Validitas dari tes obyektif jenis isian dan pilihan
Download
Report
Transcript Validitas dari tes obyektif jenis isian dan pilihan
Tes obyektif jenis isian lebih mendekati tes
esai sederhana
Tes obyektif jenis isian mencakup 3 macam
tes:
1. Tes jawaban bebas atau jawaban terbatas (dibuat dlm
2.
3.
bentuk pertanyaan)
Tes melengkapi (dibuat dengan ruang kosong atau
spasi untuk diisi siswa)
Tes asosiasi (dibuat dengan ruang kosong atau spasi
untuk diisi dengan jawaban yang terkait satu dengan
lainnya.
Tes obyektif jenis pilihan, bentuknya:
1. Betul-Salah
2. Menjodohkan
3. Pilihan Ganda
Tes obyektif jenis pilihan lbh efektif
pengunaanya dalam mengukur hasil belajar
peserta didik.
Tes obyektif jenis pilihan dapat
mengungkap materi pembelajaran lebih
luas.
Validitas obyektif jenis isian dan pilihan
bergantung pada kualitas isi dan
tampilannya.
Kualitas isi dan tampilan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan guru dlm mengkonstruksi
tes yg dimaksud.
Ada kemungkinan terdapat 2 atau lebih
jawaban benar
Tes identifikasi yang meminta siswa
menghubungkan atau mengidentifikasi suatu
konsep dengan konsep lain.
Kelebihan:
1. Mudah dan cepat dinilai
2. Waktu pengerjaan lebih cepat
3. Hasil akhir penilaian menjadi obyektif
4. Penyusunannya lbh mudah
5. Dapat mencakup materi bahan pembelajaran
yang luas
Kekurangan:
1. Butuh waktu penyusunan item B-S lebih lama
2.
3.
4.
5.
6.
dibanding tes esai.
Kurang membedakan siswa pandai dan kurang
pandai.
Reliabilitas rendah
Jika konstruksi kalimat tidak dibuat secara cermat
dapat membingungkan siswa yg dites
Lebih tepat untuk mengungkap ingatan saja.
Banyak persoalan materi kurang tepat bila hanya
dinyatakan dengan 2 kengkinan
Kelebihan:
1. Karakteristik baik utk alat pengukur hasil belajar
2.
3.
siswa (tujuan pembelajaran tercapai atau tidak)
Bila dikonstruksi dng intensif maka dpt
mencakup hampir seluruh bhn pembelajaran
Tepat utk mengukur penguasaan informasi.
Kekurangan:
1. Lebih sulit dan butuh waktu penyusunan item yg
2.
3.
4.
lbh lama.
Tidak semua guru senang menggunakan tes
pilihan ganda dlm kurun waktu tiap semester.
Kurang tepat untuk mengukur kecakapan siswa
mengorganisir materi pembelajaran.
Memberi peluang menerka pilihan jawaban