida α-D-glukopiranosa agak jarang didistribusikan
Jurnal 2
2. Distribusi Vertikal Isi Padat
Gambar . 1 menyajikan fraksi ratarata volume komponen yang
berbeda, serta gambar gabungan,
dalam arah ketebalan lapisan
fouling. Polisakarida β–D–
glukopiranosa adalah kontributor
utama fraksi padat dari lapisan
fouling, menduduki lebih dari 80 %
dari volume (pori-pori) dari lapisan
fouling
Jurnal 2
3. Distribusi Flux
Gambar. 2 menyajikan distribusi fluks di
lapisan fouling . Vektor adalah arah arus
intra-layer. Lebih dari 90% dari fluks
terkonsentrasi dalam waktu kurang dari
20% dari fouling yang berlapis, sehingga
percepatan kecepatan aliran lokal
maksimum 20 kg m-2 s-1, jauh lebih
tinggi dari yang areaaveraged dengan
nilai (0.42 kg m2-s-1 )
Jurnal 2
4. Penurunan Tekanan dan Permeabilitas
Gambar.3 menyajikan distribusi
tekanan sepanjang permeat
mengalir ke arah dalam lapisan
fouling (simbol persegi). tekanan
pada jarak yang berbeda dari
membran atas adalah rata-rata
pada keadaan normal terhadap
arah aliran. Di pintu keluar bawah,
tekanan diatur ke nol sebagai
referensi. Permeabilitas lapisan
fouling dihitung menjadi 1,69×1013m2.
Jurnal 2
Gambar. 4. Distribusi
permeabilitas lokal di lapisan
fouling dan lapisan untuk
setiap komponen. Garis
putus-putus menunjukkan
hasil untuk lapisan
permeabel seragam.
Jurnal 2
Gambar. 5. Penyumbatan pori-pori (hitam) pada 6-7 m dari dasar pada
lapisan polisakarida (a) β -d-glukopiranosa polosakarida (B) β -D
glukopiranosa lapisan polisakarida dan protein; (c) β -d-glukopiranosa
lapisan polisakarida dan asam nukleat dan (d) β -d-glukopiranosa lapisan
polisakarida danα-d-glukopiranosa polisakarida.
Jurnal 2
PEMBAHASAN
1. Efek tekanan membran pada fluks filtrasi
Jurnal 3
2. Efek kecepatan aliran pada fluks filtrasi
Jurnal 3
3. Perbandingan berbagai resistensi filtrasi pada aliran
mikrofiltrasi
Jurnal 3
Zat terlarut adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi efisiensi pemisahan, yang
didefinisikan sebagai:
dimana Cb dan Cp adalah konsentrasi zat terlarut
dalam suspensi massal dan masing – masing filtrat.
Jurnal 3
KESIMPULAN
Membran dengan karakteristik pori yang baik
adalah membran dengan perlakuan konsentrasi
polimer 16,7 wt% ; tidak ada penambahan zat
aditif; mencelupkan membran pada larutan nonsolvent; dengan kelembaban sedang dan suhu
yang tidak lebih dari 400C
Jurnal 1
KESIMPULAN
Struktur EPSS dalam lapisan fouling sangat rinci
dengan menggunakan
Teknik pencitraan CLSM.
Polisakaridaβ-D-glukopiranosa membentuk lapisan
kontinyu dan disajikan komponen utama dalam
bagian bawah lapisan fouling. Sekitar 80%
penurunan tekanan pada lapisan fouling terjadi
pada 1/3 dari tebal lapisan bawah. Polisakarida
β-D-glukopiranosa dianalisis menjadi
kontributor
utama dalam penurunan tekanan dan permeabilitas
yang rendah.
Jurnal 2
KESIMPULAN




Fluks Filtrasi meningkat seiring dengan meningkatnya
kecepatan aliran atau tekanan membran
Tipe membran dan tekanan membran adalah faktor yang
paling penting yang mempengaruhi blocking pori internal
Membran MCE dan PVDF mengalami membran fouling yang
paling tinggi dikarenakan struktur jaringannya yang
berliku-liku
Membran PVDF mengalami transmisi zat terlarut tertinggi,
sedangkan membran PC mengalami transmisi zat terlarut
terendah
Jurnal 2