Materi Kebijakan Pelayanan Haji kesehatan

Download Report

Transcript Materi Kebijakan Pelayanan Haji kesehatan

BIODATA
Drg. Ansarul Fahrudda, M.Kes
Tempat/Tgl Lahir
Agama
Alamat
Telp.
: Banyuwangi, 22 Pebruari 1965;
: Islam; Pangkat/Gol: Pembina Tingkat I / IVb;
: Rungkut Lor YKP RL-5 Blok G-29 Surabaya;
: (R) 031- 8708920, (K) 031-8280650;
HP: 08123228763; [email protected]
Pendidikan :
• SD – SMA Negeri di Malang;
• S1 : FKG UNAIR, Lulus 1989;
• S2 : FETP UGM, Lulus 2001;
Pengalaman pekerjaan :
• 1992-1993 : Dokter gigi Puskemas Kelua, Murung
Pudak, Tabalong Kalsel
• 1994-2000 : Kepala Puskesmas Kota Banjarmasin
• 2001-2002 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit
Dinkes Kota Banjarmasin
• 2003-2007 : Provincial Technical Officer – TB
Prov Jatim
• 2007-2012: Kasi Pemberantasan Penyakit
DinkesProv Jatim
• 2012-2013 : Direktur RS Kusta Kediri
• 2013
: Kepala Bidang Pengendalian
Penyakit dan Masalah kesehatan
Dinkes Prov Jatim
Pelatihan :
1. ACDA – Advance Course DOTS Accelerations, WHO
– Depkes RI, 2004;
2. Pandemic Preparedness Training Program,
Queensland University of Technology-Depkes RI,
2006;
3. Pelatihan bagi Dokter Program Nasional
Penanggulangan Kusta, Makassar, 2007;
4. Studi Harm Reduction, Kunming-Yunan, Shanghai,
China, 2008
5. Pelatihan MONEV HIV-AIDS, Perth, Western
Australia, Australia, 2009
6. International Course in Management, Finance and
Logistics for Tuberculosis Program, BangkokThailand, 2010
7. Study Diversion Program and Comprehensive
Treatment for Drug Users, Sydney, NSW, 2011
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
SISTIMATIKA
• PROFIL CALON/JAMAAH HAJI PROVINSI JAWA
TIMUR
• KEBIJAKAN PEYELENGGARAAN KESEHATAN
HAJI
• KEGIATAN PEYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
• TIPS BAGI CALON/JAMAAH HAJI
3
PROFIL CALON/JEMAAH HAJI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
4
PETA JEMAAH RISTI PER KAB-KOTA
TAHUN 2012M/1433H
Sumber : SISKOHATKES 2012
5
PERBANDINGAN JUMLAH
JEMAAH DENGAN JEMAAH RISTI
TAHUN 2010 - 2012
250,000
222560
222,096
212111
200,000
151479
(71,41%)
150,000
102346
(45,98%)
87537
(39,40%)
100,000
100479
(47,37%)
50,000
0
2010
Total Jemaah Haji
2011
2012
Total JH Risti
Perbandingan Persentasi Risiko Tinggi
di Kab./Kota dan Embarkasi tahun 2012
49%
51%
Kab./Kota
Embarkasi
Persentasi Risti (Sakit, Usila , Usila Sakit) Jamaah Haji
Jawa Timur Tahun 1433 H/2012 M
22%
Sakit
10%
68%
Usila
Usila Sakit
PERBANDINGAN 8 BESAR JENIS
PENYAKIT RISTI PADA JEMAAH HAJI 2010 - 2012
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Essential
(primary)
hypertensio
n [I10]
Senility
[R54]
Non-insulindependent
diabetes
mellitus
[E11]
Cardiomegal
y [I51.7]
Other
rheumatoid
arthritis
[M06]
Obesity
[E66]
Hypotension
[I95]
10927
Disorders of
lipoprotein
metabolism
and other
lipidaemias
[E78]
4859
2010
32282
31597
4488
4165
3223
1870
2011
40472
44489
12563
5899
6403
4588
3979
2167
2012
40819
38627
13776
9160
6686
5024
4446
2224
JUMLAH KEMATIAN JEMAAH HAJI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 – 2012
160
140
120
100
80
60
40
20
0
135
85
59
80
72
78
84
47
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PROSENTASE JAMAAH HAJI WAFAT BERDASARKAN RISTI
PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2012
24%
29%
Sakit
Usila
13%
34%
Usila Sakit
Tanpa Risti
JUMLAH DAN PERSENTASI KEMATIAN JH
BERDASARKAN PENYEBAB KEMATIAN
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012
3%
3%
6%
3%
Cardiac Arrest
4%
Respiratory Failure
Sepsis Shock
8%
Shock Hipovlemik
37, 51%
Stroke Hemoragic
Pneomony Sepsis
Acute Pulmonary Odem
22%
Lain-lain
JUMLAH JAMAAH HAJI WANITA HAMIL YANG MASUK
EMBARKASI DAN TUNDA
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 – 2012
30
25
29
24
20
Hamil
13
15
Tunda
9
10
6
5
6
6
5
2
1
2007
2008
6
7
4
5
2010
2011
6
4
0
2005
2006
2009
2012
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 M / 1434 H
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
PP Nomor 79 Tahun 20121
Kepmenkes 442 tahun 2009
DASAR HUKUM
Pemerintah
berkewajiban
pembinaan,
pelayanan,
dan
dengan menyediakan
layanan
bimbingan ibadah haji, akomodasi,
Pelayanan Kesehatan, keamanan,
yang diperlukan oleh jemaah haji.
