PKU – Puisi - Made SP Blog

Download Report

Transcript PKU – Puisi - Made SP Blog

PUISI
Pengantar Kesusastraan
Umum
Definisi
Puisi berasal dari bahasa latin, Poio/poieo ;
seni tertulis yang mengutamakan bahasa
sebagai fungsi estetik selain fungsi
semantik (makna)
Perbedaan fiksi dan prosa adalah
penekanan segi estetik suatu bahasa ,
seperti perulangan yang sengaja,
metafora, rima dsbnya.
Bentuk puisi bisa berupa pantun (puisi kuno),
jika di Jepang Haiku (sajak 3 larik, 17 suku
kata), mantra, kadang hanya
pengulangan satu kata, dan keanehan
lainnya.
Unsur-Unsur Puisi
› Unsur Puisi terbagi menjadi struktur fisik dan struktur
batin
Struktur fisik puisi terdiri dari:
› Perwajahan puisi (Tipografi), yaitu bentuk puisi seperti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik.
› Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya.
› Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji
taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakanakan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
Struktur fisik puisi
› Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan
indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata
kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll.,
› Gaya Bahasa/majas, yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau
kaya akan makna.
› Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1.
Onomatopei (tiruan terhadap bunyi)
2.
Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan
akhir, persamaan awal, repetisi bunyi [kata], dan
sebagainya
3.
Pengulangan kata/ungkapan.
Struktur Batin Puisi
› Tema/ makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi
harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.
› Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan
psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,
jenis kelamin, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dll.
› Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada
juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan
nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
› Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca
Jenis-Jenis Puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu
antara lain :
› Jumlah kata dalam 1 baris
› Jumlah baris dalam 1 bait
› Persajakan (rima)
› Banyak suku kata tiap baris
› Irama
Ciri puisi lama:
› Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
› Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
› Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata maupun rima.
Jenis Puisi Lama
› Mantra , Mantra adalah merupakan puisi
tua, keberadaannya dalam masyarakat
Melayu pada mulanya bukan sebagai
karya sastra, melainkan lebih banyak
berkaitan dengan adat dan
kepercayaan.
› Contoh Mantra;
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Jenis Puisi Lama
› GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari
Tamil (India)
› CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas
yakni menjelaskan atau menampilkan suatu
sebab akibat.
› Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jenis Puisi Lama
› SYAIR ; Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
› CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
› Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
› Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Jenis Puisi Lama
› PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang
cukup mengakar dan membudaya
dalam masyarakat.
› CIRI – CIRI PANTUN :
› 1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku
kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Jenis Pantun ; dilihat dari bentuk
› a. PANTUN BIASA ;Pantun biasa sering
juga disebut pantun saja.
› Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
Jenis Pantun
› 3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari
empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan
seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat
sampiran dan empat isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a
–b–c–d
› Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
› Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Jenis Pantun
› 2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu
bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas
beberapa bait.
› CIRI-CIRI SELOKA:
› a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai
sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai
sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
› Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
› Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
Jenis pantun
› 4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
› a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku
kata
› Contoh :
› Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Jenis Pantun ; dilihat dari isi
› PANTUN ANAK-ANAK
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
› PANTUN ORANG MUDA
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
›
PANTUN ORANG TUA
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
›
PANTUN JENAKA
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
› PANTUN TEKA-TEKI
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi
lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
› Bentuknya rapi, simetris;
› Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
› Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan
syair meskipun ada pola yang lain;
› Sebagian besar puisi empat seuntai;
› Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra
(kesatuan sintaksis)
› Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian
besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-Jenis Puisi Baru
› Menurut isinya dibedakan menjadi dua;
1. Balada ; adalah puisi berisi kisah/cerita.
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait,
masing-masing dengan 8 (delapan) larik
dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi
a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait
pertama digunakan sebagai refren
dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi
karya Sapardi Djoko Damono yang
berjudul “Balada Matinya Seorang
Pemberontak”.
Jenis-Jenis Puisi Baru
› Himne ; puisi pujaan
untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
› Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang
berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun,
membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu
atau peristiwa umum.
Jenis Puisi baru ; menurut isi
› Epigram ; puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram
berasal dari Bahasa Yunani, epigramma yang berarti unsur
pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah
kebenaran untuk dijadikan pedoman dan teladan.
› Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih. Berasal dari Bahasa Prancis, Romantique yang
berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu
dendam, serta kasih mesra
› Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi
sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau
keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
› Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal
dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman
tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu
golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah,
zalim etc)
Contoh Puisi Baru
› Contoh Epigram
Hari ini tak ada
tempat berdiri
Sikap lamban berarti
mati
Siapa yang bergerak,
merekalah yang di
depan
Yang menunggu
sejenak sekalipun pasti
tergilas.(Iqbal)
› Contoh Ode
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat
berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
Contoh Puisi Baru
› Contoh Elegi
Pada suatu pagi hari
