ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN

Download Report

Transcript ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN

ETIKA PROFESI KETEKNIKAN
PERTANIAN
Oleh
Prof. Dr. Ir. Sumardi HS, MS.
Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS.
Bismillahhirohmanirohim
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan
maha penyayang
Diantara kita disini jumlahnya ditambah sat
yaitu Allah
Evaluasi diri dengan mengenal diri
1. Siapa saya
2. Dimana saya
3. Mau kemana saya
Fisik atau tubuh kita terdiri antara lain:
1. Kaki
2. Tangan
3. Mulut
4. Hidung
5. Mata
6. Telinga
Tingkatan kecerdasan manusia diantaranya:
1. IQ = Kecerdasan intelektual = fisik= Rogo
2. EQ=Kecercasan emosional=roso =jiwo
3. SQ= kecerdasan speritual = hati= sokmo
Nilai dasar menuju prestasi gemilang:
1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Visioner
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Adil
7. Peduli
Suara hati manusia diantaranya:
1.Ingin memberi
2.Kasih dan sayang
3. Ingin maju
4.Ingin tahu
5. Ingin bersih
6. Memelihara
7. Menolong
8. keindahan
Tangga Kepemimpinan:
Tingkat 1: Pemimpin yang dicintai
Tingkat 2: Pemimpin yang dipercaya
Tingkat 3: Pembimbing
Tingkat 4: pemimpin yang berkepribadian
Tingkat 5: Pemimpin yang abadi
1. PENDAHULUAN
Apakah Etika?
Kata Etika atau etik berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Dapat juga diartikan
norma-norma, kaidah-kaidah dan ukuranukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
Profesi adalah kelompok sosial manusia.
Etika :
dirupakan dalam bentuk aturan (kode) tertulis
yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logikarasional umum dinilai menyimpang dari kode
etik.
Etika
dalam pergaulan hidup bermasyarakat,
bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional diperlukan suatu sistem yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan
dikenal dengan sebutan sopan santun, tata
krama, protokoler dll.
Dengan demikian
1. etika akan memberikan semacam batasan
maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok
sosial.
2. etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “ self control” karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok sosial (profesi)
itu sendiri
Profesional :
merupakan kelompok yang berkeahlian dan
berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
dan berstandar tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahiran
yang tinggi itu hanya dikontrol dan dinilai
dari dalam 0leh rekan sejawat, sesama
profesi sendiri.
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI
1.1 Pengertian Etika dan Etika Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika
akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai
"the discipline which can act as the performance
index or reference for our control system".
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self
control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri.
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in
mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas
akan diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
1.2 Etika dan Estetika
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat
yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika
tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam
norma.
Norma dibagi lagi menjadi norma hukum,norma moral,
norma agama dan norma sopan santun.
Norma hukum berasal dari hukum dan perundang
undangan,norma agama berasal dari agama sedangkan
norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun
berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma
moral berasal dari etika.
1.3 Etika dan Etiket
• Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette)
berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan
etiket yaitu:
• etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah
tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai
binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun
etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara
normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia
dan dengan demikian menyatakan apa yag harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru
karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut
sering dicampuradukkan.
Perbedaan antara etika dengan etiket
1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan
cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah
kalangan tertentu.
Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah
sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.
Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam
harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan,
dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan
mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika
memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut,
memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun
munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin
munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang
yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
1.4 Etika dan Ajaran Moral
• Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat
pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat
pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan
bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan
rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa
yang bernilai serta kewajiban manusia.
• Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran
moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan
ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas
yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan
normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral
melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral
yang sebenarnya).
Pluralisme moral diperlukan karena:
1. pandangan moral yang berbeda-beda karena
adanya perbedaan suku, daerah budaya dan
agama yang hidup berdampingan;
2. modernisasi membawa perubahan besar dalam
struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang
akibatnya menantang pandangan moral
tradisional;
3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai
penuntun kehidupan, masing-masing dengan
ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia
harus hidup.
Menurut Ahli:
1. Drs. OP Simorangkir: etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berperilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk,
sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H Burhanudin Salam: etika adalah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan noma
moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang
terdapat di antara sekelompok manusia.
Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.
Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya
menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan
moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan
kebaikan
manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya
merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya
sebagai suami atau isteri.
• Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun,
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun.
Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau
sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber
Etika dan Moralitas
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral.
Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau
nalar,pada argumentasi yang bersedia untuk
dipersoalkan tanpa perkecualian.
Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah
sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan
pengertian dangkal.
Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.
Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral
yang seharusnya.
Etika dan Agama
• Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang
tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan
orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu
memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan
sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak
puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga
ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat
membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan
interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat
maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak
disinggungsinggung
dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen
yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri
pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada
wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada
mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang
dari semua agama dan pandangan dunia.
1.5 Istilah berkaitan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos,iktikad
dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari
apa yang baik dan buruk.
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul
atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila
seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau
terpencil atau di
tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis
menanyakan usia pada seorang wanita.
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada
ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam
pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh
sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode atika atau kode etik
artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi
yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam
2.TEORI ETIKA
Teori etika sebenarnya cuma meningkatkan keamanan,
kegembiraan dan kesejahteraan manusia.
Peraturan etika melibatkan semua orang yang bertujuan
untuk mencapai keputusan yang baik untuk manusia
sejagat.
Perilaku yang tidak beretika, walaupun tidak melanggar
undang-undang boleh menjejaskan kerjanya dan reputasi
kita.
Etika juga merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji
tentang moral, prinsip moral, kaedah moral dan tindakan
serta kelakuan manusia yang betul.
Pengenalan : Teori Etika
French dan Granrose (1995) :
set panduan/peraturan bertingkahlakumenyelesaikan konflik terhadap keinginan
Buchnolz (1989) : sistem –panduan tingkahlaku
Shea (1988 : 17) : prinsip bertingkahlaku yang
mengawal individu atau profesion dan sebagai
satu standard tingkahlaku
Perkembangan Teori Etika
Etika bermula di zaman purba apabila ahli-ahli falsafah hanya
memberikan tumpuan kepada kebaikan moral.
Socrates (469-399 B.C.) menggunakan pendekatan
yang mencoba dan menggalakkan rekan-rakannya untuk berfikir
tentang kebaikan dan kesehatan roh.
Ide utama Socrates tentang etika adalah berhubung dengan
menyakinkan orang agar berakhlak mulia.
Socrates mengatakan bahwa kebahagian adalah mustahil
diperoleh tanpa memiliki kebaikan moral dan tindakan yang tidak
beretika akan mengganggu orang lain, beliau menganggap
orang yang tidak beretika sebagai orang yang lemah dan
mempunyai psikologi yang tidak sihat.
Plato (428-348B.C.) mengkaji hubungan etika
dan personaliti manusia
Kebaikan moral adalah suatu imbangan dan
harmoni di kalangan perbedaan yang wujud
dalam roh
Kebaikan moral sebagai suatu keperluan
terhadap kesihatan roh tetapi kebaikan yang
sejati adalah sukar dicapai
Mengikut Plato kebaikan moral adalah berada di
bahagian dalaman intelektual
Aristotle (384-322B.C.) pula, beliau melihat kebaikan
moral agak berbeda daripada Plato danSocrates di
mana beliau menyatakan bahwa kebaikan moral
mempunyai hubungan yang sedikit dengan
intelektual tetapi lebih kepada sifat (character) atau
personaliti.
Plato dan Socrates pula mengatakan beretika itu
mempunyai hubungan yang rapat antara kebaikan
moral dan personaliti yang sehat.
Bagaimanapun ketiga-tiga ahli falsafah ini berpendapat
bahwa kebajikan seseorang itu bergantung
sepenuhnya dan berada dalam tangan seseorang itu.
Sekiranya etika dahulu menekankan kebaikan moral
dan rasionalnya, etika modern banyak menfokuskan
kepada menentukan sifat-sifat beretika menerusi
tindakan.
Etika modern telah membentuk dua persaingan yaitu :
1.tindakan yang mempunyai sifat etika dalam dan
memerlukan status moral dari pada akibat
(consequences) yang dibuat
2. tindakan itu sama ada betul atau salah.
Dahulunya ia dikenali sebagai Teologikal dan
sekarang dikenali dengan Deontologikal yaitu
pendekatan kepada etika.
Penyataan dalam Teori Etika
1. Etika deskriptif.
Merupakan suatu disiplin yang membicarakan tentang sejarah
sistem moral.
Etika deskriptif memberitahu bagaimana ahli masyarakat harus
bertingkahlaku, apakah peraturan yang digunakan dan dianuti
dalam sebuah masyarakat dan sebagainya.
Etika deskriptif menyadarkan manusia bahwa terdapat berbagai
sistem moral yang bersifat relatif di muka bumi ini : etika
Kristian, Buddha, Islam, Yahudi, Hindu etc
Etika deskriptif menyatukan bentuk atau karektor sesuatu sistem
moral yang ada tanpa membuat penilaian, pengadilan dan
keputusan terhadap sistem tersebut.
ETIKA DESKRIPTIF:
yaitu etika yang berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang perilaku atau sikap yang mau
diambil.
Penyataan dalam Teori Etika
2. Etika normatif.
Merujuk kepada panduan dan peraturan yang
berkaitan dengan tingkahlaku yang baik dan
jahat.
Etika normatif juga menjurus kepada kenyataan
yang memberitahu apa yang mesti dilakukan dan
apa yang betul.
Etika normatif menilai, mengkritik dan membuat
keputusan terhadap sistem moral yang ada di
samping menerangkan sesuatu undang-undang
moral yang dianggap terbaik, bukan undangundang moral yang sedia ada dan sedia diterima.
Etika normatif mengemukakan sistem moral yang piawai
berpandukan sistem sedia ada.
Etika normatif menyadarkan kita bahwa tidak semua nilai
moral berubah mengikuti perubahan masa tetapi ada yang
terus kekal dipelihara meskipun budaya mengalami
perubahan.
Inilah yang dikatakan sebagai nilai mutlak dan biasanya
berkaitrapat dengan agama.
Golden Rule merupakan contoh prinsip etika normatif klasik.
Jika mau orang melakukan perkara yang baik kepada kita,
kita perlu melakukan perkara yang baik juga kepada orang
lain.
ETIKA NORMATIF:
etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dalam hidup sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif
memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan
Etika Normatif:
1. Etika Umum:
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolok ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan.
2. Etika Khusus:
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan bisa: bagaimana mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan
didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar, atau bagaimana saya menilai
perilaku sendiri atau orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis.
Etika Khusus:
1.Etika individual: yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2.Etika sosial: yaitu berbicara mengenai
kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
Etika Sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan idiologiidiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Macam Etika Sosial:
1.Sikap terhadap sesama
2.Etika keluarga
3.Etika Profesi
4.Etika politik
5.Etika lingkungan
6.Etika idiologi
Variabel penilaian Etika:
1.Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya
tidak baik
2.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya
kelihatannya baik
3.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya juga
tidak baik
4.Tujuan baik, cara pencapaiannya juga terlihat
baik
Teori dan Aliran Pemikiran
1. Teologi : Teori ini melihat kebaikan dan keburukan
sesuatu tindakan. Sesuatu perbuatan itu tidak
diketahui sama ada baik atau buruk sehinggalah
melihat kepada kesannya.
vs
2. Deontologi atau non consequentialist : Teori
deontologi ini berasaskan kepada prinsip asas yaitu
kewajipan manusia. Teori ini berasal daripada
perkataan Greek, deon iaitu duty yang merujuk
kepada kewajipan individu.
Teori Deontologi diperkenalkan oleh Immanuel Kant
(1724-1804).
◦ Berasaldari kata deon yang berarti: apa yang
harus dilakukan atau KEWAJIBAN harus sesuai
dengan prosedur dan teori.
◦ Menurut Kant hakekat sesuatu “YANG BAIK”
adalah NIAT YANG BAIK
 Deontologi Aturan: suatu tindakan dilakukan
menurut kaidah yang dikehendaki dan dapat
diberlakukan secara umum
 Deontologi Situasi: suatu tindakan yang secara
moral dibenarkan adalah jika tindakan itu dapat
dijadikan aturan umum di mana semua orang akan
bertindak sama dalam situasi itu.
AVSH - EB MM IPB 2008
46
Teori deontologi aturan menghadapi masalah ketika:
 Ada dua norma bertentangan
 Semua aturan moral kadang-kadang
memunculkan pengecualian.
SOLUSI
 Kewajiban moral bersifat prime facie (WD Ross).
 Melalui teori Deontologi situasi (Imannuel Kant)
(dengan tiga kriteria):
 Reversibility (able to be changed or
undone)
 Universability (relating to the universe or
everything; relating to whole word)
 Penghargaan terhadap martabat manusia.
AVSH - EB MM IPB 2008
47
 Teori Teleologi mengandung makna tentang adanya upaya
membedakan tujuan, hasil, sasaran dan akibat dari suatu
tindakan dari sudut pandang APA & SIAPA yang melakukan.
 Dari sudut Apa dikenal dua versi teleologi, yaitu:
 Hedonisme, yang merupakan gambaran suatu situasi
dimana seseorang bertindak sedemikian rupa sehingga
mencapai kenikmatan yang paling besar
 Eudaimonisme, yaitu situasi dimana seseorang Bertindak
sedemikian rupa sehingga mencapai kebahagiaan;
 Dari sudut Siapa dikenal DUA versi egoisme etis yaitu:
Egoisme Hedonistik: bertindak sedemikian rupa
sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar
 Egoisme Eudamonistik. bertindak sedemikian rupa
sehingga mencapai kebahagiaan terbesar
AVSH - EB MM IPB 2008
48
Teori dan Aliran Pemikiran
3. Subjektif. Penilaian terhadap sesuatu etika
berdasarkan kepada penilaian diri sendiri. Individu
berhak meletakkan nilai sama ada baik atau
sebaliknya. Perasaan peribadi terlibat dalam menilai
dan menentukan baik buruk sesuatu tindakan.
vs
4. Objektif. Kode moral adalah bebas dari
kepentingan individu. Baik dan buruk tidak bersandar
kepada sikap individu tetapi wujud dengan sendirinya
Teori dan Aliran Pemikiran
5. Naturalisme. Sesuatu perbuatan itu baik atau
buruk bergantung kepada pengalaman keseronokan.
‘Baik’ perlu dijelaskan dalam bentuk kualiti fakta alam
seperti memenuhi keperluan manusia, mendatangkan
kebahagiaan, kenikmatan dan sebagainya kepada
manusia.
vs
6. Non Naturalisme. Moral adalah sesuatu yang
unik dan tidak boleh dikelaskan. Sesuatu perlakuan
itu baik kerana ianya memang baik.
Teori dan Aliran Pemikiran
7. Relativisme. Sesuatu yang dianggap baik oleh satu
masyarakat tidak mungkin dianggap sedemikian oleh
masyarakat yang lain. (barat-timur) Ini bererti
masyarakat yang berlainan memberikan nilai moral
yang berbeda bagi tingkahlaku yang serupa.
vs
8. Absolutisme. Prinsip moral berbeda dari satu
budaya dengan budaya yang lain. Bagaimanapun prinsip
asas sejagat adalah sama. Misalnya, semua masyarakat
meletakkan nilai yang tinggi kepada kebaikan.
Teori Utilitarianisme
Teori ini merupakan suatu aliran atau dimensi di bawah teori etika
Teologikal yang juga dikenali sebagai consequentialism.
Utilitarianisme adalah doktrin moral yang mengkehendaki manusia supaya
bertindak untuk menghasilkan kebaikan secara maksimum.
Kebaikan ini termasuklah kegembiraan atau keseronokan kepada semua
pihak.
Tindakan dikatakan sebagai bermoral jika menghasilkan kegembiraan yang
maksimum.
Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) adalah dua
orang tokoh yang dikaitkan dengan teori ini.
Bentham mengenal 7 elemen yang perlu dipertimbangkan untuk
mengukur keseronokan mencipta kalkulus Hedonistik Bentham
yang memberi skala antara –10 hingga +10.
Elemen yang dimaksudkan oleh Bentham ialah: intensiti, jangka
masa, kepastian, kesegeraan, kesadaran, keberkesanan dan had
atau batasan.
1. Intensiti bermaksud kedalaman. Sejauh manakah dalamnya
kesan pengalaman terhadap seseorang.
2. Jangka masa. Berapa lamakah keseronokan atau kesengsaraan
akan berakhir?
3. Kepastian. Adakah anda pasti sama ada mengalami keseronokan
atau kesengsaraan akibat sesuatu yang berlaku.
4. Kesegeraan. Kepantasan anda mengalami rasa seronok
atau sebaliknya.
5. Kesedaran. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa
seronok pada masa akan datang?
6. Keberkesanan. Apakah kemungkinan anda mengalami
rasa sengsara pada masa hadapan?
Mangsa tragedi selalunya senantiasa berasa takut dan risau
7. Had atau batasan. Berapa kerapkah kesengsaraan dan
keseronokan dicetuskan dalam kehidupan orang lain?
Jika jumlah skor kesengsaraan melebihi keseronokan maka
sesuatu perbuatan tersebut adalah sememangnya salah
dan tidak beretika.
Mill membedakan antara keseronokan dengan memasukkan
aspek kualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus.
Menurut Mill, petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti
tinggi/rendah, baik/buruk, objektif/subjektif, dan
baru/lama. Faktor yang boleh mempengaruhi keseronokan
pula ialah kecerdikan, pendidikan, sensitiviti, bermoral
dalam tindakan dan kesihatan yang baik.
Utilitarianisme pada peringkat paling rendah dipanggil ‘act
utilitarinisme’. Kita harus bertanya kepada diri sendiri
mengenai kesan akibat sesuatu tindakan dalam keadaan
tertentu ke atas pihak-pihak yang terlibat sebelum
sebarang tindakan diambil.
Sekiranya tindakan tersebut menghasilkan kebaikan
maka ia dianggap betul.
a. Anggapan bahwa klasifikasi kejahatan
harus didasarkan atas kesusahan atau
penderitaan yang diakibatkannya
terhadap para korban dan masyarakat.
b. Menurut kodratnya manusia menghindari
ketidaksenangan dan mencari
kesenangan. Kebahagiaan tercapai jika
manusia memiliki kesenangan dan bebas
dari kesusahan.
c. Karena menurut kodratnya tingkah laku
manusia terarah pada kebahagiaan, maka
suatu perbuatan dapat dinilai baik atau
buruk, sejauh dapat meningkatkan atau
mengurangi kebahagiaan semua orang.
d. Moralitas suatu tindakanharus ditentukan
dengan menimbang kegunaannya untuk
mencapau kebahagiaan umat manusia. (The
greatest happiness of the greatest number)
Jenis-jenis Utilitarianism
1. Act utilitarianism
Ciri yang pertama adalah merekadkan akibat
sesuatu perbuatan sama ada bermoral atau
sebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri ini
dipanggil act utilitarianism.
Misalnya aktiviti dengan menonton televisi
mungkin dianggap tidak bermoral karena masa
tersebut sepatutnya digunakan untuk melakukan
kerja-kerja yang bermanfaat seperti kerja
kebajikan
Jenis-jenis Utilitarianism
2. Hedonistic utilitarianism
Ciri yang kedua pula ialah mengambilkira kegembiraan,
kesan daripada suatu tindakan dianggap bermoral. Ini
kerena Bentham berpendapat, untuk menentukan benar
atau salah (moraliti) tingkah laku individu, ianya perlu
mengambilkira kesan dan akibatnya.
Misalnya tindakan atau perbuatan yang boleh meningkatkan
ciri kesetiaan dan persahabatan, sehingga mencetuskan
ciri kegembiraan.
Memutuskan persahabatan tetapi membahagiakan keduadua pihak yang terlibat adalah suatu yang dianggap
bermoral.
1.


