ketahanan pangan nuhfil seminar UB 9 non 2012

Download Report

Transcript ketahanan pangan nuhfil seminar UB 9 non 2012

PEMBANGUNAN KETAHANAN
PANGAN BERKELANJUTAN
Nuhfil Hanani AR
Guru Besar Ekonomi Pertanian Univ Brawijaya
Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional
1
ISI PENYAJIAN
I. PENDAHULUAN
II. PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN
III. INDIKATOR KINERJA KETAHANAN PANGAN
IV. KINERJA KETAHANAN PANGAN
V. KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN
V. KEKETRKAITAN KETAHANAN PANGAN DENGAN
PERTANIAN ORGANIK
2
I. PENDAHULUAN
3
PENTINGNYA KETAHANAN PANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pangan termasuk hak azasi manusia yang paling mendasar: Universal
Declaration of Human Right (1948) dan The International Covenant on
Economic, Social, and Cultural Rights (1966)
Ketahanan pangan merupakan faktor yang lebih penting dari kebutuhan dasar
lainnya (Frankenberger and McCaston,1996). Ketahanan pangan akan
menjamin peningkatan gizi sehingga akan meningkatkan produktifitas kerja.
Bank Dunia (2006) , ketahanan pangan yang ditujukan untuk perbaikan gizi
merupakan suatu investasi yang sangat menguntungkan.
Peningkatkan ketahanan pangan erat kaitannya dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia Martorell (1992)
Ketahanan pangan berdiemensi luas, yang terdiri dari Sub sistem utama yaitu
ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan, sedangkan status gizi merupakan
outcome dari ketahanan pangan (Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003)
Ketahanan pangan erat kaitannya dengan kerawanan sosial, stabilitas politik
dan keamanan nasional (United Nations World Food Programme, 2008)
PENTINGNYA KETAHANAN PANGAN (lanjutan)
1. Pada pertengahan tahun 1980 di Afrika fokus ketahanan pangan diartikan
sempit melalui peningkatan produksi untuk mencapai swasembada pangan
justru menimbulkan adanya krisis pangan pada masyarakat.
2. Sen (1981) berhasil menggugat kesalahan paradigma kaum Maltusian yang
kerap berargumentasi bahwa kerawanan pangan dan kelaparan adalah soal
produksi dan ketersediaan semata. Kerwanan pangan terjadi bahkan ketika
produksi pangan berlimpah.
3. Ketersediaan pangan pada level nasional tidak secara otomatis menjamin
ketahanan pangan pada level individu dan rumah tangga. (Borton and Shoham,
1991).
4. Bank Dunia (1986) masalah pangan bukan masalah ketersediaan pangan
tetapi yang terpenting adalah bagaimanan semua orang dapat mengakses
pangan setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat
5
Capaian
Swasembada (%)
Kerawanan
Pangan (%)
400
25
23
350
22
20
19
300
16
250
200
16
13
11
150
10
10
100
6
5
Swasembada Pangan
0
Malaysia
Brunei
Japan
Korea, R
Philippines
India
Indonesia
Brazil
Cambodia
China
Laos
Myanmar
2 2 2 2
Viet Nam
Thailand
Russian
Australia
2 2 2 2
USA
Canada
Germany
0
France
2 2
Argentina
50
4
15
15
Kerawanan Pangan
Sumber : Nuhfil Hanani (2011), diolah dari FAO Statistical Yearbook 2010 (FAO, 2011)
6
MASALAH AKSES PANGAN
Tingkat Adaptasi
Perilaku rumah tangga
1. Merubah pola makan
Merubah kualitas pangan
Mengurangi porsi makan
Mengurangi makanan orang dewasa untuk
anaknya
Menggunakan pangan seadanya asal kenyang
2. Meminjam bahan pangan
Meminjam bahan pangan dari famili/tetangga
3. Merubah Pola Kerja
4. Menjual sumberdaya
produktif
5. Migrasi
6. Minta bantuan orang lain
7. Kriminalitas
Meminjam uang dari pedagang
Berburuh diluar sektor pertanian
Memperkejakan seluruh anggota keluarga
Menjual ternak kecil
Menjual aset produktif
Menjual tanah pertanian
Migrasi ke kota
Migrasi keluar daerah
Mengemis
Mencuri, menjarah, merampok
Sumber : Modifikasi dari Maxwell (1996)
7
Pendapatan Masyarakat
Kemiskinan berkurang
Peningkatan ketersediaan,
akses, dan penyerapan
pangan
Peningkatan status Gizi
Peningkatan
Produktivitas
Peningkatan
kesempatan kerja
Pembangunan
ketahanan pangan
Hidup sehat dan Produktif
Pembangunan
Kesehatan
Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia
Pembangunan
Pendidikan
Pertumbuhan ekonomi
Pembangunan
ekonomi
Investasi Pembangunan
Sumber : Modifikasi dari Martorell 1992
Ketahanan Pangan dan Peningkatan Produktifitas
8
II. PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN
9
Pengertian Ketahanan Pangan
Standar Dunia : keadaan ketika semua orang pada setiap saat mempunyai akses
fisik, sosial, dan ekonomi terhadap terhadap kecukupan pangan, aman dan
bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif dan
sehat (Mercy Corps, 2007)
Keterangan
Standar dunia
Sasaran
Negara  individu
Prioritas
Akses pangan
Standar pangan
Jumlah , mutu, aman dan bergizi
Sasaran
hidup produktif dan sehat
RUU pangan 2012 : Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta sesuai
dengan keyakinan dan budaya, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan
10
Ketahahanan Pangan Standar Teori (Dunia)
Produksi sendiri,
pasokan luar, cadangan
pangan, bantuan
pangan
Akses ekonomi, fisik,
dan sosial
Pemenuhan energi, gizi,
air dan kesehatan
lingkungan.
