bab 3 just in time & activity-based costing

Download Report

Transcript bab 3 just in time & activity-based costing

ELIA ARDYAN, MBA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURAKARTA
A. JUST IN TIME (JIT)
PHILOSOPHY JIT
Suatu perbaikan secara terus
menerus yang menitikberatkan
pada pencegahan daripada
perbaikan dan perusahaan
mempunyai kebijakan yang
berfokus pada kualitas.
KONSEP JUST IN TIME (JIT)
 JIT adalah suatu konsep di mana bahan baku
yang digunakan untuk aktifitas produksi
didatangkan dari pemasok atau suplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat
bahkan meniadakan biaya persediaan barang /
penyimpanan barang / stocking cost.
 Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi
operasi manajemen dimana segenap sumber
daya, termasuk bahan baku dan suku cadang,
personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan.
 Ide dasar sistem JIT yaitu menghasilkan
sejumlah barang yang diperlukan pada
saat diminta dengan menghilangkan
segala macam bentuk pemborosan
waktu yang tidak diperlukan sehingga
diperoleh biaya produksi yang rendah
dan melakukan proses yang
berkesinambungan.
PRINSIP JIT MANUFAKTUR
 Total Quality Management (TQM)
 Manajemen Produksi
 Manajemen suplier
 Inventory Management (manajemen persediaan)
 Manajemen sumber daya manusia
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
 Memperoleh komitmen jangka panjang untuk
mengusahakan kualitas dengan perbaikan
secara terus menerus.
 Kualitas menjadi prioritas yang lebih tinggi
daripada biaya.
 Meminimalkan pemborosan
 Menghilangkan kegiatan pemeriksaan kualitas
 Kualitas menjadi tanggungjwab setiap orang
 Dari awal mengerjakan yang benar
MANAJEMEN PRODUKSI
 Pull System vs. Push System
• Pull = membuat untuk pesanan (JIT)
• Push = membuat untuk persediaan (tradisional)
 Sistem yang fleksibel (layout dengan bentuk cel)
 Design pengujian dalam proses
 Melalui proses yang menyeluruh
 Ex : perakitan mesin/motor




Mengurangi waktu penyortiran
Menghilangkan gangguan dalam proses
Bagian yang standar (tidak rumit)
dll
MANAJEMEN SUPLIER
 Mengadakan hubungan jangka panjang dengan





beberapa suplier.
Mampu melakukan pengiriman dengan 100% tidak
cacat :
1. Kapan dibutuhkan
2. Dimana dibutuhkan
3. Kuantitasnya pasti
Bekerja sama
Menghilangkan pemeriksaan barang
Sistem informasi --- untuk menghilangkan
hambatan untuk informasi.
Mengkomunikasikan masalah kepada suplier adalah
sikap (kebiasaan) yang positip
MANAJEMEN PERSEDIAAN
 Mengurangi stok (persediaan barang
dagangan) sampai dengan tidak ada
stok (nol)
 Mengurangi barang dalam proses
 JIT bukan sistem pengontrol
persediaan
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
 Keterlibatan perusahaan sepenuhnya
 Motivasi untuk perbaikan secara terus menerus
 Pemecahan masalah
 Interaksi karyawan yang tinggi
 Membangun kebanggaan pada hasil dari suatu
pekerjaan
 Memeriksa sendiri pekerjaannya
 Diversifikasi karyawan
 Kebiasaan bolos
 Menghilangkan kejenuhan dalam proses
PERBANDINGAN
JIT DENGAN TRADISIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
JIT
Sistem tarik
Persediaan sangat sedikit
Jumlah suplier sedikit
Kontrak suplier jangka panjang
Struktur sel
Tenaga kerja multi skill
Jasa desentralisasi
Keterlibatan pekerja tinggi
Gaya manajemen memfasilitasi
Pengendalian kualitas secara total
Tradisional
1. Sistem dorong
2. Persediaan sangat banyak
3. Jumlah suplier banyak
4. Kontrak suplier jangka pendek
5. Struktur departemen
6. Tenaga kerja spesialisasi
7. Jasa sentralisasi
8. Keterlibatan pekerja rendah
9. Gaya manajemen supervisi
10.Level kualitas dapat diterima
ABC
11