Maka pada suatu pagi hari ia
ingin sekali menangis sambil
berjalan tunduk sepanjang
lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan
turun rintik-rintik dan lorong sepi
agar ia bisa berjalan sendiri saja
sambil menangis dan tak ada
orang bertanya kenapa. Ia
tidak ingin menjerit-jerit
berteriak-teriak mengamuk
memecahkan cermin
membakar tempat tidur. Ia
hanya ingin menangis lirih saja
sambil berjalan sendiri dalam
hujan rintik-rintik di lorong sepi
pada suatu pagi.
(Sapardi Djoko Damono)
› Contoh Satire
Aku bertanya
tetapi pertanyaanpertanyaanku
membentur jidat penyairpenyair salon,
yang bersajak tentang
anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan
terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanakkanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki
dewi kesenian.
(WS Rendra)
Jenis Puisi baru ; menurut
bentuk
› Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
› Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
Jenis Puisi baru ; menurut
bentuk
› Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri
atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
› Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
› Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas
empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataanYang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri
atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri
atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderaiB
erbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri
atas delapan baris (double kutrain atau puisi
delapan seuntai).
Contoh:
Awan Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
› Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait
kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari
kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara.
Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari
negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam
Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai
”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”.
› Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia
atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun
rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas
baris).
Contoh Soneta
Gembala
(M.Yamin)
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
Puisi Kontemporer
› Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai
dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan
dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi
kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam
kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan
konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali
memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun
bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain.
Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya
bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu
penting lagi.
› Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu
sebagai berikut:
 Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan
puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
 Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
 Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
Jenis Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
1. Puisi mantra adalah puisi yang mengambil
sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum
Bachri adalah orang yang pertama
memperkenalkan puisi mantra dalam puisi
kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
› Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan
untuk dipahami melainkan sesuatu yang
disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
› Mantra berfungsi sebagai penghubung
manusia dengan dunia misteri
› Mantra mengutamakan efek atau akibat
berupa kemanjuran dan kemanjuran itu
terletak pada perintah.
Contoh Mantra Kontemporer
› Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
(Sutardji Calzoum Bachri)
Jenis Puisi Kontemporer
2. Puisi mbeling ; bentuk puisi yang tidak
mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud
ialah ketentuan-ketentuan yang umum
berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama
kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan
lembar khusus untuk menampung sajak, dan
oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar
tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata
dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih
lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.
› Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
Mengutamakan unsur kelakar; pengarang
memanfaatkan semua unsur puisi berupa
bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi
untuk mencapai efek kelakar tanpa ada
maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
Contoh Puisi Mbeling
› Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya
terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebihlebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi)
› Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang
bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal
ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi
yang mengkritik puisi.
Jenis Puisi Kontemporer
3. Puisi konkret adalah puisi yang disusun
dengan mengutamakan bentuk grafis
berupa tata wajah hingga menyerupai
gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak
sepenuhnya menggunakan bahasa
sebagai media. Di dalam puisi konkret
pada umumnya terdapat lambanglambang yang diwujudkan dengan
benda dan/atau gambar-gambar
sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Contoh Puisi Kongkret
›
Doktorandus Tikus I
丁丁丁丁丁
selusin toga
me
丁丁丁丁
丁
nga
丁丁丁丁丁
nga
叩きつけられてゐる 丁
seratus tikus berkampus
叩きつけられてゐる 丁
diatasnya
藻(もう)でまっくらな 丁 丁 丁
塩の海
丁丁丁丁丁
profesor diracun
熱
丁丁丁丁丁
kucing
熱
dosen dijerat
kawin
熱
(尊 々 殺 々 殺
殺々尊々々
dan bunting
尊々殺々殺
dengan predikat
殺 々 尊 々 尊)
sangat memuaskan
(Kenji Miyazawa)
(F.Rahardi)
丁丁丁
Puisi Kontemporer
› Puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata
juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai
berikut:
a) Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi
(rima) pada tempat-tempat tertentu untuk
menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau
pengulangan-pengulangannya.
b) Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi
kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan
gambar (pola) tertentu.
c)
Enjambemen; meliputi pemenggalan atau
perpindahan baris puisi untuk menuju baris
berikutnya.
d) Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur
hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi
yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)
Hal-Hal Penting dalam
Membaca Puisi
› Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil
penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
› Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
› Kejelasan artikulasi , Artikulasi yaitu ketepatan
dalam melafalkan kata- kata.
› Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan)
yang dimilikinya.
› Irama puisi artinya panjang pendek, keras
lembut, tinggi rendahnya suara.
› Intonasi atau lagu suara
Hal-Hal Penting dalam
Membaca Puisi
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi
antara lain sebagai berikut :
› Tekanan dinamik yaitu tekanan pada
kata- kata yang dianggap penting.
› Tekanan nada yaitu tekanan tinggi
rendahnya suara. Misalnya suara tinggi
menggambarkan keriangan, marah,
takjud, dan sebagainya. Suara rendah
mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu,
putus asa dan sebagainya.
› Tekanan tempo yaitu cepat lambat
pengucapan suku kata atau kata.