SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL

Download Report

Transcript SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL

SEKOLAH LAPANG
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
(SL-PTT)
PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Bogor
PENDAHULUAN
PTT dimulai oleh BB Padi pada 1999 dengan
serangkaian penelitian dan keluar buku Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi sawah irigasi
SL-PTT mulai 2007, kenapa
1. Strategi Revitalisasi Pembangunan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (RP3K) yang
dicanangkan oleh Pemerintah pada 11 Juni 2005 di
waduk Jati-luhur
2. kebijakan untuk mensejahterakan petani, nelayan,
dan petani hutan, memberdayakan kemampuan
lahan
LANJUTAN
3. Ratas Presiden SBY di Deptan membahas upaya
peningkatan beras tahun 2007. Ratas memutuskan,
bahwa target produksi beras pada 2007 sebanyak 2
juta ton, dan tahun berikutnya hingga 2009
produksinya ditargetkan naik 5%.
4. Mentri Peratnain Dr. Ir. Anton Apriantono, optimis
5. Teknologi yang dikemas adalah PTT (Pengelolaan
Tanaman Terpadu
TUJUAN
o
Menyediakan acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan
jagung melalui pola pertumbuhan, pengembangan
dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala
luas.
o
Meningkatkan
koordinasi
dan
keterpaduan
pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung melalui pola
pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan
dengan pendekatan kawasan skala luas.
o
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
perubahan sikap petani guna mempercepat
penerapan komponen teknologi PTT padi dan jagung
dalam usahataninya agar replikasi/penyebarluasan
teknologi ke petani berjalan cepat.
o
Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan
serta kesejahteraan petani padi dan jagung.
SASARAN
o
Tersedianya acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan
jagung melalui pola pertumbuhan, pengembangan
dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala
luas.
o
Terkordinasinya dan terpadunya pelaksanaan SL-PTT
padi dan jagung melalui pola pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan
kawasan skala luas.
o
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani sehingga penerapan adopsi teknologi PTT padi
dan jagung berjalan cepat dan berkelanjutan serta
replikasi ke areal yang lebih luas dapat terwujud.
o
Meningkatkan produktivitas padi dan jagung.
KERAGAAN PRODUKSI
o
Produksi Padi dalam 5 tahun terakhir meningkat
rata-rata 3,44%, laju peningkatan produktivitas
mencapai 1,14% dan luas panen rata-rata
meningkat 2,26%.
Tabel Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
2008-2012 (ARAM II BPS)
Tahun
Luas Panen
Ha
Produktivitas
%
Ku /Ha
%
Ton
%
2008
12.327.425
2009
12.883.576
4,51
49,99
2,15
64.398.890
6,75
2010
13.253.450
2,87
50,15
0,32
66.469.394
3,22
2011
13.203.643
(0,38)
49,80
(0,70) 65.756.904
(1,07)
2012
13.471.653
2,03
51,19
2,79
4,87
Rata-rata
48,94
Produksi
2,26
60.325.925
1,14
68.956.292
3,34
LANJUTAN
o
Produksi Jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat
rata-rata 3,94%, laju peningkatan produktivitas
mencapai 4,05% dan luas panen rata-rata
meningkat 0,14%.
Tabel Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Jagung 2008-2012 (ARAM II BPS)
Tahun
Luas Panen
Ha
Produktivitas
%
Ku /Ha
%
Ton
%
2008
4.001.724
2009
4.160.659
3,97
42,37
3,90
17.629.748
8,04
2010
4.131.676
(0,70)
44,36
4,70
18.327.636
3,96
2011
3.864.692
(6,46)
45,65
2,91
17.643.250
(3,73)
2012
3.966.579
2,64
47,80
4,71
18.961.645
7,47
Rata-rata
40,87
Produksi
-0,14
16.317.252
4,05
3,94
SASARAN PRODUKSI
TAHUN 2013
o Padi tahun 2013 adalah 72,06 juta
ton GKG atau meningkat 6,25%,
sasaran tanam 14,36 juta ha,
sasaran panen 13,86 juta ha dan
sasaran produktivitas 52,00 ku /ha.
o Jagung tahun 2013 adalah 19,83
juta ton PK atau meningkat 4,59%,
sasaran tanam 4,25 juta ha, sasaran
panen 4,10 juta ha dan sasaran
produktivitas 48,34 ku /ha.
