Wawasan Mazdhab pemikiran pendidikan Islam

Download Report

Transcript Wawasan Mazdhab pemikiran pendidikan Islam

Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin
Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan
sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada
tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara.
 KEAHLIAN
1. Ahli dalam dunia Kedokteran
beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi
terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara
tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk
merawat dan mengobatinya.
2. Pustakawan
“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan
banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui
namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan
pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitabkitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku
menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang
ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan
matematika dengan berbagai cabangnya.
 3. Penulis Buku
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu
Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam
ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis
dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq,
matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat
ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu
mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan
ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih
menjadi
bahan
telaah.
 KONSEP PENDIDIKAN MENURUT IBNU SINA
1. Pengembangan Potensi manusia, meliputi :
- Fisik
- Intelektual
- Budi Pekerti
2. Dasar Pembentukan Potensi Manusia, yaitu :
- Fitrah manusia berdasarkan keturunan
- Pembinaan yang dilakukan melalui Pendidikan
3. Tujuan Pendidikan
- Lahirnya Insan Kamil
- Kurikulum meliputi dimensi fisik, intelektual dan jiwa
4. Model Kurikulum
- usia 3 s.d 5 tahun perlu diberikan pelajaran ; olahraga, budi pekerti, kebersihan ,
seni suara dan kesenian.
- usia 6 s.d 14 tahun mata pelajaran yang cocok, yaitu ; membaca dan menghafal
al-Qur’an, Pendidikan Agama, syair dan olahraga.
- usia 14 tahun ke atas harus menerima mata pelajaran yang jumlahnya lebih
banyak disesuaikan dengan minat dan bakat mereka.
5. Metode Belajar
- Talqin
- Demonstran
- Teladan
- Magang
- Penugasan
IBNU MISKAWAIH
 Nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Abu Ali Ahmad
bin Muhammad bin Yaqub ibn Miskawaih. Ia lahir di
kota Ray (Iran) pada 320 H (932) M) dan wafat di
Asfahan 9 Safar 421 H (16 Februari 1030 M). Ia belajar
sejarah dan filsafat, serta pernah menjadi khazin
(pustakawan) Ibn al-‘Abid dimana dia dapat menuntut
ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat
pergaulannya dengan kaum elit.
A.KEAHLIANNYA
Ibnu Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf akhlak (etika) walaupun
perhatiannya luas meliputi ilmu-ilmu yang lain seperti kedokteran, bahasa,
sastra, dan sejarah. Bahkan dalam literatur filsafat Islam, tampaknya hanya
Ibnu Miskawaih inilah satu-satunya tokoh filsafat akhlak.
Ibnu Miskawaih meninggalkan banyak karya penting, misalnya tahdzibul
akhlaq (kesempurnaan akhlak), tartib as-sa’adah (tentang akhlak dan politik),
al-siyar (tentang tingkah laku kehidupan), dan jawidan khirad (koleksi
ungkapan bijak).
 B. FILSAFATNYA
1. Metafisika
Menurut Ibnu Miskawaih Tuhan adalah zat yang tidak
berjisim, azali, dan pencipta. Tuhan esa dalam segala
aspek, tidak terbagi-bagi dan tidak ada sesuatu pun
yang setara dengan-Nya. Tuhan ada tanpa diadakan
dan ada-Nya tidak tergantung pada yang lain
sedangkan yang lain membutuhkannya. Tuhan dapat
dikenal dengan proposisi negatif karena memakai
proposisi positif berarti menyamakan-Nya dengan
alam.
 Ibnu Miskawaih juga mengemukakan teori evolusi makhluk hidup yang secara
mendasar sama dengan Ikhwan al-Shafa’. Teori itu terdiri atas empat tahapan:
1. Evolusi mineral; yaitu bentuk kehidupan yang dihuni makhlukmakhluk rendah. Misal batu, air, tanah.
2. Evolusi tumbuhan; yang mula-mula muncul adalah rerumputan
spontan, kemudian tanaman, lalu pepohonan tingkat tinggi.
di antara tumbuhan dan hewan terdapat satu bentuk kehidupan
tertentu. yang tidak dapat digolongkan tumbuhan maupun hewan,
namun memiliki ciri-ciri tumbuhan dan hewan, yaitu koral,
dan euglena.
3. Evolusi hewan; dicirikan antara lain oleh adanya daya gerak dan
indera peraba dan pada hewan yang lebih tinggi mulai adanya inteligensi.
Hewan paling tinggi adalah kera.