Doktrin etika yang mengajarkan bahwa hal
terbaik bagi manusia adalah mengusahakan
“kesenangan” (Hedone)
Aristipos dri Kyrene (433 – 355s.M):
Yang sungguh baik bagi manusia adalah
kesenangan.
Kesenangan itu bersifat badani belaka,
karena hakikatnya tidak lain dari pada gerak
dalam badan.
1.
2.
3.
Gerak yang kasar: Ketidaksenangan
Gerak yang halus: Kesenangan
Ketiadaan gerak: Netral
Hedonisme: Yang baik dalam arti
yang sebenarnya adalah kenikmatan
(gerak yang halus) kini dan di sini.
2. Epikuros (341 – 270 s.M.)
a.
Kesenangan adalah tujuan hidup manusia.
b.
Menurut kodratnya setiap manusia mencari
kesenangan.
c.
Kesenangan yang dimaksud bukanlah
kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari
rasa nyeri dalam tubuh kita dan kebebasan
dari keresahan dalam jiwa.
1.
2.
3.
Keinginan alamiah yang perlu.
Keinginan alamiah yang tidak perlu.
Keinginan yang sia-sia.
Hedonisme: Hidup yang baik adalah
memenuhi keinginan alamiah yang perlu
a. Ada kebenaran yang mendalam pada
hedonisme: Manusia menurut kodratnya
mencari kesenangan dan berupaya
menghindari ketidaksenangan. Tetapi apakah
manusia selalu mencari kesenangan?
b. Hedonisme beranggapan bahwa kodrat
manusia adalah mencari kesenangan
sehingga kesenangan disetarakan dengan
moralitas yang baik. Tetapi jika demikian,
apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu
baik secara etis?
c.Para hedonis berpikir bahwa sesuatu adalah
baik karena disenangi. Tetapi sesuatu belum
tentu menjadi baik karena disenangi.
d.Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban
moral saya adalah membuat sesuatu yang
terbaik bagi diri saya sendiri. Karena itu ia
mengandung paham egoisme karena hanya
memperhatikan kepentingan dirinya saja.
Aristoteles (384 – 322):
a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia
mengejar suatu tujuan akhir yang disebut
kebahagiaan. Tetapi apa itu kebahagiaan?
b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan
menjalankan secara baik kegiatan-kegiatan
rasionalnya dengan disertai keutamaan.

Adakah teori ini benar-benar boleh
berfungsi?
Teori ini meminta kita membuat pengiraan
untuk unit kegembiraan/keseronokan yang
terhasil daripada tindakan-tindakan
alternatif.
Adakah kita mempunyai kemampuan dari
segi masa dan kebolehan untuk melakukan
ini semua?


Bagaimana dengan tindakan yang sememangnya
salah dari segi moral, tetapi dapat membawa
kegembiraan/keseronokan yang tinggi?
Adakah fahaman utilitarianisme ini adil?
Keputusan A membawa tiga unit kegembiraan
kepada lima orang = 15 unit
Keputusan B membawa 10 unit kepada seorang, 4
unit kepada dua orang dua orang lagi tidak
memperoleh apa-apa. Jumlah kegembiraaan yang
dibawa ialah 18 unit.


Terdapat tiga persoalan yang perlu dijawab untuk
menentukan kemoralan sesuatu perlakuan
Persoalan pertama
Apa yang menjadikan sesuatu perlakuan itu
bernilai (worth) dari segi moral?
Seseorang itu perlu bertanggungjawab dari segi
moral terhadap motifnya
Nilai sesuatu perlakuan boleh dilihat dari aspek
intrumental dan intrinsik
Nilai Instrumental: Perlakuan yang baik kerana
akibatnya
Nilai baik secara intrinsik: Baik kerana
perkara/perlakuan itu sendiri
Fikirkan contohnya dalam konteks di sekolah!

Persoalan kedua
Apakah motif yang betul?
Sesuatu perlakuan itu akan dianggap
mempunyai nilai moral sekiranya ia
mempunyai niat (intention) yang betul.
Persoalan ketiga
Apakah perkara yang betul untuk dilakukan?
Motif dan perlakuan itu mestilah betul dan relevan
Perlakuan yang harus kita lakukan (imperatives)
yang bersifat individu dan bersyarat dikategorikan
sebagai ‘hypothetical imperative’
Tuntutan moral yang tidak bersifat individu
(universal) dan tidak bersyarat digelar ‘categorical
imperative’
Perlakuan seperti ini mempunyai obligasi moral
yang tinggi
Apabila peraturan moral dianggap sebagai mutlak,
manusia harus mematuhinya sebagai satu
kewajipan dan ketepikan (Fikirkan contohnya)




Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua
katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh
tergolong ke dalam consequentialist atau
nonconsequentialist
Ia menitikberatkan budi pekerti manusia.
Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada
keunggulan (ideals)
Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui
pengulangan
Aristotle mengklasifikasikan keperibadian
mulia sebagai pertengahan (min) di antara
sesuatu yang murni (virtue) dan kejahatan
(vice)




Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua
katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh
tergolong ke dalam consequentialist atau
nonconsequentialist
Ia menitikberatkan budi pekerti manusia.
Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada
keunggulan (ideals)
Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui
pengulangan
Aristotle mengklasifikasikan keperibadian
mulia sebagai pertengahan (min) di antara
sesuatu yang murni (virtue) dan kejahatan
(vice)

Contoh untuk nilai kesederhanaan ialah
seperti berikut:
lokek
kemurahan hati membazir
Rendah ketabahan
berlagak
hati
Sifat-sifat murni ini perlu bersifat sejagat
walaupun ia kadangkala dipengaruhi oleh
masyarakat dan budaya



Nilai etika dan kepercayaan adalah relatif
kepada individu atau kumpulan yang
mendukungnya
Jarang wujud kebenaran/kesalahan secara
mutlak
Terdapat dua jenis kerelatifan:
Kerelatifan etika individu
Kerelatifan etika sosial atau budaya

Sebab-sebab wujudnya kerelatifan etika:
Kepelbagaian pandangan moral
Ketidaktentuan moral (moral uncertainty)
Perbezaan situasi

Kerelatifan dari segi nilai (value relativism)
Keliru mengenai prinsip betul dan salah
Perbezaan dalam dunia
perniagaan/korporat dengan dunia
pendidikan
Dunia pendidikan menitikberatkan nilainilai murni, penerapan nilai-nilai murni
dalam pengajaran dan sebagainya
Dunia perniagaan didasarkan kepada
‘kepentingan dan keuntungan’

Kepelbagaian pandangan
Secara umum: isu pengguguran,
euthanasia, pornografi, keadilan,
diskriminasi dan sebagainya
Aspek pendidikan: Tujuan pendidikan
untuk perkembangan IQ, EO, SQ, VQ dan
sebagainya
Kesamaan peluang dalam mendapat
pendidikan yang berkualiti
Pealiran dalam pendidikan


Ketidaktentuan moral
Apakah yang penting dari segi moral dalam
keadaan tertentu?
Perbezaan situasi
Isu dan standard nilai adalah berbeza untuk
situasi yang berbeza. Contohnya hak asasi
manusia

