pendapatan nasional 1

Download Report

Transcript pendapatan nasional 1

BAB 7
PENDAPATAN NASIONAL
KOMPETENSI DASAR :
1. Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN
2. Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan
nasional
KELAS X (Sepuluh)
SMA
Peta Konsep
Pendekatan produksi
Metode Perhitungan
Pendekatan pendapatan
Pendapatan Nasional
Pendekatan pengeluaran
Macam-macam
Pendapatan Nasional
Pendapatan Per Kapita
GDP
GNP
NNP
NI
PI
DI
Perbandingan pendapatan per
kapita Indonesia dengan
negara lain
Indeks Harga
Macam-macam inflasi
Inflasi
Dampak inflasi terhadap
perekonomian
A. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional merupakan gabungan hasil kegiatan dari para
pelaku ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, pendapatan nasional
diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara
dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Untuk menghitung besarnya pendapatan nasional suatu negara
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu :
Pendekatan produksi atau pendekatan
nilai tambah
Pendekatan pendapatan
Pendekatan pengeluaran
1. Pendekatan Produksi atau Pendekatan Nilai Tambah
(Value Added Approach)
Kita misalkan dalam suatu perekonomian hanya ada satu sektor
saja, yaitu sektor kegiatan yang berkaitan dengan produksi
gandum. Misalnya, seorang petani menghasilkan gandum dan
dijual dengan harga Rp50,00. Selanjutnya, gandum diproses dan
diolah menjadi tepung terigu. Setelah menjadi tepung terigu,
dijual dengan nilai Rp75,00. Tepung terigu itu dibeli oleh
pengusaha roti dan diolah menjjadi satu potong roti yang dijual
dengan harga Rp100,00. Pendapatan yang ditimbulkan dari
kegiatan ini merupakan nilai produksi akhir, yaitu sebesar
Rp100,00.
1. Pendekatan Produksi atau Pendekatan Nilai Tambah
(Value Added Approach) (lanjutan)
Bisa dilihat dari nilai tambahnya, dengan anggapan petani gandum
tersebut tidak mengeluarkan biaya, berarti ada nilai tambah
sebesar Rp50,00. Pengusaha tepung terigu mendapatkan gandum
dngan harga Rp50,00. Karena nilai tepung terigu tersebut sebesar
Rp75,00, maka dari usahanya ada nilai tambah sebesar Rp25,00.
Selanjutnya, pengusaha roti membuat roti dengan tepung terigu
tersebut sebagai bahan bakunya dengan harga Rp75,00, dan
menjual roti dengan harga Rp100,00. Ini berarti ada nilai tambah
dalam pembuatan roti, sebesar Rp100,00 dikurangi Rp75,00 =
Rp25,00. Jadi, secara keseluruhan nilai tambah yang diciptakan
dari seluruh kegiatan di atas adalah Rp50,00 + Rp25,00 +
Rp25,00 = Rp100,00.
Contoh Pendekatan Produksi
Nilai tambah dalam produksi minuman bersoda akan
dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan produksi.
2. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan ini menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh
masing-masing individu yang terlibat dalam suatu kegiatan produksi.
Berdasarkan contoh di atas, petani akan menerima upah sedangkan
pengusaha tepung terigu dan pengusaha roti akan menerima laba.
Misalnya, pada kegiatan pengolahan gandum menjadi tepung terigu.
Pengusaha tepung terigu menyewa mesin penggiling sebesar Rp10,00
dan meminjam modal dari bank dengan bunga sebesar Rp5,00, maka
setelah menjadi tepung terigu dihasilkan nilai tambah sebesar Rp25,00.
Dari kegiatan tersebut dapat diketahui penghasilan pengusaha tepung
terigu hanya Rp10,00, sedangkan Rp10,00 diserahkan kepada pemilik
mesin sebagai biaya sewa, dan Rp5,00 digunakan untuk membayar
bunga pinjaman dari bank.
2. Pendekatan Pendapatan (lanjutan)
Bila upah/gaji, sewa, bunga, dan laba dari seluruh kegiatan mulai
dari petani gandum hingga pengusaha roti dijumlahkan :
50 + 10 + 5 + 10
upah
petani
sewa
mesin
bunga
bank
laba
pengusaha
+
25
laba
penjualan
Maka nilainya akan tetap sebesar Rp100,00. Jadi pendekatan
pendapatan ini sama saja dengan penjumlahan dari upah/gaji,
bunga, sewa, dan keuntungan/laba.