4. Evolusi manusia; ditandai oleh adanya inteligensi dan daya pemahaman.
 2. Kenabian
Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa Nabi tidaklah
berbeda dengan filsuf dalam hal bahwa kedua-duanya
memperoleh kebenaran yang sama. Hanya cara
memperolehnya yang berbeda; Nabi memperoleh
kebenaran melalui wahyu, jadi dari atas (akal aktif) ke
bawah; filsuf memperoleh kebenaran dari bawah ke
atas, yaitu dari daya inderawi lalu daya khayal lalu
daya pikir sehingga dapat berhubungan dan
menangkap hakikat-hakikat kebenaran dari akal aktif.
Sumber kebenarannya sama-sama akal aktif.
 3. Jiwa
Jiwa menurut Ibnu Miskawaih adalah substansi ruhani yang kekal, tidak hancur dengan
kematian jasad. Kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat nanti hanya dialami oleh jiwa.
Jiwa bersifat immateri karena itu berbeda dengan jasad yang bersifat materi. Mengenai
perbedaan jiwa dengan jasad Ibnu Miskawaih mengemukakan argumen-argumen
sebagai berikut:
a. Indera, setelah mempersepsi suatu rangsangan yang kuat selama beberapa waktu,
tidak mampu lagi mempersepsi rangsangan yang lebih lemah, sedangkan aksi mental
dan kognisi tidak.
b. kita sering memejamkan mata jika sedang merenungkan suatu hal yang musykil.
Suatu bukti bahwa indera tidak dibutuhkan waktu itu.
c. mempersepsi rangsangan yang kuat merugikan indera, tetapi intelek bisa berkembang
dan menjadi kuat dengan mengetahui ide dan paham-paham umum.
d. kelemahan fisik yang disebabkan usia tua tidak mempengaruhi kekuatan mental.
e. jiwa dapat memahami proposisi-proposisi tertentu yang tidak berkaitan dengan
dengan data-data inderawi.
f. ada suatu kekuatan di dalam diri kita yang mengatur organ-organ fisik, membetulkan
kesalahan-kesalahan inderawi, dan menyatukan pengetahuan.
 4. Moral/Etika
Moral, etika atau akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah
sikap mental yang mengandung daya dorong untuk
berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Sikap mental
terbagi dua, yaitu yang berasal dari watak dan yang berasal
dari kebiasan dan latihan. Akhlak yang berasal dari watak
jarang menghasilkan akhlak yang terpuji; kebanyakan
akhlak yang jelek. Sedangkan latihan dan pembiasaan
lebih dapat menghasilkan akhlak yang terpuji. Karena itu
Ibnu Miskawaih sangat menekankan pentingnya
pendidikan untuk membentuk akhlak yang baik. Dia
memberikan perhatian penting pada masa kanak-kanak,
yang menurutnya merupakan mata rantai antara jiwa
hewan dengan jiwa manusia.
 5. Sejarah
Sejarah merupakan pencerminan struktur politik dan
ekonomi masyarakat pada masa tertentu, atau dengan
kata lain merupakan rekaman tentang pasang-surut
kebudayaan suatu bangsa. Sejarah tidak hanya
mengumpulkan kenyataan-kenyataan yang telah
lampau tetapi juga menentukan bentuk yang akan
datang.
 TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM IBNU MISKAWAIH
“Terwujudnya sikap batin yang mampu
mendorong
secara
spontan
untuk
melahirkan semua perbuatan yang bernilai
baik sehingga mencapai kesempurnaan dan
kebahagiaan sejati“
 TEORI KONVERGENSI
Dalam membahas pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih
cenderung bersikap konvergensi, disatu sisi dia
mengatakan bahwa jiwa seseorang anak adalah bersih
dan siap menerima pengaruh apa saja yang diberikan
orang tuanya. Namun disisi lain, dia mengatakan
bahwa lingkungan memiliki pernan yang penting.
 TUGAS UTAMA ORANG TUA
- Memberikan pelatihan kepada putra-putrinya
- Mengajarkan tentang kedisiplinan
- Memberikan kasih sayang sepenuhnya
- Memberikan hukuman bila dirasa perlu
 AL-GHAZALI
Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu
Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali,
yang
terkenal
dengan
hujjatul
Islam
(argumentator islam) karena jasanya yang besar di
dalam menjaga Islam dari pengaruh ajaran bid’ah
dan aliran rasionalisme yunani. Beliau lahir tahun
450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah
suatu kota kecil terlelak di Thus wilayah Khurasah
 .
Pendidikan dan Perjalanan Mencari Ilmu
Perjalanan imam Ghazali dalam memulai pendidikannya di
wilayah kelahirannya. Kepada ayahnya beliau belajar Alqur’an dan dasar-dasar ilmu keagamaan ynag lain, di
lanjutkan di Thus dengan mempelajari dasar-dasar
pengetahuan. Setelah beliau belajar pada teman ayahnya
(seorang ahli tasawuf), ketika beliau tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan keduanya, beliau mengajarkan mereka
masuk ke sekolah untuk memperoleh selain ilmu
pengetahuan. Beliau mempelajari pokok islam (al-qur’an dan
sunnah nabi).