melakukan
perlindungan
administrasi,
transportasi,
dan hal lain
(1) Pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah
haji, baik pada saat persiapan maupun
pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji,
dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan.
(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikoordinasi oleh menteri.
15
PP. No 79. Tahun 2012
Tentang pelaksanaan UU 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
BAB II. Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler
Pasal 14
Bimbingan jemaah haji  bimbingan kesehatan dilaksanakan
sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, selama perjalanan dan
selama di Arab Saudi.
Pasal 27
– Pembinaan dan pelayanan kesehatan wajib diberikan
sebelum keberangkatan.
– Pemerintah wajib melindungi jemaah haji dari penyakit
menular.
16
2013- 2015
BAB III. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK)
Pasal 36. ayat 1.
PIHK wajib memberikan bimbingan, pelayanan kesehatan
dan perlindungan kepada jemaah haji khusus.
BAB IV Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)
Pasal 58. Penyelenggara perjalanan ibadah umrah wajib
memberikan Pelayanan= diantaranya pelayanan kesehatan
jemaah umrah.
17
2013- 2015
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
ADMI
NISTR
ASI
TRANS
POR
TASI
KESE
HAT
AN
AKO
MO
DASI
PEMBINAAN
PENYU
LUHAN
PEM
BIM
BINGA
N
PENE
RANG
AN
PERLINDUNGAN
AMAN
SELA
MAT
Pemeriksaan Kesehatan merupakan alat “pemetaan” status
kesehatan. Status Kesehatan dikategorikan menjadi 4, yaitu :
Mandiri, Observasi, Pengawasan dan Tunda.
Diagnosis Hasil Pemeriksaan menjadi dasar tindak lanjut
program Perawatan, Pemeliharaan, Peningkatan dan
Perlindungan (khusus) Faktor Risiko Kesehatan.
Isthitho’ah merupakan prasyarat perjalanan haji bagi setiap
jemaah. Bila tidak memenuhi, maka ditunda.
TUJUAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji
sebelum keberangkatan (peran Puskesmas,
Din Kes Kab/Kota dan Provinsi)
Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat
selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH)
Mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar / masuk
oleh jemaah haji (peran TKHI, PPIH,
Embarkasi/Debarkasi)
21
2013- 2015
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan profesional secara transparan
Meningkatkan kemampuan teknis medis petugas pemeriksa kesehatan jemaah
haji di tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit dengan
menerapkan standar pelayanan bagi jemaah haji
Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi jemaah haji di Puskesmas,
Rumah Sakit dan Embarkasi
Melaksanakan pembinaan kesehatan sejak dini bagi jemaah haji resiko tinggi di
Tanah Air
Memberikan vaksinasi Meningitis meningokokus bagi bagi jemaah haji dan
petugas
Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu, cepat dan terjangkau bagi jemaah
haji selama menunaikan ibadah haji
Mengembangkan sistem informasi manajemen kesehatan haji pada setiap
jenjang administrasi kesehatan
Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, bencana, serta
musibah massal
22
Ruang Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Kesehatan , Bimbingan dan Penyuluhan
1) Pelayanan Kesehatan
2) Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan
2. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
1) Imunisasi
2) Surveilans Epidemiologi, SKD - Respon KLB
3) Pencegahan dan Penanggulangan KLB
4) Penanggulangan Musibah Massal
5) Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan
3. Promosi dan Komunikasi Publik
4. Kajian Dan Penelitian
5. Pencatatan – Pelaporan dan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Haji
6. Pengelolaan Sumber Daya Kesehatan
1) Perekrutan Dan Penggerakan Tenaga Kesehatan Haji
2) Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan Haji
3) Sediaan Farmasi, Alkes Dan Logistik Kesehatan Haji
4) Fasilitas Kesehatan Medis & Nonmedis
23
Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan
Tujuan :
1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas.