Ketersediaan pangan
(Food Availability)
Akses pangan
(Food Access)
Stabilitas
(Stability)
Penyerapan pangan
(Food Utilization)
Penurunan Kerawanan
Status gizi
pangan, tingkat gizi
(Nutritional status)
balita, kematian bayi,
harapan hidup
Sumber : Dikembangkan dari Gross (2000) dan Weingärtner (2004)
11
Indikator
Lingkup
Sasaran
Strategi
Output
Outcome
Pencetus
Swasembada
Pangan
Nasional
Kemandirian
Pangan
Nasional/wilayah
Ketahanan Pangan Kedaulatan Pangan
Rumah tangga dan Nasional
individu
Komoditas
Komoditas pangan Manusia
Komoditas
dan
pangan
manusia
Substitusi impor Peningkatan daya Peningkatan
Kebijakan
saing
ketersediaan
perlindungan
pangan,
akses sumberdaya pangan
pangan,
dan dari
tekanan
penyerapan pangan internasional
Peningkatan
produksi
pangan
Peningkatan
Status gizi
produksi pangan
(penurunan
yang berdaya saing kelaparan, gizi
kurang dan gizi
buruk)
Kecukupan
Ketersediaan
Manusia sehat dan
pangan
oleh pangan oleh produk produktif
(angka
produk
domestik
(impor harapan
hidup
domestik
hanya pelengkap)
tinggi)
FAO
Malaysia
dan FAO
dikembangkan
Indonesia
Ketahanan pangan
Kebebasan
produsen
dan
konsumen memilih
hak pangannya
NGO
12
III. INDIKATOR KINERJA KETAHANAN
PANGAN
13
INDIKATOR KINERJA KETAHANAN PANGAN
Subsistem
Ketersediaan
pangan
Akses pangan
Indikator
Ketersediaan energi
Standar Ideal
Minimal 2.200
Kkal/kapita/hari
Ketersediaan protein Minimal 57 gram/kapita/
hari
Cadangan pangan
20 persen dari
kebutuhan
Stabilitas Harga
Maksimum 10 persen
pangan
beda antara waktu
Akses terhadap
Adanya sistim informasi
sistem informasi dan harga pangan
kewaspadaan pangan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi ada
sampai desa
Akses terhadap
Tersedia angkutan umum
transportasi
Akses terhadap air
Tersedia air bersih
bersih
Akses layanan
Tersedia lokal
kesehatan
Sumber
FAO/WNPG
FAO/WNPG
AFSIT
(Perdebatan)
FAO
Malaysia,
Thailand
WHO
WFP
WFP
WFP
14
INDIKATOR KINERJA KETAHANAN PANGAN (lanjutan)
Subsistem
Penyerapanan
Pangan
Status gizi
(Nutritional
status)
Indikator
Kecukupan Energi
kecukupan Protein
Kecukupan Gizi mikro
Penganekaragaman
pangan
Kasus keracunan
pangan
Tingkat kerawanan
masyarakat
Balita gizi kurang &
buruk
Kematian bayi
Harapan hidup
Standar Ideal
2.000 Kkal/kapita/hari
52 gram/kapita/hari
Zat besi, yodium dll
Pola Pangan Harapan
(PPH) dengan skor 100
Jumlah kasus
pelanggaran produk
pangan 0 persen