Diantara kitab-kitab hadist yang beliau pelajari, antara lain :
a. Shahih Bukhori, beliau belajar dari Abu Sahl Muhammad bin
Abdullah Al Hafshi
b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari Al Hakim Abu Al Fath Al
Hakimi
c. Maulid An Nabi, beliau belajar pada dari Abu Abdillah Muhammad
bin Ahmad Al Khawani
d. Shahih Al Bukhari dan Shahih Al Muslim, beliau belajar dari Abu Al
Fatyan ‘Umar AlRu’asai. Begitu pula diantarnya bidang-bidang ilmu
yang di kuasai imam al-Ghazli (ushul al din) ushul fiqh, mantiq,
filsafat, dan tasawuf
Guru dan Panutan Imam Al Ghazali
Dalam perjalanan menuntut ilmunya mempunyai banyak guru,
diantaranya guru-guru imam Al Ghazali sebagai berikut :
1. Abu Sahl Muhammad Ibn Abdullah Al Hafsi, beliau mengajar
imam Al Ghozali dengan kitab shohih bukhori.
2. Abul Fath Al Hakimi At Thusi, beliau mengajar imam Al
Ghozali dengan kitab sunan abi daud.
3. Abdullah Muhammad Bin Ahmad Al Khawari, beliau
mengajar imam Ghazali dengan kitab maulid an nabi.
4. Abu Al Fatyan ‘Umar Al Ru’asi, beliau mengajar imam Al
Ghazali dengan kitab shohih Bukhori dan shohih Muslim.

Karya-Karya Imam Al Ghazali Imam Al Ghozali
termasuk penulis yang tidak terbandingkan lagi, kalau karya imam Al Ghazali diperkirakan
mencapai 300 kitab, diantaranya adalah :
1. Maqhasid al falasifah (tujuan para filusuf ), sebagai karangan yang pertama
dan berisi masalah-masalah filsafah.
2. Tahaful al falasifah (kekacauan pikiran para filusifi) buku ini dikarang
sewaktu berada di Baghdad di kala jiwanya di landa keragu-raguan. Dalam
buku ini Al Ghazali mengancam filsafat dan para filusuf dengan keras.
3. Miyar al ‘ilmi/miyar almi (kriteria ilmu-ilmu).
4 . Ihya’ ulumuddin (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini
merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan
berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi
panduan fiqih, tasawuf dan filsafat.
5. Al munqiz min al dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan
sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan
sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai tuhan.
TUJUAN PENDIDIKAN IMAM GHAZALI :
“Upaya untuk mendekatkan kepada Allah
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”
ORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM :
1. Mengembangkan budi Pekerti
- kepatuhan
- kesederhanaan
- menjauhi kesombongan
2. Mencintai al-Qur’an dan al-Hadist
3. Membiasakan anak sholat secara teratur
dan
KURIKULUM
Al-Qur;an, Hadits, Fiqih, nahwu, ilmu fardhu kifayah
seperti kedokteran, filsafat, matematika, teknologi,
politik, dan ilmu kinayah lainnya.
METODE MENGAJAR
Ditekankan kepada pengajaran untuk anak-anak
METODE MENDIDIK
Menjadi tanggung jawab dan amanah orang tua
IK
IKHWAN AL-SHAFA
Ikhwanus Safa (persaudaraan suci) adalah nama yang
disematkan
padasekelompok
pemikir
yang
berwawasan liberal yang aktivitasnya menggali
danmengembangkan sains dan filsafat dengan tujuan
tidak semata-mata hanya untukkepentingan sains itu
sendiri, melainkan untuk memenuhi harapanharapanlainnya, seperti terbentuknya komunitas
etika-religius dan mempersatukanberbagai kalangan
dalam
sebuah
wadah
yang
selalu
siap
memperjuangkan aspirasi mereka.
Para pemikir Islam yang bergerak secara rahasia ini
lahir pada abad ke-4(10M) di Basrah. Kerahasiaan
kelompok ini yang juga menamakan kelompokdirinya
Khulan Al- Wafa’, Ahl al-Adl, dan Abna’ Al Hamd1,
boleh jadi karenatendensi politis, dan baru terungkap
setelah berkuasanya dinasti Buwaihi diBagdad 983M.