2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan
pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan
jemaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko
jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah
Haji (BKJH) Indonesia.
4. Terwujudnya fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jemaah
haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan haji.
5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan laik kesehatan
(istitho’ah) jemaah haji.
6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit
menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat
Internasional/Indonesia.
URAIAN
KEMEN: 442/2009
Fungsi Pemeriksaan
Assessing & Treating
Sarana Pemeriksaan
Puskesmas dan
RS Tipe C
Sekuens Pemeriksaan
Tahapan : I & II
Pemeriksaan Pertama
Puskesmas & RS, Assessing & Treating,
Penetapan Kelaikan
Pemeriksaan Kedua
Perawatan (+), Pemeliharaan (+),
Rujukan di RS, Penetapan Kelaikan bila
ada catatan khusus.
Format BKJH
Menilai & Follow Up
Assesing Jemaah Haji
Diperiksa 1 kl
Follow Up
Distandarisasi
URAIAN
KEMEN: 442/2009
Pengisian BKJH
Tim Periksa Puskesmas, b/p Tim Periksa 2
Kelaikan Kesehatan
Tim Periksa Puskesmas, dan Tim Periksa RS.
Mulai Pemeriksaan
Tahun Pendaftaran
Pengendali
Dinas Kesehatan dan Sarana Pemeriksaan
PROTAP Sarana
Dibuat oleh Sarana
Kendali Mutu
Dinkes & Sarana
Laporan Hasil
[email protected] dan siskohatkes
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah penilaian
status kesehatan bagi jemaah haji yang telah memiliki
nomor porsi sebagai upaya penyiapan kesanggupan
berhaji melalui mekanisme baku pada sarana
pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan
secara
kontinum
(berkesinambungan)
dan
komprehensif (menyeluruh)
Hasil pemeriksaan dan kesimpulan hasil pemeriksaan
dicatat dalam Catatan Medik dan disimpan di tempat
pemeriksaan (PUSKESMAS).
Catatan Medik dijadikan dasar pengisian Buku Kesehatan
Jemaah Haji (BKJH) setelah buku tersebut tersedia.
Hasil pemeriksaan kesehatan menjadi dasar penerbitan
Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Pertama oleh
dokter pemeriksa
Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Pertama
sebagai kelengkapan pengurusan dokumen perjalanan
ibadah haji di Kandepag.
Batasan
• adalah upaya penentuan kelaikan jemaah haji untuk mengikuti perjalanan ibadah haji
dari segi kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap
Pertama dan Kedua melalui pertemuan yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut
oleh Tim Pemeriksa Kesehatan Puskesmas, Tim Pemeriksa Kesehatan Rumah Sakit,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi selambat-lambatnya
dua minggu sebelum operasional embarkasi haji dimulai.
Langkah-langkah:
• Pertemuan Tim Pemeriksa, difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.
• Seluruh data dikompilasikan.
• Lakukan:
• Pengecekan kelengkapan data.
• Penilaian kelaikan kesehatan berdasarkan kesimpulan pemeriksaan.
• Penentuan kelaikan kesehatan, ditulis dalam BKJH.
• Buat Rekomendasi.
Rekomendasi:
• Disampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Pemeriksaan Kesehatan jemaah haji adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
medis dan penetapan diagnosis jemaah haji.
Jemaah Haji Mandiri adalah jemaah haji yang memiliki kemampuan
mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan
alat/obat dan orang lain.
Jemaah Haji Observasi adalah jemaah haji yang memiliki
kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat
dan atau obat.
Jemaah Haji Pengawasan adalah jemaah haji yang memiliki
kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat
dan/obat dan orang lain.
Jemaah Haji Tunda adalah jemaah haji yang kondisi kesehatannya
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji.
JEMAAH HAJI RISTI :
Jemaah Haji Risti adalah :
Jemaah Haji dengan kondisi kesehatan yang secara
epidemiologi berisiko sakit dan atau meninggal selama
perjalanan ibadah haji, meliputi :
• Jemaah haji lanjut usia. (> 60 Tahun)
• Jemaah haji penderita penyakit menular tertentu yang
tidak boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan
peraturan kesehatan yang berlaku (telah berobat rutin),
mis. TB aktif dengan BTA positif
• Jemaah haji wanita hamil (14-26 minggu dan telah
divaksinasi).
• Jemaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait
penyakit kronis dan atau penyakit tertentu lainnya, mis.