Hubungan antara teori etika dengan proses
pembuatan keputusan moral
Teori etika

Prinsip etika

Keputusan etika
Relativisme Etika
Keadaan merupakan pertimbangan utama dalam
menentukan suatu tindakan itu sama ada beretika
atau tidak. Tindakan dinilai berdasarkan kesan
atau akibatnya.
Relativisme etika melihat kepada beberapa
perspektif jika wujudnya pertentangan budaya dan
pendapat antara individu. Perspektif tersebut
melihat dari aspek :
1. Tiada nilai moral yang benar atau salah secara
universal atau secara mutlak.
Perbedaan ini berlaku apabila wujud pertentangan
budaya dan amalan dalam diri individu terhadap
sesuatu tindakan.
2. Kepelbagaian nilai budaya dan persekitaran
memberikan penilaian yang berbeda terhadap
tindakan individu sama ada bermoral atau
sebaliknya.
3. Tiadanya skala penilaian yang piawai dan mutlak
dalam menilai suatu perbuatan itu sama ada
beretika atau sebaliknya
Kajian Mengenai Etika
1. Etika umum
a. Etika Deskriptif
b. Etika Normatif
c. Metaetika
2. Etika Khusus
a. Safsatah
b. Bidang khusus
Metaetika:
Kajian ini adalah hasil daripada etika deskriptif dan
normatif, iaitu menyenaraikan ciri-ciri serta istilah
yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau
sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan,
tanggungjawab dan kewajipan.
Meta etika pula dibahagikan kepada dua iaitu :
1. Analitik yang berkaitan dengan menganalisis semua
peraturan yang berkaitan tingkahlaku baik dan jahat
2. Kritikal yang berkaitan dengan mengkritik terhadap
apa-apa yang telah dianalisis.
Etika khusus
1. Safsatah : Suatu seni dan teknik dalam
penyelesaian masalah dan dilema yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip moral.
2. Bidang khusus: Mengaplikasikan kajian etika
umum dalam bidang-bidang khas seperti
bisnes,perubatan, politik dan sains.
Penilaian dalam etika
Penilaian terhadap perbuatan yang baik adalah melalui
peningkatan terhadap kesedaran dan pembangunan
rohani individu hasil daripada perbuatannya
Etika mengambilkira penilaian ke atas suatu tindakan
itu berbanding hanya dengan :
a.Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya memenuhi
kehendak dan keperluan manusia sahaja.
b. Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya
meningkatkan kehidupan dan melabelkan sebaliknya
jika perbuatan itu memusnahkan kehidupan.
Aspek dalam Etika
Terdapat dua aspek dalam etika. Aspek pertama
iaitu keupayaan menilai yang baik dan yang buruk,
dosa dan pahala atau sesuai dan sebaliknya. Aspek
yang kedua pula melibatkan komitmen dalam
melakukan apa yang baik dan bersesuaian.
Etika tidak lagi semata-mata satu topik perbualan
dan isu yang diperdebatkan tetapi memerlukan
tindakan dan susulan.
Subjektivisme Etika
Subjektivisme etika adalah bergantung kepada faktor
kemahuan sama ada individu atau pencipta sebagai
subjeknya.
Jika manusia merupakan kemahuannya, badan
perundangan akan menentukan suatu keputusan itu
dari segi undang-undang.
Jika kemahuan itu menjadikan Tuhan sebagai
subjeknya, maka hukuman lebih berbentuk kepada
pembalasan Tuhan. Pengampunan dan pembalasan
atas dosa yang dilakukan atau pahala atas kebaikan
yang dibuat adalah antara manusia dan Tuhan.
Objektivisme Etika
Menurut objektivisme etika, nilai-nilai moral merupakan suatu
kebaikan.
Undang-undang tidak dicipta dan tidak berasaskan subjek sama
ada manusia atau Tuhan.
Salah satu bentuk objektivisme etika ialah nilai mutlak moral
(moral absolutism). Hukuman yang dikenakan adalah
muktamad. Untuk mengelakkan hukuman, seseorang perlulah
melengkapkan kehidupan masing –masing serta mematuhi
undang-undang .
Hukum Karma dan Kelahiran semula merupakan gambaran
kehidupan dalam objektivisme etika yang mencapai sifat
lengkapnya.
Kelas Teori Etika
Ahli falsafah lazimnya membahagikan teori etika
kepada tiga kelas am iaitu metaetika, etika normatif
dan etika gunaan.
Metaetika mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan
penggunaannya. Adakah prinsip etika merupakan
suatu rekaan sosial? Adakah prinsip-prinsip etika ini
merupakan gambaran hasil daripada emosi individu?
Meta etika menjawab persoalan ini yang memfokuskan
kebenaran universal, ketentuan Tuhan, alasan kepada
penilaian etika dan definisi istilah-istilah berkaitan
etika itu sendiri.
Etika normatif lebih kepada praktikal.
Misalnya dalam menentukan piawaian moral terhadap
tindakan yang betul atau salah. Perlukah saya
mendapat keizinan daripada pemiliknya? Perlukah
saya mencuri untuk sesuap nasi? Persoalan ini akan
dijawab melalui panduan yang disediakan oleh etika
normatif.
Etika gunaan pula melibatkan penyelesaian ke atas isuisu kontroversi seperti isu pengguguran,
pembunuhan anak, pencemaran alam, homoseksual
dan peperangan nuklear. Etika gunaan
mengaplikasikan garis panduan konseptual dalam
metaetika dan etika normatif untuk menyelesaikan
isu-isu ini.
3. KEBAIKAN, KEBAJIKAN DAN KEBAHAGIAAN
A. KEBAIKAN
1. Tidak semua kebaikan merupakan kebaikan
akhlak.
Secara umum kebaikan adalah suatu yang
diinginkan , yang diusahakan dan menjadi
tujuan manusia.
Contoh: Tembakan yang “baik” dalam
pembunuhan merupakan perbuatan akhlak
yang buruk.
2. Manusia menentukan tingkah lakunya untuk
tujuan dan memilih jalan yang ditempuh.
- Manusia harus mempunyai tujuan akhir
untuk arah hidupnya
- Jalan yang ditempuh mendapatkan nilai
dari tujuan akhir
- Tujuan harus ada, supaya manusia dapat
menentukan tindakan pertama.
3. Setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan
akhir.
- Seluruh manusia mempunyai sifat serupa
dalam usaha hidupnya, yaitu menuntuk
kesempurnaan.
- Tujuan akhir selamanya merupakan
kebaikan tertinggi, baik manusia itu
mencarinya dengan kesungguhan atau tidak
4. Kesusilaan
a. Kebaikan atau keburukan perbuatan manusia
Objektif : keadaan perseorangan tidak
dipandang
Subjektif : keadaan perseorangan
diperhitungkan
Batiniah :berasal dari dalam perbuatan
sendiri (kebatinan, intrisik)
Lahiriah : Berasal dari perintah atau larangan
hukum positif (ekstrisik)
b. Unsur-unsur yang menentukan kesusilaan
1.Perbuatan itu sendiri, yang dikehendaki
pembuat ditinjau dari sudut kesusilaan
2. Alasan (motif). Apa maksud yang
dikehendaki pembuat dengan
perbuatannya.
3. Keadan, gejala tambahan yang berhubungan
dengan perbuatan itu.
c. Penggunaan praktis
1. Perbuatan yang sendirinya jahat, tak dapat
menjadi baik atau netral karena alasan dan
keadaan.
2. Perbuatan yang baik, tumbuh dalam
kebaikannya, karena kebaikan alasan dan
keadaan.
3. Perbuatan netral memperoleh kesusilaan,
karena alasan dan keadaan
d. Dalam praktek, tak mungkin ada perbuatan
kemanusiaan netral, sebabnya perbuatan ini
setidak-tidaknya secara implisit mempunyai
tujuan.Kesusilaan tidak semata-mata hanya
tergantung pada maksud dan kemauan baik,
orang harus menghendaki kebaikan.
B. KEBAJIKAN
1. Kebiasaan (habit) merupakan kualitas
kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga
memudahkan pelaksanaan pelaksanaan
perbuatan.
2. Kebiasaan disebut “kodrat yang kedua”
Ulangan perbuatan memperkuat kebiasaan,
sedangkan meninggalkan suatu perbuatan
atau melakukan perbuatan yang
bertentangan akan melenyapkan kebiasaan.
2. Kebiasaan yang dari sudut kesusilaan baik
dinamakan kebijakan (virtue) sedangkan yanh
jahat, buruk, dinamakan kejahatan (vice).
Kebajikan adalah kebiasaan yang
menyempurnakan manusia.
Tidak ada orang berbuat jahat dengan
sukarela (Socrates).
3. Kebajikan budi menyempurnakan akal
menjadi alat yang baik untuk menerima
pengetahuan
4. Kebajikan pokok, adalah kebajikan susila
yang meliputi:
a. Menuntut keputusan budi yang benar guna
memilih alat-alat dengan tepat untuk tujuan
yang bernilai (kebijaksanaan)
b. Pengendalian keinginan kepada kepuasan
badaniah(pertahanan/pengendalian hawa
nafsu inderawati)
c. Tidak menyingkir dari kesulitan (kekuatan)
d. Memberikan kepada yang memilikinya
(keadilan)
C. KEBAHAGIAAN
1.Kebahagiaan subjektif.
a. Manusia merasa kosong, tak puas, gelisah,
selama keinginnannya tak terpenuhi.
b. Seluruh manusia mencari kebahagiaan,
karena tiap orang berusaha memenuhi
keinginannya.
c. Apakah kebahagiaan sempurna dapat
dicapai.
Beberapa jalan fikiran yang perlu
dipertimbangkan, yang menganggap
kebahagiaan sempurna itu dapat dicapai
adalah:
1. Manusia mempunyai keinginan akan bahagia
sempurna.
2. Keinginan tersebut merupakan bawaan
kodrat manusia, yang merupakan dorongan
pada alah rohaniah yang bukan sedekan
efek sampingan.
3. Keinginan tersebut berasal dari sesuatu
Yang transenden.
4. Sifat bawaan tersebut dimaksudkan untuk
mencapai kesempurnaan yang sesuai dengan
harkat manusia.
d. Pada manusia terdapat pula keinginan yang
berasal dari nafsu-serakahnya. Sehingga
seringkali menutup keinginan yang berasal
dari sanubarinya.
2. Kebahagiaan Objektif
a. Manusia berusaha melaksanakan dalam
dirinya suasana kebahagiaan (sempurna)
yang tetap. Apakah tujuan akhir manusia
yang bersifat laheriah dan opjektif.
Terdapat berbagai aliran:
1. Hedonisme
Kebahagiaan adalah kepuasan jasmani,
yang dirasa lebih insentif dari kepuasan
rohaniah.
2. Epikurisme
Suasana kebahagiaan, ketremtaman jiwa,
ketenangan batin, sebanyak mungkin
dinikmati, sedekit mungkin menderita.
3. Utilitarisme
Kebahgiaan adalah faedah bagi diri sendiru
maupun masyarakat.
4. Stoisisme
Kebahagiaan adalah melepas diri dari tiap
keinginan, kebutuhan, kebiasaaan atau ikatan.
5. Evolusionisme
Tujuan akhir manusia sebagai evolusi ke arah
puncak tertinggi yang belum diketahui bentuknya
b. Pandangan tentang objek kebahagiaan
Apakah objek itu, sejajar, lebih rendah, atau
lebih tinggi dari manusia?
1. Apa yang lebih rendah dari manusia,
tergolong pada benda-benda yang tak
dapat memenuhi seluruh kepuasan.
2. Kebutuhan hidup jasmani, sebagai
kesehatan; kekuatan, keindahan, tergolong
ketidaksempurnaan.
3. Kebutuhan jiwa adalah pengetahuan untuk
kebaikan.
4. Apakah kenahagiaan sempurna terletak pada
kepuasan seluruh orang, jasmani dan rohani?.
Kepuasan, kegembiraan, selalu merupakan
kesukaan, kegembiraan tentang sesuatu.
5. Pelaksanaan diri tidak pula membawa
kebahagiaan sempurna, karena manusia yang
berkembang selengkapnya tak juga seluruhnya
merasa puas pada dirinya sendiri.
6. Kebahagiaan sempurna harus dicari pada
sesuatu yang ada diluar manusia.
c. Di atas merupakan pembuktian dengan cara
mengeliminasi objek yang tidak lengkap.
d. Untuk pengertian yang benar orang harus
memikirkan:
1. Kebahagiaan sempurna tidak berarti
kebahagiaan yang tak terbatas, objek tak
terhingga tidak dimiliki dengan cara yang
tak terhingga.
2. Kodrat akal manusia terbatas, kekuatannya
setiap saat juda terbatas. Tetapi datangnya
kekuatan akal selalu tak terbatas, dan tak
dapat terpenuhi dengan baik.
3. Objek kebahagiaan yang tarafnya rendah
turut serta mengalami kebahagiaan dari
yang bertaraf lebih tinggi. Intisari
kebahagiaan terdiri dari kepuasan akal dan
kepuasan kehendak karena memiliki Tuhan.
4. PROFESI
PROFESI
Adalah suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi perlu
penguasaan teori sistematis yang mendasari
praktek pelaksanaan dan hubungannya
antara teori dan penerapan dalam praktek
Menurut DE GEORGE:
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalan suatu keahlian.
Perbedaan Profesi dan Profesional
Profesi:
1.Mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian
khusus
2.Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau
kegiatan utama
3.Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah
hidup
4.Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mendalam
Profesional:
1. Orang yang tahu akan keahlian dan
ketrampilannya
2. Meluangkan seluruh waktunya untuk
pekerjaan atau kegiatan itu
3. Hidup dari situ
4. Bangga akan pekerjaannya
Ciri-Ciri Profesi
1.Adanya pengetahuan khusus
2.Adanya kaidah dan standar moral yang
sangat tinggi
3.Mengabdi pada kepentingan masyarakat
4.Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu
profesi
5.Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi
Prinsip-Prinsip Etika Profesi:
1. Tanggung jawab: terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan terhadap hasil serta terhadap
dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakan pada umumnya
2. Keadilan : Prinsip ini menuntut untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya
3. Otonomi: prinsip ini menuntut agar setiap
kaum profesional memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
Syarat-Syarat Suatu Profesi:
1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang
khusus
3. Memerlukan persiapan profesional yang alam
dan bukan sekedar latihan
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan
5. Menjajikan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi
7. Mempunyai organesasi profesi yang kuat dan
terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri dalam hal
ini adalah kode etik
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI
1. Nilai-nilai etika tidak milik satu dua orang
atau golongan tetapi milik setiap kelompok
masyarakat bahkan keluarga dan suatu
bangsa
2. Salah satu golongan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan adalah
masyarakat profesional
3. Menjadi sorotan masyarakat baik dalam
kondisi baik maupun buruk.
KODE ETIK PROFESI
Kode: yaitu tanda-tanda atau simbul-simbul
yang berupa kata-kata, tulisan atau benda
yang disepakati untuk maksud-maksud
tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan
suatu organesasi.
Kode Etik:
Yaitu norma atau azas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat
maupun di tempat kerja.
Menurut UU No. (Pokok-Pokok Kepegawaian)
Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.
Sangsi Pelanggaran Kode Etik
a. Sangsi moral
b. Sangsi dikeluarkan dari organesasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan
ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk
khusus untuk itu.
Profesionalisme
Merupakan suatau tingkah laku, suatu tujuan
atau suatu rangkaian kualitas yang menandai
atau melukiskan curaknya suatu “
profesi”
Profesionalisme mengandung pula pengertian
menjalankan suatu profesi untuk keuntungan
atau sebagai sumber kehidupan.
Ciri-ciri Profesionalisme:
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar
kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu
mencari peningkatan mutu
2. Memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja
yang hanya dapat diperoleh melalui
pengalaman dan kebiasaan
3. Menuntut ketekunan dan ketabahan
4. Memerlukan integritas tinggi yang tidak
tergoyahkan oleh” keadaan terpaksa” atau
godaan iman seperti harta dan kenikmatan
hidup
5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan
perbuatan,sehingga terjaga efektivitas kerja
Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA
Seorang yang dikatakan profesional adalah
mereka yang sangat kompeten atau memiliki
kompetensi-kompetensi tertentu yang
mendasari kinerja.
Kompetensi: adalah karakteristik pokok
seseorang yang berhubungan dengan unjuk
kerja yang efektif atau superior pada jabatan
tertentu
Kompetensi meliputi:
1. Keterampilan melaksanakan tugas individu
dengan efisien
2. Keterampilan mengelola beberapa tugas yang
berbeda dalam pekerjaannya
3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal
yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan
kerusakan
4. Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan
tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan
orang lain dan bekerja dalam kelompok
TUJUAN KODE ETIK PROFESIONAL
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota
3. Meningkatkan pengabdian para anggota
4. Meningkatkan mutu profesi
5. Meningkatkan mutu organesasi
6. Meningkatkan layanan diatas keuntungan
pribadi
7. Mempunyai organesasi profesional yang
kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri
Fungsi Kode Etik Profesional
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak di luar
organesasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.

Etika Profesi Keteknikan adalah etika yang
diterapkan dalam bidang keahlian teknik
pertanian, yang memaparkan mengenai
tatacara bekerja bagi seorang sarjana TEP
dalam bekerja dan dituntut
bertanggungjawab atas semua kewajiban
yang ada dalam profesi yang ditekuni.

mengembangkan rangkaian kerja guna
membangun kewaspadaan terhadap
pandangan dari ethical issue.
1. Profesi
o Memerlukan bidang Ilmu dan keterampilan
o Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari
teori ke praktek
o Memerlukan keahlian Khusus dengan waktu yang
panjang
o Mempunyai kode etik
o 2. Pekerjaan
o Sesuatu yang dibuat untuk mata pencaharian
o Tidak mempunyai Kode etik

Kode etik adalah norma-norma yang harus
diperhatikan oleh setiap anggota profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan
dalam hidupnya di masyarakat.
•
Merupakan petunjuk-petunjuk bagi para
anggota profesi tentang bagaimana mereka
melaksanakan larangan-larangan, yaitu
ketentuan-ketentuan tentang apa apa yang
boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh
mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesi , melainkan juga menyangkut tingkah
laku pada umumnya dalam pergaulan seharihari dalam masyarakat.


