Kehidupan Masyarakat Praaksara

Download Report

Transcript Kehidupan Masyarakat Praaksara

KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA DI INDONESIA
DRS. WIDARNO, M.M.
SMA N 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA
I.
KD danTujuan Pembelajaran
II. Periodesasi dan Perkembangan Kehidupan Masyarakat
Praaksara
III. Kaitan dan Pengaruh Kehidupan Praaksara pada Masa
Kini
IV. Pengaruh Kebudayaan Bacson-Hoabinh Dongson dan Sa-Huynh di
Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
4.10 Menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan
teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa
kini, dalam bentuk tulisan
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan dapat :
1. Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengetahuannya
dalam kehidupan masa kini.
2. Menarik berbagai kesimpulan dari hasil-hasil evaluasi terhadap
perkembangan teknologi pada Zaman Praaksara terhadap kehidupan masa
kini dalam bentuk tulisan
I.
Periodesasi dan Perkembangan Kehidupan Masyarakat Praaksara
A. Zaman Batu
1. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
a. Hasil kebudayaan
Kebudayaan Pacitan: Kapak genggam (chopper), kapak perimbas, alat
srpih (flake).
Kebudayaan Ngandong: kapak genggam (chopper), alat-alat tulang, dan
tanduk rusa, alat serpih (flake).
b. Cara hidup
Berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gethering)
Berpindah-pindah (nomaden)
Mulai berkomunikasi dengan dengan kata-kata dan gerakan tangan
c. Manusia pendukung
Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
2. Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
a. Hasil kebudayaan
Kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture), misal: mata panah, batu
penggiling, alat-alat dari tulang dan tanduk.
Kebudayaan Toala (flake culture), misal: alat serpih, mata panah bergerigi, batu
penggiling, gerabah, kapak Sumatera.
Kebudayaan kapak genggam Sumatera (Pebble culture), misal pabble (kapak
genggam Sumatera), kapak pendek, batu penggiling, alu dan lesung , pisau batu,
dll.
b. Kehidupan sosial budaya dan kepercayaan
Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
Mulai bercocok tanam secara sederhana, sebagian masih nomaden, sebagian
menetap di gua-gua.
Sebagian hidup di pesisir, menangkap ikan dan kerang.
Ditemukan lukisan-lukisan benda dan binatang pada dinding-dinding goa.
Sudah mengenal kepercayaan dan penguburan mayat.
c. Manusia pendukung
Papua melanosoid (nenek moyang suku papua)
Sakai ( nenek mopyang suku siak )
Semang (nenek moyang bangsa Malysia)
Atca (nenek moyang bangsa Filipina)
Aborigin (nenek moyang bangsa asli Australia)
3. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
a. Hasil kebudayaan
Kapak persegi, kapak lonjong, kapak batu, gerabah, gelang dan manikmanik, alat pemukul kulit kayu.
b. Kehidupan sosial budaya dan kepercayaan
Revolusi neolithikum, yaitu perubahan dari food gethering menjadi food
producing dan dari nomaden menjadi kehidupan menetap
Mulai membentuk perkampungan hidup dengan bercocok tanam dan
berternak
Menggunakan bahasa melayu polinesia austronesia
c. Manusia pendukung
Indonesia Barat
Proto Melayu 2000 SM, nenek moyang suku bangsa Nias, Toraja, Sasak,
Batak
Indonesia Timur
Papua Melanesoid
4. Zaman Batu Besar ( Megalithikum )
a. Hasil kehidupan
Megalithik tua, menghasilkan menhir, pundan berundak dan arca
statis. Menyebar ke Indonesia pada zaman neolithikum (2500 – 1500
SM) dibawa oleh pendukung kebudayaan kapak persegi (proto
Melayu)
b. Megalithik muda, menghasilkan kubur peti batu, dolmen, waruga,
sarcofagus dan arca-arca. Menyebar ke Indonesia pada zaman
perunggu (1000 – 100 SM) oleh pendukung kebudayaan Dongsong
(Deotro Melayu)
c. Kehidupan sosial buday dan kepercayaan
Sudah memiliki kepercayaan dengan memuja roh nenek moyang
Tinggal menetap dan bermasyarakat, berternak dan bercocok tanam
sudah berkembang baik.
B. Zaman Logam
Disebut zaman logam karena alat-alat penunjang kehidupan manusia
sebagian besar dibuat dari logam.
1. Periodisasi:
zaman logam tembaga: berkembang di luar Indonesia, seperti di
Semenanjung Malaka, Kamboja, Muangthai dan Vietnam.
Zaman Logam perunggu
Zaman Logam Besi
2. Hasil-hasil kebudayaan
Kapak corong
Nekara
Bejana perunggu
Arca-arca perunggu
Benda-benda perunggu
Benda-benda besi
Gerabah
3. Teknologi
Teknik Bivalve (setangkap)
Teknik A cire pardue (cetakan lilin)