Pasca stroke, luka DM.
• Sumber KEPMENKES RI Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009
• Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji 2010
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (1)
1. Koordinasi dengan Kemenag Kabupaten/Kota terkait Jamaah Haji (JH)
yang pasti berangkat dan pemeriksaan kesehatan dilakuan hanya
pada JH tahun 2013
2. Pendistribusian vaksin MM dikirim sesuai quota baru, dimana jamaah
haji yang pasti berangkat yang akan divaksinasi.
3. Pemeriksaan dan pembinaan calon jamaah haji dilakukan di
Puskesmas/RSUD,PosbinduPTM/Poslansia, Manasik, Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH)
4. Ketentuan pemeriksaan kesehatan bagi Jemaah Haji:
– Pemeriksaan tahap I di Puskesmas dilaksanakan mulai Maret 2013
diikuti kegiatan pembinaan kesehatan jemaah haji sampai saat
pemeriksaan kesehatan tahap II.
– Pemeriksaan tahap II (terkini/1 bulan terakhir) di puskesmas atau
RS rujukan (SK bupati/walikota atau kadinkes) pada jemaah seluruh
jemaah sehat dan risti
33
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (2)
5. CJH sebelum berangkat ke Embarkasi telah dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan dasar dan terkini/kedua serta
kelengkapan BKJH oleh Tim Pemeriksa tahap 2
6. Jenis pemeriksaan sesuai BKJH (termasuk test kebugaran ).
7. Pembinaan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan setelah
pemeriksaan kesehatan tahap pertama, diintegrasikan
program-program pembinaan manasik haji baik di Kandep
Kementerian Agama Kab./Kota, KUA, KBIH bagi semua jemaah
haji risti dan sehat., KUA, Kandepag Kementerian Agama
Kab./kota
8. Rujukan RS Embarkasii/Debarkasi di RSU Haji, RSU Dr Soetomo
dan RSU Bhayangkara, khusus layanan rawat inap di kelas II
selama 14 hari)
9. Meningkatkan koordinasi antara KUA dan puskesmas maupun
KBIH, IPHI, AKHI dalam rangka pembinaan haji, sehingga
pembinaan kesehatan bisa berjalan.
10.Peningkatan kemampuan petugas pemeriksa kesehatan Jamaah
34
Haji
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (3)
11. Untuk pemeriksaan kesehatan BPIH Khusus dilakukan
“pelayanan satu atap” yaitu di RS Haji Surabaya dan RS Saiful
Anwar.
12. Pelaksanaan vaksinasi Meningitis untuk jemaah Umroh tetap di
KKP.
15. Pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan di”entry” dan
dikirimkan hasilnya ke web: siskohatkes.depkes.go.id dan email
[email protected]
16. Rekruitment PKHI secara on line, peserta hanya dapat
mendaftar 1 kali, dokumen dikirim melalui PO Bos 33 dan
mengikuti test psikometri
17. Biaya Pemeriksaan kesehatan I dan II sesuai Perda.
18. Biaya dan Kegiatan Pembinaan diserahkan pada daerah
masing-masing
35
PEMBINAAN MANASIK KESEHATAN
HAJI MELIPUTI :
1. Deteksi Dini Penyakit dgn pemeriksaan dan pengendalian
faktor Risiko
2. Penyuluhan Kesehatan secara umum yang meliputi
aklimatisasi, gizi, kesehatan penerbangan, PHBS, penyakit
yang termasuk Risiko tinggi jamaah haji, kesehatan lansia
3. Konsultasi gizi dan penyakit serta pemantauan faktor Risiko
4. Pemantauan kesehatan jamaah risti dengan pembagian
jamaah binaan perkelompok, di masing- masing Puskesmas
berbeda ada yang melalui daerah binaan desa, posyandu
atau membentuk kelompok-kelompok persepuluhan
5. Kunjungan rumah untuk jamaah yang tidak datang
6. Tes kebugaran dan pembinaan kebugaran
KEGIATAN PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
TAHUN 2013
37
KEGIATAN PROGRAM KESEHATA HAJI 2013 (1)
1. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi haji, pada tanggal 17 – 18
Februari 2013, di hotel Heritage Surabaya.
2. Rekrutmen TKHI mulai 1 – 16 Februari 2013, test psikometri TKHI
April 2013, test Psikometri PPIH Mei 2013
3. Pembinaan Kesehatan JH di 6 daerah (Kab. Kediri, Kab.
Mojokerto, Kota Malang, Surabaya Kota, Sidoarjo dan Lumajang)
penyelenggara Puskeshaji.
