Perencanaan Geometrik Jalan – Batam

Download Report

Transcript Perencanaan Geometrik Jalan – Batam

Klasifikasi Jalan


Sesuai Peruntukannya
– Jalan Umum
– Jalan Khusus
Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)
–
–
–
–
–
Sistem: Jaringan Jalan Primer; Jaringan Jalan Sekunder
Status: Nasional; Provinsi; Kabupaten/kota; Jalan desa
Fungsi: Arteri; Kolektor; Lokal; Lingkungan
Kelas (sesuai bidang lalu lintas dan angkutan jalan) : I; II; IIIA; IIIB; IIIC
Spesifikasi penyediaan prasarana:




1) jalan bebas hambatan;
2) jalan raya;
3) jalan sedang;
4) jalan kecil.
Klasifikasi & Spesifikasi Jalan
berdasarkan
Penyediaan Prasaran Jalan
Sumber: PP 34/2006 tentang Jalan
Klasifikasi penggunaan jalan
Klasifikasi Penggunaan Jalan
Persyaratan teknis jalan (PP34/2006)
Matrik Klasifikasi Jalan (Proposed)
Tipikal Ruang Jalan
Sumber: Penjelasan PP 34/2006
Ruang Jalan
Sumber: UU 38/2004 & PP 34/2006, tentang Jalan
Definisi Tingkat Pelayanan
PerMen Hub No 14/2006
Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan antar
Kota
Publikasi Ditjen Bina Marga Versi tahun
1997
(ditanda tangan Dirjen Bina Marga)
Rujukan




American Association of State Highways and
Authority Offeceses (AASHTO, 1994): A policy
design of highways and streets”. Dipublikasikan
oleh AASHTO, Washington DC.
AASHTO 2001, ada yang baru!
Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998): “Pengukuran
Elemen Geometrik Jalan”. Laporan Litbang,
Bandung.
Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998): “Penelitian
Faktor K dan VDF”. Laporan Litbang, Bandung.
Klasifikasi Medan Jalan
No
Jenis Medan
Notasi
Kemiringan
Medan
2
Datar
D
< 3%
3
Perbukitan
B
3%-25%
4
Pegunungan
G
> 25%
Kriteria Perencanaan




Kendaraan Rencana
Equivalent Mobil Penumpang
Volume Lalu-lintas
Kecepatan Rencana
Kendaraan Rencana


Dimensi & Radius putar sbg dasar
penyediaan ruang jalan
3 Kategori:
– Kendaraan Kecil: mobil penumpang
– Kendaraan Sedang: Truk 3 As tandem atau TBus
Besar 2 As
– Kendaraan Besar: Truk Tempelan (Semi Trailer)

Ruang manouver kendaraan saat membelok
di tikungan atau persimpangan sbg dasar
penyediaan ruang
Lapak Kendaraan
(Proyeksi dimensi
kendaraan rencana
pada saat membelok
ke atas perkerasan
jalan, untuk
menentukan “ruang”
jalan yang perlu
disediakan)
KENDARAAN KECIL
Kend. Sedang (Bus) dan Besar
(Truk Semi Trailler-Tempelan)
Emp
(mengacu ke MKJI, 1977)
Volume Lalu-lintas Rencana
(mengacu ke MKJI, 1977) atau Perencanaan Lalulintas
Faktor K dan Faktor F
(=LHRT=AADT)
Kecepatan Rencana (VR)
(agar mengacu ke PP No.34/2006)
Damaja, Damija, Dawasja
(ketentuan lama)
Rumaja, Rumija, Ruwasja
Penampang Melintang
Jalan
Sedang
dan
Jalan Kecil
??
Jalan ber TROTOAR
Tipikal jalan ber MEDIAN
(Jalan Raya dan Jalan Bebas Hambatan)
JALUR dan LAJUR Lalu-lintas
Tipikal Jalur
Jalan
Penentuan lebar Jalur & Bahu
Ketentuan desain
geometrik jalan (proposed)
setelah mempertimbangkan UU38/2004 & PP34/2006
Lajur
Bahu Jalan
Median
Fasilitas pejalan kaki

Ngacu ke Tata cara perencanaan
geometrik jalan perkotaan
JARAK PANDANG
+ Jarak pandang Henti (Stopping sight distance, ssd)
+ Jarak Pandang Mendahului (Overtaking Sight Distance, osd)
+ Jarak kebebasan pandang di tikungan
Jarak Pandang Henti, JH
VR, Km/Jam
120
100
80
60
50
40
30
20
JH minimum (m)
250
175
120
75
55
40
27
16
40
30
20
200
150
100
Jarak pandang Mendahului, JD
VR, Km/Jam
120
100
80
JD minimum (m)
800
670
550
60
50
350 250
Kebebasan pandang di
tikungan
Alinemen HORIZONTAL
-Bagian
Lurus
-Bagian Lengkung (Tikungan)
-Tikungan gabungan
Panjang Bagian Lurus
Fungsi
Panjang Bagian Lurus
Maximum (m)
Datar
Perbukitan
Pegunungan
Arteri
3000
2500
2000
Kolektor
2000
1750
1500
Lokal
1500
1200
750
Bagian Tikungan



Mengimbangi gaya sentrifugal
Daerah bebas pandang disamping
Bentuk:
– Spiral Circle Spiral
– Full circle
– Spiral-Spiral