KOMPONEN PTT
Dasar (Compulsory): (1) Varietas modern, (2) Bibit bermutu
dan sehat melalui perlakuan benih, (3) Pemupukan
efisien
menggunakan
BWD
dan
PUTS/Petak
omisi/Permentan No. 40/OT.140/4/2007 atau Soft Ware
SIPAPUKDI, dan (4) Penerapan PHT
Pilihan adalah : (1) Pengelolaan tanaman (tegel, legowo,
tabela, larikan, dll), (2) umur bibit, (3) bahan organik
(kompos, pupuk kandang, amelioran), (4) Perbaikan
aerasi tanah (irigasi berselang), (5) pupuk cair (PPC,
pupuk organik, pupuk bio-hayati, ZPT, pupuk mikro), dan
(6) Penanganan panen dan pasca panen.
Komponen Dasar atau pilihan tergantung hasil PRA
CALON PETANI DAN CALON LOKASI
PENERIMA BANTUAN SL-PTT
TAHUN 2013
o
Penentuan Calon Lokasi
o
Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi,
sawah tadah hujan, lahan kering dan pasang surut
yang produktivitas dan IP masih dapat ditingkatkan.
Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan
penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran
dan sengketa.
Unit SL-PTT, diusahakan agar berada dalam satu
hamparan /kawasan yang strategis dan mudah di
jangkau petani dengan menyesuaikan kondisi di
lapangan.
Lokasi SL-PTT setiap 25 ha,diberi papan nama
sebagai penanda lokasi pelaksanaan SL-PTT.
Letak Laboraturium Lapangan (LL) pada SL-PTT
diutamakan ditempatkan pada lokasi yang sering
dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat
oleh petani sekitarnya.
o
o
o
o
LANJUTAN
o
Penentuan Calon Petani /Kelompoktani SL-PTT
o
Kelompoktani /petani yang dinamis dan bertempat
tinggal dalam satu desa /wilayah yang berdekatan
yang diusulkan oleh Kades, KCD dan atau Penyuluh
lapangan.
Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki
lahan ataupun penggarap /penyewa dan mau
menerima teknologi baru.
Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SLPTT.
Kelompoktani SL-PTT ditetapkan dengan surat
Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten /Kota
yang membidangi tanaman pangan.
o
o
o
o
Daftar calon petani calon lokasi penerima bantuan
SL-PTT tahun 2013
TUGAS PENDAMPING
1.
Mendampingi proses SL
2.
Mendata Masalah yang ada
Apa ada Keterlambatan datang benih
Bagaimana Kwalitas benih
Apa Varietas yang diminta berbeda dengan
yang datang
Apa penempatan padi hibrida sudah
menghindari daerah eksplosif hama wereng
•
•
•
•
3. Mendata Adopsi PTT yang Baik dan benar
• Adopsi PTT setelah SL-PTT
• Adopsi Teknologinya (komponen SL PTT)
PENGERTIAN DALAM SL-PTT
o
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) : suatu
pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usahatani melalui
sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi
yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan
secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik
lokasi.
o
Kawasan : suatu daerah tertentu dalam ciri-ciri
tertentu. Dalam konteks pertanian kawasan yang
dimaksud adalah areal (sawah, lahan kering, tadah
hujan, rawa lebak, dll) di lokasi tertentu tanpa
memperhitungkan batas administrasi.
o
Kawasan Pertumbuhan : daerah yang tingkat
produktivitasnya
masih
di
bawah
rata-rata
produktivitas Provinsi.