Persen kelaparan < 5
persen ( <70 % AKG)
< 2.5 persen
< 10 per seribu kelahiran
>74 tahun
Sumber
FAO
FAO
FAO
FAO
WHO
WFP
WHO
WHO
WHO tetapi
tidak ada
standarnya)
15
IV. KINERJA KETAHANAN PANGAN
16
NEGARA PRODUSEN PANGAN
Sumber : Diolah dari FAO Statistical Yearbook, 2010
17
KEDUDUKAN KOMODITAS PANGAN INDONESIA
18
KEMANDIRIAN PANGAN
19
JUMLAH PETANI DAN KEMANDIRIAN PANGAN
Capaian Kemandirian
Pangan (%)
20
TRANSFORMASI SEKTOR PERTANIAN KE NON PERTANIAN
21
Cadangan Pangan Beberapa Negara di Dunia (juta ton)
Negara
Australia
Canada
European Union
Japan
Russian Federation
South Africa
Ukraine
United States
China
India
Indonesia
Iran
Korea, Republic of
Pakistan
Philippines
Syiria c
Turkey
Algeria
Egypt
Ethiopia
Morocco
Nigeria
Tunisia
Mexico
Argentina
Brazil
2004
8,8
10,3
21,5
4,9
7,3
3,5
2,8
44,4
163,3
32,9
6
3,5
2,9
2,2
1,9
4,2
7,2
2,6
2,7
0,1
3
1,6
1
3,9
3,8
6
2005
10
14,5
47,6
4,7
9,1
4,1
4,2
74,7
152,8
26,7
5,7
3,2
2,5
2,1
2,3
4,3
6,5
3,6
3,1
0,1
4,8
1,3
1,2
4,6
3,2
6,6
2006
13,5
16,2
44,4
4,8
9,3
4,1
4,8
71,7
149
25,8
5,1
3,6
2,7
3,2
2,9
4,4
5,6
4,4
4,5
0,1
2,6
1,4
1,4
2,9
2,6
4,5
2007
6,2
10,5
31,1
4,3
7
2,7
4,2
49,9
162,9
28,5
5,8
3,5
2,8
2,5
2,8
3,7
6,2
4,7
4,6
0,2
4
2,1
1,3
2,9
1,6
3,6
2008
4,8
8,7
37,6
4
5,5
1,8
3,3
54,3
179,2
35,6
6,7
3
3
3
3,4
2,7
4,7
5,6
4,2
1,1
2,1
1
1,9
2,9
2,5
2,2
2009
7,6
11,5
54,5
3,7
12,8
3,5
7,8
69
206,9
39,4
8,9
2,6
2,9
3,1
3,6
2,3
3,1
5,4
3,9
0,7
1,6
1,2
1,4
2,9
3,1
226,7
CADANGAN PANGAN ASEAN
Sumber : AFSIS ( 2009)
23
Aspek Konsumsi
B
24
Pola Pangan Aktual Indonesia
Standar Internasional, 2010
Padi padian
Gula dan pemanis
Ubi-ubian
Buah dan sayur
Kacang-kacangan
Minyak nabati
Daging
Susu telur dan ikan
Lemak hewani
Lain-lain
Pola Pangan Aktual Jepang Standar
Internasional, 2010
Padi padian
Gula dan pemanis
Ubi-ubian
Buah dan sayur
Kacang-kacangan
Minyak nabati
Daging
Susu telur dan ikan
Lemak hewani
Lain-lain
25
26
OUTCOME KETAHANAN PANGAN
27
V. KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN
28
KEBIJAKAN DALAM PANGAN
Trade
restriction
Asia
Bangladesh
China
India
Indonesia
Malaysia
Thailand
latin America
Argentina
Brazil
Mexico
Peru
Venezuela
Africa
Egypt
Ethiopia
Ghana
Kenya
Nigeria
Tanzania
X
X
X
Trade
liberaliz.
X
X
X
X
X
X
X
Consumer
subsidy
Social
protection
Increase
supply
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Source: IMF, FAO, and news reports, 2007-08.