Superelevasi, e
– eMAX = 10%
Panjang jari-jari tikungan
minimum, Rmin

Rmin = VR2 / {127 (emax – f )}
–
–
F = 0,14 – 0,24
emax = superelevasi max
VR (Km/Jam)
120
100
80
60
50
R min (m)
800
670
550
350
250
40
30
200 150
20
100
Lengkung peralihan



Sisipan antar bagian lurus dan lengkung
Bentuk Spiral atau Parabola
Panjang lengkung peralihan, LS
ditetapkan:
– Waktu tempuh max 3 detik
– Antisipasi gaya sentrifugal
– Tingkat perubahan kelandaian re-max


VR <80 Km/jam, re-max = 0,035 m/m/detik
VR ≥ 80 Km/jam, re-max = 0,025 m/m/detik
– Gunakan tabel LS
Rumus LS
(pilih LS terpanjang dari 3 rumus)
1.
2.
3.
LS = (VR /3,60) T
LS = 0,022 VR3/(R.C) – 2,727 VR . E / C
LS = (emax-en) VR / (3,60 re)
•
•
•
•
•
•
T
VR
C
R
En
re
= waktu tempuh lengkung peralihan
=Kecepatan rencana, Km/jam
= perubahan percepatan, 1 s.d. 3 m/detik3
=iari-jari tikungan, m
= superelevasi normal, 2% s.d. 2,5%
= tingkat perubahan pencapaian superelevasi
(m/m/detik)
LS = f {VR, e}
Panjang Jari-jari tikungan
tanpa lengkung peralihan,
RTLP
VR (Km/Jam)
120
100
80
60
50
40
30
20
RTLP (m)
2500
1500
900
500
350 250
130
60
Panjang Jari-jari tikungan
tanpa superelevasi, RTSe
VR (Km/Jam)
120
100
80
RTSe (m)
5000
2000 1250
60
50
40
30
20
700
-
-
-
-
Pergeseran lintasan pd
tikungan dengan lengkung
peralihan, p


P = LS2/(24RC),
RC=jari-jari
circle.
P<0,25m tidak
perlu lengkung
peralihan
Metoda pencapaian
Superelevasi


Pencapaian secara Linear
Pada tikungan SCS:
– Dari superelevasi normal pd bagian lurus s.d. TS: dari (2%2,5%) s.d. (0%)
– dari TS s.d. SC: 0% s.d. superelevasi penuh (e%)

Pada tikungan fC:
– 2/3 LS pada bagian lurus
– 1/3 LS pada bagian Circle

Pada tikungan SS:
– Superelevasi seluruhnya dilakukan pada bagian Spiral
Metoda pencapaian superelevasi pada
tikungan SCS (Koreksi gbr halaman 32)
Metoda pencapaian superelevasi pada
tikungan fC
Pelebaran di
tikungan





Konsistensi geometrik, di
tikungan sama dgn di
bagian lurus
Kendaraan tetap pada
lajurnya
Penambahan pelebaran
karena gerak melingkar
membutuhkan ruang lebih
Mengikuti kendaraan
rencana
Pelebaran <0,60m, dapat
diabaikan
Aplikasi
pelebaran di
tikungan
Pelebaran di tikungan
Tikungan Gabungan (TG)

Tipe:
– TG searah
– TG Balik Arah



R1/R2 ≥ 2/3, TG searah harus dihindari
R1/R2 < 2/3, TG harus dilengkapi bagian
lurus (atau clothoide) sepanjang ≥20m
Setiap TG Balik arah HARUS dilengkapi
bagian lurus sepanjang ≥30m
TG searah
TG Balik Arah
Alinemen VERTIKAL
Bagian
Landai: positif (tanjakan) dan negarif (turunan)
Bagian Lengkung vertikal: Cekung dan Cembung
Kelandaian maksimum, gmax



Memelihara kecepatan kendaraan
(ukurannya) truk bermuatan penuh, Truk semi Trailler
penurunan kecepatan < separuh kecepatan awal
(TCPGJAK’97)
VR (Km/Jam)
120
110
100
80
60
50
40
<40
gmax (%)
3
3
4
5
8
9
10
10
Panjang (landai) Kritis,
LKritis

Mempertahan kecepatan dgn penurunan V ≤ 50%VR

penurunan kecepatan < 15 Km/Jam (AASHTO’2001)

Lama perjalanan < SATU menit
VAWAL
(Km/Jam)
Kelandaian (%)
4
5
6
7
8
9
80
630
460
360
270
230 230
200
60
320
210
160
120
110
80
40
?
90
10
Cttn
AASHTO’94
Speed-Distance curves: utk perlambatan
Truk berat tipe 120 kg/kW pada tanjakan
Speed-Distance curves: utk percepatan Truk
berat tipe 120 kg/kW pada turunan
Perbedaan hasil
hitungan
panjang kritis
dgn TTPGJAK
(AASHTO’1994)
versus AASHTO
‘2001
Lengkung VERTIKAL





Mengurangi goncangan kendaraan dan
menyediakan jarak pandang henti
Bentuk parabola sederhana
Penampilan, kenyamanan, dan JH
L
Lmin =
Lajur Pendakian



Memfasilitasi kendaraan yang berjalan lebih
lambat dari rata-rata kecepatan kendaraan
lain (Truk berat) agar tidak menghalangi.
Utk kelandaian yg besar, menerus, lalulintas relatif padat
Pada Jalan arteri atau kolektor dengan
VLHR>15000smp/hari dan Truk >15%
Lajur pendakian
Jarak antara 2 lajur
pendakian
Koordinasi alinemen
Jangan menyimpan lengkung
tajam pada bagian yang besar