LANJUTAN
o
Kawasan
Pengembangan
:
daerah
yang
produktivitasnya sama dengan rata-rata produktivitas
Provinsi.
o
Kawasan Pemantapan : daerah yang produktivitasnya
di atas rata-rata produktivitas Provinsi dan Nasional.
o
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) : tempat pendidikan non formal bagi petani untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengenali potensi, mengambil keputusan, menerapkan
teknologi yang sesuai dengan sumberdaya setempat
secara sinergis, sehingga usahataninya menjadi efisien,
berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
LANJUTAN
o
Pemandu Lapangan (PL) : Penyuluh
Pertanian, Pengamat Organisme Penggangu
Tanaman (POPT), Pengawas Benih Tanaman
(PBT) yang telah mengukuti pelatihan SL-PTT
dan berperan sebagai pendamping SL-PTT.
o
Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP)
atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) :
tahapan pendekatan PTT diawali dengan
kelompoktani melakukan identifikasi masalah
di wilayah setempat dan membahas peluang
mengatasi masalah.
o
POSKO I – V : Pos Simpul Koordinasi sebagai
tempat melaksanakan koordinasi dalam rangka
mendukung kelancaran pelaksanaan SL-PTT.
LANJUTAN
o
Rencana Usaha Kelompok (RUK) : rencana
kerja usahatani dari kelompoktani untuk satu
periode musim tanam yang disusun melalui
musyawarah dan kesepakatan bersama.
o
Pupuk Organik : pupuk yang sebagian besar
berasal terdiri atas bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau
dan
kompos
yang
telam
mengalami
dekomposisi.
o
Laboraturium Lapangan (LL) : kawasan /area
yang terdapat dalam kawasan SL-PTT yang
berfungsi sebagai lokasi percontohan, temu
lapang, tempat belajar, praktek teknologi yang
disusun dan diaplikasikan bersama oleh
kelompoktani /petani.
LANJUTAN
o
Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas
: kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian
Provinsi dan Kabupaten /Kota termasuk PPL, POPT,
PBT, Mantri Tani dan petugas lainnya sesuai dengan
kebutuhan
dilapangan
guna
menoptimalkan
pelaksanaan SL-PTT.
o
Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat :
kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD berserta jajaran,
Camat, Kades dan petugas lainnya sesuai dengan
kebutuhan
dilapangan
guna
menoptimalkan
pelaksanaan SL-PTT.
o
Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti :
kegiatan yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) didukung oleh Peneliti UK /UPT
Lingkup Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan
pemahaman dan akselerasi adopsi PTT.
LANJUTAN
o
Pengawalan
dan
Pendampingan
oleh
Penyuluh : kegiatan yang dilakukan oleh
penyuluh
guna
meningkatkan
penerapan
teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan hadir secara berkala di lokasi LL dan
SL dalam rangka pemberdayaan kelompoktani
dan memberikan bimbingan dalam penerapan
teknologi.
o
Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT :
kegiatan yang dilakukan oleh pengawas OPT
dalam rangka pengendalian hama terpadu.
o
Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT :
kegiatan yang dilakukan oleh pengawas benih
dalam rangka pengawasan benih.
LANJUTAN
o
Wilayah
Fokus
:
lokasi
peningkatan
produktivitas /IP di areal /kawasan SL-PTT.
o
Wilayah Non-Fokus : lokasi peningkatan
produktivitas /IP di luar areal /kawasan SL-PTT.
o
Carry Over : sisa pertanaman kegiatan tahun
berjalan tetapi produksi tidak berkontribusi pada
tahun tersebut dan akan berkontribusi pada
tahun berikutnya.
o
Kelompoktani : sejumlah petani yang tergabung
dalam satu hamparan /wilayah, dibentuk atas
dasar
kepentingan
meningkatkan
usaha
agribisnis dan memudahkan pengelolaan dalam
proses distribusi, benih, pestisida, sarana
produksi dan lain-lain.
LANJUTAN
o
Swadaya : semua upaya yang berasal dari
modal petani sendiri.
o
Benih bersubsidi : sejumlah tertentu benih
varietas unggul bermutu yang disalurkan
pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi
(HET) yang ditentukan oleh pemerintah dan
digunakan
untuk
mendukung
program
Pembangunan Tanaman Pangan (SL-PTT dan
Non-SLPTT).
o
Cadangan Benih Nasional (CBN) : sejumlah
tertentu benih yang memenuhi spesifikasi teknis
dan merupakan milik pemerintah pusat yang
pengadaanya bersumber dari dana APBN dan
pemanfaatannya sesuai pedoman dan peraturan
perundang-undangan.