Karena harus memiliki kompetensi dan latar
belekang profesi yang diperoleh dari proses
pendidikan dan pelatihan khusus
Harus memiliki semangat pengabdian
didalam melaksanakan suatu kegiatan atas
dasar panggilan profesi
1. Menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
untuk meningkatkan kesejahteraan amnusia
2. Bersikap jujur dan tidak memihak
3. Berusaha meningkatkan kompetensi dan
gengsi profesi rekayasa
4. Mendukung organesasi profesi dan teknis
dari disiplin ilmu
1. Menjaga keselamatan,kesehatan dan kesejahteraan
dalam melaksanakan tugas profesional
2. Akan melakukan layanan hanya dibidang kompetensi
3. Mengeluarkan pernyataan publik hanya dalam hal
obyektif dan jujur.
4. Harus bertindak profesional dan menghindari konflik
kepentingan
5. Membangun reputasi profesional dan tidak akan
bersaing secara tidak adil
5. Bertindak untuk menegakkan dan meningkatkan
kehormatan, integritas dan martabat
1. Hak cipta: hak dari bembuat sebuah ciptaan
terhadap ciptaannya dan salinannya.
2. Paten : hak untuk melindungi sebuah ide
3. Merek dagang: merek yang digunakan
pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah
prodak atau layanan
4. Rahasia dagang: sesuata hal yang
dirahasiakan
Komponen yang perlu untuk Kompetensi
Profesional:
1.Kompetensi Spesialis
Kemampuan untuk:
- Ketrampilan dan Pengetahuan
- Menggunakan perkakas dan peralatan
dengan sempurna
- Mengorganisasikan dan menangani masalah
Kompetensi meliputi:
1. Ketrampilan melaksanakan tugas indifidu
dengan efisien (Task skill)
2. Ketrampilan mengelola beberapa tugas yang
berbeda dalam pekerjaannya (Task
management skill)
3. Ketrampilan merespon dengan efektif hal-hal
yang bukan pekerjaan rutin dan kerusakan
(Contigency management skill)
4. Ketrampilan menghadapi tanggung jawab dan
tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan
orang lain dan bekerja dalam kelompok
(Job/role environment skill)
2. Kompetensi Metodik
Kemampuan untuk:
- Mengumpulkan dan menganalisa
informasi
- Mengevaluasi informasi
- Orientasi tujuan kerja
- Bekerja secara sistematik
3. Kompetensi Individu
Kemampuan untuk:
- Inisiatif
- Dipercaya
- Motivasi
- Kreativ
4. Kompetensi Sosisal
Kemampuan untuk:
- Berkomunikasi
- Kerja kelompok
- Kerjasama
5. Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ
Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ dalam
perkembangan Profesi.
Menurut Daniel Goleman (1996):
Orang yang mempunyai IQ tinggi tetapi EQ
rendah cenderung mengalami kegagalan
yang lebih besar dibanding dengan orang
yang IQ (15%) nya rata-rata tetapi EQ (85%)
nya tinggi. Artinya bahwa penggunaan EQ
atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat
penting
IQ = Intelegence Quotient (Kecerdasan
mengerjakan atau melakukan)
EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosi)
SQ= Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual)
CQ= Creativity Quotient (Kecerdasan
Kreativitas)
AQ=Adversity Quotient (Kecerdasan
menghadapi masalah)
Intellegensi (IQ)
Menurut Marten Pali (1993) intellegensi
adalah keseluruhan kemampuan individu
untuk berpikir dan bertindak secara logis,
terarah, serta mengolah dan menguasai
lingkungan secara efektif.
Pengukuran Intellegensi
Very superior
: 130 –
Superior
: 120 – 129
Brght normal
: 110 – 119
Average
: 90 – 109
Dull Normal
: 80 – 89
Borderline
: 70 – 79
Mental Defective
: 69 dan kebawah
EQ (Emosi) dalah letupan perasaan seseorang
Pengertian EQ (kecerdasan emosi:
1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi dengan baik dan
berhubungan dengan orang lain
2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan
emosi
3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan
efektif menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi
sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh
4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran
diri, kepekaan sosial dan adaptasi sosial
Aspek EQ ada lima:
1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri)
2. Kemampuan mengelola emosi( Penguasaan
diri)
3. Kemampuan memotivasi diri
4. Kemampuan mengendalikan emosi orang
lain
5. Kemampuan berhubungan dengan orang
lain (empati)
Perilaku Cerdas Emosi
1. Menghargai emosi negatif orang lain
2. Sabar menghadapi emosi negativ orang lain
3. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri
4. Emosi negatif untuk membina hubungan
5. Peka terhadap emosi orang lauin
6. Tidak bingung menghadapi emosi orang lain
7. Tidak menganggap lucu emosi orang lain
8. Tidak memaksa apa yang harus dirasakan
9. Tidak harus membereskan emosi orang lain
10.Saat emosional adalah saat mendengarkan
EQ tinggi adalah:
- Berimpati
- Mengungkapkan dan memahami perasaan
- Mengendalikan amarah
- Kemandirian
- Kemampuan menyesuaikan diri
- Disukai
- Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
- Ketekunan
- Kesetiakawanan
- Keramahan
- sikap hormat
EQ mempunyai peranan penting dalam meraih
kesuksesan pribadi dan profesional:D
GOLEMAN
- 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ
- Pengetahuan dan teknis hanya berkontribusi
4%
Hasil Penelitian menyatakan bahwa individu yang
mempunyai IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk
dalam pekerjaan, sedangkan yang IQ rendah
justru sangat berprestasi.
IQ tinggi sering kali memiliki sifat2 menyesatkan
sbagai berikut:
- Yakin tahu semuanya
- Sering menggunakan pikiran untuk menalar
bukan untuk merasakan
- Meyakini bahwa IQ lebih penting dari EQ
- Sering membuat prioritas2 yang merusak
kesehatan kita sendiri
Membangun benteng untuk mencapai ketrampilan
emosional : Dr. Patricia Patton
1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman
yang memungkinkan anda merasakan
perbedaan besar dalam bagaimana kita
mengendalikan emosi
2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak
seorangpun memiliki perasaan yang sama
tentang persoalan yang serupa
3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat
dan dapat mengarah kita kedalam cara2 yang
negatif
4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah
ketuika menghadapi suatu masalah yang kitra
tidak mungkin dapat mengontrol
5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu
kapan kita perlu mengubah strategi
6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri,
tanpa memaksakan harapan kita pada mereka
7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi
yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi
8.Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian
dan berbagai bersama.
SQ ( Spiritual Quotient)
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri
Menurut Agus N. Germanto, 2001:
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang
mengilhami, menyemangati dan mengikat diri
seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa
batas waktu.
Penemu Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah
Danah Zohar dan Lan Marshall, 2000
menyatakan bahwa SQ cenderung diperlukan
bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat
berhubungan dengan Tuhannya.
Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan, dan
arah panggilan hidup, mengalir dari dalam
dari suatu keadaan kesadaran yang hidup
bersama cinta.
Paul Edwar menyatakan bahwa SQ adalah bukti
ilmiah.
Ini adalah benar ketika anda merasakan
keamanan (secure), kedamaian (peace),
penuh cinta (Loved) dan bahagia (happy).
Ketika dibedakan dengan suatu kondisi
dimana anda merasakan ketidak amanan,
ketidak bahagiaan, dan ketidak cintaan.
Victor Frank (Psikolog); Pencarian manusia
akan makna hidup merupakan motivasi
utamanya dalam hidup itu.
Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan
bijak secara spiritual, yang cenderung lebih
bermakna dan bijak, bisa menyikapi sesuatu
secara lebih jernih dan benar sesuai hati
nurani kita, kecerdasan spiritual
SQ dalam Penelitian
Neurolog V.S. Ramachandran dan Timnya di
Universitas California dari hasil penelitiannya
menemukan adanya “ Titik Tuhan” (Got Spot)
di dalam otak manusia.
Pusat spiritual tersebut bersinar(bergetar)
ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan
tentang topik-topik spiritual dan agama
Dalam buku yang berjudul “Seratus Tokoh”
yang berpengaruh dalam sejarah penulis
Michael H. Hart membuat peringkat enam
teratas yaitu:
1. Nabi Muhammad SAW
2. Isaac Newton
3. Nabi Isa (Yesus)
4. Buda (Sidharta Gautama)
5. Kong Huchu
6. St Paul
Ciri-ciri SQ tinggi
Menurut Dimitri Mahayana ciri-ciri orang ber
SQ tinggi adalah:
1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat
2. Mampu melihat kesatuan dalam
keanekaragaman
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
4. Mampu mengelola dan bertahan dalam
kesulitan dan penderitaan
Memiliki Prinsip dan visi yang kuat
Prinsip: adalah suatu kebenaran yang hakiki
dan fundamental berlaku secara universal
bagi seluruh umat
Prinsip merupakan pedoman berperilaku, yang
berupa nilai-nilai yang permanen dan
mendasar.
Tiga prinsip utama bagi orang yang tinggi
spiritualnya:
1. Prinsip kebenaran
Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini
adalah kebenaran.
Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita
kehilangan jati diri, hati nurani yang tidak
jernih.
2. Prinsip keadilan
Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai
dengan hak yang seharusnya diterima, tidak
mengabaikan, tidak mengurangi-mengurangi
3. Prinsip kebaikan
Kebaikan adalah memberikan sesuatu lebih
dari hak yang seharusnya.
Contoh: seharusnya naik miklrolet sekali tiga
ribu tapi kita membayar empat ribu
Visi yang kuat
Visi adalah cara pandang bagaimana
memandang sesuatu dengan visi yang benar.
Dengan visi kita bisa melihat bagaimana
sesuatu dengan apa adanya, jernih dari
sumber cahaya kebenaran.
Contoh: Belajar itu tidak sekedar mencari
angka raport, ijazah atau bisa mencari kerja
yang bergaji pantas.
Mampu melihat kesatuan dalam
keanekaragaman.
Para mahasiswa menuntut suasana kuliah yang
menyenangkan. Dosen menginginkan
semangat dan hasil kuliah yang optimal.
Semua pihak berbeda tetapi sama- sama
menginginkan kebaikan.
Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
Semua yang terjadi di alam raya ini ada
maknanya. Semua kejadian pada diri kita dan
lingkungan adalah ada hikmah, semua
diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit, gagal.
Jatuh, kekurangan dan penderitaan lainnya
banyak pelajaran yang mempertajam
kecerdasan spiritual kita. Demikian juga
ketika berhasil kita bersyukur dan tidak lupa
diri
Mampu bertahan dalam kesulitan dan
penderitaan.
Sejarah telah membuktikan, semua orang besar
atau orang sukses telah melewati liku-liku
dan ujian yang besar juga.
Penderitaan dan kesulitanlah yang
menumbuhkan dan mengembangkan dimensi
spiritual.
Kecerdasan spiritual bagi pelaksana profesi
SDM seabagai pelaksana dari suatu profesi
dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang
tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar
beragama, tetapi terutama beriman dan
bertaqwa kepada Allah AWT. Seorang
pelaksana profesi yang beriman adalah orang
yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha
Melihat, Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui apa2 yang diucapkan, diperbuat
bahkan isi hati atau niat manusia.
Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana
suatu profesi yang beriman adalah seorang
yang percaya adanya malaikat yang mencatat
segala perbuatan yang baik maupun yang
tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM
sebagai pelaksana profesi tahu mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang benar
dan mana yang salah, mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang melanggar
hukum dan mana yang sesuai dengan hukum
SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu
memegang amanah, konsisten (istiqomah)
dan tugas yang diembannya adalah ibadah
terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap,
ucapan dan tindakan selalu mengacu pada
nilai-nilai moral dan etika agama, selalu
memohon taufiq dan hidayah Allah SWT
dalam melaksanakan amanah yang
dipercayakan kepadanya.
“ Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah
kamu dari perbuatan keji dan dan munkar”
CQ (creativity Quotient) / Kecerdasan
Kreativitas:
adalah potensi seseorang untuk
memunculkan sesuatu yang penemuanpenemuan baru dalam bidang ilmu dan
teknologi serta semua bidang dalam usaha
lainnya.
Guil Ford mendiskripsikan 5 ciri kreativitas:
1. Kelancaran : Kemampuan memproduksi
banyak ide
2. Keluwesan
: Kemampuan untuk
mengajukan bermacammacam pendekatan jalan
pemecahan masalah
3. Keaslian
: Kemampuan untuk
melahirkan gagasan yang
orisinal sebagai hasil pemikiran
sendiri
4. Penguraian
: Kemampuan menguraikan
sesuatu secara terperinci
5. Perumusan Kembali : Kemampuan untuk
mengkaji kembali suatu
persoalan melalui cara yang
berbeda dengan yang sudah
lazim.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta
dan berkreasi, tidak ada satupun pernyataan
yang dapat diterima secara umum mengenai
mengapa suatu kreasi itu timbul.
Kreatifitas sering dianggap terdiri dari dua unsur:
1. Kepasihan yang ditunjukan oleh kemampuan
menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ide2
pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
2. Keluwesan yang pada umumnya mengacu
kepada kemampuan untuk menemukan
gagasan dan ide yang berbeda-beda dan luar
biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Hambatan untuk menjadi lebih kreatif.
Kebiasaan, waktu, dibanjiri masalah, tidak ada
masalah, takut gagal, kebutuhan akan sebuah
jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit
diarahkan, takut bersenang-senang, kritik
orang lain.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu:
1. Kuantitas gagasan
Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan
keseluruhannya bersandar pada pengembangan
pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara
untuk memperoleh gagasan yang baik dan
kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar
dimana kita ingin mendapatkan pemecahan
baru dan orisinil maka kita membutuhkan
banyak gagasan untuk dipilih.
2. Teknik brainstorming
Merupakan cara yang terbanyak, tetapi juga
merupakan teknik pemecahan kreatif yang
tidak banyak dipahami. Teknik ini
cenderung menghasilkan gagasan baru
yang orisinil untuk menambah jumlah
gagasan konvensional yang ada.
3. Sinektik
Suatu metode atau proses yang
menggunakan metafora dan analogi untuk
menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan
segar ke dalam permasalahan, maka proses
sinektik mencoba membuat yang asing
menjadi akrab dan juga sebaliknya.
4. Memfokuskan tujuan
Membuat seolah – olah apa yang diinginkan
akan terjadi besuk, telah terjadi saat ini
dengan melakukan visualisasi yang kuat.
Apabila proses ini dilakukan secara
berulang-ulang, maka pemikiran anda akan
terpusat ke arah tujuan yang dimaksud dan
terjadi proses auto sugesti ke dalam diri
maupun keluar.
AQ ( Adversity Quotient)= Kecerdasa dalam
menghadapi masalah:
Adalah kemampuan /kecerdasan seseorang
untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan
dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk
mengatasi kesulitan
“ AQ merupakan faktor yang dapat
menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya,
serta sejauh mana sikap, kemampuan dan
kinerja Anda terwujut di dunia “ Pendek kata
, orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih
mampu mewujudkan cita-citanya
dibandingka orang yang AQ nya lebih rendah.
Paul G. Stoltz, merinci AQ berdasarkan
penelitiannya ada 3:
1. AQ tingkat “Quitters” (orang-orang yang
berhenti). Tingkat AQ yang paling rendah
yakni orang yang langsung menyerah ketika
menghadapai kesulitan hidup. Orang yang
tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah
menghadapi penderitaan kemiskinan dan
lain-lain.
2. AQ tingkat “ Cambers” (Orang yang
berkemah”.
Camber adalah AQ tingkat bawah. Awalnya
giat mendaki/berusaha menghadapi
kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah
merasa cukup dan mengakiri pendakian
atau usahanya.
Contoh: orang yang sudah merasa cukup
dengan menjadi sarjana, merasa sukse bila
memiliki jabatan dan materi.
3. AQ tingkat “ Climbers” (orang yang mendaki).
Climber adalah pendaki sejati. Orang yang
seumur hidup mendaki mencari hakikat
kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia
akhirat.
Rentang AQ meliputi tiga golongan:
1. AQ rendah ( 0 – 50)
2. AQ sedang (95 – 134)
3. AQ tinggi (166 – 200)
AQ dapat dipelajari dengan latihan-latihan untuk
meningkatkan levelnya.
Analisa SWOT merupakan suatu teknik yang
dapat digunakan untuk menelaah tingkat
keberhasilan pencapaian cita-cuta/ karier’
“S” Streng (kekuatan), adalah sebuah potensi
yang ada pada diri sendiri yang mendukung
cita-cita/karier.
“W” Weakness (kelemahan). Adalah seluruh
kekurangan yang ada [pada diri sendiri dan
kurang mendukung cita-cita/karier.
“O” Opportunity, (Peluang), adalah segala
sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan
cita-cita (karier).
“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu
yang dapat menggagalkan rencana citacita/karier yang berasal dari diri sendiri atau
lingkungan.
“ ……. Tidak ada suatu keputusan, melainkan bagi
Allah> Dia menerangkan kebenaran dan dia
sebaik-baiknya Pemberi Keputusan”
(QS. Al An’aam 6: 57)
Sekema Pengambilan Keputusan
Keputusan
Spiritual
Masalah
Timbul
Kebebasan
Memilih
Keputusan
Emosional
Keputusan
Persepsi
6. AKHLAK, MORAL DAN ERTKA
AKHLAK, MORAL DAN ETIKA
Objektif :
1. Memahami perbedaan antara akhlak,
moral dan etika
2. Memahami konsep akhlak menurut
pandangan beberapa agama
3. Nilai positif akhlak yang diterima
secara global
4. Hubungan etika dan undang-undang
PENGERTIAN AKHLAK
􀁏 Akhlak dari segi bahasa didefinisikan sebagai
moral, tabiat, perangai, budi, adab, sifat semulajadi,
maruah, watak, amalan agama atau rupa batin seseorang
􀁏 Akhlak berasal dari bahasa Arab iaitu Khuluqun
yang bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.
􀁏 Definisi ilmu akhlak menurut Prof. Omar Al Toumy
Al Syaibani pula, ilmu yang mengkaji tentang hakikat
perbuatan berakhlak, sifat kebaikan, kejahatan,
kebenaran, kewajipan, kebahagiaan, hukum dan
tanggungjawab akhlak, motif kelakuan dan asas-asas
teori gagasan akhlak.
Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya ‘AlAkhlaq’
merumuskan pengertian akhlak sebagai :
Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh setengah manusia kepada yang
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat
Manakala menurut Dr. Miqdad Yalchin
akhlak ialah:
“ Prinsip-prinsip dan dasar atau
kaedah yang ditentukan oleh wahyu
untuk mengatur tingkah laku manusia
dalam kehidupannya.
Ia membentuk dan menentukan
hubungan
dengan orang lain agar misi kehidupan
manusia terlaksana dengan sempurna
”
Keseluruhannya
Akhlak adalah sains yang mengkaji soal kebaikan
dan keburukan serta cara untuk mempraktikkan
kebaikan dan menolak keburukan.
Akhlak juga berkait rapat dengan kejiwaan. Oleh
itu ada yang mentafsirkan akhlak sebagai ilmu
yang menyarankan cara-cara membersihkan jiwa
dengan tumpuan kepada apakah itu kebaikan dan
keburukan; apakah kriteria yang dapat menilai
sesuatu itu sebagai baik dan buruk; dan apakah
motif dan nilai di sebalik sesuatu perlakuan
tersebut.
Jenis Akhlak
Islam telah membagikan akhlak kepada dua iaitu:
akhlak yang mulia atau akhlak terpuji (Al-Akhlak
Mahmudah) dan akhlak yang buruk atau akhlak
tercela (Al-Akhlak Mazmumah).
Menurut Imam Ghazali, akhlak yang mulia
mempunyai empat perkara iaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik,
keberanian (menundukkan hawa nafsu) dan
bersifat adil.
Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir,
Syauqi Bei
"hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak,
bila akhlaknya telah lenyap, makalenyap pulalah
bangsa itu”
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
"Orang Mukmin yang paling sempurna imannya
ialah yang paling baik akhlaknya."(Hadith Riwayat
Ahmad).
AKHLAK DARI SUDUT PANDANGAN
BEBERAPA AGAMA
1. Agama Islam
2. Agama Hindu
3. Agama Buddha
4. Agama Kristian
5. Ajaran Confusionisme
Agama Islam
Para Rasulullah dipertanggungjawabkan memikul
tugas membawa akhlak yang mulia-memperbaiki
dan mengajar akhlak terpuji yang perlu diikuti oleh
umat Islam adalah akhlak Nabi Muhammad s.a.w.
Menurut hadis riwayat Bukhari “Akhlak Rasulullah
s.a.w. adalah Al-Quran”.
Menurut hadis riwayat Muslim “Sesempurna iman
seseorang mukmin adalah mereka yang paling
bagus akhlaknya”
Agama Hindu
Agama Hindu berdasarkan kepada kitab weda yang
mengandungi dasar-dasar ketuhanan dan prinsipprinsip
etika yang wajib dipegang teguh oleh pengikutnya.
Prinsip tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalam
melaksanakan upacara keagamaan.
Tanda-tanda kebaikan dalam agama Hindu ialah
kemerdekaan, kesihatan, kekayaan dan
kebahagiaan. Tanda-tanda kejahatan pula ialah
perhambaan, sakit, fakir dan kecelakaan.
Prinsip etika Hindu ialah peraturan agama itu dipandang
sebagai sumber segala kemuliaan akhlak manusia
Etika dalam agama Hindu bergantung kepada prinsip
“Brahma” yang menjadi dasar kepada norma yang teratur
dan bermartabat.
Ia bermaksud keadilan, kebaikan, kesucian, benar,
sederhana dan suci.
Brahma ini menjadi kode etika yang merangkumi semua
aspek kehidupan manusia. Brahma merupakan salah satu
matlumat hidup yang mesti diikuti berdasarkan kelas dan
status seseorang..
Agama Buddha
Pengajaran Buddha diasaskan oleh Siddartha
Gautama. Menurut ajaran Buddha, terdapat
Empat Kebenaran Mulia atau etika yang
diperjuangkan iaitu:
1. Hidup manusia penuh penderitaan.
2. Manusia menderita kerana nafsu.
3. Manusia perlu menghapuskan nafsunya untuk
melepaskan diri daripada penderitaan dan
mencapai nirwana.
4. Penderitaan dapat dihapuskan dengan
 mengamalkan Jalan Lapang Lapis Mulia.
Jalan Lapang Lapis Mulia menurut ajaran Buddha ialah
pengetahuan yang baik, pemikiran yang baik,pertapaan yang
baik, perkataan yang baik, keinginan yang baik, kelakuan
yang baik, usaha yang baik dan kehidupan yang baik
Kerangka dasar ajaran Buddha ialah:
1. Ajaran tentang Sradha (keyakinan).
Penganut Buddha harus memiliki keyakinan terhadap
Tuhan, adanya para Buddha, kitab suci dan nirwana..
2. Ajaran tentang sila (etika).
Sila atau budi pekerti manusia dititikberatkan supaya manusia
boleh mencapai suatu kebijaksanaan yang sempurna.
Kesempurnaan ini dapat diperoleh dengan mengamalkan
enam jalan sempurna iaitu pemberian dalam bentuk
kebendaan dan moral; keseimbangan,keteguhan dan
kebersihan perbuatan, perkataan dan pemikiran; pemikiran
yang tenang dan seimbang;semangat yang berkobar-kobar
dan penuh perjuangan untuk mencapai tujuan; dan niat untuk
mempersatukan pemikiran.
3. Ajaran tentang rituil (bhakti).
Rasa hormat dan sujud kepada sesuatu yang harus dihormati
Agama Kristian
Agama Kristian diasaskan oleh Jesus Christ- kitab
Injil.
Ajaran agama Kristian menitikberatkan unsur kasih
sayang dan belas kasihan antara sesama manusia.
Ajaran asasnya ialah mencintai Tuhan dengan
sepenuh hati dan mencintai jiran seperti mencintai
diri sendiri.
Old Testament (Perjanjian Lama) ada menyebutkan
undang-undang yang berupa The Ten Commandments yang
diperkenankan Tuhan melalui para nabi bertujuan supaya
manusia mengamalkan cara hidup yang baik, di antaranya
jgn berzina,menghormati kedua ibubapa, jgn membunuh,
mencuri, etc
Old Testament juga menekankan keadilan,kejujuran dan
berbuat baik. Dalam New Testament prinsip etika turut
ditekankan.
Tujuan hidup bukan hanya untuk mengumpul
kebendaan, kedudukan dan pangkat kerana itu tidak kekal.
Ajaran Confusionisme
Ajaran Confusionisme dibawa oleh Kung Fu Tse,seorang ahli
falsafah China yang terkenal membawa nilai-nilai murni
dalam ajarannya. Ajaran etika beliau termasuklah:
1. Orang yang bijaksana mampu untuk mencapai
kesempurnaan berbanding dengan orang biasa.
2. Kebijaksanaan boleh dicapai melalui proses berfikir,
menaakul, menganalisis, meneliti dan belajar mencari
kebenaran. Hanya kebenaran dapat menghasilkan etika
yang baik.
3. Mengasingkan diri dengan tujuan mengabdikan diri kepada
Tuhan. Perbuatan mengasingkan diri untuk beribadat
dianggap beretika
4. Sentiasa gemarkan majlis ilmu. Sentiasa menghadiri dan
menganjurkan perbincangan yang berkaitan dengan ilmu
secara terbuka.
5. Membimbing dan menyebarluaskan ilmu berkaitan dengan
etika kepada ahli masyarakat.
6. Masyarakat digalakkan mengamalkan etika yang baik dan
mengelakkan etika yang jahat supaya hidup selesa dan
bahagia.
Apakah akhlak yang perlu
dimiliki ?
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN AKHLAK
MULIA
1. AGAMA
2. DIRI SENDIRI
3. KELUARGA
4. PENDIDIKAN
5. PERSEKITARAN
Pengertian Moral
Moral merupakan persoalan yang praktikal namun
tidak semua persoalan praktikal adalah moral.
Moral membicarakan persoalan yang betul atau
salah, apa yang perlu dilakukan dan ditinggalkan
atas sebab-sebab tertentu dan dalam keadaan
tertentu.
Pertimbangan moral bergantung kepada suasana
atau keadaan yang membentuk individu. Misalnya
sistem sosial, kelas sosial dan kepercayaan yang
dianuti.
Moral merupakan cara melihat dan menilai sesuatu isu
berhubung dengan sesuatu tingkah laku berdasarkan
pandangan jagat dan budaya sesuatu masyarakat.
Perbuatan yang serupa dilihat dari sudut yang berlainan
berdasarkan nilai yang dipegang oleh masyarakat yang
berbeza. Dalam aspek ini kerap moral disamakan dengan
etika.
Peter Baelz dalam bukunya Ethics and Belief menyatakan
bahawa “moral dan etika selalunya mempunyai makna yang
sama. Apakah faedah membezakan di antara keduanya
kerana selalunya kita gagal untuk membezakannya.”
Berdasarkan kenyataan Peter Baelz, moral dan
etika mempunyai persamaan.
Moral bersifat praktikal kerana ia merupakan
disiplin yang memberitahu apakah sistem moral
yang dihayati oleh sesuatu masyarakat.
Manakala etika bersifat teoretikal kerana ia
mengkaji, menganalisis dan mengkritik sistem
moral tersebut.
Moral merupakan bahan yang dikaji oleh etika
manakala etika adalah ilmu yang mengkajinya
.
Pengertian Etika
Perkataan etika berasal dari perkataan Inggeris
ethics. Ethics pula berasal dari perkataan Greek
ethos bermaksud watak atau budaya.
Ia merujuk kepada sikap dan adat yang
menentukan tingkah laku sesuatu golongan.
Etika adalah sains menilai dan memahami proses
penilaian.
Ia berkaitan dengan perlakuan mentafsirkan
sesuatu perbuatan tersebut baik ataupun
sebaliknya.
Dua perkara asas yang menjadi tumpuan dalam etika ialah
akhlak individu seperti takrifan individu yang baik dan
peraturan-peraturan sosial seperti peraturan mengenai benar
atau salah (moraliti) yang
menghadapkan tingkah laku individu (Mohamad Mohsin &
Hamdzun 2002).
Sidi Gazalba dalam buku beliau Sistematika Filsafat
merumuskan bahawa etika ialah teori mengenai laku
perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk dan sejauh mana
pula dapat ditentukan oleh akal.
Menurut Abdul Fatah Hassan (2001) pula, etika menyelidik,
memikirkan dan mempertimbangkan mengenai yang baik dan
yang buruk.
Etika melihat secara universal perbuatan manusia.
Etika juga merujuk kepada falsafah tingkah laku manusia
yang dilihat dari aspek lahiriah dan batiniah.
Ini tidak serupa dengan moral yang merupakan ajaran,
kumpulan peraturan dan ketetapan, lisan atau bertulis
mengenai bagaimana manusia perlu bertindak supaya
menjadi manusia yang baik.
Moral memandu manusia tentang cara bagaimana manusia
harus bertingkah laku (tingkah laku baik) manakala etika
pula mengenai mengapakah manusia mesti mengikuti arahan
moral tersebut.
Etika merupakan tingkah laku dan kelakuan moral
yang dijangka diikuti oleh manusia sejagat
manakala ilmu etika merupakan satu disiplin ilmu
yang mengkaji tentang moral,prinsip moral,kaedah
moral dan tindakan serta kelakuan manusia yang
betul.
Fungsi etika menggariskan beberapa prinsip atau
ukuran asas untuk menentukan apakah tingkah
laku yang betul, apakah yang salah, apakah
tingkah laku yang bertanggungjawab dan apakah
yang tidak.
Adakah Etika dan Moral Itu Sama?
Etika dan moral sering disalahfahami.
Misalnya, penggodaman bukan masalah etika
tetapi adalah kesalahan moral untuk mendapatkan
capaian yang tidak mendapat kebenaran.
Masalah etika adalah berkaitan dengan sesuatu
yang membuahkan hasil yang salah atau sesuatu
yang tidak adil.
Ruang lingkup perbincangan etika adalah lebih
luas berbanding dengan moral.
Fokus etika lebih luas mencakupi estetika, etika profesional,
tingkah laku dan logik. Etika mempunyai peranan yang besar
dalam kehidupan manusia bagi menyediakan prinsip
tanggungjawab dan menilai tindakan yang berkaitan dengan
kemanusiaan.
Moral merujuk kepada cara berfikir, bertindak dan bagaimana
mereka harus bertindak, manakala etika adalah falsafah
moral berkaitan dengan masalah betul atau salah.
Moral adalah sebahagian daripada etika.
Terdapat pelbagai teori etika dan teori-teori ini mengandung
penyataan :
Deskriptif
Teori etika dengan penyataan deskriptif memberitahu dan
menerangkan bagaimana tingkahlaku manusia atau sesuatu
masyarakat serta peraturan etika mereka.
Normatif
Teori etika dengan penyataan normatif memberitahu kita
apakah tindakan yang patut dibuat dan apakah tindakan
yang betul.
Adakah etika bersifat relatif?
Perbuatan
1. Mencuri
2. Perempuan tua miskin mencuri kerana anaknya
kelaparan
3. Perhambaan
4. Pengguguran anak
5. Homoseksual dan lesbian
Jelas apa yang kita fikir benar tidak semestinya
benar bagi orang lain.
Benar dan salah adalah konsep yang relatif.
Ahli etika relatif menolak kebenaran dan kesalahan
yang universal. Mereka berpendapat tidak wujud
moral benar dan salah secara universal.
Benar dan salah adalah relatif bagi sesuatu
masyarakat bergantung kepada budaya dan
pemikiran mereka.
Membuat Keputusan Etika
Membuat keputusan etika memberi panduan untuk
membantu seseorang menganalisa keadaan
dengan melihat dari beberapa sudut iaitu :
1. Hubungan keadaan etika dengan undangundang
2. Alasan-alasan formal dan informal
3. Berlandaskan prinsip-prinsip, teori etika.
5. HUBUNGAN KEADAAN ETIKA
DENGAN UNDANG-UNDANG
Perbedaan antara etika dan undang-undang
1. Dikuat kuasakan oleh hati sendiri. Hukuman melanggar
etika ialah rasa bersalah dalam diri sendiri
Penentuan batas perlakuan adalah jelas. Dianggapmelakukan
jenayah jika melampaui batas tersebut. Bentuk perlakuan
boleh bersifat global. Misalnya, mencuri adalah jenayah
dalam semua masyarakat
2. Menentukan batas adat, idealisme,keyakinan dan nilai.
Batas tersebut adalah relatif dan abstrak mengikut
masyarakat.
Dikuatkuasakan oleh mahkamah. Hukuman melanggar
undang-undang adalah seperti yang diperuntukkan dalam
undangundang bertulis negara
 1. Dikuatkuasakan oleh hati sendiri. Hukuman
 melanggar etika ialah rasa bersalah dalam diri sendiri
 Etika Undang-undang
ALASAN-ALASAN FORMAL DAN INFORMAL
1.
2.
3.
4.
INFORMAL
Siapakah yang
merahsiakan
keadaan?
Apakah pendapat
keluarga?
Adakah umum tahu?
Adakah aktiviti
tersebut diiklan
untuk tujuan
keuntungan?
FORMAL
1. Adakah tindakan melanggar polisi?
2. Adakah perbuatan ini melanggar
Kode etika profesional?
3. Adakah beliau melanggar peraturan
syarikat ?
Prinsip-Prinsip Teori Etika
Prinsip-prinsip etika juga menyumbang dalam
membuat keputusan etika. Berdasarkan prinsip ini
individu mempunyai tanggungjawab seperti:
1. Memupuk kepercayaan
2. Memperbaiki moral diri dan berusaha tidak
mengulangi perbuatan yang tidak bermanfaat
3. Menghormati keputusan dan menghargai orang
lain
4. Berlaku adil, amanah dan jujur
5. Membantu mereka yang dalam kesusahan
Hubungan antara hak dan tanggungjawab
TGJWB ‘A’
HAK ‘A’
Menghasilkan perisian
Menerima ganjaran
yang baik
sewajarnya
HAK ‘B’
Mengharapkan produk
Yang berkualitas
,
TGJWB ‘B’
Membayar harga perisian &
tidak menggunakan perisian
cetak rompak
2.TEORI ETIKA
ETIKA DESKRIPTIF:
yaitu etika yang berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang perilaku atau sikap yang mau
diambil.
Penyataan dalam Teori Etika
2. Etika normatif.
Merujuk kepada panduan dan peraturan yang
berkaitan dengan tingkahlaku yang baik dan
jahat.
Ia juga menjurus kepada kenyataan yang
memberitahu apa yang mesti dilakukan dan apa
yang betul.
Ia menilai, mengkritik dan membuat keputusan
terhadap sistem moral yang ada di samping
menerangkan sesuatu undang-undang moral
yang dianggap terbaik, bukan undang-undang
moral yang sedia ada dan sedia diterima.
Etika normatif mengemukakan sistem moral yang piawai
berpandukan sistem sedia ada.
Etika normatif menyadarkan kita bahawa tidak semua nilai
moral berubah mengikuti perubahan masa tetapi ada yang
terus kekal dipelihara meskipun budaya mengalami
perubahan.
Inilah yang dikatakan sebagai nilai mutlak dan biasanya
berkaitrapat dengan agama.
Golden Rule merupakan contoh prinsip etika normatif klasik.
Jika mau orang melakukan perkara yang baik kepada kita,
kita perlu melakukan perkara yang baik juga kepada orang
lain.
ETIKA NORMATIF:
etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dalam hidup sebagai
sesuaru yang bernilai. Etika normatif
memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan
Etika Normatif:
1. Etika Umum:
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolok ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan.
2. Etika Khusus:
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan bisa: bagaimana mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan
didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar, atau bagaimana saya menilai
perilaku sendiri atau orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis.
Etika Khusus:
1.Etika individual: yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2.Etika sosial: yaitu berbijara mengenai
kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
Etika Sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan idiologiidiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Macam Etika Sosial:
1.Sikap terhadap sesama
2.Etika keluarga
3.Etika Profesi
4.Etika politik
5.Etika lingkungan
6.Etika idiologi
Variabel penilaian Etika:
1.Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya
tidak baik
2.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya
kelihatannya baik
3.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya juga
tidak baik
4.Tujuan baik, cara pencapaiannya juga terlihat
baik
Teori dan Aliran Pemikiran
1. Teologi : Teori ini melihat kebaikan dan keburukan
sesuatu tindakan. Sesuatu perbuatan itu tidak
diketahui sama ada baik atau buruk sehinggalah
melihat kepada kesannya.
vs
2. Deontologi atau non consequentialist : Teori
deontologi ini berasaskan kepada prinsip asas yaitu
kewajipan manusia. Teori ini berasal daripada
perkataan Greek, deon iaitu duty yang merujuk
kepada kewajipan individu.
Teori dan Aliran Pemikiran
3. Subjektif. Penilaian terhadap sesuatu etika
berdasarkan kepada penilaian diri sendiri. Individu
berhak meletakkan nilai sama ada baik atau
sebaliknya. Perasaan peribadi terlibat dalam menilai
dan menentukan baik buruk sesuatu tindakan.
vs
4. Objektif. Kode moral adalah bebas dari
kepentingan individu. Baik dan buruk tidak bersandar
kepada sikap individu tetapi wujud dengan sendirinya
Teori dan Aliran Pemikiran
5. Naturalisme. Sesuatu perbuatan itu baik atau
buruk bergantung kepada pengalaman keseronokan.
‘Baik’ perlu dijelaskan dalam bentuk kualiti fakta
alam seperti memenuhi keperluan manusia,
mendatangkan kebahagiaan, kenikmatan dan
sebagainya kepada manusia.
vs
6. Non Naturalisme. Moral adalah sesuatu yang
unik dan tidak boleh dikelaskan. Sesuatu perlakuan
itu baik kerana ianya memang baik.
Teori dan Aliran Pemikiran
7. Relativisme. Sesuatu yang dianggap baik oleh satu
masyarakat tidak mungkin dianggap sedemikian oleh
masyarakat yang lain. (barat-timur) Ini bererti
masyarakat yang berlainan memberikan nilai moral
yang berbeza bagi tingkahlaku yang serupa.
vs
8. Absolutisme. Prinsip moral berbeda dari satu
budaya dengan budaya yang lain. Bagaimanapun prinsip
asas sejagat adalah sama. Misalnya, semua masyarakat
meletakkan nilai yang tinggi kepada kebaikan.
Teori Utilitarianisme
Teori ini merupakan suatu aliran atau dimensi di bawah teori etika
Teologikal yang juga dikenali sebagai consequentialism.
Ia adalah doktrin moral yang mengkehendaki manusia supaya
bertindak untuk menghasilkan kebaikan secara maksimum.
Kebaikan ini termasuklah kegembiraan atau keseronokan kepada
semua pihak.
Tindakan dikatakan sebagai bermoral jika ia menghasilkan
kegembiraan yang maksimum.
Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873)
adalah dua orang tokoh yang dikaitkan dengan teori ini.
Bentham mengenalpasti 7 elemen yang perlu dipertimbangkan
untuk mengukur keseronokan mencipta kalkulus Hedonistik
Bentham yang memberi skala antara –10 hingga +10.
Elemen yang dimaksudkan oleh Bentham ialah: intensiti, jangka
masa, kepastian, kesegeraan, kesedaran, keberkesanan dan had
atau batasan.
1. Intensiti bermaksud kedalaman. Sejauh manakah dalamnya
kesan pengalaman terhadap seseorang.
2. Jangka masa. Berapa lamakah keseronokan atau kesengsaraan
akan berakhir?
3. Kepastian. Adakah anda pasti sama ada mengalami keseronokan
atau kesengsaraan akibat sesuatu yang berlaku.
4. Kesegeraan. Kepantasan anda mengalami rasa seronok
atau sebaliknya.
5. Kesedaran. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa
seronok pada masa akan datang?
6. Keberkesanan. Apakah kemungkinan anda mengalami
rasa sengsara pada masa hadapan?
Mangsa tragedi selalunya senantiasa berasa takut dan risau
7. Had atau batasan. Berapa kerapkah kesengsaraan dan
keseronokan dicetuskan dalam kehidupan orang lain?
Jika jumlah skor kesengsaraan melebihi keseronokan maka
sesuatu perbuatan tersebut adalah sememangnya salah
dan tidak beretika.
Mill membedakan antara keseronokan dengan memasukkan
aspek kualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus.
Menurut Mill, petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti
tinggi/rendah, baik/buruk, objektif/subjektif, dan
baru/lama. Faktor yang boleh mempengaruhi keseronokan
pula ialah kecerdikan, pendidikan, sensitiviti, bermoral
dalam tindakan dan kesihatan yang baik.
Utilitarianisme pada peringkat paling rendah dipanggil ‘act
utilitarinisme’. Kita harus bertanya kepada diri sendiri
mengenai kesan akibat sesuatu tindakan dalam keadaan
tertentu ke atas pihak-pihak yang terlibat sebelum
sebarang tindakan diambil.
Sekiranya tindakan tersebut menghasilkan kebaikan
maka ia dianggap betul.
Jenis-jenis Utilitarianism
1. Act utilitarianism
Ciri yang pertama adalah merekodkan akibat
sesuatu perbuatan sama ada bermoral atau
sebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri ini
dipanggil act utilitarianism.
Misalnya aktiviti dengan menonton televisi
mungkin dianggap tidak bermoral karena masa
tersebut sepatutnya digunakan untuk melakukan
kerja-kerja yang bermanfaat seperti kerja
kebajikan
Jenis-jenis Utilitarianism
2. Hedonistic utilitarianism
Ciri yang kedua pula ialah mengambilkira kegembiraan,
kesan daripada suatu tindakan dianggap bermoral. Ini
kerana Bentham berpendapat, untuk menentukan benar
atau salah (moraliti) tingkah laku individu, ianya perlu
mengambilkira kesan dan akibatnya.
Misalnya tindakan atau perbuatan yang boleh meningkatkan
ciri kesetiaan dan persahabatan, sehingga mencetuskan
ciri kegembiraan.
Memutuskan persahabatan tetapi membahagiakan keduadua pihak yang terlibat adalah suatu yang dianggap
bermoral.
Relativisme Etika
Keadaan merupakan pertimbangan utama dalam
menentukan suatu tindakan itu sama ada beretika
atau tidak. Tindakan dinilai berdasarkan kesan
atau akibatnya.
Relativisme etika melihat kepada beberapa
perspektif jika wujudnya pertentangan budaya dan
pendapat antara individu. Perspektif tersebut
melihat dari aspek :
1. Tiada nilai moral yang benar atau salah secara
universal atau secara mutlak.
Perbedaan ini berlaku apabila wujud pertentangan
budaya dan amalan dalam diri individu terhadap
sesuatu tindakan.
2. Kepelbagaian nilai budaya dan persekitaran
memberikan penilaian yang berbeda terhadap
tindakan individu sama ada bermoral atau
sebaliknya.
3. Tiadanya skala penilaian yang piawai dan mutlak
dalam menilai suatu perbuatan itu sama ada
beretika atau sebaliknya
Kajian Mengenai Etika
1. Etika umum
a. Etika Deskriptif
b. Etika Normatif
c. Metaetika
2. Etika Khusus
a. Safsatah
b. Bidang khusus
Metaetika:
Kajian ini adalah hasil daripada etika deskriptif dan
normatif, iaitu menyenaraikan ciri-ciri serta istilah
yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau
sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan,
tanggungjawab dan kewajipan.
Meta etika pula dibahagikan kepada dua iaitu :
1. Analitik yang berkaitan dengan menganalisis semua
peraturan yang berkaitan tingkahlaku baik dan jahat
2. Kritikal yang berkaitan dengan mengkritik terhadap
apa-apa yang telah dianalisis.
Etika khusus
1. Safsatah : Suatu seni dan teknik dalam
penyelesaian masalah dan dilema yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip moral.
2. Bidang khusus: Mengaplikasikan kajian etika
umum dalam bidang-bidang khas seperti
bisnes,perubatan, politik dan sains.
Penilaian dalam etika
Penilaian terhadap perbuatan yang baik adalah melalui
peningkatan terhadap kesedaran dan pembangunan
rohani individu hasil daripada perbuatannya
Etika mengambilkira penilaian ke atas suatu tindakan
itu berbanding hanya dengan :
a.Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya memenuhi
kehendak dan keperluan manusia sahaja.
b. Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya
meningkatkan kehidupan dan melabelkan sebaliknya
jika perbuatan itu memusnahkan kehidupan.
Aspek dalam Etika
Terdapat dua aspek dalam etika. Aspek pertama
iaitu keupayaan menilai yang baik dan yang buruk,
dosa dan pahala atau sesuai dan sebaliknya. Aspek
yang kedua pula melibatkan komitmen dalam
melakukan apa yang baik dan bersesuaian.
Etika tidak lagi semata-mata satu topik perbualan
dan isu yang diperdebatkan tetapi memerlukan
tindakan dan susulan.
Subjektivisme Etika
Subjektivisme etika adalah bergantung kepada faktor
kemahuan sama ada individu atau pencipta sebagai
subjeknya.
Jika manusia merupakan kemahuannya, badan
perundangan akan menentukan suatu keputusan itu
dari segi undang-undang.
Jika kemahuan itu menjadikan Tuhan sebagai
subjeknya, maka hukuman lebih berbentuk kepada
pembalasan Tuhan. Pengampunan dan pembalasan
atas dosa yang dilakukan atau pahala atas kebaikan
yang dibuat adalah antara manusia dan Tuhan.
Objektivisme Etika
Menurut objektivisme etika, nilai-nilai moral merupakan suatu
kebaikan.
Undang-undang tidak dicipta dan tidak berasaskan subjek sama
ada manusia atau Tuhan.
Salah satu bentuk objektivisme etika ialah nilai mutlak moral
(moral absolutism). Hukuman yang dikenakan adalah
muktamad. Untuk mengelakkan hukuman, seseorang perlulah
melengkapkan kehidupan masing –masing serta mematuhi
undang-undang .
Hukum Karma dan Kelahiran semula merupakan gambaran
kehidupan dalam objektivisme etika yang mencapai sifat
lengkapnya.
Kelas Teori Etika
Ahli falsafah lazimnya membahagikan teori etika
kepada tiga kelas am iaitu metaetika, etika normatif
dan etika gunaan.
Metaetika mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan
penggunaannya. Adakah prinsip etika merupakan
suatu rekaan sosial? Adakah prinsip-prinsip etika ini
merupakan gambaran hasil daripada emosi individu?
Meta etika menjawab persoalan ini yang memfokuskan
kebenaran universal, ketentuan Tuhan, alasan kepada
penilaian etika dan definisi istilah-istilah berkaitan
etika itu sendiri.
Etika normatif lebih kepada praktikal.
Misalnya dalam menentukan piawaian moral terhadap
tindakan yang betul atau salah. Perlukah saya
mendapat keizinan daripada pemiliknya? Perlukah
saya mencuri untuk sesuap nasi? Persoalan ini akan
dijawab melalui panduan yang disediakan oleh etika
normatif.
Etika gunaan pula melibatkan penyelesaian ke atas isuisu kontroversi seperti isu pengguguran,
pembunuhan anak, pencemaran alam, homoseksual
dan peperangan nuklear. Etika gunaan
mengaplikasikan garis panduan konseptual dalam
metaetika dan etika normatif untuk menyelesaikan
isu-isu ini.