X
X
X
X
X
X
29
ASPEK MAKRO EKONOMI
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kerawanan Pangan
Factors
Elasticity
Z (sig)
Income
–0.72
–4.58 **
Education
–0.36
–2.36*
Government effectiveness
–0.65
–2.84**
Control of corruption
0.48
2.14*
Years in crisis
0.16
3.14**
Adjusted R2 (OLS)
0.72**
Keterangan :* p < 0.05, ** p < 0.01
Sumber : FAO (2010)
30
ASPEK MIKRO
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketahanan pangan
Sistem Informasi
Produksi pangan
Cadangan Pangan
Sistem informasi
kerawanan pangan
IFPRI (2003), Lada (2010 )
Intensisifkasi
pertanian
Perluasan areal
Pemafaatan pangan
sendiri dan/
pekarangan
Tagel dan Anne (2010)
Pemilikan ternak
Doocu dan Burnham
(2006), Oni et al (2010),
Okori et al (2010)
Cadangan Pangan
keluarga
Giraldo (2007),
Mula (2002), Sila dan
Pellokila (2002),
Babatunde et al (2007),
Oni et al (2010), Okori et
al (2010
31
ASPEK MIKRO
Daya Beli
Kesempatan
Kerja
Pendidikan
Pendapatan
Stabilitas harga
Kesempatan kerja non
pertanian
Proyek padat karya(Food
For Work Income),
Pendidikan
Rose et al (1998),Sila dan Pellokila
(2002), IFPRI (2003), Doocu dan
Burnham (2006), Giraldo (2007),
Babatunde et al (2007), Oni et al
(2010), Oni et al (2010)
Giraldo (2007),
Giraldo (2007), Tagel dan Anne
(2010)
Tagel dan Anne (2010)
Rose et al (1998), IFPRI (2003),
Doocu dan Burnham (2006), Giraldo
(2007),Tagel dan Anne (2010), Oni et
al (2010)
Sila dan Pellokila (2002), Babatunde
Pendidikan ibu
et al (2007
Pengetahuan Ibu tentang Sila dan Pellokila (2002), Rose et al
Gizi
(1998)
32
Ketrampilan memasak
Rose et al (1998)
Infrastruktur pedesaan
Beban keluarga
Fasilitas kesehatan
Akses Rumah Tangga
thd air bersih
Jarak ke jalan utama
Jumlah keluarga
Pengeluaran non pangan Biaya penddikan,
kesehatan, energi,
sandang
Adanya pembiayaan
Akses thd permodalan
keuangan mikro
Akses terhadap kredit
Keanggotan dalam
Organisasi Sosial
organisasi sosial
Organisasi wanita
pedesaan
IFPRI (2003)
IFPRI (2003)
Okori et al (2010)
Giraldo (2007), Sila dan
Pellokila (2002), Rose et
al (1998), Babatunde et
al (2007), Oni et al (2010)
Oni et al (2010)
Giraldo (2007), Oni et al
(2010)
Chua et al (2000)
Babatunde et al (2007
Babatunde et al (2007),
Lada (2010)
Drum et al (2001)
33
Strategi Peningkatan Ketersediaan pangan keluarga
Produksi Pangan
Peningkatan
produktivitas dan
perluasan areal
Diversifikasi Usahatani
Cadangan Pangan
Peningkatan akses
petani thd: teknologi,
kredit, saprodi, pasar,
Pembangun infra
struktur pertanian:
irigasi, pasar, jl desa,
Pemanfaatan
pekarangam
Pendapatan usahatani
Ketersediaan
Pangan
34
Strategi Peningkatan Akses pangan keluarga
Perluasan kesempatan
kerja On Fam
Pendapatan usahatani
Perluasan kesempatan
kerja Non Fam
Pendapatan non pertanian
Perluasan kesempatan
kerja Off farm
Stabilisasi dan
informasi Harga pangan
Daya beli rumah tangga
Subsidi pendidikan dan
kesehatan
Perluasan kesempatan
kerja
Akses
Pangan
Ketersediaan pasar
secara lokal
Kemudahan akses fisik
Sarana dan prasarana
perhubungan
Pengendalian jumlah
penduduk
Keluarga Berencana
35
Strategi Peningkatan Penyerapan pangan keluarga
Pengetahuan Gizi
Angka Kecukupan Gizi
Peran organisasi
wanita
Pola Pangan Harapan
Penyera
pan
Pangan
Aroindustri dan
bisnis pangan
Kerawanan pangan
SKPG
Keamanan pangan
falilitas air bersih dan
layanan kesehatan.
