SUMBER DAYA ALAM Pertemuan ketiga

Download Report

Transcript SUMBER DAYA ALAM Pertemuan ketiga

PERTEMUAN KE-3 EKONOMI SYARIAH

Semua kekayaan bumi, baik biotik
maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan
kesejahteraan manusia, misalnya:
tumbuhan, hewan, udara, air, tanah,
bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik).
Berdasarkan sifat
Dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1.
Sumber daya alam yang terbarukan (renewable),
misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan
tanah. Disebut ter barukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya
regenerasi (pulih kembali).
2.
Sumber daya alam yang tidak terbarukan
(nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas
bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3.
Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya,
udara, matahari, energi pasang surut, dan energi
laut.


1.
2.
3.
Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sebagai berikut:
Sumber daya alam materi; merupakan sumber
daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk
fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat
kapas, rosela, dan sebagainya.
Sumber daya alam energi; merupakan sumber
daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya
batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar
matahari, energi pasang surut laut, kincir angin,
dan lain-lain.
Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya
alam yang berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

1.
2.
Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi
dua sebagai berikut :
Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut
juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber
daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan
kincir angin.
Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan
sumber daya alam yang berupa makhluk
hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
dan manusia.


Imam At-Tirmidzi dari Abyadh bin Hamal.
“Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang
engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau
telah memberikan sesuatu yang bagaikan air
mengalir (ma’u al-‘iddu)” Rasulullah kemudian
bersabda: “Tariklah tambang tersebut darinya”.
Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal dari Abi
Ikrimah yang mengatakan:
“Rasulullah saw.memberikan sebidang tanah ini
kepada Bilal dari tempat ini hingga sekian, berikut
kandungan buminya, baik berupa gunung atau
tambang,”

Dalam pandangan Islam, sumberdaya alam adalah
milik umum yang harus dikelola hanya oleh
negara dimana hasilnya harus dikembalikan
kepada rakyat dalam bentuk barang yang murah
atau subsidi untuk kebutuhan primer semisal
pendidikan, kesehatan dan fasilitas
umum. Paradigma pengelolaan sumberdaya alam
milik umum yang berbasis swasta atau (corporate
based management) harus dirubah menjadi
pengelolaan kepemilikan umum oleh negara (state
based management) dengan tetap berorientasi
kelestarian sumber daya (sustainable resources
principle).




Ma’u al-‘iddu adalah air yang karena jumlahnya
sangat banyak digambarkan mengalir terus
menerus.
Bahwa semula Rasullah SAW memberikan
tambang menunjukkan kebolehan memberikan
tambang kepada perorangan.
Ketika tambang tersebut merupakan tambang
yang cukup besar, digambarkan bagaikan air
yang terus mengalir, maka
dikategorikan milik umum.
Semua milik umum tidak boleh dikuasai oleh
individu.


Ma’u al-‘iddu adalah air yang karena jumlahnya
sangat banyak digambarkan mengalir terus
menerus.
Bahwa semula Rasullah SAW memberikan
tambang garam kepada Abyadh menunjukkan
kebolehan memberikan tambang garam atau
tambang yang lain kepada seseorang. Tapi ketika
kemudian Rasul mengetahui bahwa tambang
tersebut merupakan tambang yang cukup besar,
digambarkan bagaikan air yang terus
mengalir, maka Rasul mencabut pemberian
itu, karena dengan kandungannya yang sangat
besar itu tambang tersebut dikategorikan milik
umum. Dan semua milik umum tidak boleh
dikuasai oleh individu.
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan:

“Barang-barang tambang yang oleh manusia
didambakan dan dimanfaatkan tanpa biaya, seperti
halnya garam, air, belerang, gas, mumia (semacam
obat), petroleum, intan dan lain-lain, tidak boleh
dipertahankan (hak kepemilikan individualnya)
selain oleh seluruh kaum muslimin, sebab hal itu
akan merugikan mereka”.
1. Sektor kepemilikan individu
Pemasukan dari sektor kepemilikan individu ini
berupa zakat, infaq dan shadaqah.
2. Sektor kepemilikan umum
Tercakup dalam sektor ini adalah segala milik
umum baik berupa hasil tambang, minyak, gas,
listrik, hasil hutan dsb.
3. Sektor kepemilikan negara
Sumber-sumber pemasukan dari sektor ini
meliputi fa’i, ghanimah, kharaj, seperlima rikaz, 10%
dari tanah ‘usyriyah, jizyah, waris yang tidak habis
dibagi dan harta orang murtad.

Untuk sumber pendapatan negara yang pertama,
khusunya zakat, harus masuk kas khusus dan tidak
boleh dicampur dengan pemasukan dari sektor yang
lain. Dalam pengeluarannya, pemerintah harus
mengkhususkan dana zakat hanya untuk delapan
pihak, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh AlQur’an (At-Taubah: 60), yaitu: 1). Faqir, 2). Miskin, 3).
Amil zakat, 4). Muallaf, 5) Memerdekakan budak, 6)
Gharimin (terlilit hutang), 7). Jihad fi sabilillah, 8). Ibnu
sabil (yang kehabisan bekal dalam perjalanannya).
Sementara, infaq dan shadaqah pendistribusiannya
diserahkan kepada kebijakan pemerintah yang
semuanya ditujukan untuk kemashlahatan umma



Pendapatan negara dari hasil pengelolaan
sumberdaya alam dapat digunakan untuk
kepentingan:
Biaya eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
alam dan segala hal yang berhubungan dengan
dua kegiatan pengelolaan sumber daya alam di
atas.
Membagikan hasilnya secara langsung kepada
masyarakat yang memang sebagai pemilik
sumberdaya alam itu berhak untuk mendapatkan
hasilnya. Pemerinta membagikannya dalam
bentuk benda yang memang diperlukan, seperti
air, gas, minyak, listrik secara gratis; atau dalam
bentuk uang hasil penjualan berupa subsidi.

Untuk sumber pendapatan negara yang ketiga,
pendistribusiannya diserahkan kepada
kebijakan pemerintah yang semuanya
ditujukan untuk kemashlahatan umma


Pemerintah harus memanfaatkan seoptimal mungkin
sumber daya alam negeri ini yang sesungguhnya sangat
melimpah itu. Harus ada strategi baru dalam
memanfaatkan sumberdaya itu. Misalnya hanya BUMN
yang berhubungan dengan hutan saja yang mengelola
hutan-hutan yang ada di negeri ini. Demikian juga dengan
sumberdaya lain.
Eksplorasi emas oleh PT Freeport merupakan kesalahan
besar. Sejak tahun 1973 konon lebih dari Rp 500 triliun hasil
emas melayang ke luar negeri. Memang pemerintah
mendapatkan pajak dan sebagainya. Akan tetapi angkanya
jauh lebih kecil dari hasilnya. Andai itu sepenuhnya
dikelola oleh negara, dana yang tidak sedikit itu tentu bisa
diselamatkan untuk kesejahteraan rakyat. Begitu juga
dengan barang tambang lain.



Pemanfaatan seoptimal mungkin sumberdaya
alam itu hanya mungkin bila BUMN yang
menangani semua kekayaan milik umum itu
dikelola secara profesional dan amanah.
Melakukan efisiensi, dana yang diperoleh bisa
digunakan untuk kesejahteraan rakyat, dan
BUMN itu juga bisa berjalan dengan baik.
Rakyatnya makmur sejahtera, negara tidak
perlu berhutang ke sana kemari.