2. Pendekatan Pendapatan (lanjutan)
Jika dirumuskan dalam suatu model, maka perhitungan
pendapatan nasional adalah sebagai berikut :
Y = r+w+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
w = Wages (upah)
r = Rent (sewa)
i = Interest (bunga modal)
p = Profit (laba pengusaha
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
diperoleh dengan cara menjumlahkan pengeluaran semua unitunit (satuan-satuan) ekonomi yang ada dalam perekonomian.
Adapun satuan ekonomi itu terdiri atas rumah tangga konsumen,
perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Pengeluaran rumah
tangga konsumen disebut konsumsi (C), pengeluaran perusahaan
disebut investasi (I), pengeluaran pemerintah diberi simbol G, dan
pengeluaran sektor luar negeri merupakan ekspor neto atau
selisih antara ekspor dan impor (X –M).
Dengan demikian, pendapatan nasional menurut pendapatan pengeluaran
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = Pengeluaran konsumsi rumah tangga konsumen
I = Pengeluaran investasi rumah tangga produsen
G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Contoh Pendekatan Pengeluaran
Kita asumsikan bahwa gambar di atas adalah kegiatan
membeli es krim yang sedang dilakukan oleh manusia
(dalam kasus ini adalah anak-anak)..
Pengeluaran rumah tangga konsumen dihitung dalam
pendekatan pengeluaran.
Lihat sebentar ….
Wawasan.docx
Peta Konsep
B. INDIKATOR PENDAPATAN
NASIONAL
Apabila dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian, pndapatan nasional dapat diketahui dengan melihat beberapa
indikator sebagai berikut :
1. Produk
Domestik
Bruto (PDB)
2. Produk
Nasional Bruto
(PNB)
3. Net National
Producct
(NNP)
4. National
Income (NI)
5. Personal
Income (PI)
6. Disposable
Income (DI)
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Jumlah hasil dari semua kegiatan produksi yang dilakukan oleh
semua produsen dalam suatu negara dari berbagai sektor ekonomi
dalam satu tahun disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Angka
agregat ini tidak sama dengan jumlah produksi barang dan jasa
secara keseluruhan. Dalam jumlah produksi barang dan jasa ada
kemungkinan terjadi perhitungan dua kali bahkan lebih. Oleh
karena itu, Produk Domestik Bruto didefinisikan sebagai jumlah
nilai tambah bruto dari semua sektor dan diperoleh sebagai selisih
antara produksi yang dinilai atas dasar harga jual, dikurangi nilai =
pemakaian bahan baku dan bahan penolong.
1. Produk Domestik Bruto (PDB) (lanjutan)
Selain PDB, Anda juga tentu mengenal Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto
merupakan jumlah hasil akhir dari semua kegiatan produksi yang
dilakukan oleh semua produsen pada skala regional atau dapat
dikatakan pula sebagai catatan tentang jumlah nilai rupiah dari
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh perekonomian di suatu
daerah (provinsi/kabupaten/kota) dalam waktu satu tahun. Untuk
keperluan analisis ekonomi serta perencanaan pembangunan di
daerah, PDRB ditampilkan menurut kontribusi sektor kegiatan
ekonomi atau lapangan usaha.
1. Produk Domestik Bruto (PDB) (lanjutan)
Untuk menghitung PDB untuk suatu negara dan PDRB untuk
suatu daerah perekonomian dibagi menjadi sembilan sektor yang
meliputi :
a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan;
b. Sektor pertambangan dan penggalian;
c. Sektor industri pengolahan;
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih;
e. Sektor bangunan;
f. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran;
g. Sektor pengangkutan dan komunikasi;
h. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;
i. Sektor jasa-jasa.