SERTIFIKAT PROFESIONAL
(SERTIFIKAT KOMPETENSI)

DIBERIKAN PADA SESEORANG
BERDASARKAN PENILAIAN ATAS

KEMAMPUAN BEKERJANYA

MELALUI PENGUKURAN PADA

PENGALAMAN KERJANYA

 MEMPUNYAI DASAR
PENGETAHUAN PROFESI
(KNOWLEDGE BASE)
 MEMPUNYAI
PENGALAMAN
 MEMPUNYAI
KOMPETENSI
PENDIDIKAN
KESARJANAAN PADA
PROFESINYA
PENGALAMAN
KERJA
PROFESI
MEMENUHI
BAKUAN
KOMPETENSI








PENDIDIKAN KESARJANAAN
Kur-Sila Harus Mencakup Pengajaran Yang Menghasilkan
Kecendekiawanan
Mutu Pendidikan Harus Tinggi
Akreditasi “A” dan “B” Atau Pendidikan Tambahan
JALUR ARTIKULASI
Akan Dimungkinkan IP Dari Politeknik, D3, STM, IKIP, dsb. Dengan
Syarat Ketat
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
Selalu Memutakhirkan Pengetahuan


BERUPA PENUGASAN YANG MENGEMBAN
TANGGUNGJAWAB (WALAU SEDERHANA)

HARUS LUAS SERTA TERSUSUN DENGAN
SEMESTINYA (APPROPRIATELY STRUCTURED)

LAZIMNYA MINIMUM 5 TAHUN (UNIVERSAL)





DAPAT DIPERSINGKAT HANYA 3 TAHUN
DALAM LINGKUNGAN KERJA YANG KHAS
SEYOGYANYA TERCATAT DENGAN BAIK
(INI KELEMAHAN KITA BUDAYAKAN LOG BOOK)


•
•
•
•
•
•

TOLOK UKUR (BENCHMARK)
YANG MENJADI ACUAN BAGI PENGUKURAN
KESEIMBANGAN MENYELURUH ANTARA
PENGETAHUAN
KEMAMPUAN
KETRAMPILAN
KEARIFAN (JUDGMENT)
PENGALAMAN
SIKAP KERJA
YANG DIPERLUKAN SEORANG PROFESIONAL

MENGISI FAIP

DENGAN MENGACU PADA

BAKUAN KOMPETENSI
BAKUAN
KOMPETENSI
KOMPETENSI PROFESI
KOMPETENSI PADA
SUB-PROFESI YBS
UNIT
KOMPETENSI
INSINYUR
“PEMBUDIDAYAAN
SUMBERDAYA HAYATI”
KEMAMPUAN YANG
HARUS DIKUASAI
PADA UNIT YBS
ELEMEN
KOMPETENSI
URAIAN
KEGIATAN
PENGALAMAN KERJA YANG
MEMBUKTIKAN KEMAMPUAN
PADA ELEMEN YBS
UNIT KOMPETENSI
• kode etik profesi & tatalaku
profesional
• kemampuan kerja
• perencanaan dan
perancangan
• manajemen kerja dan komunikasi
• pendidikan dan pelatihan
• penelitian & pengembangan
• jasa konstruksi
• produksi/manufaktur
• bahan material & komponen
• manajemen usaha dan
pemasaran teknik
• manajemen pembangunan &
pemeliharaan asset
ELEMEN KOMPETENSI
• mampu menjelaskan dan
merumuskan kebutuhan
perencanaan/perancangan
• mampu membuat usulan utk
memenuhi kebutuhan
perencanaan/perancangan
• mampu melaksanakan
pekerjaan perencanaan/
perancangan sesuai dengan
usulan yang dipilih
• mampu melaksanakan kaji
nilai (evaluasi) atas hasil
rancangan
• mampu menyiapkan dokumen penunjang
• mampu menjaga tata-keutuhan identitas rancangan
Catatan: Dalam Contoh Ini, Dan Contoh-contoh Selanjutnya,
Dipakai Kalimat Bakuan Kompetensi Yang Ringkas
KEGIATAN
• memaparkan rancangan
secara manual atau dengan
model komputer
• menyiapkan jadwal penguji-an
rancangan untuk uji kinerja
dan uji lingkup fisik
• mengawasi pengujian rancangan, analisis hasil pengujian, dan menyampaikan
saran perbaikan
• mengkaji dampak rancangan
pada kondisi sekeliling
• memaparkan hasil kajian
dampak rancangan kepada
pihak-pihak yg bersangkutan

CONTOH DARI

SUB PROFESI

JASA KONSTRUKSI
UNIT KOMPETENSI
• kode etik profesi & tatalaku
profesional
• Kemampuan kerja
• perencanaan dan perancangan
• manajemen kerja dan komu-nikasi
• pendidikan dan pelatihan
• penelitian & pengembangan
• jasa konstruksi
• produksi/manufaktur
• bahan material & komponen
• manajemen usaha dan pemasaran
teknik
• manajemen pembangunan &
pemeliharaan asset
UNIT WAJIB : harus semua (4)
unit.
UNIT PILIHAN : cukup pilih 2
unit.
ELEMEN KOMPETENSI
• mampu melaksanakan
perencanaan dan penjadwalan
proyek
• mampu menyiapkan,
melaksanakan dan memantau
pelelangan dan kontrak proyek
• mampu melaksanakan pekerjaan
di project site
• mampu melaksanakan
pengelolaan kerja lapangan (MK)
• mampu melaksanakan uji kinerja
untuk serah-terima pekerjaan
(handling-over)
ELEMEN cukup dibuktikan
kompeten pada 50% elemen
KEGIATAN
• menyiapkan spesifikasi dan
pentahapan pekerjaan di
project site
• menyusun penjadwalan
pekerjaan di project site
• menyusun spesifikasi sarana
dan jasa-jasa yang
dibutuhkan untuk pekerjaan
di project site
• mengawasi pelaksanan
pekerjaan di project site
• mentuntaskan pelaksanan
pekerjaan di project site
dengan memuaskan untuk
dapat di-berita-acara-kan
KEGIATAN cukup
dibuktikan
pengalaman pada 1
kegiatan









RUMUSAN BAKUAN KOMPETENSI IP PII
BERSIFAT GENERIK (‘SERAGAM’)
UNTUK SEMUA KEJURUAN
(Teknik Sipil, Elektro, Mesin, Kimia, dsb.)
KEKHASAN MASING-MASING KEJURUAN
DITERAPKAN DALAM PEMBERIAN NILAI
KRITERIA PENILAIAN
JENIS PENGALAMAN
TOLOK UKUR PENILAIAN
MAJELIS PENILAI
(ASSESSMENT-nya)
CALON IP
(FAIP-nya)
PROSES
PENILAIAN
BAKUAN
KOMPETENSI
INSINYUR
PROFESIONAL



