korupsi sebagai white collar crime - Trisno Raharjo

Download Report

Transcript korupsi sebagai white collar crime - Trisno Raharjo

KORUPSI SEBAGAI WHITE
COLLAR CRIME
Trisno Raharjo
Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2014
Berbagai Istilah
White Collar Crime (Ingg/USA)
Crime en co blanc (Prancis),
Criminalita in colleti bianchi (Italia),
Weisse-Kragen Kriminalitat
(Jerman),
• El Delito de cuello blanco (Spanyol)
•
•
•
•
TRISNO RAHARJO/FH UMY/2004
2
White Collar Crime
• Kejahatan Kerah Putih
• Kejahatan Berdasi
Istilah WCC Lainnya
• Business crime, Economic crime, commercial
crime,
• Corporate Crime, illegal corporate behavior,
• Organizational Crime, Organized crime,
Syndicated crime,
• elite deviance, crime of the upper world,
corporate and governmental deviance
• occupational crime, occupational deviance,
official deviance
• urban crime
PENGELOMPOKAN WCC
• Organizational Occupation Crime, kejahatan
untuk kepentinga organisasi di mana dia
bekerja
• State Authority Occupational Crime, kejagatan
yang dilakukan oleh pegawai pemerintah dalam
kedudukan jabatannya
• Professional Occupational Crime, kejahatan
yang dilakukan oleh kaum profesional dalam
kapasitasnya sebagai para profesional
• Individual Occupational Crime, kejahatan yang
dilakukan oleh individu
– Gary S Green dalam J.E Sahetapy, 1994:27)
PENGELOMPOKAN WCC
• WCC bersifat individual, berskala kecil
(Modus Sederhana)
• WCC bersifat individual, berskala besar
(Modus Kompleks)
• WCC yang melibatkan Korporasi
• WCC di sektor PUBLIK
Dictionary of Criminal Justice
Data Terminology
• WCC adalah kejahatan tanpa kekerasan
(nonviolent) untuk mendapatkan
keuntungan finansial, yang dilakukan
dengan cara-cara menipu oleh orangorang yang mempunyai profesi sebagai
pengusaha, kaum profesional atau
semiprofesional dengan memanfaatkan
kesempatan dan keahlian khusus di
bidangnya.
Biderman dan Reiss
• Setiap pelanggaran hukum dengan
ancaman hukuman, dengan menggunakan
kedudukan yang penting, kekuasaan,
kepercayaan, dalam suatu institusi politik
dan ekonomi yang legitimate, dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang tidak legal, atau untuk dapat
melakukan perbuatan tidak legal untuk
kepentingan pribadi atau organisasi
tertentu.
Perkembangan Studi Kejahatan WCC
• 1907 Edward Ross
– Konsep Criminaloid
(Fenomena White Collar
Crime)
TRISNO RAHARJO/FH UMY/2004
9
CRIMINALOIDS
• Pelaku kejahatan dalam menjalankan tugas pekerjaannya,
kejahatannya belum menjadi sorotan publik.
• Criminaloids lebih pada moral yang tidak sensitif bukan
kehendak JAHATAN
• Perilaku Criminaloid bukan anti-sosial.
• Perilaku Criminaloid standar ganda: Tampil seperti
malaikat, taat beribadah, berbuat kebajikam namun dalam
menjalankan profesinya dilakukan dengan CARA TIDAK
ETIS.
• CRIMNALOID banyak memberikan sumbangan amal tapi
juga gemar korupsi.
• Criminaloid menikmati kekebalan terhadap dosadosa yang baru, berkat penampilan yang
terhormat. Perlindungan diperoleh dari Bisnis yang
sah, Organisasi Sosial yang baik.
Konsep White-collar-criminality
• 1939 Edwin H. Sutherland
• Kejahatan oleh orang-orang terhormat
dalam melakukan pekerjaannya Ex.
Bankir, industriawan dan kelompok
profesi
• Penelitian Sudtherland 1945 terhadap
200 perusahaan terbesar di Amerika
Serikat ditemukan pelanggaran yang
dapat dikenakan sanksi PIDANA namun
berhasil lolos atau hanya terkena
denda ringan dituangkan dalam Buku
White Collar Crime
TRISNO RAHARJO/FH UMY/2004
11
Perbandingan Karya Buku/Artikel Tentang
Kriminologi
di Amerika Serikat Sejak 1942-1972
Tema Buku/Artikel
Jumlah
Prosentase
Kejahatan Warungan
3608
87,5%
Kejahatan Kerah Putih
92
2,5%
Jumlah Buku/Artikel
3.700
100%
Sumber: I.S. Susanto, Kejahatan Korporasi, 1995
TRISNO RAHARJO/FH UMY/2014
12
PERALIHAN KONSEP KEJAHATAN
• Kejahatan semula dianggap sebagai
penghukuman terhadap perilaku
melanggar moralitas (Membunuh,
Menganiaya, Memfitnah, Mencuri,
Memperkosa, Berzinah)
• Kejahatan berkembang sebagai
perbuatan JAHAT terhadap kehidupan
sosial dan ekonomi rakyat.
MODUS OPERANDI
• Teknologi Canggih
– Internet, laptop, HP
• Akuntansi
• Statistik
– Tindak Pidana tampak seperti perbuatan
biasa yang legal
MOTIF WCC
• Motif mencari keuntungan finansial
• Motif mendapat jabatan pemerintahan
– Money politics
Prinsip WCC
• Greedy is Beautiful
TIPE PELAKU WCC
• Tipe Membela Diri
– Mengakui tindakan negatif telah terjadi dan korban/kerugian
telah jatuh tetapi mereka menolak jika itu terjadi atas
kesalahannya. (MENOLAK BERTANGGUNG JAWAB)
• Tipe Justifikasi
– Mengakui telah melakukan tindakan pelanggaran, namun
tindakan tersebut bukan suatu tindakan yang salah atau
bertentangan dengan hukum.
• Tipe Konsesi
– Mengaku telah melakuan pelanggaran dan perbuatan tersebut
salah. Tetapi mencari alasan penyebab dilakukannya perbuatan
salah tersebut yang dapat meringankan kesalahannya. (Terpaksa,
ikut-ikutan, ingin tahu)
• Tipe Refusal
– Tidak mengakui telah melakukan perbuatan
KORBAN WCC
• Perorangan (individual)
• Korporasi (corporate or business
enterprises)
• Institusi pemerintah (government
institutions)
• Ketertiban internasional (international
order)
• Masyarakat (Society)
TRISNO RAHARJO/FH UMY/2004
PENGHUKUMAN
• Hukuman kepada pelaku WCC lebih
sedikikit (17%) dibandinkan pelaku
kejahatan konvensional (83%)
• Hukuman penjara bagi penjahat
konvensional jauh lebih berat
ketimbang hukuman penjara bagi
pelaku kejahatan kerah putih.
Mengapa Hukuman menjadi
Ringan
• Pelaku WCC memiliki banyak uang, sehingga
dapat menyewa pengacara hebat.
• Karena banyak uang dapat membeli penegak
hukum yang korup.
• Dampak WCC tidak langsung terlihat secara
individual
• Hukum sering dirancang untuk
menguntungkan pelaku WCC, karena
penyusunnya memiliki potensi sebagai pelaku
WCC
• Lebih sulit mengungkap dan membuktikan
WCC dibandingkan kejahatan konvensional