4. Pelatihan Kompetensi petugas TKHI dilaksanakan 2 gelombang.
Gelombang I tanggal 7 - 10 Mei 2013 dan Gelombang II tanggal
14 – 17 Mei 2013 di Bepelkes Bapelkes Murnajati Lawang.
5. Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan Haji Mei 2013 di
Bapelkes Murnajati Lawang.
2
KEGIATAN PROGRAM KESEHATA HAJI 2013 (2)
6. Pembekalan Integrasi Petugas TKHI bergabung dengan TPIHI dan
TPHI di Asrama Haji Sukolilo tanggal 5 – 14 Juni 2013.
7. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji tahap I di Daerah
mulai April 2013.
8. Pemantapan dan sosialisasi test Kebugaran Oleh Pusat Kesehatan
Haji yang dilaksanakan di Lumajang.
9. Test kebugaran dan pembinaan kebugaran telah berjalan di
beberapa Kab./kota (organized by Dinkes Kab./kota, Kemenag,
Puskesmas).
2
Informasi terbaru
• Vaksin Meningitis disediakan oleh Pemerintah
akan diterima di Dinkes Provinsi Jawa Timur
Akhir Juni 2013.
• Vaksin Influenza tidak disediakan oleh
Pemerintah.
• Penundaan jamaah Jawa Timur jumlahnya
sekitar 20%, konsekuensi logistik haji (BKJH,
vaksin), petugas TKHI.
Tips Menjaga Kesehatan Haji/Umroh (1)
• Sebelum berangkat, jamaah sangat dianjurkan untuk
melakukan aktivitas olahraga rutin.
• Jaga agar tidak terlalu lelah jelang hari keberangkatan ke
Tanah Suci.
• Menyesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing,
jamaah harus menyusun rencana waktu dan pelasanaan
ibadah di Tanah Suci.
• Mengenal proses perjalanan ibadah haji selama di Arab
Saudi dan kondisi alam di sana sangat dianjurkan.
• Melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan
kesehatan, seperti di Puskesmas atau dokter keluarga
• Bila ternyata jamaah sakit jelang keberangkatan, harus
segera diobati
• Untuk jamaah yang sakit menetap, misalnya menderita
sakit gula, dokter akan memberikan bekal obat dan caracara mengelola sakitnya selama dalam perjalanan ibadah
haji dan konsultasikan intensif tentang kondisi kesehatan
41
sebelum berangkat.
Tips Menjaga Kesehatan Haji/Umroh (2)
• Selama di tanah suci, jamaah harus memilih
ibadah sunah sesuai kemampuan.
• Pakai masker standar
• Kebugaran fisik dipertahankan di Tanah Suci
dengan mengkonsumsi cukup makan dan juga
cukup istirahat.
• Menjaga kamar tidur agar tetap lapang dan tidak
berdesak-desakan, baik oleh orang atau barang.
Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup
dapat mengurangi kuman-kuman penyakit yang
ada di kamar.
• Jangan makan makanan yang tidak sehat
• Mengenali letak pos pelayanan kesehatan haji
Indonesia dan juga mencatat nomor telepon
yang bisa dihubungi.
42
Tips Mencegah Keracunan Makanan (1)
1. Cuci tangan sebelum makan
2. Cuci tangan dengan sabun sebelum menangani bahan
mentah yang berasal dari hewan. Basuh kembali tangan
dengan sabun setelah selesai menanganinya.
3. Cuci bersih buah dan sayuran sebelum dimasak atau
disajikan.
4. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang hewan
peliharaan, memberi pakan dan membersihkan
kotorannya.
5. Periksa bau, kondisi fisik dan tanggal kadaluwarsa
produk makanan.
6. Masaklah semua produk daging secara sempurna,
pastikan bahwa daging terlihat matang sepenuhnya
(tidak lagi merah muda).
43
Tips Mencegah Keracunan Makanan (2)
7. Jika dilayani daging setengah matang di restoran,
kembalikan untuk dimasak lebih lanjut. Mintalah
disajikan kembali dalam piring baru.
8. Cegah kontaminasi silang di dapur
9. Hindari mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi,
telur mentah/setengah matang dan air yang tidak
disterilkan.
10.Jangan membiarkan bahan makanan hewani (daging,
ikan, susu dan telur) pada suhu kamar dalam waktu lama.
Simpanlah dalam lemari es.
11.Hindari kontaminasi silang di lemari es/kulkas dengan
menjauhkan penyimpanan bahan makanan hewani
dengan sayur, buah dan minuman
44
Tips Cuci Tangan
45
Berhaji Sehat, Mandiri & Mabrur
46
47
48
• COPY MATERI
49