PEER-TO-PEER ASSESSMENT
PENILAIAN
ANTAR REKAN SE-PROFESI

Bukan Penilaian Akademis
PENILAIAN KELOMPOK
(MENCEGAH SUBYEKTIVITAS)

TIAP CALON DINILAI OLEH 3 ASESOR





- Sub-Kejuruan Yang Sama Dengan Calon
- Bidang Pekerjaan Yang Sama Dengan Calon
- Menguasai Sistem Sertifikasi IP PII









PENILAIAN DIRI SENDIRI
(SELF ASSESSMENT)
Calon Kemukakan Sendiri Kompetensinya
NILAI DIBERIKAN PADA
“URAIAN KEGIATAN”
Yang Berkode 3 Angka (3 Digit)
SATU PENGALAMAN (AKTIFITAS)
Dapat Dipakai Untuk Meng-’Klaim’
BEBERAPA “URAIAN KEGIATAN”
P 9.1
Merumuskan
Kebutuhan &
Pemakaian Bhn.
Mat.&Komp.
P9
Bahan
Material
dan
Komponen
P 9.1.1 Kenali ciri-ciri kelemahan bahan mat. &
komp. dan kemungkinan penggantinya
P 9.1.2 Kaji penggunaan bahan material dan
komponen yang tepat
P 9.1.3 Jalin kerjasama dengan Kejuruan lain
untuk memperoleh bantuan kepakaran
P 9.1.4 Pelajari peluang untuk daur ulang
P 9.1.5 Pelajari bahaya terhadap lingkungan
dalam penggunaan dan pembuangan
bhn. mat. &komp. / sisa bahan / limbah
P 9.2
Menemukan
Sumber Bhn.
Mat.&Komp.
P 9.2.1. Mencari lokasi sumber bahan baku
P 9.2.2. Memilih bahan material / komponen
yang biaya pengadaannya terjangkau
P 9.3
Mengawasi
Penyiapan /
Pengadaan Bhn
Mat.&Komp.
P 9.3.1 Kaji tatacara penyiapan bahan material
dan komponen
P 9.3.2 Kaji interaksi antara bhn.mat. & komp.
P 9.3.3 Adakan kegiatan pengendalian proses
kerja dlm hubgn dgn bhn.mat.&komp.
UNIT KOMPETENSI
• kode etik profesi & tatalaku
profesional
• Kemampuan kerja
• perencanaan dan
perancangan
• manajemen kerja dan
komu-nikasi
• pendidikan dan pelatihan
• penelitian & pengembangan
• P-7 jasa konstruksi
• produksi/manufaktur
• bahan material & komponen
• manajemen usaha dan
pemasaran teknik
• manajemen pembangunan
& pemeliharaan asset
ELEMEN KOMPETENSI
• mampu melaksanakan
perencanaan dan
penjadwalan proyek
• mampu menyiapkan,
melaksanakan dan
memantau pelelangan dan
kontrak proyek
• P-7.3 mampu melaksanakan pekerjaan di project
site
• mampu melaksanakan
pengelolaan kerja
lapangan (MK)
• mampu melaksanakan uji
kinerja untuk serah-terima
pekerjaan (handling-over)
KEGIATAN
• menyiapkan spesifikasi dan
pentahapan pekerjaan di
project site
• menyusun penjadwalan
pekerjaan di project site
• P-7.3.3 menyusun
spesifikasi sarana
dan jasa-jasa yang
dibutuhkan untuk
pekerjaan di project
site
• mengawasi pelaksanan
pekerjaan di project site
• mentuntaskan pelaksanan
pekerjaan di project site
dengan memuaskan untuk
dapat di-berita-acara-kan
W 4.4
Berkomunikasi
Dengan Baik
Dan
Penguasaan
Bahasa
W4
Pengelolaan
Kerja
dan
Komunikasi
W 4.5
Mempertahankan Pendapat,
Gagasan, dan
Hasil Karya
W 4.4.1 Melakukan Komunikasi Lisan/Tertulis
W 4.4.2 Menyiapkan & Memaparkan Informasi
W 4.4.3 Melakukan Komunikasi Kepakaran
Se-Profesi dan Antar Profesi
W 4.4.4 Menjabarkan Instruksi Keinsinyuran
W 4.4.5 Memberikan Instruksi Dengan Jelas
W 4.4.6 Memilih Sarana Komunikasi dan
Berkomunikasi dengan Efisien
W 4.5.1 Memberikan Paparan, Briefing, dsb.
W 4.5.2 Membuat Karya Tulis atau Dokumen
Elektronik Yang Dimuat di Media
W 4.5.3 Memberikan Instruksi Pada Bawahan
W 4.5.4 Memberikan Informasi Pada Atasan
W 4.5.5 Melaksanakan Perundingan/Negosiasi
W 4.5.6 Menyiapkan Laporan Hasil Kerja
W 4.5.7 Menyiapkan Dokumen Spesifikasi
W 4.5.8 Menyiapkan Analisis Lingkungan
W 4.5.9 Menafsirkan Gambar Keinsinyuran









HARUS DENGAN JELI MENCERMATI
BAKUAN KOMPETENSI
JUMLAH ‘KLAIM’ URAIAN KEGIATAN
DAPAT JUGA DITINGKATKAN
DENGAN ‘MEMECAH’ SUATU
AKTIFITAS
ATAS SUB-SUB AKTIFITAS
YANG KOMPETENSINYA BERBEDA-BEDA
UNIT-UNIT KOMPETENSI WAJIB
JUGA BANYAK MENCAKUP HAL TEKNIS











SETIAP NILAI
MERUPAKAN GABUNGAN DARI :
BANYAKNYA PENGALAMAN
DALAM MELAKSANAKAN
PEKERJAAN (PROYEK)
PERANAN
KETIKA MELAKSANAKAN
PEKERJAAN (PROYEK)
TINGKAT KESULITAN
UNTUK MELAKSANAKAN
PEKERJAAN (PROYEK)






DINILAI DARI SEBERAPA JAUH PENGALAMAN
MELAKSANAKAN
AKTIFITAS/PEKERJAAN/PROYEK
YANG SAMA/SERUPA/SEJENIS
MAKIN BANYAK AKTIFITAS
YANG DILAKSANAKAN
DENGAN LAYAK/BAIK
MAKIN TINGGI NILAINYA

DINILAI DARI PERANAN
DALAM MELAKSANAKAN AKTIFITAS/PROYEK
KEIKUT-SERTAAN :

JABATAN :

TUGAS :


 Turut Serta (Participate)
 Berperan Serta (Contribute)
 Bermitra (Collaborate)
 Anggota Kelompok (Team Member)
 Pimpinan Kelompok (Team Leader)
 Pakar Kelompok (Team Expert)
 Merumuskan (Conceptual)
 Merencanakan (Plan)
 Melaksanakan (Execute)



DINILAI DARI KOMPLEKSITAS
AKTIFITAS/PEKERJAAN/PROYEK
TERLIHAT DARI :
SPESIFIKASI TEKNIS
KONDISI TEMPAT KEGIATAN DAN
LINGKUNGANNYA
NILAI BIAYA
JUMLAH DAN SKILL TENAGA KERJA
CARA MENYELESAIKAN PERSOALAN



•
•
•
•
•
KEGIATAN, PRESTASI, GELAR, JABATAN
YANG BUKAN PEKERJAAN (NON-PROYEK)
DIKLAT (SEBAGAI PESERTA/PELATIH)
SEMINAR (SEBAGAI PESERTA/PEMAPAR)
SEKOLAH PASCA-SARJANA (S2, S3)
‘GELAR’ (GURU BESAR, PENELITI UTAMA)
JABATAN (DINAS, SWASTA, MASYARAKAT)

TIDAK MEMPUNYAI NILAI
KOMPETENSI


TETAPI DAPAT DIJELASKAN
APA YANG DILAKUKAN DALAM KEGIATAN ITU

LALU DI-KLAIM SEBAGAI
KOMPETENSI



BERDASARKAN NILAI (ASSESSMENT SCORE)
YANG BERHASIL DIPEROLEH SEORANG CALON
DITETAPKAN KUALIFIKASI (JENJANG) IP YBS
IPP: MIN. 600
IPM: MIN. 3000
IPU: MIN. 6000
IP Pratama
IP Madya
IP Utama
MELAKSANAKAN
KERJA PROFESI
KEINSINYURAN
SECARA MANDIRI
MELAKSANAKAN
KERJA PROFESI
KEINSINYURAN
SECARA
SEPENUHNYA
MANDIRI
(SIAP DIGUGAT)
MELAKSANAKAN
KERJA PROFESI
KEINSINYURAN :
 YG SANGAT KHAS
 YG SANGAT RUMIT
 MEMIMPIN TEAM
IP
ANTAR KEJURUAN
(PE)
(SIAP DIGUGAT)
UTK TUGAS RUMIT
DIBIMBING IPM
(Senior PE)
(Executive PE)


•
•


•
•
•

•


•


•
•
Secara normal :
Jumlah aktifitas per tahun : 3 aktifitas,
Jumlah kegiatan dalam sebuah aktifitas adalah 4 - 5 kegiatan
IP
pengalaman yang diperlukan : 3 - 5 tahun
jumlah aktifitas : 4 tahun x 3 aktifitas/tahun = 12 aktifitas
jumlah kegiatan : 12 aktifitas x 4 kegiatan/aktifitas = 48
kegiatan
kriteria nilai minimum bagi IP : 4/kegiatan
(katakanlah: 1 x 2 x 2)
nilai kegiatan yang dapat diperoleh: 48 kegiatan x 4/kegiatan
= 192 (dibulatkan: 200)
nilai kegiatan pilihan adalah 30% dari jumlah nilai
jumlah nilai yang diperlukan : 3 x 200 = 600




TEKNIK SIPIL, TEKNIK MESIN, TEKNIK LISTRIK,
TEKNIK KIMIA,
TEKNIK FISIKA, TEKNIK GEODESI, TEKNIK
LINGKUNGAN, TEKNIK INDUSTRI, TEKNIK TAMBANG,
TEKNIK PERTANIAN
LAZIMNYA SESUAI PENDIDIKANNYA
(TETAPI DALAM KEADAAN TERTENTU DAPAT
BERBEDA)
UNIT KOMPETENSI PILIHAN










(P5) PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEINSINYURAN
(P6) PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN KOMERSIALISASI PRODUK
(P7) KEINSINYURAN DALAM JASA KONSTRUKSI
(P8) KEINSINYURAN DALAM PRODUKSI / MANUFAKTUR
(P9) BAHAN MATERIAL & KOMPONEN PEKERJAAN KEINSINYURAN
(P10) MANAJEMEN USAHA KEINSINYURAN DAN PEMASARAN TEKNIK
(P11) KEINSINYURAN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN ASSET
BOLEH > 2 UNIT TETAPI NILAI 600 LEBIH DAHULU
TERKUMPUL DARI 2 UNIT PILIHAN ITU DAN UNIT
WAJIB