4. Manusia pendukung
Pendatang baru dari Asia Tenggara Daratan, mereka penduduk Deutro Melayu
(Melayu Muda) dengan membawa kebudayaan Dongsong, Vietnam.
Deutro Melayu merupakan nenek moyang suku bangsa Jawa, Bali, Bugis dan
Madura.
Terjadi pembauran antara penduduk Melayu Mongoloid (Proto Melayu dan
Deutro Melayu) dengan penduduk Papua Melenesoid
5. Pelayaran
Menguasai ilmu perbintangan dan iklim terutama untuk mengatur kegiatan
pertanian dan pelayaran
Menciptakan perahu bercadik dan berhasil mengarungi samodera Hindia
sampai ke India Selatan, Madagaskar dan Afrika Timur. Mereka juga mencapai
Australia Utara, Hawai dan menjelajahi laut Cina Selatan sampai ke daratan
Cina.
6. Kehidupan sosial budaya
Hidup di desa-desa daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai dalam
suatu perkampungan yang makin rapi dan teratur
Mata pencaharian umumnya bertani dengan cara berladang dan bersawah
dengan menggunakan sistem irigasi sederhana.
Berkembangnya sistem pembagian kerja berdasarkan keahlian
II. Kaitan dan Pengaruh Kehidupan Praaksara pada Masa Kini
1. Tradisi bercocok tanam
Pembuatan gerabah, di Toraja (pembuatan gerabah secara sederhana),
di Tuban, Bantul, Gunung Tangkil/Bogor ( secara tradisional), di Gayo,
Aceh, di Abare dan Kayu Batu, pantai Utara Papua
Pembuatan kulit kayu, tradisi pembuatan pakaian dari kulit kayu, di
Toraja, Kalimantan, Halmahera, Papua, dan Nias.
Penggunaan kapak lonjong, masih ditemui di Papua (sebagai harta
kekayaan dan mas kawin)
Berladang, ditemui di Kalimantan Tngah (masyarakat Dayak Maanyam,
Ngaju, Ot-Danum)
2. Tradisi Megalithik
Tradisi Megalithik di Nias, masih banyak dijumpai Arca terutama di
kampung-kampung tua dan Arca menhir didirikan dihalaman depan
rumah.
Tradisi Megalithik di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, peninggalan
megalithik berupa menhir, wdah kubur kayu (erong), tempat pnguburan
di tbing-tebing (liang)
3. Perkampungan lama
Perkampungan lama masih banyak di jumpai di berbagai daerah di
Indonsia.
Ciri-cir perkampungan lama:
a. Sebuah rumah adat (sering juga bergabung dengan rumah
kapala adat/suku)
b. Halaman yang luas di depan rumah adat
c. Mempunyai tempat untuk mesbah (pmujaan atau upacara)
d. Mempunyai sumber air (untuk minim dan keprluan lain)
e. Mempunyai tempat pencaharian (ladang, kbun, hutan, sungai,
dan danau)
III. Pengaruh Kebudayaan Bacson-Hoabinh Dongson dan Sa-Huynh di
Indonesia
1. Pengaruh Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Pusat kebudayaan terletak di lembah sungai Mekong Bacson berada di
pegunungan, sedang Hoabinh berada di dataran rendah, keduanya
berada di Teluk Tonkin
Peradaban awal adalah peradaban Mesolithikum dengan hasil
kebudayaan batu antara lain: kapak Sumatera (pabble) yang diasah
bagian tajamnya. Sedang manusia pendukungnya dari ras Papua
Melanosoid
Di teluk Tonkin berkembang kebudayaan Neolithikum terutama:
Kapak persegi yang menyebar melalui Muangthai, semenanjung
malaka, kemudian ke Indonesia Barat dengan manusia pendukungnya
Melayu Austronesia
Kapak Lonjong menyebar melalui Thailan, Filipina kemudian
Indonesia Timur dengan manusia pendukung Papua Melanesoid.
Pnyebaran berlangsung tahun 2000 SM
2. Kebudayaan Dongsong
Merupakan asal kebudayaan perunggu di Asia Tenggara terltak di lmbah
sungai Mekong, hasil kebudayaan antara lain:
Kapak corong, ujung tombak bertangkai, sabit bercorong, mata panah,
nakara dll.
Pendukung dan penyebaran kebudayaan ini adalah bangsa Melayu Muda
(Dotro Melayu) sekitar tahun 500 SM
Selain alat perunggu mereka membawa kebudayaan antara lain: pola
bercocok tanam, prahu brcadik, astronomi dan kepercayaan animismedinamisme
3. Perkembangan Budaya As Huynh
Terletak di Vietnam Selatan dengan penduduk yang berbahasa Astronesia
(Cham) yang diperkirakan brasal dari darah Indonesia
Hasil kebudayaan antara lain: kubur, tempayan, skop, tembilang dan kapak,
pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin, glang, loncng dll.
Penyebarannya di Indonesia diprkirakan pada tahun 600 SM
4. Prkmbangan Budaya India
Pengaruh kebudayaan berkembang karena letak Indonesia yang menjadi
pusat/pertemuan dagang antara India dan Cina dengan bangsa Romawi.
Pengaruh kebudayaan terutama dalam karya sastra berbahasa Sansekerta
dan Taminl
Pengaruh kebudayaan India dalam perkmbangan masyarakat Indonsia antara
lain: berkembangnya agama Hindu – Budha dan pemrintahan kerajaan.