pengantar jurnalistik
Download
Report
Transcript pengantar jurnalistik
PENGANTAR JURNALISTIK
[email protected]
Definisi
• Etimologi, journ (Perancis) catatan,laporan harian
• F. Fraser Bond (1961) segala bentuk yang membuat berita dan
ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati (buku An
Introduction to Journalism)
• Astrid S. Susanto (1986) kegiatan pencatatan dan atau pelaporan
serta penyebaran kejadian sehari-hari
• Erik Hodgins, redatur majalah Time pengiriman informasi dari
sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka
membela kebenaran dan keadilan berpikir yang selalu dapat
dibuktikan (Suhandang, 2004)
• Sumadiria (2008) kegiatan menyiapkan, menyiapkan, mencari,
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita
melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya
Bentuk
Jurnalistik
Media cetak
Newspaper
Magazine
Media elektronik
Radio
Media
audiovisual
Televisi
Produk
Berita
Opini
Editorial
Feature
Jurnalistik
Sastra
Sejarah
• Kelahiran Wartawan Pertama
– Zaman Romawi, budak diberi tugas kumpulkan
informasi, berita, menghadiri sidang senat, dan
melaporkan hasil secara lisan dan tulis
– 911 di Cina, muncul King Pau, surat kabar pemerintah
Kaisar Quang Soo, 1351 terbit seminggu sekali, isi:
keputusan rapat, musyawarah dari istana, terbit
tengah hari, 1885 terbit tiap hari
• Di Eropa, 1605 Abraham Verhoeven, Belgia dapat
izin cetak Nieuwe Tijdinghen, 1617 terbit 8—9
hari, 1620 terbit dengan nomor urut, 1629
berganti nama Wekelijksche Tijdinghen
Sejarah
• Di Jerman, 1609 terbit Avisa Relation Order
Zeitung, terbit juga Relations oleh Johan
Carolus
• Di Belanda, 1618 terbit Courante Uyt Italien en
Duytschland oleh Caspar Van Hilten di
Amsterdam
• Di Inggris, 1662 terbit Curant of General News
• Di Perancis, 1631 terbit Gasette de France
• Di Italia surat kabar baru terbit 1636
Era Penjajahan
• Di Indonesia, 1744 jurnalistik pers mulai dikenal
• 1776, terbit Vendu Niews di Jakarta
• 1854, terbit Bianglala untuk kaum pribumi, 1885
terbit Bromartani di Weltevreden
• 1856 terbit Soerat Kabar Bahasa Melajoe di
Surabaya
• 1907, terbit Medan Prijaji , terbit mingguan, 1910
terbit harian, di Bandung, pelopor Tirto
Hadisurjo/Raden Mas Djokomono, pelopor
jurnalistik modern di Indonesia.
Era 1945—1959
• 1945, jurnalistik berorientasi mengamankan
kemerdekaan bulan madu
• 1 Juli 1959, Dekrit Presiden, perusahaan pers
harus memiliki Surat Izin Terbit, 1 Oktober
1958 sebagai hari kematian kebebasan pers
Indonesia
• Parahnya, surat kabar harus berafiliasi dengan
organisasi politik
• Klimaks, G30S PKI
Era Pasca-1965
• Jacob Oetama perubahan besar dunia jurnalistik
Indonesia:
– Peristiwa tegang pasca-G30S/PKI
– Kebebasan pers menjadi lebih leluasa
– Embrio sikap profesionelisme dalam redaksi dan manajemen
• Orde Baru
– Awalnya bersahabat dengan pers
– Akibat peristiwa Malari, 15 Januari 1974, mingguan Mahasiswa
Indonesia di Bandung diberendel diikuti 11 penerbitan umum
– 1978, 7 surat kabar harian ibu kota serentak ditutup
– 1980, fungsi pers di bawah kendali pemerintah
– Dikenal dengan era pers tiarap
Era Reformasi
•
•
•
•
21 Mei 1998, Soeharto turun diganti B.J. Habibie
Kebebasan jurnalistik kemerdekaan jurnalistik
Departemen Penerangan, bentukan orde Baru, dibubarkan
UU Pers No. 21 Tahun 1982 diganti UU Pers No. 40 Tahun
1999 siapa pun bisa menerbitkan dan mengelola pers,
berhak mendirikan perusahaan pers berbentuk badan
hukum Indonesia
• 1998—2003 pertumbuhan penerbitan pers pesat
• 70% gulung tikar pada tahun ketiga, 20% tahun keempat,
dan 10% melewati tahun kelima
• Pers Indonesia Menggenggam Bara Kompas 9 Februari
2005, jajak pendapat tentang fungsi pers, pornografi,
kekerasan, gosip
Fungsi Utama
1.
2.
3.
4.
5.
Informasi (to inform)
Edukasi (to educate)
Koreksi, Pengaruh (to influence)
Rekreasi/hiburan (to entertain)
Mediasi (to mediate)
6. Wilbur Schramm (1973) Man, Messages, dan
Media pers adalah watcher, teacherm and
forum
Karakteristik
1.
2.
3.
4.
5.
Periodesitas terbit secara teratur
Publisitas ditujukan khalayak heterogen
Aktualitas unsur kebaruan
Universalitas keberagaman materi isi
Objektivitas nilai etika, moral, sudut
pandang
Tipologi Pers
1. Pers berkualitas penyajian etis, moralis,
intelektual
2. Pers populer sesuai perkembangan zaman,
cepat berubah, sederhana, tegas, enak
dipandang, mudah dibaca, kaya warna,
kompromi dengan tuntutan pasar
3. Pers kuning eksploitasi warna, pendekatan
SCC (sex, conflict, crime), sensasional,
meledak-ledak
Jenis dan Wilayah Sirkulasi
1. Pers komunitas satu/beberapa desa dalam
kecamatan, komunitas warga sekolah, kampus
2. Pers lokal kota
3. Pers regional ibu kota provinsi
4. Pers nasional berkedudukan di ibu kota,
seluruh provinsi/sebagian besar
5. Pers internasional hadir di sejumlah negara
Times, Newsweek, Internastional Herald
Tribun edisi Eropa, Asia, Playboy
Pilar Penyangga Pers
1. Ideliasme
2. Komersialisme
3. Profesionalisme
Landasan Pers Nasional
1. Idiil Pancasila
2. Konstitusional UUD 1945
3. Yuridis Formal UU Pokok Pers No. 40 Tahun
1999 untuk pers, UU Pokok Penyiaran No. 32
Tahun 2002
4. Strategis Operasional redaksional media pers
masing-masing, internal
5. Sosiologis Kultural nilai norma sosial budaya
agama
6. Etis Profesional kode etik profesi