Pengendalian
keamanan pangan
36
Brazil menjadi contoh Dunia dalam Ketahanan
pangan dan mengurangi kelaparan
Keterangan
Program
Kebijakan Struktural
Penciptaan lapangan kerja dan pendapatan
Jaminan Sosial universal
Insentif usahatani keluarga
Land Reform
Pembangunan sosial pada daerah terisolasi
Program Beasiswa pada masyarakat
perpenghasilan rendah
Kebijakan Khusus
Pelayanan Kesehatan dasar
Program kartu pangan
Bantuan Pangan pada kondisi darurat
Pengamanan cadangan pangan
Program keamanan dan kualitas pangan
Program perluasan pangan untuk buruh
Perbaikan nutrisi ibu dan anak
Progam makan siang untuk anak sekolah
37
Keterangan
Program
Kebijakan Lokal
•Daerah Metropolitan
•Daerah kota kecil-menengah
•Daerah Pedesaan
Restorant terkenal
Bank Makanan
Modernisasi fasilitas suplai pangan
Penciptaan supermarket/pengecer baru
Bank Makanan
Penciptaan supermarket/pengecer baru
Mendorong konsumsi pangan lokal
Pemberian isentif Pertanian kota
Mendorong usahatani keluarga
Penciptaan fasilitas pemasaran
Bantuan teknis pada Petani
Perluasan kredit pada petani
Pengembangan infra struktur
Mendorong peningkatan produksi dan
mengkonsumsi sendiri
38
KETERKAITAN PERTANIAN
ORGANIK DENGAN KETAHANAN
PANGAN
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
PERAN PERTANIAN ORGANIK TERHADAP KETAHANAN
PANGAN
Ketersediaan
pangan (Food
Availability)
Stabilitas
pangan (Food
Stability)
Peran
Pertanian
Organik
Penyerapan
pangan
(Food
Utilization)
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Akses Pangan
(Food Access)
Peran Pertanian organik terhadap Ketersediaan pangan
(Food Availability)
Peran
1. Global supply
Bukti Empiris
Terjadi peningkatan ketersediaan pangan global 57
persen (Badgley, et al., 2007; Halberg, et al., 2006)
2. Yields
Peningkatan produktivitas 132 persen dibandingkan
secara konvensional (Badgley, et al., 2006).
3. Energy use:
Menurunkan biaya input yang dibeli sebesar 40
persen, dan meningkatkan biaya tenaga kerja 10 -15
persen
4. Nutrient inputs:
Perbaikan kesuburan lahan
5. Urban food supply :
Pertanian organik kota dan jaringan langsung desa –
kota untuk penyediaan pangan
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Peran Pertanian organik terhadap Akses pangan (Food
Access)
Peran
Bukti Empiris
1. Agricultural
inputs
Meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan kesempatan kerja di
pedesaan
2. Farming viability
keberlanjutan usahatani
3. Knowledge
Petani menjadi innovator atau ecological
entrepreneur
4. Quality on the
market
Memperbaiki jaringan pasar yang lebih
baik
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Peran Pertanian organik terhadap Penyerapan pangan
(Food Utilization)
Peran
Bukti Empiris
1. Resilience
Mengurangi resiko fluktuasi produksi akibat iklim atau
kejafian yang tidak terkontrol
2. Soil stability
Meningkatkan stabilitras lahan akibat meningktnya
bahan organik dan macrofauna
3. Water-use efficiency
Efisiensi dalam penggunaan air sehingga dapat
memperbaiki pengolahan tanah minimum
4. Agrobiodiversity
5. Climate change
Memperbesar diversitas pertanian
Mengurangi konsumsi fossil fuel energy (pupuk
nitogin, CO2, mengurangi erosi, dan meningkatkan
stok carbon
6. Risk mitigation
Mengembalikan pada pangan tradisional yang
mampu menjamin ketahann pangan pada setiap
saat dan meningkatan ketahanan pangan keluarga
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Peran Pertanian organik terhadap Stabilitas pangan (Food
Stability)
Peran
1. Diversifying diets
Bukti Empiris
Meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan untuk
petani kecil sehingga mampu memperbaiki gizi
rumah tangga miskin, meningktakan ragam asupan
pangan sehingga meningkatkan variasi mineral,
vitamin, dll
2. Quality
Meningkatkan kualitas konsumsi pangan yang
bebas residu pestisida
3. Health
4. Water quality
5. Handling
Sanitasi dan kesehatan dijamin dari bebas racun
Menjamin ketersediaan air bersih.
Mengurangi penyimpanan dan kehilangan produk
dalam transportasi
6. Biosecurity
Menjamin keamanan secara biologi karena dapat
dilacak melalui label organik
nuhfil hanani :
www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Aku Sehat karena panganku cukup, beragam, aman, hidup tentram berteman lingkungan,
dan aku masih bisa mewariskan sumberdaya panganku pada cucu-cucuku
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
TERIMA KASIH
46