DOKUMEN PENUNJANG/PENDUKUNG
YANG DILAMPIRKAN PADA FAIP
DIUSAHAKAN SELENGKAP MUNGKIN
SEBERAPA HARUS LENGKAPNYA
TERGANTUNG PENILAIAN ANDA
SEBERAPA JAUH DOKUMEN ITU
MEMBANTU ASESOR MENILAI ANDA
1. Menjunjung Pancasila dan UUD 1945
W.1.1
Mewujudkan
Kepedulian
Profresi Kepada
Masyaraakat
2. Mengamalkan Pancasila dalam menjalankan profesi
3. Berpedoman UUD’45, GBHN & Perundangan berlaku
4. Menjunjung Kesetiakawanan & Kepedulian Sosial dan
perkonomian masyarakat menuju cita-cita negara
5. Membangun Kemandirian Nasional & Kerjasama Intn’l
W1
Kode
Etik
1. Menempatkan nilai Luhur Profesi
2. Menjunjung Tanggung Jawab Pelayanan Masy.
Profesi sesama Insinyur
W.1.2
Menghayati
Kode Etik
3. Bekerja pada Lingkup Kemampuan
4. Mengembangkan Nama Baik
5. Menerapkan Ketrampilan Secara Profesional
6. Bertindak Objective
7. Melakukan Pengembangan Profesi Berkelanjutan
8. Memajukan Pengetahuan
W.1.3
Memahami /
Menerapkan
Wawasan
Kelestarian
Lingkungan
1. Menyadari kelangsungan hidup
2. Menyadari keterbatasan daya dukung
lingkungan
3. Memperbaiki lingkungan
4. Mempromosikan SDA tak terinci & daur ulang
limbah
5. Pengelolaan lingkungan berkelanjutan
6. Memperhatikan dampak produk & proyek
W1
Kode Etik
7. Memperhitungkan pengaruh budaya & warisan
W.1.4
Mengemban
Tanggung
Jawab
Profesional
1. Memperhitungkan/menjaga tanggungan
perdata
2. Menerapkan keselamatan kerja
3. Menyelidiki kebutuhan & menjaga
keselamatan masyarakat
4. Pencegahan bencana alam
5. Pemulihan bencana alam
W.2.1
Melaksanakan
Olah Karsa
Beragam
(Intelektual)
1. Menggunakan kajian sendiri masalah keinsinyuran
2. Menggunakan kearifan membuat keputusan
3. Menerapkan tindakan kreatif dan inovatif
4. Menyelesaikan masalah keinsinyuran
5. Memperluas pengetahuan kejuruan & bidang
terkait
6. Memanfaatkan peluang/kebutuhan dalam bidang
1. Gunakan ketrampilan menambah keahlian
W2
Ketrampilan
W.2.2
Menguasai &
mengembangkan
Keahlian
2. Gunakan ketrampilan peroleh informasi teknologi
3. Memperluas wawasan membaca majalah, seminar
dan kerjasama profesi
4. Memperdlm. Pengetahuan dasar secara sistimatik
5. Mengembangkan dari pengalaman
6. Melakukan pencatatan pengembangan profesi
1. Menemu-kenali berbagai rekayasa & standard
W.2.3
Metode
Perekayasaan
praktis
2. Mengusulkan konsep pelaksana rekayasa tepat guna
3. Mengawasi uji dan rancangan rekayasa tepat guna
4. Mengendalikan kemutahiran dokumen
5. Mengkaji persyaratan persetujuan memberi tugas
W.2.4
Menerapkan
Kaidah
Penjaminan
Mutu
W2
Ketrampilan
W.2.5
Perangkat
Rekayasa
Teknologi
Tepat Guna
1. Menerapkan Sistem Mutu
2. Mendorong di Lingkungan Kerja
3. Melakasakan Sesuai Baku Mutu
4. Menerapkan Teknik Kendali Mutu &
Jaminan Mutu
1. Menggunakan Analisa Matematika
2. Menggunakan Komputer
3. Menggunakan Perangkat Lunak
4. Menggunakan alat bantu teknologi dan
memantau
kinerja
1. Merumuskan Tujuan
W.2.6
Uji Coba dan
Kaji Nilai
2. Menyusun Tatacara & Jadwal
3. Mengembangkan Tatacara dan Alat
4. Melaksanakan Uji Coba dan Pengukuran
5. Mengawasi Uji Coba
6. Mengkaji Hasil Uji Coba & Pengukuran
1. Merundingkan spesifikasi awal, acuan
rancangan
2. Melakukan analisa rancangan fungsional
W.3.1
Merumuskan
Kebutuhan
Acuan Rekayasa
W3
Perencanaan/
Perancangan
3. Menggarap konsep rekayasa, kinerja,
keandalan dan ergonomic
4. Menentukan dampak rancangan
5. Menentukan kendala spt. tanggung jawab
perdata
6. Menggunakan bakuan rancangan codes
W.3.2
Membuat
Usulan
Kebutuhan/
Kerangka
Rekayasa
standard
1. Menggunakan kreatifitas dan inisiatif
2. Mengkaji dampak kinerja
3. Menemu-kenali masalah, metode,
teknologi
4. Menyiapkan analisis biaya-manfaat
5. Menyiapkan pelaksanaan usulan
W.3.3
Melaksanakan
Pekerjaan
Perencanaan
1. Melaksanakan perancangan
2. Melaksanakan analisis bahan
3. Memeriksa spesifikasi
W.3.4
Melaksanakan
Kaji Nilai Hasil
1. Memaparkan Rancangan atau dg.
Komputer
2. Menyiapkan Jadwal Uji
3. Mengawasi Uji dan Mengajulkan Saran
4. Mengkaji Dampak Rancangan
5. Memaparkan pada Pihak Terkait
W3
Perencanaan/
Perancangan
W.3.5
Menyiapkan
Dokumen
Pendukung
1. Menyiapkan Dokumen Pendukung
Konstruksi /
Produksi
2. Memeriksa Dokumen Pendukung
W.3.6
Menjaga
Keutuhan Tata
Idenfikasi
1. Menerapkan Tata Identifikasi
2. Merekomendasikan Perubahan
3. Mengatur Tata Indentifikasi terjaga
1. Mengembangkan Profesional Manajemen
W.4.1
Menerapkan
Kaidah
Manajemen Diri
Sendiri
2. Menentukan Sasaran
3. Mengelola Waktu
4. Mengembangkan Kepemimpinan dan Kerjasama
Kelompok
5. Mengembangkan Wawasan Luas, Analisis,
Kreatif
W4
Pengelolaan/
Komunikasi
W.4.2
Menerapkan
Kaidah
Pengelolaan
Pekerjaan
1. Memantau dan Merencanakan Proyek
2. Mengembangkan rincian pekerjaan terstruktur
3. Menyiapkan Jadwal Pekerjaan & Jalur Kritis
4. Memantau Kemajuan Pekerjaan
1. Menilai Kinerja Bawahan
W.4.3
Menerapkan
Kaidah
Kepemimpinandl
m Pekerjaan
2. Mematuhi Persamaan Bekerja
3. Mematuhi Keadilan dan Kebersamaan
4. Menciptakan Lingkungan Kerja Kondusif
5. Mengorganisasi Tim Kecil
6. Melatih Kepemimpinan
7. Mematau Hasil Pelaksanaan Tugas
1. Melakukan komunikasi Lisan/Tertulis
2. Menyiapkan/memaparkan Informasi
W.4.4
Komunikasi
Baik & Bahasa
Internasional
3. Melakukan Hub. Pakar dalam & luar
Profesi
4. Menjabarkan Instruk-si Keinsinyuran
5. Memberikan Instruksi Jelas
6. Memilih Sarana & Komunikasi Tepat
Guna
W4
Pengelolaan
/
Komunikasi
1. Menyampaikan Ceramah
2. Menulis untuk Majalah
W.4.5
Mempertahan
-kan Karsa
dan Karya
Keinsinyuran
3. Menyampaikan Informasi
4. Meneruskan Informasi kepada Atasan
5. Melakukan Perundingan
6. Menyiapkan Laporan
7. Menyiapkan Dokumen Spesifikasi
8. Menyiapkan AMDAL
9. Menafsirkan Gambar Teknik
P5.1
Mengembangkan
Diklat
1. Menetapkan Kebutuhan Pengajaran
2. Merencanakan Pengajaran
3. Mengembangkan Program Pelatihan
4. Mengembangkan Kurikulum
P5
Pendidikan &
Pelatihan
1. Mengembangkan proses belajar
mengajar
2. Mengembangkan Renc. Pengembangan
P.5.2
Melaksanakan
Diklat
3. Mengelola Program
4. Melaksanakan Kegiatan Pengajaran
5. Melaksanakan Teknologi Pendidikan
6. Mengembangkan Kandungan Khas
7. Menguji Peserta
8. Mernilai Kedaya-gunaan Program
9. Mengkaji Ulang
Melakukan
Penelitian
Merumuskan
Konsep
P6
Penelitian,
Pengembangan &
Komersialisasi
Menemu-kenali
Sumber Daya
Kaji Pasar
Litbang
Komersialisasi
Litbang
1.
2.
3.
4.
5.
Mengidentifikasi Kebutuhan Penelitian
Melaksanakan Kajian Pustaka
Melakukan Penelitian Dasar
Mencari Pengetahuan Baru
Menyampaikan Hasil Penelitian
1. Menemu-kenali Kebth. Pengembangan
2. Memeriksa Konsep - konsep
3. Memilih Konsep
1. Merumuskan Kebutuhan Akhir
2. Menyiapkan Usulan
3. Menyiapkan Perkiraan Biaya
1. Merumuskan Ciri - ciri Produk
2. Mengumpulkan Informasi
3. Membuat Rekomendasi Distribusi
Produk
4. Membuat Rekomendasi Membuat
Produk
1. Melakukan Kaji Nilai Ekonomis
2. Memilih Mekanisme
3. Menyiapkan Model Peragaan
4. Mengembangkan Ren. Prod.
Percontohan
1. Memberikan Konsultansi kpd. Pimpro.
2. Membuat Studi Kelayakan & Renc.
Dasar
P.7.1
Tugas
Konsultansi
3. Pedoman Perancangan
4. Rancangan Pendahuluan,
pengembangan
dan rancangan terperinci
P7
Konsultansi
Rekayasa,
Konstruksi &
Instalasi
5. Pemantauan Kemajuan Proyek
6. Rincian Pekerjaan Terstruktur
1. Menyiapkan Jadwal Pelelangan
2. Mengkaji Nilai Jadwal Pelelangan
3. Menyiapkan Pelelangan
4. Mengkaji-nilai Penawaran
P.7.2
Melaksanakan
Pelelangan &
Kontrak Kerja
5. Menyiapkan Kontrak
6. Pemenuhan Syarat Kontrak
7. Kemajuan Pekerjaan & Selidiki
Penyimpangan
8. Memantau Kinerja Kontraktor
9. Menyelidiki Kinerja Kontraktor
10. Menyiapkan Laporan Kemajuan
Pekerjaan
P7
Konsultansi
Rekayasa,
Konstruksi &
Instalasi
P.7.3
Pekerjaan
Kontruksi/
Instalasi
1. Spesifikasi dan Jadwal konstruksi
2. Susunan Pentahapan Konstruksi
3. Susun Spesifikasi Sarana dan Jasa
4. Mengawasi Pekerjaan Konstruksi
5. Memastikan pekerjaan selesai
dengan baik
P.7.4
Pengelolaan
Kerja
Lapangan
1. Tugas Pengelolaan Kerja Lapangan
2. Tugas Pemesanan Bahan Material
3. Mengembangkan Tatalaksana
Kerja
4. Mengawasi Penanganan Bahan
Material
P.7.5
Pekerjaan Uji
Kinerja &
Comissioning
1. Tugas Pengembangan hasil
pekerjaan
2. Program “commissioning” &
pengawasan
3. Memastikan “commissioning”
selesai
dengan memuaskan
P.8.1
Mererencakan
Proses Manufaktur/Produk
si/Operasi
P8
Produksi/
Manufaktur
1. Analisis Sistem dan aliran Kerja
2. Menerapkan Kaidah Perencanaan
Manajemen
3. Memantau Proses untuk Perbaikan
Hasil
4. Analisis Lintasan Kritis, Garis
Kesimbangan
dan Program Linier
5. Hubungan Kerja Perencanaan dgn
Perancang
6. Membangun Barisan Kerja
7. Analisis Biaya thd proses Manufaktur
P.8.2
Pengawasan
Program
Penjaminan
Mutu
1. Mengatur kinerja produksi
2. Melaksanakan cara baru terus menerus
atas proses Manufaktur
3. Terapkan kaidah kendali mutu
4. Memulai langkah perbaikan
5. Mengembangkan tata laksana kerja yg
khas
6. Menilai mutu Pemasok
P.8.3
Pengoperasian
Pengendalian
& Optimasi
Proses
1. Optimasi kendali operasi & proses
2. Laksanakan operasi dan kendali proses
3. Laksanakan tugas analisis nilai kerja
4. Pemiriksaaan & penyelesaian
manufaktur
5. Laksanakan proses produksi
manufatur
6. Melaksanakan tatalaksana ergonomi &
keselamatan pabrik
1. Tatacara penyediaan/penanganan
P.8.4
Tugas Kelola
Persediaan
bahan baku
2. Spesifikasi, mengadakan & alokasi
bahan baku
3. Program penghematan bahan
baku
P8
Produksi/
Manufaktur
1. Mengukur keluaran proses
P.8.5
Mengukur
Kinerja
Produksi
manufaktur
dari segi jumlah & harga
2. Analisis produktifitas
3. Analisis penggunaan bahan
baku dan bahan
habis pakai untuk efisiensi
1. Kenali ciri-ciri kel. bahan material dan
kemungkinan bahan pengganti
P.9.1
Kebutuhan dan
Penggunaan
Bahan Material
2. Kaji penggunaan bahan yang tepat
3. Bentuk hubungan dg. Kejuruan lain
memperoleh bantuan kepakaran
4. Pelajari peluang untuk daur ulang
5. Pelajari bahaya lingkungan dalam
penggunaan atau pembuangan bahan
P9
Bahan Material
dan Komponen
material/sisa limbah
P.9.2
Sumber Bahan
Baku pengadaan
komponen
P.9.3
Mengawasi
Penyiapan/Peng
adaan Material
1. Mencari lokasi sumber bahan baku
2. Memilih bahan atau komponen yang
biaya pengadaannya terjangkau
1. Tatacara penyiapan bahan material
2. Tentukan interaksi antara bahan
material
3. Mengadakan kegiatan pengendalian
proses
1.Kenali rona lingkungan operasi
2. Kenali persyaratan pengujian
3. Pengawasan dan kaji nilai hasil
P.9.4
Menilai Sifat
Bahan
Material
pengujian
4. Pengarahan pemeliharaan dan
kalibrasi alat
5. Menyiapkan, setujui, sahkan laporan
pengujian
6. Rekomendasi material untuk Pemakain
P9
Bahan Material
dan
Komponen
yg khas
1. Kenali penyebab penurunan mutu
P.9.5
Menjaga Mutu
Bahan/Materia
l/Komponen
2. Gunakan teknik untuk perkecil
penurunan mutu
3. Gunakan teknik melihat gejala
kemungkinan kegagalan
4. Perlakuan bahan material yang tepat
1.
2.
3.
P.10.1
Mengelola
sumberdaya
keinsinyuran
P10
Manajemen
Usaha dan
Pemasaran
Teknik
P.10.2
Mengelola
sumberdaya
manusia
4.
Tujuan dan prioritas kerja.
Merumuskan metoda pendekatan.
Menganalisis pekerjaan untuk
menyediakan dasar bagi
perhitungan kebutuhan sumber
daya.
Perkiraan waktu, sumber daya dan
biaya.
1.
Mematuhi ketentuan kesehatan
dan keselamatan kerja.
2.
Menentukan kebutuhan pelatihan.
3.
Mengembangkan rencana
pelatihan bawahan.
4.
Pengembangan pengalaman untuk
bawahan, termasuk pelatihan
ulang tenaga kerja, penyesuaian
teknologi baru dan pengembangan
ketrampilan.
5.
Mengkaji efektifitas program
pelatihan di tempat kerja.
6.
Merumuskan kebutuhan pelatihan
tenaga non-insinyur.
1.
2.
P.10.3
KewirausahaanK
euangan dan
Hukum
Kontraktual
3.
4.
5.
6.
7.
P10
Manajemen Usaha
dan Pemasaran
Teknik
1.
2.
P.10.4
Memutakhirkan
barang/jasa
keinsinyuran
3.
4.
Kaji-nilai ekonomis atas pekerjaan
Memahami dampak hukum dari tiap
pekerjaan yang dilaksanakan.
Memahami, menafsirkan dan menerapkan
peraturan yang tepat.
Menilai kebutuhan pemasaran dan saran
untuk strategi pemasaran.
Mengerjakan tugas pengelolaan risiko.
Memahami kebutuhan kewira-usahaan
dan sesuai kebutuhan dalam hal biaya,
waktu dll.
Mengkaji dan menyiapkan rencana usaha.
Menyiapkan teknis produk barang/jasa
keinsinyuran untuk keperluan pemasaran.
Menyiapkan bahan-bahan untuk operasi,
pemeliharaan, penyetelan dan perbaikan
atas produk barang/jasa oleh konsumen.
Pengamatan kebutuhan pasar/pelanggan
masa-depan terhadap perbaikan dan
menemu-kenali perubahan/pembaharuan
atas produk barang/jasa.
Memantau kinerja barang/peralatan dan
jasa yang dipakai pelanggan dan
melakukan perbaikan dan penyempurnaan
1.
2.
P.10.5
Kaidah
Pemasaran
barang/jasa
keinsinyuran
3.
4.
5.
P10
Manajemen Usaha
dan Pemasaran
Teknik
1.
2.
P.10.6
Kaidah
Pelayanan Purna
Jual
3.
4.
5.
Kajian kebutuhan pasar akan barang/jasa
keinsinyuran yang hendak dipasarkan
Strategi dan program pentahapan
pemasaran untuk menarik minat
pasar/pelanggan
Promosi dan paparan pengenalan produk
barang/jasa keinsinyuran
Usulan penawaran barang/jasa
keinsinyuran secara mandiri atau tim
proposal meliputi proposal teknis,
komersial dan kontraktuil.
Klasifikasi, negosiasi dan beri saran,
batasan tanggungjawab sampai terlaksana
kontrak.
Batasan syarat tanggungjawab jaminan
kinerja dan perbaikan kerusakan purna jual.
Pelayanan teknis purna jual dan atasi
masalah teknis, sesuai tanggungjawab
kontraktuil.
Pelatihan pengembangan keahlian tenaga
pemakai dan pemeliharaan produk.
Memelihara persediaan barang dan
mengelola sumber daya untuk pelayanan
purna jual.
Pemantauan ke pelanggan untuk tingkatkan
keandalan pemakai produk dan kepuasan
pelanggan.
1.
2.
P.11.1
Kebijakan
Umum Untuk
Mendorong
Sektor
Pembangunan
P11
Manajemen
Pembangunan &
Pemeliharaan Aset
3.
4.
5.
1.
P.11.2
Kebijakan/
Strategi
Investasi Teknis
2.
3.
Siapkan kebijakan umum melalui
pendekatan pengembangan wilayah.
Siapkan kebijakan umum dengan
mengacu pada kelestarian lingkungan.
Kebijakan umum melalui peningkatan
kemampuan rancang bangun dan
rekayasa produk strategis untuk pacu
ekspor
Susun rancangan teknologi yang
mendorong peningkatan keterpaduan
antar sektor pembangunan.
Susun master plan, perencanaan jangka
panjang dan pendek mendukung
pengembangan daerah termasuk
perkotaan.
Kebijakan teknis mendorong peran serta
swasta dan masyarakat dalam
pembanguna sektor-sektor publik.
Kembangkan sistem manajemen teknis
efektif & efisien
Upaya penajaman prioritas pelaksanaan
pembangunan guna memanfaatkan
sumber-sumber daya yang terbataas
P11
Manajemen
Pembangunan &
Pemeliharaan
Aset
P.11.3
Rumus
Kebijakan &
Pengaturan
Teknis untuk
keselamatan &
kesejahteraan
masy
1. Peraturan/pedoman pembangunan &
penggunaan prasarana bagi peningkatan
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat
2. Rancang teknologi tepat guna,
kelangsungan operasi dan pemeliharaan
3. Rancang teknologi sederhana sesuai untuk
daerah pedesaan dalam upaya
pengentasan kemiskinan, serta ciptakan
lapangan kerja baru.
4. Rancang teknis untuk membuka dan
tingkatkan pertumbuhan daerah terpencil
P.11.4
Pengadaan
Aset
1. Menyelidiki kebutuhan akan aset baru
2. Siapkan spesifikasi uraian pengadaan aset
baru
3. Laksanakan kegiatan pengadaan aset
4. Laksanakan pengujian untuk penerimaan
pada saat penyerahan
P.11.5
Laksanakan &
Awasi Tugas
Pemeliharaan
Aset
1. Kembangkan falsafah pemeliharaan dan
parameter kinerja aset.
2. Siapkan jadwal pemeliharaan pencegahan.
3. Menyiapkan panduan untuk pemeliharaan.
4. Menetapkan / bila perlu merancang alat
bantu uji pemeliharaan.
5. Awasi tugas pemeliharaan.
6. Tentukan kebutuhan persediaan suku
cadang.
7. Laksanakan pemeriksaan atas kegagalan
8. Analaisa terhadap modus kegagalan &
akibatnya
P.11.6
Melaksanakan
tugas
pengendalian
dan optimasi
aset
P11
Manajemen
Pembangunan &
Pemeliharaan
Aset
P.11.7
Merencanakan
dan
melaksanakan
penghapusan
aset
1. Mendefinisikan parameter kinerja aset.
2. Menyiapkan petunjuk operasi dan melatih
operator.
3.
Merencanakan/melakukan
pemantauan
kondisi aset.
4. Mengawasi pengoperasian sistem-sistem
aset.
5. Mengatur pengoperasian aset menjamin
pelayanan.
6. Mempelajari kemungkinan perpanjang umur
aset.
1. Mempelajari penentuan umur ekonomis
aset.
2. Menyelidiki penghapusan aset secara
ekonomis.
3. Merekomendasikan langkah penghapusan
aset.
4. Melakukan pemulihan lahan bekas lokasi
aset.