TEORI PENDIDIKAN IKHWAN AL-SHAFA
- Konsep pendidikan dan pengajaran anak dan remaja
a. 4 tahun pertama melalui indera (khawas) dan
instink (gharaizah)
b. Pendidikan konvesional dimulai dimaktab/SD
dibawah bimbingan guru (Muallim)
c. Pendidikan remaja dimbimbing oleh ustadz di
majlis
d. Emanasi dari aql bi al-kulli, ibarat tabularasa; kertas
putih bersih tanpa tulisan diatasnya
e. Orang tua harus mempunyai kepedulian kepada masa depan anak
f. Hubungan spiritual antara guru dengan murid harus tetap terpelihara
- Tujuan Pendidikan Ikhwan al-Shafa
a. Remaja harus memiliki ketinggian akal, ilmu dan
akhlaq
b. Pengetahuan yang bermanfaat harus diajarkan pada
remaja seperti kerajinan tangan dan musik
c. Rekruitmen murid harus mempunyai kriteria
akhlak, kesucian dan kualifikasi tertentu
 IBNU KHALDUN
Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin
Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad
bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan
Ibnu Khaldun. lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27
Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai sejarawan dan bapak
sosiologi Islam yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai
ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi
Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori
ekonomi yang logis dan realistis jauh telah
dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan
David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori
ekonominya.
KARYA-KARYA IBNU KHALDUN
Karya-karya Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi
diantaranya, at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab
autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah
(pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologishistoris, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin
(sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapatpendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab
Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin
karya
Imam
Fakhruddin
ar-Razi).
KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN
- Teori Pendidikan
a. Belajar harus dengan sungguh-sungguh
b. Didukung oleh minat, potensi dan bakat
c. Dilakukan secara bertahap
d. Mengikuti perkembangan anak didik
e. Gunakanlah metode mengajar yang tepat
- KLASIFIKASI ILMU
a. Ilmu Lisan (bahasa) yaitu gramatika dan syair
b. Ilmu Naqli bersumber dari al-Qur’an dan ashSunnah seperti Fiqih, Ushul, Tafsir dan Hadits
c. Ilmu Aqli meliputi ilmu mantiq, ilmu alam, ilmu
Ketuhanan, teknik hitung, perbintangan dsb.
IBNU TAIMIYAH
 Nasab Ibnu Taimiyyah
Beliau adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus
Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Al Khadr
bin Muhammad bin Al Khadr bin Ali bin Abdullah
bin Taimiyyah Al Harani Ad Dimasyqi. Nama
Kunyah beliau adalah Abul ‘Abbas. Beliau lebih
dikenal dengan sebutan Syaikhul Islam.
 Kelahiran dan perkembangan Ibnu Taimiyyah
Beliau lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 661
Hijriah di Haran. Ketika berumur 7 tahun, beliau
berpindah ke Damaskus bersama ayahnya dalam
rangka melarikan diri dari pasukan Tartar yang
memerangi kaum muslimin. Beliau tumbuh di
keluarga yang penuh ilmu, fikih, dan agama.
 KONSEP PENDIDIKAN IBNU TAIMIYAH
- TEORI PENDIDIKAN
a. Tauhid merupakan asas pendidikan terdiri dari :
tauhid rububiyah, uluhiyah dan tauhid asma wa
shifat
b. Tabiat kemanusiaan adalah mengesakan Tuhan
sehingga landasan pendidikan harus berdasar
Tauhid
- Tujuan Pendidikan :
1. Tujuan Individual diarahkan kepada pembentukan
pribadi muslim yang berfikir sesuai al-Qur’an dan
Sunnah
2. Tujuan Sosial diarahkan pada terciptanya
masyarakat yang baik sesuai al-Qur’an dan Sunnah
3. Tujuan dakwah Islamiyah yaitu tugas mengarahkan
manusia agar siap dan mampu memikul tugas
mengembangkan dakwah Islam
- Kurikulum
1. Berhubungan pengesaan Allah (Tauhid)
2.Berhubungan ma’rifat ilmu-ilmu Allah
3. Berhubungan dengan ma’rifat kekuasaan Allah
4. Berhubungan dengan upaya mengetahui perbuatanperbuatan Allah
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis enam tokoh Pendidikan di atas
dapat kita simpulkan bahwa :
1. Tidak mengikuti madzhab tertentu tetapi bersifat
inovasi
2. Bersifat konvergensi, yaitu memadukan ilmu-ilmu
keislaman dan ilmu-ilmu dari dunia barat
3. Bersikap bijaksana dalam konsep Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
1. Suwendi, 2004, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan
Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
2. Nata, Abudin, 2004, Sejarah Pendidikan Islam Pada
periode klasik dan pertengahan, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
3. Mansur, 2005, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan
Islam di Indonesia, Jakarta : Departemen Agama
WAWASAN MADZHAB PEMIKIRAN
PENDIDIKAN ISLAM
OLEH ASEP YUSUP ZAENI,S.Ag.
NIM 14114310029
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2012