2. Produk Nasional Bruto (PNB)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau sering disebut juga Gross
National Product (GNP) didefinisikan sebagai nilai pasar untuk
semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian selama satu tahun. Oleh sebab itu, semua barang
dan jasa yang dihasilkan dalam tahun tersebut dihitung sebagai
bagian dari PNB tanpa memperhatikan apakah barang itu dijual
atau tidak. Seandainya ada produksi yang dihasilkan lalu hanya
disimpan di gudang maka produk tersebut tetap dihitung sebagai
PNB pada tahun yang bersangkutan.
Produk Domestik Bruto harus dibedakan dengan Produk Nasional
Bruto.
2. Produk Nasional Bruto (PNB) (lanjutan)
Karena PDB maupun PNB hanya mengukur tentang produksi pada
suatu tahun tertentu maka banyak transaksi pasar yang tidak dihitung
dalam perhitungan PDB maupun PNB, diantaranya sebagai berikut :
a. Transaksi untuk barang bekas
Transaksi barang bekas tidak diperhitungkan dalam PDB atau PNB
tahun ini karena sudah dihitung kontribusinya terhadap PDB dan
PNB pada tahun yang lampau.
b. Keuntungan modal ataupun kerugian modal (capital gains and
capital losses)
Kerugian atau keuntungan yang timbul karena adanya kenaikan
atau penurunan harga barang modal seperti mesin dan gedung
tidak diperhitungkan atau dimasukkan dalam PDB atau PNB
karena hal itu tidak disebabkan oleh adanya produksi saat itu.
2. Produk Nasional Bruto (PNB) (lanjutan)
Kegiatan lain yang sifatnya tidak legal (tidak sah)
Produksi yang tidak sah juga tidak diperhitungkan dalam PDB
atau PNB, misalnya kegiatan penyelundupan. Karena
produksi barang-barang tersebut tidak legal maka sulit sekali
diperkirakan baik jumlah produksi maupun harganya.
d. Kegiatan ibu rumah tangga
Seorang ibu yang bekerja di rumah misalnya memasak,
berarti menghasilkan jasa dan tentu saja ada nilai tambahnya.
Namun karena jasa tersebut tidak dipasarkan maka tidak
dihitung di dalam PDB maupun PNB.
c.
Barang-barang hasil penyelundupan tidak diperhitungkan
dalam PDB.
Penyelundupan kayu
Penyelundupan barang di
dermaga
3. Net National Product (NNP)
Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih
merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi
penyusutan barang modal. Dengan demikian, penghitungan NNP
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NNP = GNP – Penyusutan Barang
4. National Income (NNP)
National Income (NI) atau Pendapatan Nasional adalah jumlah
seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam periode
tertentu, biasanya satu tahun, setelah dikurangi pajak tidak
langsung (indirect tax). NI dapat dirumuskan sebagai berikut :
NI = NNP – Pajak Tidak Langsung
5. Personal Income (PI)
Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan adalah jumlah
seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dan benar-benar
sampai ke tangan masyarakat. Oleh karena itu, PI dapat
dirumuskan sebagai berikut :
PI = (NI + Transfer payment) – (Iuran jaminan sosial +
Iuran asuransi + Laba ditahan + Pajak perseorangan)
6. Disposable Income (DI)
Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang diterima masyarakat
yang siap dibelanjakan penerimanya. Oleh karena itu, DI sebagai
berikut :
DI = PI – Pajak Langsung
Lihat sebentar ….
Peta Konsep
Pendapatan
Nasional 2.docx
C. MANFAAT MEMPELAJARI
PENDAPATAN NASIONAL
Secara umum, tujuan mempelajari pendapatan nasional tidak lain adalah
untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan perekonomian suatu
negara. Jadi, kalau ingin mengetahui apakah suatu perekonomian itu
berkembang atau tidak, lihat saja bagaimana kecenderungan kondisi
pendapatan nasionalnya. Namun, yang umum dipakai sebagai indikator
pertumbuhan suatu perekonomian adalah PNB per kapita.
Adapun manfaat mempelajari pendapatan nasional, anatara lain sebagai
berikut :
Untuk mengetahui struktur
ekonomi suatu negara.
Membandingkan perekonomian
antar daerah.
Membandingkan perekonomian
dari waktu ke waktu.
Bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk merumuskan
kebijakan.
TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR
Titis Nur Setianingrum
A 210 100008
FKIP Pendidikan Akuntansi
pendapatan per kapita
negara-negara di
dunia.docx